Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nursiah Lalboe
Abstrak :
Salah satu keinginan yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan adalah bertambahnya pemimpin perempuan, terbukanya kesempatan bagi perempuan untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan, yang selama ini pimpinan atau manajer hampir selalu didominasi oleh laki-laki. Perempuan memang mempunyai peluang untuk memegang peran melihat jumlahnya yang cukup besar yang bila diikuti dengan kualitas dan kemampuan, akan menjadi suatu potensi pembangunan yang kuat. Namun kenyataanya perempuan masih selalu dianggap sebagai orang kedua (subordinat) dari berbagai bidang. Sementara seorang pimpinan dikatakan baik dan berhasil manakala mampu mengambil keputusan yang rasional dan bijaksana. Karena pengambilan keputusan merupakan persyaratan keterampilan bagi seorang pemimpin dan menjadi tolok ukur efektivitas kepemimpinan seorang pemimpin apabila mampu dan mahir mengambil keputusan, dan keputusan itu dikatakan baik, apabila memiliki syarat rasional, logic, realistis, dan pragmatis. Keputusan yang realitis dan pragmatis merupakan ciri kaum feminin, (A. Nunuk P. Murniati, Getar Gender, halaman 57). Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan birokrasi Kota Makassar, mengetahui faktor-faktor yang memungkinkan partisipasi perempuan dalam pembangunan, dan mengetahui pengaruh peran perempuan terhadap ketahanan daerah. Untuk memperoleh informasi tentang peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan dengan kaitannya terhadap ketahanan daerah, dilakukan penelitian dengan metode analisis deskriptif analitik kualitatif terhadap aparat birokrasi di sepuluh instansi Kota Makassar. Dari basil penelitian diketahui bahwa kurangnya perempuan menduduki jabatan di Kota Makassar karena masih kuatnya faktor budaya, kodrat dan ruang gerak yang masih terbatas, sedangkan perempuan sangat dibutuhkan kehadirannya dalam organisasi. Bahkan dalam ketahanan daerah karena semakin banyak perempuan yang aktif dalam berbagai kegiatan semakin kuat dan aman daerah tersebut. OIeh karena itu pemerintah Kota Makassar sudah saatnya membuka lebar memberikan kesempatan (affirmative action) yang luas terhadap perempuan, dan melibatkan pada setiap pengambilan keputusan, untuk berbagi peran bersama laki-laki dalam berbagai bidang. Sekaitan dengan ketahanan daerah, Pemerintah Daerah Kota Makassar masih jarang meminta keterangan kepada masyarakat tentang pengawasan dan pengendalian daerahnya. Namun demikian dianggap sudah ada perhatian karena pemerintah daerah setempat sudah pernah melakukan permintaan keterangan kepada masyarakat walaupun itu jarang dilakukan. Tentang hal penyelidikan ketahanan dan keamanan sudah ada perhatian, namun perlu ditingkatkan, karena apabila hal ini lebih ditingkatkan tentunya mengurangi tindak kriminal dan meningkatkan keamanan yang muaranya peningkatan ketahanan daerah.
One of the struggled wishes by women movement is the increasing women leaders, as well as the opportunity of them to participate in terms of taking place in the decision making process and making decision whereas rational, logical, realistic the Ieader and the manager's position are always dominated by men. Indeed, women have opportunity for playing a role in many sectors, because the huge number of women, moreover if they have capability and good potency to participate in development, therefore they will become the main player in development. But in fact, women are still recognised as subordinate person for some fields. Meanwhile, a leader can be deemed good and success if he/she makes decision rationally and wisely, because making decision is a requirement based on skill/ capability as a leader and this is a starting point of the efectiveness for the leadership if his/her leadership would be rational, logical, realistic and pragmatic. The real and pragmatic decision is the character of feminism. For those reasons, this research has the objective to get the information about the role of women in decision making process at bureaucarcy of the city of Makassar and to know how , some factors which may women have the chance to participate in development, as well as the influence of women's role for regional defence. To obtain the information about the role of women in making a decision and also women participation in development related to regional defence, therefore this research is conducted with descriptive qualitatif analysis over bureaucracy methode of apparatus at ten instancies in the city of Makassar. From the result of the research is knowed that the lack of number of women who are in higher level in the city of Makassar is caused by many factors i.e : strong culture, destiny and also opportunity from men tc women nevertheless their partcipation are needed in organisation actively, and the condition of region would be safer. However, it is time for the government of the city of Makassar to give as much as possible opportunity (affirmative action) for women to involve in decision making process and to shift the role as will as men in development. Related to regional defence, the government of the city of Makassar doesn't involve the community actively in controlling and supervision their area. Nevertheless, the government has already involved the community to participate in development regarding to defence and secure, but not much enough. If there's increasing the number of the women in participation in terms of save and secure from the crime condition in this area, if will reduce the crime cases and increase the regional defence.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T19334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sunarti
