Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cham, Switzerland: Palgrave Macmillan, 2017
658.409 2 CUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thalib
Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2001
297.61 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandberg, Sheryl
"Sheryl Sandberg--Facebook COO, ranked eighth on Fortune's list of the 50 Most Powerful Women in Business--has become one of America's most galvanizing leaders, and an icon for millions of women juggling work and family. "Lean In"--Sheryl Sandberg's provocative, inspiring book about women and power--grew out of an electrifying TED talk Sandberg gave in 2010, in which she expressed her concern that progress for women in achieving major leadership positions had stalled. The talk became a phenomenon and has since been viewed nearly two million times. In "Lean In," she fuses humorous personal anecdotes, singular lessons on confidence and leadership, and practical advice for women based on research, data, her own experiences, and the experiences of other women of all ages.
In "Lean In", Sheryl Sandberg -- Facebook COO and one of "Fortune" magazine's most powerful women in business -- looks at what women can do to help themselves, and make the small changes in their life that can effect change on a more universal scale. She draws on her own experiences working in some of the world's most successful businesses, as well as academic research, to find practical answers to the problems facing women in the workplace."
New York: Alfred A. Knopf, 2017
658.409 2 SAN l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sandberg, Sheryl
"Sheryl Sandberg--Facebook COO, ranked eighth on Fortune's list of the 50 Most Powerful Women in Business--has become one of America's most galvanizing leaders, and an icon for millions of women juggling work and family. "Lean In"--Sheryl Sandberg's provocative, inspiring book about women and power--grew out of an electrifying TED talk Sandberg gave in 2010, in which she expressed her concern that progress for women in achieving major leadership positions had stalled. The talk became a phenomenon and has since been viewed nearly two million times. In "Lean In," she fuses humorous personal anecdotes, singular lessons on confidence and leadership, and practical advice for women based on research, data, her own experiences, and the experiences of other women of all ages.
In "Lean In", Sheryl Sandberg -- Facebook COO and one of "Fortune" magazine's most powerful women in business -- looks at what women can do to help themselves, and make the small changes in their life that can effect change on a more universal scale. She draws on her own experiences working in some of the world's most successful businesses, as well as academic research, to find practical answers to the problems facing women in the workplace."
New York : Alfred A. Knopf, 2016
658.409 2 SAN l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmala Kirana Mangun
"Pemberitaan media mengenai kepemimpinan perempuan sering mengalami pembingkaian yang cenderung memberikan stereotipe kepada perempuan dan melemahkan posisi kepemimpinannya. Media daring nasional menyajikan berita yang memperlihatkan penampilan fisik perempuan pada lembaga legislatif, atau sisi sensitif dari seorang pemimpin. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bingkai peran atau kiprah politisi perempuan dalam pemberitaan media. Hal ini guna melihat pembingkaian media terkait kepemimpinan perempuan, aspek stereotipe, dan bias gender dalam media. Metode yang digunakan ialah analisis framing dari Robert N. Entman untuk melihat pemilihan isu dan penonjolan aspek tertentu yang dikaitkan dengan pembingkaian masalah, penyebab, pertimbangan moril dan rekomendasi dari isi teks berita di media daring Metrosulawesi.id. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap praktisi media lokal seebagai data pendukung penelitian. Hasil penelitian yang ditemukan dari pembingkaian pemberitaan Nilam Sari adalah kepemimpinannya yang memprioritaskan kepentingan masyarakat dan stereotipe yang dimiliki mengenai perempuan. Media hanya memilih sebagian isu seperti isu sosial, bencana alam, covid, rapat kerja, dan kegiatan partai. Tidak terlihat sisi kepemimpinan dari ketua DPRD pada pemberitaan di Metrosulawesi.id. Adanya bias gender di media daring tersebut dengan pemilihan foto figur ketua DPRD yang memperlihatkan tampilan fisik ketua DPRD. Posisi media dan landasan ideologis jurnalisme dalam media juga menjadi faktor pendukung dalam pembingkaian ketua DPRD Prov. Sulteng di Metrosulawesi.id.

