Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lampen, Stephen H.
New York : McGraw-Hill , 1997
621.382 3 LAM w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Handrijono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Houtman P.
"Pada waktu penggulungan kawat menjadi pegas ulir sedang berlangsung, terjadi perpatahan dan retakan sebelum diperoleh pegas ulir yang sesuai dengan standar. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa: Perpatahan kawat dengan diameter 5,7 mm, disebabkan oleh porositas dan perpatahan kawat dengan diameter 5,2 mm, disebabkan oleh cacat goresan dipermukaan kawatnya, disamping adanya porositas yang turut melemahkan bahannya. Selanjutnya retakan-retakan yang terjadi pada pegas ulir dengan diameter kawat 3,2 mm, setelah proses pembentukannya selesai, disebabkan oleh adanya lapisan putih yang sifatnya getas yang terdapat pada permukaan luar pegasnya atau tepatnya pada daerah yang mengalami retakan-retakan yang ketebalannya sekitar 30 mikrometer dan lapisan putih tersebut mencapai angka kekerasan Vickers, VHN = 891,2 kgf/mm2, sedangkan kekerasan bahannya hanya mempunyai VHN =451,45 kgf/mm2. Lapisan putih tersebut kemungkinan besar merupakan "UNTEMPERED MARTENSITE". Hal ini dilihat dari kekerasan serta hasil uji komposisi kimianya dengan energi dispersif. Pada penelitian ini diteliti juga tentang pengaruh suhu pembebasan tegangan terhadap struktur mikro dan sifat mekanis pegas ulir dan kawat baja. Dari hasil penelitian yang diperoleh, ternyata terjadi perbaikan sifat mekanis kawat baja dan pegas ulir hingga pemanasan sampai dengan suhu 350ºC, sedangkan pemanasan selanjutnya yaitu mulai dari suhu 4000C hingga suhu 500ºC, terjadi penurunan kekerasan dan kekuatan tarik, sedangkan struktur mikronya tidak mengalami perubahan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ridwan
"ABSTRAK
Pada pesawat terbang dengan sistem kendali konvensional, tongkat kendali pada
mang kemudi (kokpit) dihubungkan ke pennukaan-permukaan kendali (control surfaces) melalui kabel-kabel mekanis. Pada saat tongkat kendali tersebut digerakkan oleh penerbang, permukaan kendali akan bergerak yang berakibat terjadinya perubahan pada sikap (attitude) pesawat terbang.
Pada saat permukaan kendali digerakkan, terjadi perubahan distribusi tekanan
aerodinamik pada permukaan kendali sehingga tedadi momen perlawanan akibat beban
aerodinamik yang disebut rnomen engsel. Pilot akan merasakan timbulnya momen engsel ini sebagai beban perlawanan dalam mcnggerakkan tongkat kendali. Timbulnya beban perlawanan pada tongkat kendali saat digerakkan mempakan suatu informasi tambahan bagi pilot akan kondisi pwawat akan efektilitas pexmukaan kendali pada saat itu.
Pada pesawat terbang dengan sistem kendali Fly by Mre, tongkat kendali dihubungkan dengan permukaan kendali melalui kabel-kabel serat optik. Hal ini mengakibatkan timbulnya beban akibat gaya aerodinamik tidal: lagi dirasakan oleh pilot. Hal ini tentu saja akan mengurangi informasi tentang sikap pesawat yang dapat membahayakan kondisi penerbangan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dibuat suatu konstruksi tongkat kendali
dengan beban buatan untuk pesawat-pesawat terbang yang menggunakan sistem kendali Flyby Wire. Beban yang timbul merupakan pemodelan dari momen engsel yang timbul pada permukaan kendali pada saat tongkat kendali digerakkan. Besamya momen engsel pada permukaan kendali dinyatakan melalui persamaan :
Mk = q X C x S x Ch
dengan Ch adalah koeisien momen engsel yang besamya dinyatakan dengan persamaan sedangkan besarnya beban pada tongkat kendali dinyatakan melalui hubungan :
Fm* = Ko Mn '

"
1996
S36680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Rahardjo
