Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Miniarti
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem Verifikasi Legalitas Kayu SVLK adalah instrumen yang ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam upaya membangun legitimasi terhadap kebijakan tata kelola kehutanan Indonesia melalui pendekatan pasar. Tolok ukur keberhasilan SVLK bergantung dari sejauh mana SVLK mampu menciptakan tata kelola kehutanan berkelanjutan. Permasalahannya adalah sejak diberlakukannya SVLK pada tahun 2009, belum ada evaluasi kebijakan SVLK guna mewujudkan tata kelola kehutanan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kebijakan SVLK dalam perbaikan tata kelola kehutanan dan untuk mengetahui manfaatnya terhadap peningkatan kinerja industri kayu. Metode analisis yang digunakan pada tujuan satu adalah metode analisis normatif deskriptif dengan narasumber yang berasal dari 4 kelompok pemangku kepentingan, sedangkan untuk tujuan dua sampel ditentukan berdasarkan purposive sampling yang berasal dari industri kertas, industri kayu panel, industri kayu pertukangan, dan industri mebel. Hasil penelitian, SVLK saat ini cukup berhasil mendukung perbaikan tata kelola kehutanan, namun belum bermanfaat dalam peningkatan kinerja industri kayu sehingga disimpulkan kebijakan SVLK belum berkelanjutan. Berdasarkan hasil tersebut, telah dirancang strategi kebijakan SVLK yang mengharmonisasi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk mencapai keberlanjutan.
ABSTRACT
The Timber Legality Verification System SVLK is an instrument established by the Government of Indonesia as an effort to build legitimacy on Indonesia 39 s forest governance policy through a market or economic approach. The performance benchmark of SVLK depends on the extent to which SVLK is able to create sustainable forest governance. However, since the introduction of SVLK in 2009, there has been no evaluation of the success of SVLK 39 s policy in creating sustainable forest governance. This study aims to assess the effectiveness of SVLK policy in improving forestry governance, and to explore the benefits of SVLK in enhancing the wood industry performance. The analytical method used in the first objective is descriptive normative analysis with 13 resource persons from 4 stakeholder groups. For the second objective, purposive sampling was used to determine the respondents who came from paper, wood panel, woodworking, and furniture industries. The result of the study found that SVLK policy is quite successful to support the improvement of forestry governance, but not yet beneficial to the improvement of timber industry performance. Based on the results, the SVLK policy strategies that harmonize economic, social, and environmental aspects have been developed to achieve sustainability.Keywords SVLK, sustainable, forestry governance, wood industry
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhayati
Abstrak :
Menyalurkan kredit merupakan salah satu tugas utama bank sebagai lembaga perantara keuangan. Namun penyaluran kredit bank kepada suatu perusahaan selalu diiringi oleh resiko tidak tetagihnya kredit. Oleh karena itu, bank akan semaksimal mungkin untuk meminimalkan resiko ini. Permasalahannya, bagaimana cara untuk meminimalkan resiko tidak tertagih nya kredit itu? Dan Bagaimana memprediksi suatu kredit akan menjadi bermasalah atau tidak untuk suatu bidang industri? Berdasarkan pada permasalahan tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian Beaver 1960, dan Altman 1968. Beaver 1966, melakukan penelitian dengan mengamati rasio keuangan perusahaan yang mengalami kegagalan usaha (failure) dan perusahaan yang sehat (non failed), dengan pengamatan nilai rata-rata dua kelompok sampel tersebut, atau lebih dikenal dengan metode profile analysis, dan menghasilkan temuan bahwa terdapat 6 rasio keuangan utama yang digunakan sebagai alat prediksi kebangkrutan yaitu, Cash flow to Total Debt, Net Income to Total Assets, Total Debt to Total Assets, Working Capital to Total Assets ,Current Ratios dan No Credit Interval. Sedangkan Altman 1968, melakukan penelitian dengan metode multiple discrimination analysis untuk memprediksi kebangkrutan suatu badan usaha.Sebanyak 22 buah rasio keuangan yang dikelompokkan dalam 4 kategori rasio yaitu: Liquidity, Profitability, Leverage Ratio dan Activity Ratio, menghasilkan 5 rasio keuangan unggulan yang digunakan dalam prediksi kebangkrutan yaitu: Working Capital to Total assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value Equity to Book Value of Total Debt dan Sales to Total Assets. Data yang digunakan dalam penilaian ini adalah debitur industri kayu pada bank "X", dengan tahun observasi 1992, 1993 dan 1994, sebagai sampel tambahan untuk pengujian terhadap basil penelitian digunakan data keuangan tahun 1995. Analisis dilakukan dari sudut pandang bank, dengan tujuan penelitian mencari nilai cut off probabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kredit. Digunakan sebanyak 91 buah variabel keuangan sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel kolektibilitas debitur sebagai variabel terikat (dependent variable), diproses dengan model probit Iogit pada program TSP komputer, menghasilkan 4 variabel keuangan utama yang perlu dipertimbangkan bank dalam memberikan pinjaman kepada debitur di industri kayu yang terdiri dan Net Income to Net Worth, Net Worth to Fixed Assets, Sales to Cost of Good Sold dan Log of Sales. Hasil temuan membentuk persamaan: Y = -11,55 + 1,48 NINW + 0,49 NWFA + 2,04 SCOGS + 0,40 LSALES yang kemudian di substitusikan dengan nilai rata-rata masing-masing variabel independen pada D=1 menghasilkan nilai cut-off sebesar 79,60% dan dengan mensubstitusikan nilai rata- rata variabeI independen pada D=0 menghasilkan nilai cut-off sebesar 30,62 %. Untuk menghitung R2 sebagai perhitungan korelasi antara variabel independen dan variabel dependennya digunakan rumus-rumus dari Effron , Mc Fadden, Maddala dan Cragg Uhler. Setelah dihitung dengan menggunakan fasilitas program TSP pada komputer diperoleh hasil bahwa tingkat keakuratan prediksi dari persamaan diatas sebesar 91,49% jadi tingkat kegagalannya adalah sebesar 8,51% dan penelitian dilanjutan dengan menguji sampel tambahan yaitu data 1 tahun kemudian pada bank yang sama , diperoleh hasil bahwa tingkat keakurasian prediksi sebesar 90,90% atau dengan tingkat kegagalan sebesar 9,1%. Dengan demikian penelitian ini mengungkapkan bahwa laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban membayar cicilan pinjaman dan bunganya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T5208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library