Media coverage of women's leadership often experiences framing that tends to stereotype women and weaken their leadership position. National online media presents news that shows the physical appearance of women in the legislature, or the sensitive side of a leader. This study aims to understand the frame of the role or gait of women politicians in media coverage. This is to see the media framing related to women's leadership, aspects of stereotypes, and gender bias in the media. The method used is framing analysis from Robert N. Entman to see the selection of issues and highlight certain aspects associated with framing problems, causes, moral considerations and recommendations from the content of news texts in online media Metrosulawesi.id. Researchers also conducted interviews with local media practitioners as supporting data for the research. The results of the research found from the framing of Nilam Sari's news were that his leadership prioritized the interests of the community and the stereotypes he had about women. The media only selects some issues such as social issues, natural disasters, covid, work meetings, and party activities. The leadership side of the DPRD chairman is not visible in the news on Metrosulawesi.id. There is a gender bias in the online media with the selection of a photo of the DPRD chairman figure showing the physical appearance of the DPRD chairman. The position of the media and the ideological basis of journalism in the media are also supporting factors in the framing of the chairman of the Provincial DPRD. Central Sulawesi at Metrosulawesi.id."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Titi Widaningsih
"ABSTRAK
Isu gender pertama kali menjadi isu penting di Indonesia, menjelang Pemilu dan Sidang Umum MPR tahun 1999. Isu ini terutama dimunculkan oleh Partai Politik dengan menggunakan terutama alasan agama yang memojokkan perempuan.
Studi ini memusatkan perhatian pada pemberitaan mengenai isu kepemimpinan politik perempuan. Masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik produk terutama dilihat dari frekwensi pemuatan, sebaran berita, obyektifitas/keberpihakan yaitu mendukung, netral dan menentang, serta proses memproduksi berita.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study). Pertimbangannya karena obyek yang diteliti adalah lebih satu media. Media yang dipilih adalah Kompas dan Rakyat Merdeka, dengan pertimbangan Kompas adalah harian umum yang bersifat netral sementara harian umum Rakyat Merdeka adalah harian yang menempatkan diri sebagai oposisi.
Obyek penelitian pada tingkat teks unit analisisnya adalah berita. Yaitu semua berita yang dimuat pada dua harian umum tersebut selama enam bulan yaitu dari bulan Juni sampai dengan November 1999. Pada tingkat organisasi adalah redaksi Kompas dan Rakyat Merdeka. Pengumpulan data pada tingkat teks dilakukan dengan analisis isi, pada kebijakan redaksional dilakukan melalui interview dengan redaktur pada dua media massa tersebut.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa isu kepemimpinan politik perempuan tidak mendapat porsi yang cukup bagus di dua media massa tersebut. Orientasi informasi banyak bersifat netral/informatif, berarti pola pemihakan isi pesan cenderung mengambil jalan tengah.
Sumber berita cukup bervariasi terutama Kompas, tetapi aktivis LSM/Ormas lebih banyak mengambil peran. Sumber berita tersebut juga lebih banyak didominasi laki-laki. Ini menunjukkan perempuan belum mengambil peran yang banyak di media massa. Padahal sumber berita dan jenis kelamin sumber mempengaruhi keberpihakan terhadap kepemimpinan politik perempuan.
Proses produksi berita pada kedua media tersebut hampir sama. Namun hasilnya relatif berbeda. Karena Rakyat Merdeka lebih menonjolkan aspek menarik dari judul. Hal ini terkait dengan strategi pemasaran dimana 80 persen pembaca harian Rakyat Merdeka adalah eceran. Sementara Kompas lebih mengutamakan obyektivitas dan kelengkapan berita karena pembaca Kompas 90% adalah pelanggan.
Kedua media tersebut tidak sensitif gender tetapi lebih menekankan segi keuntungan/ekonomi. Hal ini dikarenakan media massa masih merupakan dunia patriaki karena yang berkecimpung didalamnya lebih didominasi laki-laki. Ini terlihat dari jumlah jurnalis perempuan kedua media tersebut tidak mencapai 20% dari seluruh jumlah jurnalis yang ada. Dari keseluruhan jumlah pimpinan redaksi, jumlah perempuan yang duduk dalam pimpinan redaksi kurang dari 15%.

