Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rajmatha Devi
"Setiap perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi pastilah sedikit banyak akan menimbulkan ketidakpastian di antara anggota-anggota organisasi di dalamnya. Namun bukannya tidak mungkin juga perubahan justru terkadang menimbulkan masalah yang tidak disangka akan timbal di masa yang akan datang. Masalah yang mungkin timbul bisa jadi disebabkan oleh karena kurangnya informasi mengenai kebijakan baru yang disampaikan oleh pihak manajemen. Kurangnya informasi ini bisa mengakibatkan terjadinya misperception, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan kinerja dari para karyawan. Penelitian dilakukan untuk mengukur efektifitas kegiatan komunikasi di sebuah organisasi, dalam hal ini mengenai penyebaran informasi tentang suatu kebijakan perusahaan baru. Tujuan dari penelitian ini selain untuk menganalisa secara komprehensif sistem komunikasi internal perusahaan dengan menganalisa keadaan komunikasi, mengetahui masalah yang ada di perusahaan, juga untuk memberikan sejumlah rekomendasi mengenai pelaksanaan komunikasi internal kepada pihak perusahaan. Adapun kerangka teori yang akan dipakai dalam menggambarkan mengenai keadaan yang terjadi di suatu organisasi pada masa penyebaran informasi tersebut adalah komunikasi organisasi, pengetahuan mengenai publik internal sebagai salah satu sasaran komunikasi organisasi, iklim komunikasi dan kepuasan komunikasi, dan aliran informasi dalam komunikasi organisasi - secara spesifik mengenai komunikasi ke bawah (downward communications). PeneIitian ini bersifat evaluatif, dan semua data yang diperoleh akan diggambarkan secara deskriptif mengenai kondisi yang terjadi pada masa kegiatan komunikasi di organisasi tersebut. Pelaksanaan komunikasi akan dijelaskan melalui variabel-variabel sikap dan kepuasan komunikasi, dan kemudian dilihat apakah kedua variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak. Unit analisa adalah karyawan para karyawan yang berada di kantor pusat yang sampelnya ditarik secara random acak berstratifikasi. Di dalam penelitian ini akan ditemukan bahwa ternyata kegiatan komunikasi dalam rangka penyebaran informasi di suatu organisasi dinilai kurang efektif oleh karyawan, terlihat dari besarnya presentase responden yang tidak mengetahui inti dari kebijakan perusahaan yang disampaikan. Selain itu juga akan terlihat tingkat kepuasan karyawan dalam penerimaan informasi tersebut yang cukup rendah berdasarkan indikator kecukupan informasi dan keterkaitan informasi dengan pekerjaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Murti
"Petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit merupakan tenaga yang sangat menentukan dalam keberhasilan dalam penemuan kasus TB di masyarakat dan sebagai salah satu pilar dari DOTS dalam penanggulangan penyakit TB di lingkungan wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Oleh karena itu petugas fiksasi di Puskesmas Satelit perlu ditingkatkan ketrampilan dan kinerjanya agar dapat mendukung kemajuan program penanggulangan TB Paru. Tolok ukur kinerja adalah cakupan slide yang dibuat dalam kurun waktu satu tahun. Masih rendahnya cakupan pemeriksaan slide sputum BTA menunjukkan kinerja petugas fiksasi di Puskesmas Satelit masih sangat rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang kinerja petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit (PS)di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja petugas fiksasi di Jakarta Barat. Faktor-faktor tersebut adalah persepsi peran, sikap, pelatihan, motivasi, sumber daya, imbalan, pembinaan,tugas rangkap dan kepemimpinan.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan kualitatif. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 51 orang petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit (PS) yang ada Wilayah kotamadya Jakarta Barat.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder yang dilakukan pada bulan 14 November sampai 15 Desember 2001.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas satelit di Wilayah Jakarta Barat sangat rendah yaitu 21%. Faktor persepsi peran, sikap, imbalan , pembinaan, tugas rangkap dan kepemimpinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit di Wilayah Jakarta Barat.
Penelitian ini menyarankan agar pembinaan dan pemberian imbalan yang cukup diberikan kepada petugas, guna meningkatkan angka penemuan kasus TBC di masa mendatang.

Determinants Recitation of the Sputum Smears Acid Bacilli Workers Performance on Satellite Community Health Centers in West Jakarta in the Year 2001The sputum smear acid bacilli workers at satellite community health center are very important personnel in achievement of P2TB program in the work area of West Jakarta. Therefore, the workers must be skillful and have a good performance. The performance standard of the sputum smear workers is the coverage of slide have done during a year as apart of TB diagnosed and management of TB therapy.
The low level of the coverage slides have done by the workers during a year, have not indicate a good result, in other words, the performance of the Satellite Community Health Center is not good yet.
