Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferriss, Timothy
London: Vermilion, 2011
650.1 FER f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Blanchard, Ken
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998
658.4 BLA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keris Mas
Kuala Lumpur: Institut Terjemahan Negara Malaysia Berhad, 2011
338.095 95 KER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Anggoro
Abstrak :
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara komponen QWL yang terdiri dari keterlibatan karyawan, kompensasi yang seimbang, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan karir, fasilitas yang tersedia, penyelesaian masalah, dan komunikasi dengan produktivitas kerja perawat ruang rawat inap RSU FK UKI? Adapun tujuan dart penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komponen QWL dengan produktivitas kerja perawat ruang rawat map RSU FK UKI. Metodologi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif korelasi dan regresi dengan objek penelitian adalah perawat ruang rawat inap RSU FK UKI. Dart 92 populasi perawat didapatkan sampel sebesar 55 perawat ruang rawat map RSU FK UKI. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrument kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka. Untuk mengetahui hubungan komponen QWL dengan produktivitas perawat ruang rawat inap RSU FK UKI digunakan analisis korelasi dan regresi linier. Dari basil perhitungan analisis bivariat korelasi, didapatkan nilai r positif dari kesembilan komponen QWL. Dengan kisaran nilai r antara 0,26 -- 0,81. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang sedang sampai kuat antara komponen QWL dengan produktivitas perawat. Hubungan yang paling kuat adalah komponen fasilitas yang tersedia, dan hubungan paling kuat adalah komponen pengembangan karir dan keselamatan lingkungan kerja. Hasil analisis bivariat regresi linier, didapatkan nilai slope (b) adalah positif dart kesembilan komponen QWL. Hal ini dapat diiterpretasikan bahwa terdapat yang positif antara sembilan komponen QWL dengan produktivitas perawat. Artinya setiap kenaikan persepsi perawat terhadap komponen QWL sebesar satu maka persepsi perawat terhadap produktivitas meningkat sebesar koefisien dart komponen QWL tersebut. Dart basil perhitungan didapatkan Pvalue kesembilan komponen QWL lebih kecil nilainya dart alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara komponen QWL dengan produktivitas dapat diterima. Dapat diketahui bahwa kesembilan komponen QWL masing - masing berhubungan dengan produktivitas perawat. Dengan meningkatkan QWL maka akan meningkatkan produktivitas perawat. Dan basil analisis multivariat diperoleh bahwa ada tiga komponen yang paling berpengaruh terhadap produktivitas yaitu komponen keterlibatan perawat, rasa bangga terhadap rumah sakit, dan fasilitas yang tersedia. Dan nilai koefisien beta, diketahui bahwa komponen fasilitas yang tersedia mempunyai hubungan yang paling kuat dengan produktivitas dibandingkan dengan kedua komponen lainnya. Maka, dari basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada tiga dari sembilan komponen QWL yang memiliki hubungan paling kuat dengan produktivitas perawat yaitu keterlibatan perawat, rasa bangga terhadap rumah sakit, dan fasilitas yang tersedia. Saran yang dapat diberikan terutama bagi manajemen RSU FK UKI adalah lebih tanggap dan proaktif dalam menanggapi masukan dari perawat, memberikan kesempatan kepada perawat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka seperti mengatur jadwal jaga dan team kerja, memperbaiki hubungan antara kepala perawat dengan stafnya, meningkatkan citra rumah sakit, mengadakan program rekreasi dan konseling.
