Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
This study was conducted to determine the influence of various types and doses of fertilizer in the mud media for the silkwon population abudance (tubifex sp). Fertilizer contain high nutrient elements are useful as food for silk worms so that they can grow on silkworms population in the mud medium. This study used 27 aquarium ,size 50 cm x 30 cm x 25 cm. This experiment using a completely randomized factorial design with nine treatments and three replicates. The treatment consist of two factors that the type and dose, includes: chiken manure with a dose of 20%,40% and 60%,with a dose of duck manure 20%,40% and 60% and cow dung with a dose of 20%,40% and 60%.Earthworm population data for 10 days after the study were analyzed by analysis of variance followed by the least significant difference test to determine differences among the treatments. Results from the study indicate that differences in type and dose fertilizer sludge influence on the media (P<0.05) in the population abudance of silk worm (tubifex sp) .Chiken manure fertilizer types and doses of 60% gave the best results with an average population abudance of 215 individuals.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Oktaviani
Abstrak :
Infeksi akibat cacing dapat mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan gizi, pertumbuhan, dan kecerdasan yang dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepadatan lalat dengan kejadian kecacingan dan untuk mengetahuan hubungan antara variabel risiko (jenis kelamin, umur, ketersediaan jamban, kebersihan kuku, kebiasaan memakai alas kaki, pendidikan orang tua, kondisi sosial ekonomi, kondisi lantai, sanitasi makanan). Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang yang diambil dari umur 7-15 tahun. Hasil pemeriksaan feses menunjukkan bahwa siswa yang positif infeksi kecacingan sebanyak 5 orang (5,2%) dan negatif sebanyak 92 orang (94,8%). Angka kepadatan lalat di wilayah Muara Angke masih tergolong tinggi. Berdasarkan hasil di atas diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara kepadatan lalat, jenis kelamin, umur, ketersediaan jamban, kebersihan kuku, kebiasaan memakai alas kaki, pendidikan orang tua, kondisi sosial ekonomi, kondisi lantai dan sanitasi makanan. ...... Infection due to worms can lead to anemia, nutritional disorders, growth, and intelligence which in the long run will reduce the quality of human resources. This study aims to determine the relationship of density of flies to helminthiasis and to know the relationship between risk variables (gender, age, latrine availability, cleanliness of nails, footwear habits, parental education, socio-economic conditions, floor conditions, food sanitation). This study was an observational analytic study with a cross sectional approach with a total sample of 97 people taken from the age of 7-15 years. Based on the above results it was concluded that there was no relationship between fly density, gender, age, latrine availability, hygiene of nails, footwear habits, parental education, socio-economic conditions, floor conditions and food sanitation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alavoe Ta'livin Makhfudya
Abstrak :
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Peran Apoteker di puskesmas meliputi pelayanan kefarmasian klinik dan pengelolaan sediaan farmasi. Sebagai tugas khusus dalam praktek kerja profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Palmerah, calon Apoteker melakukan promosi kesehatan mengenai pencegahan cacingan pada anak dengan leaflet sebagai media informasi. Hal ini dikarenakan tingkat kejadian cacingan di Indonesia yang masih tinggi antara 2,5% - 62% (2017) dan bahaya cacingan bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak-anak. Peran Apoteker dalam penyuluhan ini memberikan edukasi dan informasi kepada orang tua anak-anak usia sekolah dan pra sekolah tentang pencegahan cacingan melalui obat cacing yang dapat digunakan atau sebagai pengobatan pada anak-anak yang sudah terinfeksi sebagai salah satu program kesehatan yang dapat diperoleh di puskesmas. Adanya upaya ini, diharapkan dapat menurunkan cacingan pada anak dan meningkatkan kesehatan anak. Peyuluhan ini masih memiliki kekurangan yakni tidak adanya kuisioner yang diberikan setelah penyuluhan sebagai evaluasi. Oleh karena itu, kuisioner dapat diberikan kepada audiens sebagai evaluasi dalam mengukur tingkat pemahaman dan keberhasilan terhadap kegiatan yang dilakukan. ......Puskesmas is the first level public health service facility that prioritizes promotive and preventive efforts in its working area. The role of the pharmacist at the puskesmas includes clinical pharmacy services and management of pharmaceutical preparations. As a special task in the work practice of the pharmacist profession at the Puskesmas Kecamatan Palmerah, prospective pharmacists carry out health promotion regarding the prevention of worms in children with leaflets as information media. This is because the incidence rate of worms in Indonesia is still high between 2.5% - 62% (2017) and the danger of worms for the growth and development and health of children. The pharmacist's role in this outreach is to provide education and information to parents of school-age and pre-school children about worm prevention through deworming that can be used or as a treatment for children who are already infected as one of the health programs that can be obtained at the puskesmas. This effort is expected to reduce worms in children and improve children's health. This training still has drawbacks, namely the absence of a questionnaire given after the counseling as an evaluation. Therefore, a questionnaire can be given to the audience as an evaluation in measuring the level of understanding and success of the activities carried out.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Estianti Achmadi
