Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mitsch, William J.
New York: John Wiley & Sons, 2000
577.68 MIT w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mitsch, William J.
Hoboken, N.J. : John Wiley, 2007
577.68 MIT w (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Ariny Lestari
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya populasi manusia, kebutuhan akan bangunan meningkat. Pembangunan yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi menyebabkan lahan yang tersedia semakin terbatas sehingga manusia melaksanakan pembangunan di lokasi yang tidak semestinya, seperti lingkungan rawa. Setiap lingkungan yang berbeda memiliki karakter yang berbeda pula. Karakter lingkungan tempat bangunan didirikan harus diperhatikan karena secara langsung akan mempengaruhi kondisi bangunan, terutama bangunan beton. Lingkungan rawa sendiri terdiri atas lumpur rawa dan air rawa yang terutama mengandung unsur sulfat, amoniak dan klor. Selain itu, rawa memiliki karakteristik temperatur tanah rendah, oksigen terlarut rendah dan mengandung zat organic tinggi berasal dari humus sehingga kadar pH-nya rendah dan bersifat asam. Kandungan sulfat, nitrat dan klorida yang terdapat dalam rawa mempengaruhi mutu beton yang dipakai karena zat-zat tersebut bersifat korosif bagi beton, apalagi jika kadar zat-zat tersebut meningkat akibat aktivitas manusia yang mencemari lingkungan. Zat-zat korosif tersebut masuk ke dalam beton melalui retak yang sudah terjadi, melalui permeabilitas dan melalui difusi. Selanjutnya, zat-zat korosif tersebut akan menyerang beton sehingga terjadi kerusakan material beton. Hasil akhirnya, beton mengalami penurunan kualitas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Bachrul Hayat
Abstrak :
Pencemaran terhadap air danau semakin marak terjadi saat ini. Dua senyawa pencemar yang umum ditemui di danau adalah amonia dan nitrat. Penerapan metode pengolahan air menjadi salah satu solusi dari masalah pencemaran air permukaan. Dua metode yang dapat digunakan adalah floating constructed wetland (FCW) dan aerasi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kinerja dua metode tersebut dalam menyisihkan amonia dan nitrat serta pengaruhnya terhadap suhu, pH dan Dissolved Oxygen (DO). Dengan menggunakan skala pilot berupa dua buah reaktor yang berisi air danau Mahoni dan menerapkan dua metode berbeda yaitu aerasi dan FCW dilakukan pengamatan selama tujuh hari. Hasilnya diperoleh kemampuan dua metode tersebut dalam menyisihkan amonia tidak jauh berbeda. FCW memiliki efisiensi penyisihan amonia sebesar 85% sedangkan efisiensi aerasi sebesar 99%. Kemampuan penyisihan nitrat di kedua reaktor sangat berbeda karena reaktor FCW mampu menyisihkan 55% nitrat dalam air sedangkan aerasi justru memiliki efisiensi -41% (meningkat). Sementara itu kondisi suhu di kedua reaktor mengalami fluktuasi yang hampir sama, sedangkan untuk pH berbeda karena reaktor FCW cenderung mengalami penurunan dan reaktor aerasi justru meningkat. Konsentrasi DO di kedua reaktor juga berbeda karena pada reaktor FCW secara perlahan mengalami penurunan, sedangkan reaktor aerasi mengalami fluktuasi namun konsentrasinya cenderung meningkat. ......Pollution of lake water is increasingly prevalent at this time. Two common pollutant compounds found in lakes are ammonia and nitrate. The application of water treatment methods is one solution to the problem of surface water pollution. Two methods that can be used are floating constructed wetlands (FCW) and aeration. The purpose of this study was to compare the performance of the two methods in removing ammonia and nitrate and their effects on temperature, pH and Dissolved Oxygen (DO). By using a pilot scale in the form of two reactors filled with Lake Mahoni water and applying two different methods, namely aeration and FCW, observations were made for seven days. As a result, the ability of the two methods to remove ammonia is not much different. FCW has an ammonia removal efficiency of 85% while an aeration efficiency of 99%. The ability to remove nitrate in the two reactors was very different because the FCW reactor was able to remove 55% of nitrate in water, while aeration had an efficiency of -41% (increased). Meanwhile, the temperature conditions in the two reactors experienced almost the same fluctuations, while the pH was different because the FCW reactor tended to decrease and the aeration reactor actually increased. The concentration of DO in the two reactors is also different because in the FCW reactor it slowly decreases, while in the aeration reactor it fluctuates but its concentration tends to increase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Prihutami Rista Hermawati