Abstrak :
Menjadi single parent bukanlah suatu hal yang biasa dilakukan oleh wanita Indonesia, lebih-lebih pada tataran masyarakat "akar rumput". Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional yang sangat kuat bahwa wanita harus menikah. Oleh karena itu status single parent cenderung untuk dihindari, karena menurut mereka hal ini suatu aib baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya bahkan bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya cenderung membuat mereka menutup diri. Hal ini juga akan mempengaruhi terhadap sosialisasi mereka di lingkungan masyarakatnya, juga akan mempengaruhi terhadap akses mereka terhadap sumber-sumber pembangunan yang ada di sekitarnya. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Sosial telah melaksanakan program P2WKS, dimana salah satu sasarannya adalah wanita single parent. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya masih banyak wanita single parent yang belum menikmati hasil-hasil pembangunan. Bahkan Program yang dilaksanakan dirasakan belum menyentuh mereka selaku single parent yang mempunyai permasalahan cukup kompleks baik secara ekonomi, sosial, emosional maupun psikologis. Oleh karena itu fokus kajian penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pengalaman wanita single parent selaku pribadi, dan pengalaman mereka sehubungan dengan keterlibatannya sebagai peserta program P2WKS. Dengan mengetahui pengalaman wanita single parent tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi baru bagi pelaksanaan program P2WKS agar lebih efektif dan dapat menambah perbendaharaan informasi mengenai wanita single parent yang akhir-akhir ini semakin trend. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, observasi dan teknik wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman berstandar terbuka (Banister dkk. 1994, dalam Poerwandari, 1998:72). Teknik Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis induktif dimana teori bukanlah suatu alat utama untuk memahami masalah tetapi hanya untuk memperkaya pemahaman terhadap gejala dan kenyataan yang diamati. (Gregory dan Altman, 1989 :20-41). Yaitu mengenai keluarga dan keluarga single parent serta permasalahannya yang dikemukakan oleh Miles & Dubois dan Pat Young, juga teori dan konsep yang dikembangkan oleh Schaffer dan Lamb dengan kerangka analisis yang dikembangkan oleh Rew dan Carino (dalam Laksmono, 1999). Dalam menentukan informan penelitian, teknik yang digunakan adalah teknik purposive yaitu menentukan empat orang penerima program P2WKS Tahun Anggaran 1999/2000 sebagai informan utama, dua orang aparat kelurahan, dua orang pegawai Kanwil Depsos DKI Jakarta, dan satu orang PSM sebagai informan pendukung. Adapun lokasi penelitian di Kelurahan Bungur Kecamatan Senen Kotamadya Jakarta Pusat Propinsi DKI Jakarta. Adapun keseluruhan materi penelitian tersusun dalam enam bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka/Kerangka Teori, Bab III Gambaran Umum Program dan Lokasi Penelitian, Bab IV Temuan Lapangan, Bab V Analisis Masalah dan Bab VI Kesimpulan dan Saran. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan dan persamaan mengenai karakter kepribadian antara wanita single parent, meskipun mempunyai latar belakang yang berbeda. Disamping itu juga dapat diketahui bahwa wanita single parent dalam mengakses program pada kasus ini cenderung mengembangkan pola perilaku pasif karena perasaan malu dalam diri mereka sehubungan dengan status yang dimilikinya. Di samping karena stereotipe yang berkembang juga karena rendahnya pemahaman mereka terhadap program, juga karena kurangnya sosialisasi program itu sendiri karena penyediaan bantuan yang terbatas. Oleh karena dapat diketahui bahwa keterlibatan mereka terhadap program P2WKS dikarenakan adanya keberpihakan petugas pelaksana program, bukan karena inisiatif mereka sendiri. Selanjutnya di sisi yang lain, dalam kasus ini dapat diketahui pula bahwa meskipun mereka single parent ternyata mereka juga dapat menyekolahkan anak-anaknya pada jenjang pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan keluarga lengkap umumnya. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh kesimpulan bahwa untuk mengatasi permasalahan para wanita single parent, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik mereka. Di samping itu, selain upaya peningkatan pendapatan ekonomi keluarganya, juga sangat dibutuhkan bimbingan sosial motivasi guna meningkatkan rasa percaya diri mereka agar dapat berfungsi sosial dengan wajar. Hal ini kiranya mempengaruhi pula terhadap akses mereka dengan program-program pembangunan yang telah dilaksanakan.