Abstrak :
Dalam pelaksanaan program pemberantasan casing di sekolah-sekolah dasar DKI Jakarta selama ini, tidak ada intervensi khusus yang ditujukan kepada dokter kecil. Padahal sebaiknya mereka perlu dilibatkan secara aktif dalam program ini, karena dokter kecil diharapkan dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor dan motivator dalam melaksanakan program pemberantasan cacing di sekolah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program pemberantasan cacing dengan pelatihan dokter kecil terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek murid sekolah dasar. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan menggunakan rancangan ulang non random. Sampel diambil secara purposive yaitu seluruh murid kelas IV,V,VI tanpa dokter kecil dari SDN Pasar Minggu 01 Pagi sebagai kelompok eksperimen, dan dari SDN Pasar Minggu 07 Pagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama mendapat program pemberantasan cacing, dan pada kelompok eksperimen ditambah kegiatan pelatihan dokter kecil. Hasil penelitian menuniukkan bahwa, ternyata pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak setara untuk variabel umur murid dan variabel praktek murid hasil pre-test. Perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek antara pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok didapatkan hasil yang bermakna. Sedangkan perbedaan peningkatan tersebut antar kelompok didapatkan hasil yang tidak bermakna. Berarti program pemberantasan cacing baik dengan atau tanpa pelatihan dokter kecil, sama-sama meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek murid. Temuan tambahan penelitian ini adalah diketahuinya dampak program pemberantasan cacing berupa penurunan kasus kecacingan setelah jangka waktu tertentu. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan studi pendahuluan, sehingga pemilihan responden dapat setara. Juga sebaiknya dilaksanakan mencakup beberapa sekolah dasar pada daerah yang lebih luas dan pengambilan sampel dilakukan secara random, sehingga hasilnya dapat di generalisasi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirya Dharma K. Liman
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian Toxocara canis dan T. cati merupakan penyebab utama visceral larva migrans. Penyakit ini dikaitkan dengan adanya hubungan erat antara manusia dengan peliharaannya yaitu anjing dan kucing. Banyak kasus visceral larva migrans dilaporkan di luar negeri sedangkan di Indonesia sampai sekarang belum ada laporan mengenai penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi Toxocara pada anjing dan kucing yang merupakan sumber infeksi bagi manusia dan melakukan studi deskriptif mengenai morfologi Toxocara yang ditemukan di Indonesia. Pengumpulan sampel dilakukan secara selektif dan pemeriksaan tinja anjing dan kucing dilakukan dengan teknik langsung dan cara sedimentasi. Anjing dan kucing yang tinjanya positif dengan telur Toxocara diberi obat pirantel pamoat untuk memperoleh cacing dewasa. Kemudian dilakukan pemeriksaan telur dan cacing dewasa guna mempelajari morfologinya. Hasil dan Kesimpulan: Telah diperiksa 60 ekor anjing dan 100 ekor kucing. Prevalensi T. canis pada anjing 38,3% dan T. cati pada kucing 26,0%. Tidak ditemukan infeksi campur antara kedua jenis cacing balk pada anjing maupun pada kucing. Ukuran telur T. canis 90,25 + 5,95 u x 78,8 + 5,4 u dan telur T. cati 77,39 + 4,6u x 65,57 + 8,07 U. Telur T. canis lebih besar daripada telur T. cati. Hasil pemeriksaan morfologi cacing dewasa: panjang tubuh T. canis jantan lebih panjang daripada panjang tubuh T. cati jantan; alae T. cati lebih lebar daripada alae T. canis; esofagus, ventrikel dan spikula T. cati lebih panjang. Kesimpulannya ialah prevalensi T. canis 38,3% dan T.'cati 26,0%; tidak terdapat infeksi campur; morfologi telur dan cacing dewasa T. canis dan T. cati berbeda.
Scope and Method of Study: Toxocara canis and Toxocara cati are the principal etiology of visceral larva migrans. This disease in man is due to the existence of a close relationship between man and domestic animals, namely dogs and cats. In the literature many cases of visceral larva migrans have been reported, but up to now, there is no report of this disease in Indonesia. The aim of this study is: to determine the pre-valence rate of Toxocara infection in dogs and cats which are the source of human, to carry out a descriptive study and to compare the morphology of the eggs and the adult worm of Toxocara found in this study. Sampling were done selectively. Faecal specimens from each animal were examined by direct and sedimentation methods. Those dogs and cats whose faeces showed positive Toxocara eggs were given pyrantel pamoate to obtain the adult worms. The morphology of the eggs and adult worms of Toxocara canis and Toxocara cati were studied. Findings and Conclusions: In this study faecal specimens from 60 dogs and 100 cats have been examined. The prevalence rate of T. canis in dogs was 38,3% and that of T. cati was 26,0.- No mixed infection could be found. T. canis eggs measured: 90,25 + 5,97 u by 78,8 + 5,40 u, while T. cati were 77,39 + 8,07 u. Thus the T. canis eggs were larger than the eggs of T. cati. the results of the morphological study of the adult worms were as follows: the body length of males T. canis was longer than the males of T. cati, T. cati alae were broader than those of T. canis, while the length of the esophagus of T. cati was longer than that of T. canis. It was concluded in this study that the prevalence rate of T. canis and T. cati was respectively 38,3% and 26,0%. No mixed infection of T. canis and T. cati could be found in dogs as well as in cats. The result of the morphological study of T. canis eggs and adult worms differed from that of T. cati.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library