"Kegagalan proses produksi batang kawat tembaga di P.T. "x" sering terjadi, hal ini menyebabkan penurunan produksi hampir 4. 800 ton/tahun dari total produksi 60.000 ton/tahun. Untuk menganalisa swnber dari kegagalan produksi ini perlu ditelusuri mulai dari komposisi unsur kimia yang terdapat pada bahan baku sampai dengan proses pembuatan batang kawat tembaga. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan batang kawat tembaga terdiri dari tembaga mumi dan scrap tembaga hasil pemurnian. Dari hasil analisa komposisi dapat diketahui bahwa bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan batang kawat tembaga sesuai standar kwalitas produksi ASTM. B. 49. Dari observasi dipabrik untuk proses pengecoran (casting) dan pengerolan, ternyata perubahan temperatur prosesnya masih sesuai standar operasi produksi di P.T. "x". Pada pengujian komposisi terhadap batang kawat tembaga yang mengalami cacat permukaan bentuk V dan bentuk lubang, prosentase unsur pengotor seperti Pb, Sn, Ag, As, Te, Fe, tidak terjadi penyimpangan terbadap standar kwalitas produksi ASTM. B. 49. Dari hasil uji ini terbukti bahwa pengaruh unsur pengotor tidak memberikan kontribusi terhadap penyebab terjadinya kegagalan batang kawat tembaga. Dari hasil pengujian struktur mikro dan pengamatan. dengan (Scanning Electron Microscope) SEM terlihat bahwa kegagalan proses pembuatan batang kawat tembaga diakibatkan oleh peristiwa mekanis yaitu retaknya rot sewaktu batang tembaga direduksi dari stand OV ke stand 1 H. Dari analisa kegagalan rol didapat bahwa retak yang terjadi di permukaan rol berupa celah. Hal ini merusak permukaan batang tembaga berupa cacat bentuk V dan bentuk berlubang. Untuk menurunkan persentase kegagalan batang kawat tembaga. maka pendinginan proses pada rolling mill perlu dioptimasikan lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T40977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
AAN Rai Indra Wardana
"Paduan amorf memiliki potensi aplikasi yang tinggi dalam teknologi material karena sifat-sifat mekanik, magnetik dan kimia yang baik. Proses produksi paduan amorf umumnya hanya menghasilkan produk dengan ukuran y~ng kecil seperti kawat, filamen, ataupun ribon. Pengujian konvensional tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi spesimen tersebut. Penelitian ini berupa karakterisasi sifat mekanik dari kawat paduan amorf Fe-Si-B .dan Fe-Si-B-Cr yang diproduksi dengan teknik rotating water bath dengan menggunakan metode indentasi ultra mikro (UMIS). Didapat kekuatan mekanik statis kawat paduan amorfFe-Si-B dan Fe-Si-B-Cr antara 3180 - 3550 MPa. Penambahan 10 % Cr menigkatkan kekerasan sebesar 3,45 % dan juga meningkatkan temperatur kristalisasi sebesar 2,55 %. Metode UMIS memberikan hasil yang sama dengan metode klasik pada nilai kekuatan, tetapi nilai regangannya berbeda.

Amorphous alloys have a potential application in materials technology due to their outstanding mechanical, magnetic and chemical properties. Processing requirements preclude the production of amorphous filaments, wires, or ribbon in sections typically · not suitable for conventional mechanical evaluation. This project investigated the mechanical properties of amorphous Fe-Si-B and Fe-Si-B-Cr wires produced by rotating water bath technique using ultra micro indentation method and conventional method The amorphous Fe-Si-B and Fe-Si-B-Cr wires have mechanical strength of about 3180- 3550 MPa. The addition of Cr about 10 % increases the hardness of about 3, 45 % and the crystallization temperature of about 2,55 %. The results in are consistent in strength, however the strain values are different.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Satmoko
"Kegiatan perekayasaan brakiterapi pada tahun 2010 bertujuan untuk menghasilkan desain rinci perangkat brakiterapi kanker serviks dosis sedang degan memanfaatkan sumber isotop iridium-192 berdaya pancar antara 5-10 curie. Sumber dibungkus dalam kapsul stainless steel SS-316 yang dirangkai dengan seling SS-316 berdiameter sekitar 1mm dan panjang 1800mm. Sebagai bagian dari kegiatan ini, desain awal sistem mekanik penggerak sumber isotopp telah dikembangkan. Kegiatan telah berhasil menentukan spesifikasi teknis komponen-komponen utama sistem mekanik penggerak. Kegiatan diawali dengan mempelajari desain konsep, melakukan perhitungan dan menentukan spesifikasi teknis, serta menetapkan komponen utama. Dari berbagai evaluasi yang telah dilakukan, beberapa komponen telah diputuskan yaitu motor stepper PK264A1-SG10, Bearing tipe jarum NKI-10/20, tabung spiral berdiameter 120mm berbahan SS-31-1/8?, sabuk berbahan dasar karet dengan lebar 20mm, serta drum besar berdiameter 100mm berbahan aluminum. Tidak semua komponen dapat diidentifikasi secara detail terutama komponen yang tidak ada di pasar dan harus dibuat sendiri. Dengan telah ditentukannya komponen-komponen utama tersebut, maka kegiatan lanjutan berupa desain rinci sistem mekanik penggerak selin sumber isotop dapat dilakukan."