ABSTRACT
Gender became an important issue in Indonesia while facing the General Election and General Assembly of Parliament in 1999. This issue was raised prominently by political parties which using mostly religion as a reason to put women in the corner.
This study focused on report about women leadership in political field. The main problem in this research was how are product characteristics, prominently seen by frequency of reporting, news spreading, objectivity of supporting, neutral and opposing, and the process of news productions.
This research used case study as a method. The reason was because the objects to be researched were more than one media. The choose media were Kompas and Rakyat Merdeka, considering that Kompas was a neutral general daily, while Rakyat Merdeka was general daily that aimed an opposite-side.
Research object on text level was news as unit of analysis. It meant that all news that was loaded on those dailies for six (6) months. Started from June until November 1999. On the organizational level was editorial ship in Kompas and Rakyat Merdeka. Data collecting on text level was collected by content analysis; on editorial policy was colected by interviews conducted with the editorial directory in both media.
Research concluded that women leadership issue on political field had no good portion in both media. Orientation of information was neutral/informative meaning that side pattern of content tended to be neutral.
News source was various, mostly in Kompas, but NGO"s activist took more part. This news source was dominated by men. This point out that women had not taken more part in mass media. Whereas in fact news source and source gender influencing side position of women leadership in political field.
Process of news production in both media almost the same, but the result relatively different. Rakyat Merdeka focused mostly on interesting aspect of heading. This related with marketing strategy which 80% of Rakyat Merdeka "s reader was retail, while Kompas focused on objectivity and news completeness because Kompas"s reader 90% were subscriber.
Both media had no sensitivity of gender but focused more on profit/economic. This was caused of mass media as patriarchy word and dominated mostly by men. It can be seen from number of women journalist on both media that did not reached 20% from total number of journalist. Number of women that have position editorial staffs was less than 15%.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadary, Sharon
""Women are moving into leadership roles in business, government, and the military, and they're gaining positions of increasing stature and higher salaries." - BOOK JACKET."
2013
658.409 2 HAD h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Tio Masa Elnitin
"ABSTRAK
Kepemimpinan perempuan menjadi isu publik yang selalu diperbincangkan, dan telah memancing polemik dan debat antara yang pro dan kontra terhadap pemimpin perempuan dalam sebuah negara. Persoalan kepemimpinan perempuan juga selalu menarik untuk diminati, bahkan dewasa ini semakin banyak ilmuan atau peneliti lebih memfokuskan diri pada pengkajian kepemimpinan perempuan secara khusus. Sebagaimana dalam penelitian ini mengkaji jauh bagaimana gaya kepemimpinan permpuan dilembaga legislatif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa peran kepemimpinan dan partisipasi politik ibu Rospita Sitorus di tingkat legislatif, serta untuk menganalisa kepemimpinan perempuan di DPRD Kabupaten Simalungun sebelum dipimpin vigur perempuan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa rendahnya keterlibatan peempuan baik dalam infrastruktur politik maupun dalam suprastruktur politik berpangaruh dalam kebijakan bias gender, masih melekatnya budaya patriarki di Kabupaten Simalungun tersebut dan juga kepemimpinan Rospita Sitorus lebih mengarah ke kepemimpinan transformsional. Hasil penelitian ini menunjukan perlunya peningkatan kepemimpinan perempuan di legislatif dengan harapan mampu memberikan pengaruh positif dalam menyusun sebuah kebijakan untuk masyarakat terkhusus kepentingan perempuan.