2001
T7047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singkir Hudijono
Abstrak :
Ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan angkatan kerja disatu tempat dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, menimbulkan mobilitas tenaga kerja. Kajian-kajian yang membahas mobilitas tenaga kerja yang disebabkan tekanan ekonomi pada umumnya hanya membahas aspek-aspek yang tampak dari tekanan ekonomi yang menyebabkan mobilitas tersebut. Aspek-aspek yang tampak itu misalnya terbatasnya lapangan kerja di daerah asal dan mudahnya memperoleh uang di daerah tujuan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Kajian ini menjelaskan terjadinya mobilitas tenaga kerja yang disebabkan tekanan ekonomi dan kebutuhan akan biaya upacara adat, belis (emas kawin) yang berwujud gading gajah. Harga belis sangat mahal, harus dibayar, karena bila tidak dibayar akan sangat tercela bagi masyarakat setempat sebab menimbulkan "kawin masuk". Tanjung Bunga di Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu pemasok tenaga kerja (laki-laki) ke Sabah Malaysia Timur. Para pelaku dalam upayanya masuk ke Sabah memilih cara ikut camping (ilegal). Cara ini terlaksana melalui bantuan para calo. Cara ini juga memudahkan berpindah kerja sewaktu-waktu. Mobilitas penduduk membawa perubahan dalam pola pekerjaan, baik itu yang langsung menghasilkan maupun tidak langsung. Mobilitas ini menimbulkan suatu pola pembagian kerja baru yang menggambarkan adanya peranan yang lebih meningkat dari kaum wanita dalam keluarga, rumah tangga dan masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Wahyuningroem
Abstrak :
In the midst of prolong conflict and the delay of reconciliation, Indonesian government provides a special autonomy to the Aceh people to implement Islamic laws (sharia') in the sociopolitical realms. Yet, for Aceh women the implementation of sharia' creates discriminative regulations such as enforcement to wear jilbab and curfew for them. Many recent political policies are totally disregarding Aceh women as part of the Aceh society. Various local regulations (qanun) that proposed by local government are not gender-sensitive and put forward violence in doing conflict resolution. Local autonomy brings the oppression of women's roles in the society. Historically, Aceh women have significant roles in shaping cultural identity of Aceh society. In the past, the interpretation of sharia' recognized and supported women's leadership in the society. Hence, a new approach to put back women's public roles in order to participate in reconciliation process of the Aceh society is needed.
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Herlina J.R.
Abstrak :
Penelitian yang berjudul "Peran Ganda Wanita Pengusaha Dalam Perspektif Ketahanan Nasional" mempunyai alur pikir sebagai berikut : Wanita berperan ganda memiliki peran dalam keluarga yaitu mendidik anak, menambah ekonomi keluarga, menciptakan kesejahteraan dan keamanan dalam keluarga, sehingga dapat mewujudkan ketahanan keluarga yang baik. Dalam masyarakat wanita berperan ganda dapat memperluas lapangan kerja, meningkatkan partisipasi dan emansipasi wanita dalam pembangunan, mengembangkan jasa enterpreneurship sehingga dapat menciptakan ketahanan masyarakat yang baik dan secara berjenjang akan menciptakan ketahanan lingkungan -> ketahanan wilayah -> ketahanan nasional. Yang menjadi permasalahan adalah peran ganda wanita dianggap akan menggangu perannya sebagai ibu rumah tangga sehingga fungsi-fungsi seperti : pendidikan anak, mengurus suami, dan pekerjaan rumah tangga akan terbengkalai dan ini dapat menjadi anew-ran bagi kelangsungan atau eksistensi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam faktor-faktor apa yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam berperan ganda dan bagaimana wanita pengusaha dalam berperan ganda mengatur curahan waktu untuk keluarga dan kerja sehingga terdapat keseimbangan peran. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan tujuan memberikan kejelasan dan hubungan antara variabel- variabel yang ditentukan. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi peran ganda wanita pengusaha akan diteliti bagaimana hubungan curahan waktu dan intensitas komunikasi dengan variabel usia responden, pendidikan, jumlah anak, kedudukan dalam perusahaan, konflik dalam keluarga, motivasi ibu bekerja, pendapatan keluarga, fasilitas keluarga, prestasi anak, bentuk keluarga dan sikap ibu terhadap keluarga dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu teknik analisa chi-square. Dari hasil analisa diperoleh bahwa terdapat hubungan dan keterkaitan antara faktor curahan walctu dan intensitas komunikasi dengan usia responden, jumlah anak, kedudukan dalam perusahaan, konflik dalam keluarga, pendapatan keluarga, fasilitas keluarga, bentuk keluarga dan sikap ibu terhadap keluarga. Tingkat keterkaitan yang paling erat adalah antara curahan waktu dengan sikap ibu terhadap keluarga, yaitu sebesar 0,494 dan antara intensitas komunikasi dengan sikap ibu yakni sebesar 0,491. Dapat disimpulkan bahwa sikap ibu terhadap keluarga sangat menentukan motivasi dan tindakaii ibu dalam keluarga yang sejahtera dan aman sehingga kelangsungan hidup keluarga terjamin, dan yang merupakan kunci sukses dalam melaksanakan peran ganda adalah curahan waktu yang seimbang dan intensitas komunikasi yang baik. Kemampuan dim ketrampilan yang dimiliki wanita berperan ganda akan membantunya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai ibu dan sebagai wanita pengusaha sehingga peran ganda yang dilakukan tidak menimbulkan masalah yang patut dikhawatirkan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T7293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umaimah Wahid
Abstrak :
ABSTRAK
Perempuan mengami banyak sekali ketidakadilan yang disebabkan salah satunya karena perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan-perbedaan tersebut memunculkan stereotip-stereotip merugikan atas perempuan seperti: lemah, cepat putus asa, tidak rasional, kepercayaan bahwa perempuan yang baik adalah perempuan yang senantiasa mengutamakan tugas-tugas domestik yang dilekatkan oleh budaya. Semua itu dipercaya bukan sesuatu yang koirati sifatnya atau keadaan yang melekat semenjak lahir. Tapi semua pemerhati perempuan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah hasil rekontruksi sosial. Konsep perbedaan gender memandang bahwa budaya, lembaga, biologis adalah faktor-faktor yang ikut mempengaruhi perbagian realitas dunia yang berbeda. Pemahamanan yang berbeda atas diri perempuan dalam kehidupan pada dasarnya adalah hasil rekontruksi sosial yang telah dimulai semenjak kecil. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh M.A.K. Halliday dalam bukunya Language as Social Semiotic bahwa bentuk realitas yang dipahami oleh individu sangat dipengaruhi dari pengalaman, pendidikan dan cara pandang yang telah mulai dibentuk sejak kecil. Proses diatas sepenuhnya didukung oleh bahasa yang digunakan dalam membahasakan realitas mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi paling unversal dipercaya telah memberikan andil besar dalam membentuk dan melahirkan perbedaan-perbedaan terhadap perempuan.

Perbedaan perlakuan atas perempuan terjadi hampir disemua aspek kehidupan. Salah satunya terjadi dalam sinetron dan media televisi. Melalui studi ini penulis tertarik untuk melihat bagaimana bahasa yang digunakan dalam teks sinetron mempengaruhi pembentukan perbedaan perempuan dalam sinetron. Teks yang ada dapat memunculkan wacana perempuan yang bagaimana dan apakah menimbulkan perbedaan gender bagi perempuan.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis tekstual dan analisis isi. Analisis tekstual diterapkan berdasarkan upaya melihat teks sebagai unit analisis. Sedangkan Analisis isi diterapkan untuk melihat bagaimana realitas perempuan dalam sinetron Bukan Perempuan Biasa dihadirkan. Penelitian ini menggunakan Model analisis wacana, yaitu analisis yang mempertimbangkan faktor ke-bahasa-an dalam teks. Analisa wacana dipergunakan dengan pertimbangan bahwa keutuhan suatu realitas hanya dapat dilihat dengan mempertimbangkan dua unsur yaitu internal dan eksternal linguistik, yaitu teks dan kontek yang difokuskan menggunakan strategi-strategi bahasa khusus bagi perempuan sebagaimana dinyatakan oleh Deborah Tennan yang meneliti gender dan wacana mengenai teks film dan percakapan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan. Melalui metode ini dikaji Apakah perempuan menggunakan strategi-strategi bahasa khusus dalam percakapan (teks sinetron) khususnya strategi-strategi indirectness, interrupsi, Silence and Volubility, Topic Raising dan Adversativeness: conflict and verbal aggression.