The issue discussed in this thesis is whether there is a relationship between QWL component, including employee involvement, equitable compensation, job security, safe environment, pride, career development, facilities, conflict resolution and communication, with nurse productivity in the wards of FK UKI general hospital ? The goal of this research is to know the relationship between the QWL components with nurse productivity in the wards of FK UKI general hospital. The research methodology used in this research is correlative descriptive analysis whose object is the nurses of the wards of FK UK general hospital. From a population of 91 nurses a sample of 55 was taken. Data was collected using questionnaires, interviews, observations and use of secondary literature. To understand relationship between QWL component with nurse productivity of wards in FK UKI general hospital correlation and linier regression analysis was used. From bivariate correlation analysis calculations, the r result was positive far all nine QWL component. The range of the r result was 0.26 - 0.81. From this it can be interpreted that there is medium to strong relationship between QWL components with nurse productivity. The strongest relationship is with the facilities component and the weakest is with the career development and safe environment component. From the linier regression bivariate analysis, the slope (b) score was positive for all nine component of QWL. A positive relationship between the nine QWL component and nurse productivity can be interpreted from this . This means that an increase of one point in nurses' perception of QWL component will show an increase in their perception of productivity to the amount of the coefficient of that QWL component. From the calculation the Pvalue for all nine QWL components is lower than alpha (0.05). This shows that the hypothesis stating that there is a relation-ship between QWL component and productivity can be accepted. Therefore it can be concluded that there is a relationship between all nine QWL components with nurses' productivity. Thus by raising QWL component nurses productivity will also be increased. The recommendations for the management of FK UKI general hospital are to be more sensitive and proactive in responding to input and complain from nurses, giving them a chance to participate in decision making related to their jobs such as setting shift schedules and team work, improving relations between head of nurses and their staff, improving hospital image, and holding recreation program and counseling.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilmi
Abstrak :
ABSTRAK
Adanya peningkatan kejadian insiden keselamatan pasien merupakan salah satu refleksi dari penurunan kinerja petugas kesehatan di rumah sakit. Disamping itu adanya peningkatan turn over karyawan menjadi salah satu faktor kurangnya quality of work life di tempat kerja. Perawat menempati proporsi terbesar dari sumber daya manusia di rumah sakit dan merupakan tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien selama dua puluh empat jam. Kinerja perawat merupakan cerminan kinerja rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan Quality of Work Life dengan kinerja dan komponen mana yang memiliki hubungan paling dominan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dimana pengukuran variabel dependen dan independen dilakukan pada satu waktu. Populasinya adalah semua perawat pelaksana yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 111 orang. Hasil penelitian secara umum kinerja perawat baik, tapi ada tiga unit pelayanan yaitu instalasi gawat darurat, ruang rawat inap sakura dan ruang rawat inap bluebels memiliki kinerja perawat kurang ≤5o persen Hanya delapan variabel dari komponen kualitas kehidupan kerja yang memiliki hubungan bermakna yaitu Keterlibatan Perawat, Kompensasi yang Seimbang, Rasa Aman terhadap Pekerjaan, Keselamatan Lingkungan Kerja, Rasa Bangga terhadap Rumah Sakit, Pengembangan Karir, Penyelesaian Masalah dan Komunikasi. Berdasarkan analisis multivariat didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan terhadap kinerja adalah Komunikasi. Komponen Kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Prima Pekanbaru. Manajemen diharapkan memberikan perhatian terhadap program pengembangan kualitas kehidupan kerja perawat terutama komponen komunikasi, rasa aman terhadap pekerjaan, keterlibatan perawat sebagai upaya meningkatkan kinerja dan produktivitas
ABSTRACT
In recent year there has increased case of patient safety incident in Prima Hospital that reflection of declining health workers performance. Furthermore, there was also an increase in staff turnover which was apparently caused by a lack of quality of work life in the workplace. Nurses are the largest population human resource in hospital and giving the services for 24 hours.The performance of nurses reflects the performance of hospitals generaly. This study aims to analyze relationship between the quality of work life component to nurses performance and which components have the most dominant relationship. This research is a quantitative study with a cross-sectional design in which measurements of the dependent and independent variables are held at one time. The population all implemented nurses who met the inclusion and exclusion criteria for a total of 111 people. The results of the study in general are good nurse performance, but there are three service units, namely emergency department, sakura inpatient room and inpatient room bluebels have a nurse performance of less than 50 persen. Only eight variables from the components of work life quality have a significant relationship, namely Nurse Involvement, Balanced Compensation, Job Safety, Work Environment Safety, Hospitality, Career Development, Problem Solving and Communication. Based on multivariate analysis, it was found that the most dominant variable related to performance was Communication. The component of quality of work life (Quality of Work Life) has an influence on the performance of nurses at the Prima Pekanbaru Hospital. Management is expected to pay attention to the development programs of nurses working life quality, especially the communication component, job security, nurse involvement in an effort to improve performance and productivity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuko Ghia Yunita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari work-life balance terhadap komitmen keorganisasian karyawan. Dalam penelitian ini, variabel work-life balance menggunakan instrumen penelitian dari Fisher (2001) dengan tiga dimensi yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. Sedangkan untuk komitmen keorganisasian menggunakan instrumen penelitian dari Allen dan Mayer (1991) yang memiliki tiga dimensi, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner terhadap 81 sampel yang merupakan karyawan tetap non-manajerial direktorat administratif PT. X dengan teknik penarikan sampel menggunakan sampel total. Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi untuk menguji pengaruh antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 48,9% komitmen keorganisasian karyawan dipengaruhi oleh work-life balance. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan work-life balance dan komitmen keorganisasian karyawan adalah dengan memperketat jam kerja serta membatasi jam kerja lembur, adanya dukungan yang diberikan organisasi pun secara tidak langsung dapat meningkatkan komitmen keorganisasian karyawan.