ABSTRACT
Women's leadership became public issues are always discussed, and has provoked polemics and debate between the pros and cons of women leaders in the country. The issue of women's leadership also always interesting to demand, even today more and more scientists or researchers focused more on the assessment of women's leadership in particular. As in this study examine further how permpuan instituted legislative leadership style. The purpose of this study was to identify and analyze the role of leadership and political participation Rospita Sitorus at the legislative, as well as to analyze the leadership of women in Parliament Simalungun before her. The results of this study found that the lack of involvement of women both in the political infrastructure as well as in the political superstructure. And this, influential in gender policy and still attached to the patriarchal culture in Simalungun. Then, Rospita Sitorus is a transformsional leadership. These results indicate the need to increase women's leadership in the legislature, with the hope to provide a positive influence in the decision making for the community especially those of women's interests. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Faradila Rinjani
"Pandangan tentang perempuan yang mengatakan bahwa kepemimpinan bukan bagian dari pengalaman hidup mereka telah bergeser, meski harus melewati berbagai batasan dan hambatan. Perubahan ini diiringi dengan munculnya wacana-wacana tentang kepemimpinan dan perempuan di media baru. Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk mengeksplorasi dan menginterogasi makna kepemimpinan perempuan di media baru. Penelitian ini menggunakan enam video yang ditayangkan di YouTube yang merepresentasikan pemimpin perempuan dari sektor edukasi, media, kosmetik, dan pemerintahan. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis sebagai metode. Dengan teori konstruksi sosial Bourdieu dan glass ceiling dari Kiaye & Singh, maka akan terlihat enabler dan hambatan dari para pemimpin perempuan. Hasilnya media baru menjadi alat untuk menegaskan eksistensi mereka di ranah kepemimpinan. Penelitian ini menunjukkan enabler dan hambatan berasal dari internal dan eksternal (perusahaan/masyarakat). Faktor keluarga, budaya organisasi, dan pendidikan mempengaruhi kemajuan karir perempuan. Dalam prosesnya, hal ini tentu membutuhkan modal ekonomi dan networking. Peran gender patriarki membentuk work-home pressures, yang membentuk persepsi dan kemampuan mereka untuk memimpin. Perempuan yang kurang memiliki ambisi dan kepercayaan diri juga akan terhambat di arena kepemimpinan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa femaleness dan perilaku yang dinilai sebagai perilaku pemimpin akan menentukan bagaimana posisi perempuan di bidang kepemimpinan. Akhirnya, ada implikasi untuk kampanye pengarusutamaan gender untuk komunitas kebijakan yang lebih besar.

The view of women who say that leadership is not part of their life experiences has shifted, even though they have to cross various boundaries and obstacles. This change was accompanied by discourses on leadership and women in popular YouTube. The purpose of this qualitative study is to explore and interrogate the construction of women's leadership in YouTube.  This study use qualitative analysis as a method. By borrowing Bourdieu's social construction, it will explain the positive enabler and constraints, which is attributed to women leaders. As the result, YouTube has become a tool for women to provide discourse about themselves as leaders in public. Findings shows that factors that contribute to this phenomenon are divided into internal factors originating from women themselves and external factors originating from the company and community environment. Family factors, organizational culture, and education affect a woman's career advancement. In the process, this certainly requires economic capital and access to networking. The data also highlight barriers that women face when it comes to competing for leadership position. Patriarchal gender roles shaped work-home pressures, culturally constituted organizational perceptions of women and their leadership potential. Women are subjected to gendered prejudices about their ability to lead. Furthermore, women lack ambition and self-confidence so that they inhibit themselves, thereby limiting their leadership chances. This research conclude that woman's femaleness and the behaviors that are judged as leader behavior will determine how women are in the field of leadership. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endriatmo Soetarto
"Wilayah pedesaan yang merupakan tempat tinggal sebagian besar penduduk Indonesia hingga kini masih menarik perhatian bagi para peneliti dan perencana baik di tingkat pusat maupun daerah, bahkan makin meningkat dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Perhatian ini terutama dilandasi kesadaran bahwa dalam rangka pembangunan yang tengah digalakkan dewasa ini, maka kebutuhan untuk merangsang wilayah pedasaan khususnya yang ditujukan bagi pengelolaan sumber - sumber alamiah maupun manusiawinya, besar kemungkinan akan mempercepat derap pembangunan.
Dalam hubungan ini kenyataan telah mengajarkan bahwa faktor keberhasilan program pembangunan banyak ditentukan oleh sejauh mana partisipasi masyarakat pedesaan mampu ditimbulkan. Alasan pokok yang ditunjuknya adalah seringkali suatu program pembangunan, khususnya yang datang dari "atas-desa" justru memunculkan "keterasingan" bagi masyarakat pedesaan itu sendiri. Padahal yang diharapkan adalah dengan partisipasi aktif dari masyarakat pedesaan di dalam proses pembangunan, maka pembangunan akan dirasakan sebagai karya seluruh warga masyarakat.l)"
Depok: Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>