Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jenny Simulja
"Dewasa ini salah satu pilihan jalan hidup wanita di Jepang yang banyak diminati adalah bekerja kembali setelah membesarkan anak. Mengingat begitu besar kesadaran para wanita di Jepang akan tanggung jawab terhadap parawatan keluarga, maka mereka lebih memilih menjadi pekerja paruh waktu dibandingkan menjadi pekerja purnawaktu yang menyita waktunya. Padahal perlakuan perusahaan terhadap pekerja paruh waktu tersebut dapat dikatakan lebih menekankan tujuan yang ingin dicapai perusahaan, yaitu penekanan biaya perusahaan.
Pekerja paruh waktu umumnya didominasi para wanita yang sudah berkeluarga dan usia anak-anaknya sudah besar. Sebagian besar para wanita tersebut berusia di atas 35 tahun dan memiliki waktu luang yang banyak. Ternyata pekerjaan paruh waktu yang dilakukan mereka memberikan dukungan nilai-nilai finansial dalam kehidupan di rumah tangganya, walaupun sebagian besar tujuan utama mereka bekerja adalah mengisi waktu luangnya.
Penelitian ini akan membahas mengenai kondisi yang dihadapi oleh pekerja wanita paruh waktu di Jepang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hendak mengungkapkan permulaan munculnya pekerja paruh waktu, faktor-faktor penyebab kemunculannya, kondisi realita, masalah-masalah yang dihadapi, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah pekerja paruh waktu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode lapangan dengan menyebarkan kuesioner dan kepustakaan. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah sosiologis dengan metode deskriptis analisis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ismala Dewi
"Menurut (undang-undang No. 23 Tahun 1907 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) dan Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (UUPKPKS) dapat disimpulkan bahwa pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan upaya yang merata melingkupi seluruh warga masyarakat. Oleh karena itu sasaran pembangunan tersebut tidak terkecuali meliputi pula masyarakat- rentan di Indonesia. Salah satu kelompok masyarakat rentan itu adalah wanita pekerja dalam posisi rawan yang perlu diberdayakan keberadaannya. Hal ini disebabkan lebih dari separuh penduduk Indonesia adalah wanita. dimana partisipasi mereka sebagai angkatan kerja cukup besar namun tingkat kesejahteraannya masih rendah, Permasalahan wanita pekerja cukup kompleks meliputi masalah upah, pendidikan, kemiskinan, dll.
Dari sekian banyak permasalahan wanita pekerja masalah lingkungan kerja perlu mendapat perhatian seksama, yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Pemberdayaan di bidang ini adalah penting mengingat kesehatan dan keselamatan kerja sering kali terabaikan manakala desakan kebutuhan ekanomi begitu besar sehingga posisi tawar wanita pekerja menjadi lemah di hadapan pengusaha. Selain i.tu, sebagaimana yang dikemukakan dalam undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan yang baik dan sehat maka lingkungan kerja yang baik dan sehat itupun merupakan hak dari para wanita pekerja."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sreerekha, M. S.
"This book is an attempt towards a fresh understanding of the political economy of womens work in India and its relationship with the Indian state. The study critically analyses the concept and politics of work, worker, and women workers. The politics of the social, social welfare, and social policy is defined very close to how the public and the private are defined. There is an extension of the domestic into the public in the context of women workers in the social welfare schemes like the honorary workers. The study analyses the history and politics of work and womens work in the Indian context through a case study of honorary workers in the Integrated Child Development Services (ICDS) scheme. The book examines how women figure in the states social welfare policies, making a link between the politics around womens work and social welfare policies. It contributes towards a better understanding of the broader political framework constructed by the political economy of the state within which womens work gets defined as honorary. The study examines the complexities around the weakening of social sector services with the withdrawal of state support under globalization coinciding with the need and demand for expansion of the horizon of state welfare schemes and programmes like the ICDS and its anganwadis. With more and more women especially from poor or lower-middle-class background employed in new social welfare schemes where the form of work is defined as voluntary social service, the book brings into attention the issue of further marginalization and exploitation of women workers especially from the lower or middle class by the Indian state.
"
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20470389
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Priadarsini
"Latar belakang: Pada ban berjalan terdapat gerakan tangan berulang dorso-antelaterofleksi. Gerakan berulang akan menimbulkan gejala tenosinovitis pergelangan tangan. Oleh karena, itu perlu diidentifikasi dari faktor-faktor risiko terhadap tenosinovitis.
Metode: Desain penelitian adalah studi kasus-kontrol. Kasus adalah subyek dengan gejala tenosinovitis antara lain nyeri pergelangan dan tes Finkelstein positif, dan kontrol adalah subyek tanpa gejala tenosinovitis. Suyek adalah semua karyawan bagian produksi PT M di Cikarang. Penelitian dilakukan bulan Februari- Maret 2003.