ABSTRACT
This study aims to examine the impact of work-life balance on employess? organizational commitment. In this research, work-life balance using standard research instruments as proposed by Fisher (2001) with three dimensions that work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. For organizational commitment is using standard research instruments as proposed by Allen and Mayer (1991) which have three dimensions that affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. This quantitative research is using data that collected through questionnaires from a sample of 81 non-managerial permanent employees of PT. X. Variables were measured using regression analysis and coefficient of determination analysis. This study found that 48,9% of employees? organizational commitment influenced by work-life balance. Organization can increase employees? work-life balance and organizational commitment with tighten the working hours and give the limit for overtime, also by perceive organizational support that given to the employees can indirectly increase the employees? organizational commitment.
2016
S62833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdhany Dwiansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari work life balance terhadap employee retention. Pada penelitian ini, variabel work life balance menggunakan instrumen penelitian dari Fisher (2001) yang memiliki tiga dimensi yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, and work/personal life enhancement. Sedangkan untuk variabel employee retention menggunakan instrumen penelitian dari Eva Kyndt (2009). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner terhadap 57 sampel yang merupakan karyawan bagian operasional Bank BRI Kantor Cabang Khusus Jakarta dengan teknik sampel total. Pada penelitian ini menggunakan analisisis regresi sederhana untuk menguji pengaruh antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa work life balance memiliki pengaruh positif terhadap employee retention.
ABSTRACT
This study aims to examine the impact of work-life balance on employee retention. In this research, work-life balance using standard research instruments as proposed by Fisher (2001) with three dimensions that work interference with personal life, personal life interference with work, and work/personal life enhancement. For Employee retention is using standard research instruments as proposed by Eva Kyndt (2009). This research used quantitative approach data was collected through questionnaires from a sample of 57 Operational Employees at Bank BRI Special Branch Office Jakarta. Variables were measured using regression analysis. This study found that Work life balance has positive effect on employee retention.
2016
S66895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdhany Dwiansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari work life balance terhadap employee retention. Pada penelitian ini, variabel work life balance menggunakan instrumen penelitian dari Fisher 2001 yang memiliki tiga dimensi yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, and work/personal life enhancement. Sedangkan untuk variabel employee retention menggunakan instrumen penelitian dari Eva Kyndt 2009 . Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner terhadap 57 sampel yang merupakan karyawan bagian operasional Bank BRI Kantor Cabang Khusus Jakarta dengan teknik sampel total. Pada penelitian ini menggunakan analisisis regresi sederhana untuk menguji pengaruh antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa work life balance memiliki pengaruh positif terhadap employee retention.
