Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandung: Informatika, 2007
621.381 3 PEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Ugahari
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, kebutuhan manusia terhadap komunikasi tidak hanya suara saja, tetapi juga manusia membutuhkan komunikasi data seperti gambar maupun video dengan menggunakan peralatan wireless sehingga memiliki mobilitas yang tinggi. Salah satu teknologi wireless yang saat ini sedang berkembang dan dapat memenuhi kriteria tersebut adalah mobile WiMAX dengan standard IEEE 802.16e. Agar teknologi mobile WiMAX ini dapat diaplikasikan dengan baik, maka kebutuhan akan selektifitas dan kendali yang baik terhadap tingkatan sinyal keluaran menjadi masalah yang sangat mendasar dalam perencanaan system komunikasi. Oleh karena itu, maka digunakan Automatic Gain Control (AGC) untuk mengurangi variasi amplitudo yang terjadi pada sinyal keluaran yang dapat menyebabkan hilangnya informasi atau juga penurunan performa sistem. Dalam skripsi ini dibahas mengenai perancangan rangkaian automatic gain control (AGC) yang terdiri dari beberapa bagian rangkaian yaitu variable gain amplifier (VGA) yang berfungsi sebagai rangkaian yang penguatannya akan dikendalikan, detector berfungsi sebagai pendeteksi dari sinyal keluaran yang kemudian akan dibandingkan dengan sinyal acuan (sinyal yang diharapkan), integrator yang berfungsi sebagai low pass filter dan juga sebagai pembanding sinyal dari detector dengan sinyal acuan yang keluarannya merupakan sinyal kendali yang akan mengendalikan gain pada VGA. Rangkaian AGC hasil rancangan sudah dapat memenuhi parameter - parameter rancangan yang diinginkan. Rangkaian AGC dapat berfungsi dengan baik pada intermediate frequency 100 MHz. Jangkauan daya input yang masih dapat dikendalikan untuk menghasilkan output sebesar 5,217 dBm adalah dari -100 dBm sampai 35 dBm. Gain maksimum yang dapat dihasilkan oleh rangkaian AGC hasil rancangan adalah sebesar 106,125 dB. Impedance matching dirancang agar memiliki nilai 50 ohm dan dihasilkan nilai input matching (50,041+j0,047) ohm dan nilai output matching (50,165+j0,023) ohm. Setelah dilakukan simulasi, maka didapatkan hasil bahwa rangkaian automatic gain control yang dirancangan sudah dapat memenuhi tujuan dari parameter - parameter yang akan dicapai.
Along with the development of telecommunication technology, people need to communicate with others not only voice but also the data communications such as pictures and video using wireless devices, so have a high mobility. One of the wireless technologies that is currently being developed and can meet the above criteria is the mobile WiMAX standard IEEE 802.16e. For the purpose mobile WiMAX technology can be well applied, the need of selectivity for control the output signal level is become a very fundamental problem in communication systems. Therefore, the use of Automatic Gain Control (AGC) to reduce the amplitude variations that occur on output signal that can cause loss of information or a decrease in system performance. In this thesis, explain about designing automatic gain control (AGC) circuit, which consists of several parts, that is variable gain amplifier (VGA) circuit, which functions as a gain controllable circuit, detector to detect the signal from the output, then the signal will be compared with the signal reference (the signal is expected), the integrator works as low pass filter and also as a comparison signal from the detector with the reference signal which the output of the integrator is a control signal that controls the gain in the VGA circuit. The result of AGC circuit design is already met the requirement parameters. AGC circuit can work at100 MHz intermediate frequency. Range of input power that can still be controlled to produce the output of 5.217 is from -100 dBm to 35 dBm. Maximum gain that can be generated by AGC circuit is 106,125 dB. Impedance matching is designed to have a value of 50 ohm input and the resulting value of input matching is (50,041 + j0.047) ohm and output matching (50,165 + j0.023) ohm. After the simulation, the results obtained that the design of automatic gain control can already meet the goal of desire parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyy Amri
Abstrak :
Saat ini, teknologi telekomunikasi berkembang semakin pesat. Layanan data dan suara sudah menjadi kebutuhan standar komunikasi. Para pengguna jasa telekomunikasi kini membutuhkan layanan telekomunikasi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sehingga layanan mobile wireless menjadi kebutuhan mereka. Teknologi WiMAX dengan standar IEEE 802.16e akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Teknologi WiMAX terbagi menjadi dua bagian yaitu penerima dan pengirim. Bagian penerima akan menerima sinyal yang berfrekuensi 2,3 GHz, sinyal ini akan diteruskan dari bagian RF ke baseband namun karena baseband memproses sinyal dengan frekuensi 100 MHz maka diperlukan suatu divais pentranslasi frekuensi carrier ke frekuensi carrier yang berbeda. Untuk itu digunakan divias mixer yang akan mencampur frekuesi inputan dengan frekuensi local oscillator sehingga menghasilkan frekuensi yang diharapkan. Pada skripsi ini dibahas mengenai perancangan rancangan mixer yang terdiri dari inti mixer, balun, DC bias, dan impedance matching. Hasil keluaran dari mixer ini merupakan pencampuran sinyal input dari LNA dan local oscillator yang akan menjadi inputan bagi bandpass filter. Parameter-parameter yang ditetapkan sebagai spesifikasi mixer ini adalah conversion gain, noise figure, 1 dB compression gain, dan IIP3.