Abstrak :
Rencana Pengembangan Lapangan Migas Terbatas di Blok Tonga oleh PT. Energi Mega Persada Tonga menyebabkan penambahan produksi minyak bumi menjadi1.700 barel minyak per hari. Meningkatnya produksi minyak bumi akan diikuti oleh jumlah produced water yang semakin besar pula mencapai 4.000 barel air per hari. Oleh karena itu, muncul pilihan untuk mendaur ulang produced water menjadi air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan nonpotable operasional lapangan seperti flushing toilet, pengairan taman, pencucian alat dan kendaraan. Berdasarkan uji laboratorium dan analisis data sekunder (untuk parameter BOD) didapatkan kualitas produced water dari unit pengolahan eksisting sebagai berikut : BOD 39,46 mg/L ; COD 48 mg/L ; TSS 15 mg/L; TDS 84,1 mg/L; Ammonia 0,06 mg/L ; Phenol < 0,001 mg/L; Sulfida 0,01 mg/L; Pb < 0,023 mg/L; Zn < 0,006 mg/L; Cu < 0,006 mg/L; serta minyak dan lemak sebesar < 1,13 mg/L. Alternatif teknologi daur ulang yang dianalisis meliputi pengolahan dengan chemical precipitation, pengolahan membran dengan reverse osmosis, dan pengolahan biologis dengan fitoremediasi wetland menggunakan tanaman akar wangi. Target kualitas air daur ulang mengacu pada Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 peruntukkan air kelas 2. Pemilihan teknologi pengolahan lanjutan produced water dilakukan dengan metode pembobotan yang memperhitungkan parameter removal kontaminan dan biaya, serta mempertimbangkan luasan lahan yang diperlukan dan dampak lingkungan. Dari perhitungan yang dilakukan, unit pengolahan lanjutan yang terpilih adalah fitoremediasi wetland menggunakan tanaman akar wangi. Melalui pengolahan tersebut, didapatkan kualitas efluen berupa BOD 2,34 mg/L ; COD 4,8 mg/L ; TSS 1,5 mg/L; TDS 84,1 mg/L; Ammonia 0,06 mg/L ; Phenol 0,0007 mg/L; Sulfida 0,002 mg/L; Pb 0,0067 mg/L;Zn 0,0006 mg/L; Cu 0,0006 mg/L; serta minyak dan lemak sebesar 0,098 mg/L.Total biaya investasi awal yang diperlukan sebesar Rp 1.320.855.290,00. ......Development Plan of Oil & gas Limited Block in Tonga by PT Energy Mega Persada Tonga will cause the additional of petroleum production up to 1.700 barrels of oil per day. The increased petroleum production will be followed by the number of produced water which are getting bigger too until reached 4.000 barrels of water per day. Therefore, it appears the option to recycle produced water into clean water that can be used for the needs of the operational field as nonpotable needs, as flushing toilets, watering the garden, and also washing equipment and vehicles. Based on laboratory tests and analysis of secondary data (for parameters BOD), the quality of produced water from the existing processing units as follows: BOD 39,46 mg/L; COD 48 mg/L; TSS 15 mg/L; TDS 84,1 mg/L; Ammonia 0.06 mg/L; Phenols < 0,001 mg/L; Sulfide 0,01 mg/L; Pb < 0,023 mg/L;Zn < 0,006 mg/L; Cu < 0,006 mg/L; and oil and grase < 1,13 mg/L. Alternative recycling technology which is analyzed covers chemical precipitation, reverse osmosis, and wetland plant use V. zizanioides. The target of the quality of water recycling are referenced to PP No.82/2001 designated class 2 water. Selection of advanced processing technology produced water is done by weighting method that takes into account parameters of contaminant removal and costs, as well as considering the land area required and the environmental impact. From the calculation, the advanced processing unit selected is phytoremediation wetland by plants Vetiver. Through the treatment, effluent quality is obtained in the form of BOD 2,34 mg/L ; COD 4,8 mg/L ; TSS 1,5 mg/L; TDS 84,1 mg/L; Ammonia 0,06 mg/L ; Phenol 0,0007 mg/L; Sulfida 0,002 mg/L; Pb 0,0067 mg/L;Zn 0,0006 mg/L; Cu 0,0006 mg/L; also oil and grase 0,098 mg/L. The total cost of the initial investment required of Rp 1.320.855.290.00.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Conversion of agricultural land into non-agricultural uses represents one of major issues of agriculture development because of its significant negative impacts on food production as well as other socio-economic and environmental aspects....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wiyati