ABSTRACT
This study aims to examine the impact of work life balance on employee retention. In this research, work life balance using standard research instruments as proposed by Fisher 2001 with three dimensions that work interference with personal life, personal life interference with work, and work personal life enhancement. For Employee retention is using standard research instruments as proposed by Eva Kyndt 2009 . This research used quantitative approach data was collected through questionnaires from a sample of 57 Operational Employees at Bank BRI Special Branch Office Jakarta. Variables were measured using regression analysis. This study found that Work life balance has positive effect on employee retention.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Al Fiana
Abstrak :
Jakarta yang menjalankan peran ganda beserta faktor faktor pendorong dan penghambat terciptanya work-life balance. Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2022 - Juli 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur yang melibatkan 5 orang informan. Adapun tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mendeskripsikan kondisi work-life balance guru perempuan SMAN 1 yang menjalankan peran ganda, kedua untuk mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat tercapainya work-life balance. Penelitian ini memiliki manfaat penelitian untuk ilmu kesejahteraan sosial mengenai bahasan well being pekerja yang termasuk kesehatan dan keselamatan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan mengenai kondisi work-life balance dari keempat informan, 3 diantaranya berpandangan belum memiliki work-life balace yang baik. Hal ini disebabkan faktor kehidupan pekerjaan yang berat ditambahan faktor luar pekerjaan dimana ketiga informan masih memiliki anak balita-kanak kanak sehingga terjadinya kelekatan. Kondisi tersebut berbeda dengan satu informan yang menyatakn bahwa memiliki pandangan memiliki work-life balance yang baik hal tersebut dikarenakan informan memiliki kontrol personal terhadap pekerjaannya disisi lain informan memiliki anak yang berada di fase kanak-kanak akhir. Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa terdapat faktor pendorong dan penghambat. Dari lingkup organisasi memiiliki rekan kerja yang suportif dan lingkungan kerja yang baik, adapun faktor pendorong lingkup rumah yakni pasangan yang suportif, orang tua yang turut membantu dan adanya asisten rumah tangga sedangkan faktor penghambat yang ditemukan hanya berasal dari lingkup pekerjaan yakni adanya perubahan sistem penerimaan siswa baru dan adanya kasus khusus pada peserta didik. Sementara itu ditemukan faktor pendorong dari individu yakni kontrol personal dan orientasi untuk bekerja. ......This research describes the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 Jakarta who have dual roles, along with the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. The research was conducted from August 2022 to July 2023. Data collection was done through interviews and literature study involving 5 informants. The objectives of this research are, firstly, to describe the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 who have dual roles, and secondly, to describe the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. This research has research benefits for the social welfare field regarding the well-being of workers, including health and occupational safety. From the results of this research, it can be concluded that there are differences in work-life balance conditions among the four informants, with 3 of them expressing that they do not yet have a good work-life balance. This is due to the heavy work demands combined with external factors, as the three informants still have young children, resulting in attachment. This condition differs from one informant who stated that she has a positive view of having a good work-life balance, which is due to having personal control over her work, while also having a child in the late childhood phase. The research also revealed the presence of promoting and hindering factors. Within the organizational scope, supportive colleagues and a favorable work environment are promoting factors, while within the household scope, a supportive spouse, involved parents, and the presence of a household assistant are promoting factors. The hindering factors identified were related to the work domain, such as changes in the new student admission system and specific cases involving students. Meanwhile, personal factors such as personal control and work orientation were found to be promoting factors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Adhitama
Abstrak :
Skripsi ini membahas persepsi QWL karyawan PT. Asuransi Astra Buana – Health & 2W Bussiness Division dilihat melalui 8 (delapan) faktor-faktor QWL oleh Walton (1992) yang harus diterapkan untuk memberikan suatu ruangan yang kondusif bagi karyawan untuk bekerja demi mempertahankan keunggulan bersaing dengan adanya tantangan pada dunia asuransi pada masa yang akan datang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data dengan teknik survei yang menggunakan total sampling terhadap karyawan tetap PT. Asuransi Astra Buana – Health & 2W Bussiness Division yang berjumlah 100 responden dan menggunakan analisis deskripsi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan dari 8 (delapan) faktor yang diteliti, terbentuk persepsi positif/baik dari karyawan atas Quality of Work Life pada PT. Asuransi Astra Buana – Health & 2W Business Division. Faktor relevansi sosial kehidupan kekaryaan merupakan faktor dengan persepsi yang sangat baik sedangkan faktor imbalan yang memadai dan adil walaupun hasilnya baik tetapi memiliki nilai paling rendah diantara faktor-faktor lainnya. ......This thesis discusses the perception of QWL PT. Astra Buana Insurance - Health & Business Division 2W through 8 (eight) QWL factors from Walton (1992) that measure the employee's satisfaction and the quality of work life its directly affect a company’s ability to properly serve its customers in order to maintain the company's competitive advantage over the challenge of insurance industry in the future. This study, uses with quantitative methodological approach and data collection techniques by survey using total sampling of 100 permanent employees of PT. Astra Buana Insurance - Health & Business Division 2W. The result of this analysis shows that The QWL scale provides an overview of the factors which predict the positive/good perceived QWL of employees. Social relevancy factor shows very good perception, in the other side, adequate and fair compensation has the lowest perception than the other factors
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>