Nowadays, telecomunication technology increace very rapidly. Voice and data services has become a standart commucnication needs. The telecomunication costumers need a telecomunication service which can be accessed anywhere and anytime so that a mobile wireless service become their need. WiMAX technology with IEEE 802.16e standart will be people's option to overcome their high mobility. WiMAX technology divided into two side that is receiver and transmitter. The receiver will receive 2.3 GHz signal, this signal will be continued from RF to baseband, however, baseband process a signal with 100 MHz frequency so it is required a device translating one carrier frequency to another carrier frequency. For that reason, mixer is used for mixing input frequency with local oscillator frequency resulting expected frequency. In this thesis, explain about designing mixer which consists of mixer core, balun, DC bias, and impedance matching. The output of this mixer is mixed signal from LNA and local oscillator that will be acted as an input for bandpass filter. The Parameters specified for this mixer is conversion gain, noise figure, 1 dB compression gain, and IIP3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51377
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Luther B.
Abstrak :
Perkembangan Broadband Wireless Access (BWA) sebagai standar global untuk media transmisi data telah digunakan sebagai penyedia jasa akses Internet berkecepatan tinggi. Aplikasi Wimax yang ditunjang oleh kemampuan interoperabilitas, fleksibilitas, dan aspek komersial telah membawa dampak penggunaan internet dedicated lebih efisien serta memberikan layanan murah dan mudah. Fenomena ini harus disikapi oleh para operator ISP dalam mengembangkan bisnisnya yang penuh persaingan di era global saat ini. Dengan melihat aspek teknik, serta aspek keuangan dalam menetapkan kelayakan implementasi wireless network dengan Wimax sebagai subtitusi, maka dalam penelitian ini dilakukan kajian implementasi tekhnologi Wimax sebagai layanan backhaul pada jaringan Wifi yang sudah ada di Jakarta. Dari data jumlah hotpsot yang terdaftar di IIX dan rata-rata peak traffic hap hotspot per regional, dalam penelitian ini ditnaparkan perhilungan aspek teknis dengan kombinasi pilihan harga sewa dan teknologi yang akan memberikan beberapa kombinasi gambaran nilai investasi teknologi Wimax sebagai subslitusi backhaul untuk jaringan hotspot yang ada dan perkembangannya tahun kedepan. Diharapkan implementasi Wimax sebagai backhaul dapat menjadi pemicu percepatan pertumbuhan pengguna internet yang akan meningkatkan kebutuhan layanan broadband. Dengan meningkatnya pengguna internet dan layanan broadband maka dapat mendorong kemungkinan perluasan infrastruktur teresterial.
