Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Akbar
Abstrak :
ABSTRAK
Eksistensi budaya masyarakat suatu wilayah bisa dilihat dari eksis tidaknya bahasa daerah masyarakat tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, eksistensi bahasa daerah tersebut bisa saja hilang dan tergantikan dengan bahasa lain karena adanya aturan agama yang mengikatnya, contohnya dalam penggunaan bahasa pengantar khutbah Jum'at. Penelitian mengenai wilayah penggunaan bahasa pengantar khutbah Jum'at dimaksudkan untuk melihat eksistensi suatu budaya di Kota Serang dengan bahasa pengantar khutbah Jum'at sebagai representasinya. Dengan metode wawancara dan observasi langsung di lapangan pada sampel di wilayah penelitian, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif eksploratif dengan pendekatan keruangan. Hasilnya didapat bahwa ada empat bahasa yang eksis digunakan sebagai bahasa pengantar khutbah Jum'at di wilayah penelitian yaitu bahasa Arab, bahasa Indonesia, gabungan bahasa Indonesia dan Bugis serta bahasa Sunda. Bahasa yang eksis digunakan sebagai bahasa pengantar khutbah Jum'at di Kota Serang adalah Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Bahasa Bugis dicampur Bahasa Indonesia, dan Bahasa Sunda. Pola keruangannya pun terlihat dengan jelas di mana bagian tengah wilayah penelitian merupakan dominasi penggunaan bahasa Indonesia, sedangkan dibagian Selatan dan Utara wilayah penelitian merupakan dominasi bahasa Arab, namun dibagian Utara terdapat keunikan dengan adanya penggunaan bahasa Sunda serta gabungan bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar khutbah Jum'at di wilayah penelitian. Wilayah penggunaan bahasa tersebut juga diikuti oleh wujud budaya yang beraneka ragam.
ABSTRACT
The existence of a society's culture can be seen from the existence and frequency of its traditional languages used in daily life. However, the existence of traditional languages can be subsided or substituted by other languages because of religious rules that bind, as we can see in the use of languages during the Friday sermon. This research about the region of the used of languages during Friday sermon in Serang city is aimed to see and analyses the existence of a culture in the city of Serang through the languages used in Friday sermon as a medium of its representation. Interview and direct observation method to the samples were used as data collection technique while spatial descriptive exploitative analysis was used as the data analysis method. The languages used as the instructional language in Friday sermon in Serang city are Arabic, Bahasa Indonesia, Sundanese, and Bahasa Indonesia mixed with Bugis language. Arabic represents the indigenous population of Javanese-Serang, while Bahasa Indonesia represents various cultures of inbound migrants in Serang city. Sundanese and Bahasa Indonesia mixed with Bugis Language represent the culture of indigenous population of non Javanese-Serang. The spatial pattern was clearly visible that Bahasa Indonesia was majorly used in the center region of the research area, while the Arabic was dominantly used in the northern and southern region. Uniqueness noted here that in the northern region, there was a prominent pattern of the use of Sundanese mixed with Bugis language as the instructional language during the Friday sermon. Territory the use of language was also followed by the manifestation of diverse cultures.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1908
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library