Berdasarkan teks sinetron Bukan Perempuan Biasa, maka dapat dilihat bahwa perempuan dihadirkan dalam bentukan perempuan yang mempunyai kesadaran atas realitas yang dihadapi. Menolak ketidakadilan yang disebabkan oleh laki-laki kepada mereka. Semua hal di atas muncul pada tokoh Menul dan Sri. Keduanya menyadari bahwa perbedaanperbedaan tersebut bukanlah kodrati sifatnya tapi hanya merupakan kontruksi sosial. Karena manusia pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama merealisasikan hidupnya. Perempuan dalarn teks Bukan Perempuan Biasa; Satu sisi perempuan digambarkan berani mengeluarkan pendapat, melakukan interupsi kepada laki-laki, mampu menimbulkan konflik dan banyak memunculkan topik pembicaraan. Tapi disisi lain mereka masih tetap lebih menyukai menyampaikan keinginan secara tidak langsung, Dan dalam situasi tertentu lebih memilih diam dan menyukai bekerja sama (cooperatif) dengan lawan bicara. Dengan kata lain tidak semua stereotip negatif perempuan dalam teks terbukti. Hasil tersebut dapat dipahami dari konteks yang melingkupi teks, yaitu kanteks sosial budaya. Konteks ini menjelaskan bahwa Arifin C. Noer sebagai penulis skenario sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan cara pandang terhadap perempuan yaitu ibunya.

1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elviera Gamelia
Abstrak :
Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mewujudkan pe- ningkatan status derajat kesehatan. Indikator derajat kesehatan masyara- kat terkait erat dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Kabupaten Banyumas memiliki AKI di bawah standar pelayanan minimal (SPM), salah satunya adalah wilayah kerja Puskesmas I Ajibarang. Peningkatan status kesehatan ibu pada saat kehamilan merupakan salah satu langkah yang dapat di- lakukan untuk menurunkan kasus kematian ibu. Status kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh perawatan kehamilan yang baik oleh ibu hamil untuk men- cegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, di samping itu juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang dominan mempengaruhi peri- laku perawatan kehamilan. Penelitian ini adalah potong lintang. Populasi adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas I Ajibarang. Metode sampel yang di- gunakan adalah metode proportional random sampling dengan jumlah sam- pel 81 ibu hamil. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan statistik deskriptif, analisis bivariat dengan kai kuadrat, serta anali- sis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan pen- didikan, jenis pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sikap, dan peran bidan tidak berpengaruh terhadap perilaku perawatan kehamilan. Sedangkan, usia kehamilan, waktu tempuh pelayanan kesehatan, dan peran suami berpengaruh terhadap perilaku perawatan kehamilan. Peran suami merupakan variabel yang paling dominan memengaruhi ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan.

National health strategy is to realize the increasing level of health status. Public health status indicators closely related to Maternal Mortality Rate (MMR). Banyumas have MMR that is still below the minimum service standards. One that contributes to that number is Puskesmas I Ajibarang. Improving the health status of the mother during pregnancy is one of steps Determinan Perilaku Perawatan Kehamilan Determinant of Mother?s Prenatal Care Behaviour Elviera Gamelia, Colti Sistiarani, Siti Masfiah taken to reduce maternal deaths. Health status of pregnant women are affected by good prenatal care, preventing the occurrence of complications, death when delivery, the growth and health of the fetus. This study aims to determine the dominant factors influence to behavior of prenatal care in Ajibarang I Primary Health Center, Banyumas District. It was a cross sectional survey. Data was taken by interviews, involved 81 pregnant women in Ajibarang I primary health care. Data analysis used univariate analysis with descriptive statistic, bivariate with chi square and multivariate with logistic regression. The results showed that age, education, family in- come, occupation, knowledge, attitude, parity, and role of midwives did not influence to prenatal care behaviour. Otherwise, age of pregnancy, time of access to heatlh care, and role of husbands influenced pregnant women in prenatal care behaviour. Study also found that role of husband was the most dominant factor influenced to mother?s prenatal care behaviour.
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library