The development of Broadband Wireless Access (BWA) as a global standard for data transmission media have been used to high speed Internet access provider. The Wimax application that supported by capabilities of interoperability, flexibility and commercial aspect, has brought effect of the use of dedicated internet more efficiently and cheaper and easier services to customer. This fenomena must be responded by ISP operators in expanding their businesses, who at this moment. facing the effect of globalization that full of competition. By observing the technical and also financial aspect in deciding the Implementation of Wireless Network with Wimax technology as a substitute, this research will observe and analyze the projection of Wimax technology implementation as a backhaul to the Wifi's existing network in Jakarta. From number of hotspots registered in IIX and average peak traffic per regional, in this paper the writer describe calculation from technical aspect with several pricing and technology combination which gives basic figures in investing Wimax as substitute technology for backhaul in hotspot network and its growth in 5 years. With Wimax technology as backhaul, it is expected to be the trigger to speed up the growth for internet users which will increase the demand for broadcast service. This will lead to the possibility to the growth of teresterrial infrastructure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Supriyanto
Abstrak :
Pada penelitian ini akan dirancang bandpass filter (BPF) untuk CPE m-WiMAX menggunakan filter aktif mikrostrip Hairpin. BPF terdiri dari mikrostrip Hairpin dengan rangkaian resistansi negatif. Rangkaian resistansi negatif berfungsi untuk mengkompensasi rugi resistansi parasitik yang ditimbulkan dari komponen induktor kapasitor dan menggunakan komponen aktif bipolar junction transistor (BJT) BFR-NE662M04. Penggunakan filter aktif mikrostrip Hairpin mempunyai keuntungan yaitu ukuran menjadi lebih kecil, rugi-rugi yang diakibatkan adanya resistansi parasitik menjadi lebih rendah sehingga faktor kualitas Q dapat ditingkatkan dan dapat diterapkan pada frekuensi tinggi. Substrat PCB yang digunakan FR4. Hasil simulasi yang diperoleh adalah return loss -40,358dB, insertion loss 5,55dB, noise figure 4,726dB, dan VSWR 1.019. Hasil yang dirancang difabrikasi dan dilakukan pengukuran diperoleh return loss -9,82dB, insertion loss -10,559dB, dan VSWR 1,843dB. Hasil perancangan dan fabrikasi keduanya dibandingkan. Hasil fabrikasi memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan hasil simulasi karena adanya komponen transistor yang pada prakteknya dapat menambahkan noise akibat temperature bertambah. Selain itu pada proses pabrikasi PCB, jalur PCB bergeser. Jalur ini yang menyebabkan terjadinya pergeseran frekuensi kerja dan lain-lain.
In this study will be designed bandpass filter (BPF) for m-WiMAX CPE using Hairpin microstrip active filter. Hairpin microstrip BPF composed of the negative resistance circuit. Negative resistance circuit functions to compensate for the loss of resistance caused by parasitic capacitors and inductor component using the active component of bipolar junction transistor (BJT)-BFR NE662M04. Using Hairpin microstrip active filter has the advantage that the size becomes smaller, the losses caused by parasitic resistance becomes lower so that the Q factor can be improved and can be applied at high frequency. Substrate PCB use FR4. The simulation results obtained return loss is -40.358 dB, insertion loss 5,55 dB, noise figure 4,726 dB, and VSWR 1,019. Results are designed fabricated and performed measurements obtained -9.82 dB return loss, insertion loss -10.559 dB, and VSWR 1.843 dB. The result of both design and fabrication compared. Results fabrication have lower performance than the simulation results because of transistor components which in practice can add noise due to temperature increases. In addition to the manufacturing process of PCB, PCB lane shifts. The line was that caused the frequency shift work and others.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28322
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Supriyanto
Abstrak :
Pada penelitian ini akan dirancang bandpass filter (BPF) untuk CPE m-WiMAX menggunakan filter aktif mikrostrip Hairpin. BPF terdiri dari mikrostrip Hairpin dengan rangkaian resistansi negatif. Rangkaian resistansi negatif berfungsi untuk mengkompensasi rugi resistansi parasitik yang ditimbulkan dari komponen induktor kapasitor dan menggunakan komponen aktif bipolar junction transistor (BJT) BFR-NE662M04. Penggunakan filter aktif mikrostrip Hairpin mempunyai keuntungan yaitu ukuran menjadi lebih kecil, rugi-rugi yang diakibatkan adanya resistansi parasitik menjadi lebih rendah sehingga faktor kualitas Q dapat ditingkatkan dan dapat diterapkan pada frekuensi tinggi. Substrat PCB yang digunakan FR4. Hasil simulasi yang diperoleh adalah return loss -40,358dB, insertion loss 5,55dB, noise figure 4,726dB, dan VSWR 1.019. Hasil yang dirancang difabrikasi dan dilakukan pengukuran diperoleh return loss -9,82dB, insertion loss -10,559dB, dan VSWR 1,843dB. Hasil perancangan dan fabrikasi keduanya dibandingkan. Hasil fabrikasi memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan hasil simulasi karena adanya komponen transistor yang pada prakteknya dapat menambahkan noise akibat temperature bertambah. Selain itu pada proses pabrikasi PCB, jalur PCB bergeser. Jalur ini yang menyebabkan terjadinya pergeseran frekuensi kerja dan lain-lain.
