Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Redika Riasari
"ABSTRAK
Rumah adalah salah satu tema paling menonjol dalam sastra anak-anak dalam memperoleh dan menemukan kembali identitas mereka. Dengan demikian, penelitian ini menganalisis bagaimana pembebasan rumah dicapai oleh Max, protagonis dari buku bergambar anak-anak terkenal Maurice Sendak "Where the Wild Things Are", melalui perjalanan chronotopic-nya; berdasarkan pada teori chronotope Mikhail Bakhtin di mana keterkaitan waktu dan ruang dimanifestasikan dalam bentuk agensi manusia. Kronotop utama yang digunakan adalah mikronotron dengan kronotop ambang yang lebih besar, yaitu: mimpi dan kronotop melingkar. Kedua chronotop ini bermanfaat untuk kontribusinya yang signifikan terhadap perjalanan melingkar Max dalam mengejar rumah, agen Max dalam kaitannya dengan kronotop menjadi jelas, dream chronotope berfungsi sebagai sarana untuk melepaskan dominasi Max di dunia mimpi di mana sama sekali berbeda dari dunia nyata. Sementara itu, kronotop sirkular dimanifestasikan dalam keputusan Max untuk kembali ke rumah setelah kesadaran yang tiba-tiba. Rumah bagi Max akhirnya adalah ketika dia memiliki seseorang dengan perhatian dan cinta abadi untuknya, ibunya, yang akan memberinya jaminan rutin atas kebutuhan utamanya.

ABSTRACT
Home is one of the most prominent themes in children literature in acquiring and reinventing their identities. As such, the research analyzed how the acquition of home is attained by Max, the protagonist of Maurice Sendak`s renowned children picture book `Where the Wild Things Are`, through his chronotopic journey; based on Mikhail Bakhtin theory of chronotope in which the interconectedness of time and space are manifested in a form of human agency. The major chronotope in use will be that of microchronotopes of larger chronotope of threshold, those of: dream and circular chronotopes. These two chronotopes are of use for its significant contribution to Max‟s circular voyage in the pursuit of home, Max agency in regard to the chronotopes is becoming evident, dream chronotope serves as a means to unleash Max`s dominance in the dream world in which entirely different from the real world. Meanwhile, the circular chronotope manifested in Max`s decision to return back home after a sudden realization. Home to Max at last is when he has someone with undying care and love for him, that of his mother, who will provide him with regular assurance of his primary needs.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Nisrina
"ABSTRAK
Industri Hollywood memiliki sejarah panjang yang tidak luput dari keberadaan seksisme dan perlakuan tidak adil terhadap wanita. Untuk mengkritik hal ini, Laura Mulvey mempublikasikan essai pada tahun 1975 yang berjudul ldquo;Visual Pleasure and Narrative Cinema rdquo;, dimana Ia menuangkan teorinya tentang keberadaan lsquo;tatapan pria rsquo; atau yang disebut sebagai Male Gaze. Melalui essai ini, Mulvey menyampaikan prespektifnya mengenai perlakuan kurang menyenangkan yang harus dihadapi wanita baik dibelakang maupun dihadapan layar dan mengkritik bagaimana mereka seringkali dianggap: sebagai tidak lebih dari objek pemuas tatapan laki-laki. Walaupun peran wanita dalam film-film kontemporer telah berkembang sejak zaman itu, Hollywood masih belum sepenuhnya bebas dari Male Gaze. Lebih dari dua dekade sejak essai Mulvey terbit, John McNaughton merilis thriller-erotikanya yang berjudul Will Things 1998 . Walaupun film tersebut mengandung banyak unsur Male Gaze, Para kritik memuji cara alur ceritanya yang inovatif dan karakter-karakter perempuannya yang kuat. Walaupun begitu, analisa lebih dalam akan film ini mungkin akan membuktikan kebalikannya. Paper ini akan mencoba untuk mengidentifikasi dan mencari alasan dibalik penggunaan Male Gaze dalam film ini. Paper ini juga akan mendiskusikan pesan-pesan subliminal yang disampaikan film ini dan bagaimana pesan tersebut dapat terlihat mendukung pemberdayaan wanita namun sebenarnya justru melestarikan ide-ide tertentu yang merendahkan mereka. Selanjutnya, paper ini akan membuktikan bahwa salah satu dari ide yang disampaikan oleh film tersebut adalah seksualitas wanita, yaitu bagaimana hal tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang positif dan pada ujungnya sebagai sesuatu negatif. Paper ini akan mencoba melakukannya dengan menelaah teks film dengan menggunakan mise-en-sc ne, teori perfilman, dan teori Male Gaze karya Laura Mulvey.

ABSTRACT
Hollywood has had a long history of sexism and wrongful treatment of its women. To critic this, Laura Mulvey published her widely renowned 1975 essay ldquo;Visual Pleasure and Narrative Cinema rdquo;, in which she conceived her theory of the Male Gaze. Through it, Mulvey disclosed her perspective regarding the treatment of women behind and in front of the screen, criticizing the way they are often regarded inside of the film industry: as mere objects for male viewing pleasure. Although the role of women in contemporary movies has matured significantly since then, Hollywood is not yet free from the male gaze. More than two decades after Mulvey rsquo;s essay was published, John McNaughton released his erotic-thriller Wild Things 1998 . Although the picture contains a heavy dose of male gaze, it is excused for doing so on the grounds of using it innovatively. While it is sexual, the movie was still applauded for having strong female leads and endorsing female empowerment. Even so, a thorough look might point out why that might not be the case. The paper intends to not only identify and seek meaning behind the film rsquo;s brazen use of Male Gaze. The paper also tries to discuss the subliminal messages used in the movie that perpetuates certain ideas that demean and objectify women under the guise of, or while simultaneously, praising them. This paper further argues that one such idea is the ambivalence of female sexuality or how the movie at one time celebrates yet ultimately condemns it. This paper will attempt to do this by analyzing the text and the scenes of this film using mise-en-sc ne, film theory, and Laura Mulvey rsquo;s theory of Male Gaze."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library