Tanggerang: Pusat Rekayasa perangkat nuklir Puspiptek- Tanggerang, 2010
PRIMA 7:14 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sahid Ridho
"Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi menjadi tantangan untuk menyediakan layanan tersebut di Indonesia. VSAT Ku-Band salah satu teknologi yang dapat digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia. VSAT Ku-Band memiliki ukuran yang lebih kecil dan harga yang terjangkau dibandingkan VSAT C-Band dengan power penerima yang lebih kecil namun kapasitas kecepatan internetnya yang lebih besar. VSAT Ku-Band memiliki kelemahan dimana amat rentan terhadap gangguan cuaca khususnya hujan dan melemahnya sinyal satelit pada daerah batasan kerja satelit. Antena VSAT Ku-Band salah satu perangkat yang menentukan ketahanan dan kualitas sinyal yang didapatkan. Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena horn sebagai pencatu parabola pada kanal Ku-Band untuk mendapatkan gain yang tinggi pada aplikasi VSAT Ku-Band. Pencatu horn dirancang menggunakan wire medium berbentuk persegi yang diletakkan di dalam antena dan penambahan bagian pada awal aperture horn untuk meningkatkan parameter gain antena. Pada penelitian ini dilakukan studi literatur untuk mempelajari teori pendukung, simulasi pada CST Microwave Studio, fabrikasi dan pengukuran untuk memvalidasi kinerja dari antena tersebut. Dari penelitian ini telah didapatkan desain antena VSAT Ku-Band untuk frekuensi kerja 10,7-14,5 GHz dengan polarisasi linear, VSWR pada frekuensi kerja penerima 1,5 dan VSWR pada frekuensi kerja pengirim max 1,3 kemudian gain pada frekuensi kerja penerima 38 dBi dan gain pada frekuensi kerja pengirim 42 dBi.

The development of information and communication technology is a challenge to provide these services in Indonesia. VSAT Ku-Band is a technology that can be used in an archipelago such as Indonesia. VSAT Ku-Band has a smaller size and an affordable price compared to VSAT C-Band with smaller receiver power but greater internet speed capacity. VSAT Ku-Band has a weakness where it is very vulnerable to weather disturbances, especially rain and weakening of satellite signals in satellite boundaries. Ku-Band VSAT antenna is a device that determines the resistance and quality of the signal obtained. In this study the design of horn antennas as a satellite dish on the Ku-Band channel to get high gain in the Ku-Band VSAT application. Horn feeders are designed using a rectangular wire medium placed inside the antenna and the addition of parts at the beginning of the aperture horn to increase the antenna gain parameters. In this research, a literature study was conducted to study supporting theories, simulations on CST Microwave Studio, fabrication and measurements to validate the performance of the antenna. From this research, a Ku-Band VSAT antenna design has been obtained for a working frequency of 10.7-14.5 GHz with linear polarization, VSWR at the working frequency of the receiver is 1.5 and VSWR at the maximum working frequency of the sender is 1.3 then the gain is at the working frequency of the receiver 38 dBi and the gain at the sender's working frequency is 42 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Dodi Arisandi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Khusnul Mustakim
"Ban merupakan bagian terpenting dalam industri otomotif. Dalam struktur ban terdapat suatu kawat yang mempunyai tujuan untuk memperkuat fire bead ban, yang dapat mempengaruhi ban tersebut dalam segi keamanan, kekuatan serta keawetannya pada saat digunakan. Untuk meningkatkan kekuatan dari kawat tersebut dilihat dari penggunaannya, salah satu proses itu adalah dengan cara melapisinya dengan perunggu (bronze/Cu-Sn). Dengan memberikan Iapisan perungu tersebut pada permukaan kawat, akan dihasilkan kemampuan adhesi yang meningkat antara kawat tadi dengan ban tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecepatan proses pelapisan dengan metode electroless bronze plating dapat mempengaruhi sifat adhesi antara kawat dengan ban dengan menggunakan bahan-bahan seperti H2504 sebagai media pickling dan rinsing, air sebagai media rinsing dan C nS0,¢ serta SnSO4 (masing-masing dalam bentuk garam hidrainya) sebagai media pelapis pada proses electroless tersebut. Penelitian dilakukan dengan memvariasika kecepatan proses electroless secara keseluruhan mulai dari 90, 120, 150, 180, 210 dan 230 meter/menit.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kekuatan adhesi yang maksimum (67, 5 4 kg/5cm) didapalkan pada saat kecepatan dari proses sebesar 120 m/menit dan sifat adhesi minimum (61,256 kg/5cm) didapatkan pada kecepatan 230 m/menit.
Dari hasil tersebut dapat dilihat dari kecenderungan bila proses yang dilakukan terlalu cepat, akan dihasilkan sifat adhesi yang menurun yang dapat disebabkan karena persiapan nninlc permukaan yang akan dilapis terlalu cepat (kurang bersih) dan juga akan menghasilkan lapisan yang sangat tipis pada saat setelah proses eieciroless bronze. Keadaan ini juga berlaku untuk kecepatan proses yang terlalu rendah, yang disebabkan karena..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>