In this study will be designed bandpass filter (BPF) for m-WiMAX CPE using Hairpin microstrip active filter. Hairpin microstrip BPF composed of the negative resistance circuit. Negative resistance circuit functions to compensate for the loss of resistance caused by parasitic capacitors and inductor component using the active component of bipolar junction transistor (BJT)-BFR NE662M04. Using Hairpin microstrip active filter has the advantage that the size becomes smaller, the losses caused by parasitic resistance becomes lower so that the Q factor can be improved and can be applied at high frequency. Substrate PCB use FR4. The simulation results obtained return loss is -40.358 dB, insertion loss 5,55 dB, noise figure 4,726 dB, and VSWR 1,019. Results are designed fabricated and performed measurements obtained -9.82 dB return loss, insertion loss -10.559 dB, and VSWR 1.843 dB. The result of both design and fabrication compared. Results fabrication have lower performance than the simulation results because of transistor components which in practice can add noise due to temperature increases. In addition to the manufacturing process of PCB, PCB lane shifts. The line was that caused the frequency shift work and others.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40957
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmat Dwiyanto
Abstrak :
Aplikasi suara melalui jaringan IP (Internet Protocol) pada saat ini berkembang pesat dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan biayanya yang cukup terjangkau. Diperlukan sebuah jaringan telekomunikasi yang dapat menyediakan VoIP dengan kualitas tinggi. Oleh karena itu, digunakan jaringan WiMAX karena jaringan tersebut dapat diandalkan untuk menyediakan VoIP dengan kualitas tinggi. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menganalisis kinerja voice over WiMAX pada jaringan IEEE 802.16e melalui analisis QoS pada modulasi BPSK dan QPSK pada berbagai coding rate dengan mempertimbangkan parameter BER dan SNR. Simulasi dilakukan dengan menggunakan PHY-layer IEEE 802.16e pada Simulink dengan menggunakan file audio sebagai input. Pada simulasi dilakukan proses puncture, proses tersebut berfungsi untuk menghilangkan output stream dari low-rate encoder sehingga dapat meningkatkan transfer rate. Berdasarkan hasil simulasi, modulasi QPSK dengan coding rate ¾ (QPSK ¾ ) memiliki nilai BER yang paling baik karena pada proses puncture, modulasi QPSK ¾ menghasilkan transfer rate yang cukup baik sehingga nilai BER yang didapatkan juga baik. Berdasarkan uji mean opinion score (MOS) kepada 20 responden, didapatkan nilai BER yang dapat menjadi standar untuk layanan VoIP yaitu sebesar 0.0004762 didapatkan dengan menggunakan modulasi QPSK dengan coding rate ¾ pada SNR 15 dB. Dapat disimpulkan bahwa modulasi QPSK lebih tahan error bila dibandingkan dengan modulasi BPSK. ...... The voice applications over IP networks are growing rapidly due to their increasing popularity and cost. To meet the demand of providing high-quality of VoIP, we need to use reliable network. Therefore, we use WiMAX networks because it can provide high quality of VoIP due to its high speed data rates. The purpose of this thesis is to analyze voice over WiMAX performance in IEEE 802.16e networks by analyzing BPSK and QPSK with various coding rate which SNR and BER included in consideration. The simulation was running in PHY-layer IEEE 802.16e by using Simulink and put an audio file as its input. In simulation, puncturing process was done. Puncturing is the process of systematically deleting bits from the output stream of a low-rate encoder in order to reduce the amount of data to be transmitted, thus forming a high-rate code. Based on the simulation, QPSK modulation with coding rate ¾ (QPSK ¾ ) had the best BER because while in puncturing process, QPSK ¾ had the good high rate code. Therefore, we have got a lowest BER as its result among the other modulation. Based on the mean opinion score (MOS) test to 20 respondents, BER value which could be a standard of VoIP service is 0.0004762 with QPSK ¾ modulation at SNR 15 dB. The conclusion is the higher coding rate, the higher rate-code could be transmitted and QPSK modulation is more robust to error than BPSK.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezki Al Khairi
Abstrak :
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan teknologi komunikasi data nirkabel tingkat lanjut yang dikembangkan untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas serta jangkauan layanan. Sistem WiMAX dengan OFDM merupakan sistem transmisi nirkabel gelombang mikro kecepatan tinggi menggunakan beberapa antena pemancar dan satu antena penerima. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah rancang bangun rangkaian baseband WiMAX dengan menggunakan DSK. Rangkaian baseband ini akan dibuat dalam sebuah bentuk SIMULINK memakai software Matlab dan akan diimplementasikan ke board DSK dengan memakai software CCS. Input dari rangkaian ini menggunakan bernoully binary generator yang ada di MATLAB. Secara keseluruhan rangkaian ini terdiri dari convolutional encoder, OFDM, dan viterbi.