The purpose of this research is to obtain information regarding the performance of the satellite community health center workers and factors related to the performance of PS sputum smear acid bacilli workers in West Jakarta. The factors are perception role, attitude, training, motivation, resources, rewards, guidance, work load and leadership.
This research used the "Cross Sectional? and qualitative design. Sample of this research at the PS sputum smear workers that are available in West Jakarta namely 51 workers.
The data collected are primary and secondary and it was conducted from November 14 to December 15, 2000.
The result indicates that the PS workers in West Jakarta who have a good performance are only 21 %. The factors such perception, attitude, reward, guidance, work load and leadership have significant relationship with the performance of the satellite community health center workers.
These researches suggest the guidance needs to be done better and giving incentives in order to increase finding a new TB Cases."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural Kantor Wilayah Departemen Agama Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dimana Jakarta merupakan salah satu pusat pemerintahan. Diharapkan instansi vertikal seperti Departemen Agama ini akan dijadikan parameter dalam mengukur kinerja di lingkungan Kantor Wilayah lain.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : motivasi, pelatihan, kepemimpinan, struktur organisasi, sistem kerja dan sumber daya, sedangkan variabel terikat adalah kinerja pejabat. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh pejabat struktural di lingkungan Kantor Wilayah Departemcn Agama Daerah Khusus Ibukota Jakarta sejumlah 41 pejabat struktural. Analisis yang digunakan untuk mengolah data dari hasil kuesioner yang disebarkan adalah : Skala pengukuran likert.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa enam faktor menrpunyai korelasi dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pejabat struktural dengan nilai tertinggi berturut-turut : sistem kerja, kepemimpinan, struktur organisasi, pelatihan, sumber daya dan motivasi. Korelasi dan signifikan tersebut secara prosentase dapat dilihat sebesar 93,7 %. Ini berarti bahwa hanya sekitar 6,3 % faktor yang kurang nlempengaruhi kinerja pejabat struktural.
Agar faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural lebih berpotensi untuk meningkatkan kinerja pejabat dalam mencapai sasaran dan atau tujuan organisasi, maka perlu dilakukan pembinaan, pengembangan dan penyempurnaan aspek-aspek untuk memacu motivasi, peningkatan diktat, struktur organisasi, kepemimpinan dan sistem kerja dan peningkatan sumber daya (fasilitas kerja)."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darajat Muhammad Jaelani
"Pelayanan kepada masyarakat yang semakin beruntun dan memuaskan merupakan indikator tingkat efisiensi dan efektifitas kerja organisasi publik. Peranan dan fungsi Pemerintah sangat strategis kepada tingkat kemajuan suatu negara, terutama di bidang ekonomi, yaitu sebagai pelaksana pembangunan (agent of development). Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka profesionalisme merupakan tuntutan yang utama bagi aparatur pemerintah baik di lingkungan aparatur departemen maupun di lembaga pemerintah non departemen (Badan Pertanahan Nasional). Pendidikan dan pelatihan merupakan satu-satunya sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai, khususnya pelaksanaan kegiatan organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja, serta produktivitas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kinerja yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah prestasi kerja atau pencapaian kerja ataupun hasil kerja, atau unjuk kerja atau penampilan kerja yang ditujukan seseorang dalam menangani tugas-tugas pekerjaannya. Jadi jenis kinerja pegawai yang dapat diukur dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan yang terkait dengan pengukuran serta penggambaran, yang didapat dibuat standar kinerjanya bagi pegawai-pegawai bagian pengukuran dan pemetaan. Jenis pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan kinerja pegawai dimaksud adalah jenis diktat yang berhubungan dengan pengukuran dan penggambaran yaitu: Diktat Petugas Ukur dan Pemetaan (KPUP). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 responden yang dipilih secara acak, yang diambil dari unit kerja pengukuran dan pemetaan di tingkat kantor pusat Badan Pertanahan Nasional sebanyak 20 orang, dan pegawai Badan Pertanahan Nasional tingkat daerah sebanyak 60 orang. Dilihat dari jabatan : 6 orang manajer bawah (eselon IV) di kantor pusat Badan Pertanahan Nasional dan 14 orang manajer bawah (eselon V) di kantor daerah Badan Pertanahan Nasional. Hasil analisis terhadap keterampilan, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan keterampilan pegawai sebelum diktat dan sesudah diktat, yaitu sebesar 38,14 menjadi 52,00. Dan tingkat hubungan keterampilan sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0,691) sebesar 38,94 menjadi 52,00. Dan tingkat hubungan keterampilan sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0,691). Hasil analisis terhadap pengetahuan, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan pengetahuan pegawai sebelum diktat dan sesudah diktat yaitu sebesar 22,73 menjadi 36,71. Dan tingkat hubungan pengetahuan sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0,717). Hasil analisis terhadap sikap, menujnukkan bahwa tidak terjadi kenaikan sikap pegawai sebelum diktat dan sesudah diktat, yaitu sebesar 39,62 menjadi 32,37. Dan tingkat hubungan sikap sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0.750).