Hasil: Subyek penelitian terdiri dari 329 orang pekerja dan ditemukan 89 orang menderita tenosinovitis. Faktor risiko yang mempengaruhi tenosinovitis adalah gerakan berulang, lama kerja dan riwayat pekerjaan. Bila dibandingkan dengan yang tidak melakukan gerakan berulang maka gerakan berulang meningkatkan risiko tenosinovitis 3 kali lipat ( Odds ratio (OR) suaian-3,15; 95% Confiden interval (CI)-1,60-6,17). Bila dibandingkan dengan masa kerja kurang dart 3 tahun, masa kerja lebih dart 3 tahun meningkatkan risiko tenosinovitis 2,3 kali lipat (OR suaian=2,31; 95% CI=1,29-4,l2). Bila dibandingkan dengan pekerja yang belum pernah bekerja, yang pernah bekerja di bagian asembling meningkatkan risiko tenosinovitis 2 kali lipat (OR suaian=2,04; 95% CIM1,13-3,69). Sedangkan indeks masa tubuh, jabatan, jenis pekerjaan, posisi tangan, jenis gerakan Langan tidak terbukti mempengaruhi tenosinovitis.
Kesimpulan: Gerakan berulang, masa kerja dan riwayat pekerjaan meningkatkan risiko tenosinovitis. Untuk menurunkan risiko tenosinovitis perlu melakukan rotasi kerja sebelum masa kerja melebihi 3 tahun dan tidak menempatkan pekerja di bagian gerakan berulang bagi yang penah bekerja di bagian asembling.
Repetitive Dorso-Ante-Lateroflexal Hand Movement, Period Of Work, And History Of Work Toward Risk Of The Wrist Tenosynovitis Among Women Employees In Video Cassette Factory At PT M in Cikarang Background: Repetitive dorso-ante-lateroflexal wrist movement usually occurred at assembly line jobs. It may cause symptoms of wrist tenosynovitis Therefore; it is needed to identify the risk factors related to wrist tenosynovitis.
Method: The research design was a case-control study. The case those who had symptoms of tenosynovitis (pain of wrist and Finkelstein 's test positive), and control was subject without tenosynovitis symptom. Case and control were identified through a survey toward all of PT M in Cikarang employees during February to March 2003.
Result: There were 329 employees and 89 of them suffered from wrist tenosynovitis. The risk factors that related to the occurrence of tenosynovitis were repetitive movement, period of work more than 2 years, and history of in assembly line. Compared with those who did not have repetitive movement, those with repetitive movement had an increased risk of tenosynovitis for 3 times (adjusted odds ratio (OR) =3.15; 95% Confident Interval (Cl) =1.60-6.17). Compared with those who had working period less than 3 years, they were who worked, for more than 3 years had higher risk of tenosynovitis for 2.3 times (adjusted OR=2.31; 95% CI=1.29-4.12). Compared with those who had never worked before, those with ever-worked in assembly line had an increased risk of tenosynovitis for 2 limes (adjusted OR=2.04; 95% C1=1.13-3.69). The other factors such as body mass index, types of work, profession, position of hand, types of movement, and rested of hand were not proven to be correlated with tenosynovitis.
Conclusion: Repetitive movement, period of work, history of working at assembly line an increased the risk of tenosynovitis. Therefore, it is recommended to arrange jobs among workers by rotating them after 3 years working and not to replace workers with history assembly jobs for jobs with repetitive hand movement.
"
Jakarta: Universitas Indonesia, 2003
T11286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sen, Samita
"Maids have become an inseparable part of the daily lives of middle-class urban households in India. Despite the fact that increasing numbers of poor women are joining this profession, very little has been written about them, especially the part-time domestic workers, each of whom services a number of households at a time. They are not accorded their rightful status as workers either by the employers, their own families, the government or the traditional trade unions. Isolated in the privacy of employers homes, the problem of recognizing their work or organizing them is the same one as for women isolated in their own homes. Another important reason is that most such women are rendered voiceless by their social location: unlettered; staying in illegal settlements; migrants; working to survive; performing feminine work, both paid and unpaid, and both devalued. This book is, therefore, about making the unheard heard. It draws from personal narratives of part-time women domestic workers residing in two slum settlements of Kolkata, who speak about their work, lives, dreams, and despairs. By moving between the workplace and the homes of the workers, this book makes a departure from general accounts of labour and instead talks about labouring lives. The book also discusses public policy and politics which have historically neglected this section of workers as well as the recent efforts to give them visibility and voice."
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470465
eBooks  Universitas Indonesia Library