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) is communication data wireless technology advanced that developed to improve performance and capacity and service coverage. Wimax sytem with OFDM is high speed microwave wireless transmission system using multiple transmitter antenna dan one receiver antenna. In this final project will be made a WiMAX baseband sequence design using DSK. This baseband sequence will be made in SIMULINK using MATLAB software and will be implemented to DSK board using CCS sodtware. Input form this sequence using bernoully binary generator that existing in MATLAB. Overall this sequence consist of convolutional encoder, OFDM and viterbi decoder.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51272
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
WIMAX IEEE 802.16e is one of the candidate technologies to acommodate BWA (Broadband wireless access) services. The IEEE 802.16e mobile wimax, is one of the standard set, that is used in NLOS condition with higher user mobility up to 120 kmph...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khotimah Khomsiati
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan manusia terhadap komunikasi tidak hanya suara saja, tetapi juga manusia membutuhkan komunikasi data seperti gambar maupun video dengan menggunakan peralatan wireless. Salah satu teknologi wireless yang saat ini sedang berkembang dan dapat memenuhi criteria tersebut adalah mobile WiMax dengan standard IEEE 802.16e. Spectrum RF terdiri dari cukup banyak jangkauan frekuensi. Untuk dapat menghindari adanya gangguan dengan channel lain saat melakukan komunikasi, maka dibutuhkanlah sebuah metode yang akan mengijinkan kita untuk memisahkan spectrum yang luas ini untuk pentransmisian dan penerimaan. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah filter. Agar teknologi mobile WiMax ini dapat diaplikasikan dengan baik, maka kebutuhan akan selektifitas yang baik terhadap frekuensi sinyal keluaran menjadi masalah yang sangat fundamental dalam perencanaan sistem komunikasi. Oleh karena itu digunakanlah Bandpass Filter untuk menyeleksi frekuensi yang dibutuhkan berdasarkan spesifikasi standar WiMax yang telah ditetapkan. Dalam laporan skripsi ini membahas mengenai perancangan rangkaian Bandpass Filter yang terdiri dari komponen - komponen pasif yaitu induktor dan kapasitor. Respon yang digunakan pada perancangan ini adalah respon chebyshev karena respon chebyshev dapat menghasilkan tingkat kecuraman yang tinggi dari passband ke stopbandnya.
Along with the development of telecommunication technology, people need to communicate with others not only voice but also the data communications such as pictures and video using wireless devices, so have a high mobility. One of the wireless technologies that is currently being developed and can meet the above criteria is the mobile WiMAX standard IEEE 802.16e. The RF spectrum contains quite a broad range of frequencies. So that we would not interfere with, or be interfered by, other communication channels, a method had to be found that would allow us to segregate a small chunk of this wide spectrum for transmission and reception. This can be complished with the use of untuned or tuned filter. The need of good selectivity of output signal frequency become a fundamental problem in designing communication system. Thus, we need Bandpass Filter to select any frequency based on standard of specification of Mobile WiMax. This final project will explain about designing Bandpass Filter circuit which consists of passive components that are induktor and capacitor. The response used in this design is chebyshev, because it can produce a high level slope from passband to stopband.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>