Analisis dengan menggunakan Uji - Z untuk membuktikan hipotesis adalah sebagai berikut :
1.Hipotesis pengetahuan, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan pengetahuan sangat efektif (Uji Z = -5,350).
2.Hipotesis keterampilan, menunjukkan bahwa peran diklat dalam meningkatkan keterampilan sangat efektif (Uji Z = -7,082).
3.Hipotesis sikap, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan sikap tidak efektif (Uji Z = 1,748).
4.Hipotesis kinerja ukur, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan kinerja ukur sangat efektif (Uji Z = -7,54).
5.Hipotesis kinerja gambar, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan kinerja gambar sangat efektif (Uji Z = -7,77).
"
2000
T3331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Bahri
"Tuntutan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu terutama dalam penanggulangan gizi buruk merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh mengingal banyaknya kasus gizi buruk dari tahun ke tahun. Hasil pernantauan status gizi diwilayah kerja dinas kesehatan Kabupaten Padang Pariaman tahun 2005 ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 4,3%. Kasus gizi buruk memerlukan perawatan yang intensif balk dirumah tangga, puskesmas dan rumah sakit. Untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan maka yang harus dilakukan adalah melaksanakan penanggulangan gizi buruk dengan mengikuti pedoman yang dibuat dcpkes. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kinerja tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas dalam penanggulangan gizi buruk dan faktor-faktor apa yang berhubungan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel 23 orang yang merupakan total populasi yang dilaksanakan di kabupaten Padang Pariaman pada bulan Maret sampai April 200G. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian sendiri kuesioner oleh TPG, meliputi variabel independent yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, lama kerja, pelatihan, motivasi, sarana, beban kerja, kepemimpinan dan supervisi. Variabel dependent yaitu kinerja TPG dalam penanggulangan gizi buruk yang diperoleh dari check list dan penelusuran dokumen. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat (chi-square). Untuk pengayaan informasi dilakukan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalarn terhadap beberapa orang informan.
Hasil penelitian ini menunjukan proporsi kinerja TPG puskesmas yang baik 52,2% dan kinerja kurang 47,8%. Hasil uji bivariat menunjukan ada 7 variabel yang berhubungan secara statistik (p-value < 0,05) yaitu pendidikan, pengetahuan, pelatihan, motivasi, sarana, beban kerja dan kepemimpinan. Faktor -faktor Iainya yaitu umur, lama kerja dan supervisi tidak berhubungan dengan kinerja TPG puskesmas dalam penanggulangan gizi buruk.
Berdasarkan basil penelitian ini disarankan bagi penentu kebijakan agar menempatkan TPG dari pendidikan profesi gizi dan untuk meningkatkan pengetahuan perlu diadakan pelatihan secara berkala. Untuk pimpinan puskesmas disarankan untuk dapat memotivasi TPG agar kinerjanya lebih baik, selain itu juga diperhatikan beban kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan petugas.

Demand and requirement of quality health service especially in handling a severe malnutrition is a challenge which must be prepared correctly and handled primarily, directional an seriously considering cases number of severe malnutrition each year. Monitoring result of nutrition status at working area of health service in district of Padang Pariaman in 2005 found 4,3% cases of severe malnutrition. Severe malnutrition cases need a good intensive care in household, public health center and hospital. To fulfill demand of health service so it is important to implement on handling severe malnutrition by following a guidance which arc made by health department of RI. Therefore goal of this research is to know describing of nutrition workers performance of public health centre handling severe malnutrition and related factors.
Research used a cross sectional design with a quantitative approach. The number of samples is 23 respondent where they are a population total which are conducted in district of Padang Pariaman from March-April 2006. Data collected has been done with answering a questioner by nutrition workers, incIiuded independent variables, such as age education, knowledge, working duration, training, motivation, equipment, work loading, supervision and leadership. Dependent variables is nutrition workers performance of public health center in handling severe malnutrition which is obtained from check list and document research. Data analysis consist of univariate analysis and bivariate analysis (chi-square). For information enrichment, they had been done a qualitative approach by a deep interview to some informants.
The result of this research showed nutrition workers at public health center with good performance is 52,2% and with less performance is 47,8%. Bivariate analysis showed there are 7 related variables significant statistically to nutrition workers performance at public health center in handling severe malnutrition (p-value < 0,05), that is education, knowledge, training, motivation, equipment, work loading, and leadership. The other factor such age, working duration and supervision are not related to nutrition workers performance.
To suggested for policies makers in order to exercise non nutrition workers by periodical training to improve knowledge. For the leader of public health centre suggested to be able to motivate nutrition workers so their performance becomes better, besides it is important to give attention of work loading which is given according to officers ability.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library