Abstrak :
Infrastruktur hijau merupakan teknologi untuk mengelola air hujan yang mampu mengendalikan limpasan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas dan efisiensi infrastruktur hijau dalam pengurangan volume dan debit puncak limpasan hujan pada tipikal daerah perkotaan. Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yang berada di sub DAS Cijantung. Praktik infrastruktur hijau yang disimulasikan yaitu bioretensi, constructed wetlands dan vegetative swales. Pemodelan sebaran spasial penempatan infrastruktur hijau menggunakan GITBoLA menunjukkan potensi sebaran bioretensi sebesar 15,88%, constructed wetlands dan vegetative swales masing-masing seluas 4,42%. Hasil analisis SWMM menunjukkan bioretensi mampu mengendalikan debit puncak limpasan sebanyak 23,47% dengan kemampuan mengontrol volume limpasan 222 liter/m2 sedangkan constructed wetlands mereduksi debit puncak sebesar 5,91% dengan kemampuan mengontrol volume 197 liter/m2 dan vegetative swales mereduksi debit puncak sebesar 2,11% dengan mengontrol volume 70 liter/m2. Luas optimum dari kombinasi penggunaan bioretensi dan constructed wetlands sebesar 17,6%. Nilai present value dari biaya infrastruktur hijau sebesar Rp. 55,26 milyar, lebih rendah dibandingkan infrastruktur konvensional dengan saluran drainase dengan present value sebesar Rp. 57,39 milyar. Sehingga dari segi ekonomi, infrastruktur hijau efisien untuk diterapkan. ......Green infrastructure is a technology for managing stormwater to control runoff. This study aims to assess the effectiveness and efficiency of green infrastructure in reducing the volume and peak runoff in typical urban areas. The study area is Baru Village, East Jakarta, which is in the Cijantung sub-watershed. The simulated green infrastructure practices are bioretention, constructed wetlands and vegetative swales. The green infrastructure siting modeling using GITBoLA shows a potential bioretention distribution of 15.88%, constructed wetland and vegetative swales of 4.42% respectively. The results of the SWMM analysis show bioretention control peak discharge as much as 23.47% with the ability to control runoff volume 222 liters/m2 while constructed wetland reduces peak discharge by 5.91% with the ability to control 197 liter/m2 volume and vegetative swales reduce peak discharge by 2.11% and controlling the volume of 70 liters/m2. The optimum area of the combination use of bioretention and constructed wetlands is 17.6%. Present value of green infrastructure costs Rp. 55.26 billion, lower than conventional infrastructure with drainage channels with a present value of Rp. 57.39 billion. From an economic perspective, green infrastructure is efficient to implement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Saputri
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk mengurangi penggunaan air bersih, IPA Karanggayam PDAM Tirtamarta Yogyakarta dapat menggunakan kembali air backwash sand filter. Karakteristik air backwash sand filter mengandung Fe sebesar 8,205 mg/L dan Mn sebesar 2,682 mg/L. Manganese ore constructed wetland diajukan dalam penelitian ini untuk penyisihan besi dan mangan. Penelitian menggunakan subsurface horizontal flow manganese ore constructed wetland dengan dimensi 120x60x40 cm3, sistem batch, menggunakan tanaman Phragmites australis, dan variasi waktu tinggal dari hari 1 - 5. Hasil yang diperoleh menunjukkan penyisihan kekeruhan, besi, mangan dan COD meningkat seiring bertambahnya waktu tinggal. Dengan waktu tinggal 1 hari, sistem ini menyisihkan kekeruhan, besi, mangan dan COD sebesar 70,97%; 91,95%; 83,16%; dan 55,22%. Kandungan besi pada tanaman Phragmites australis di akhir penelitian pada akar, daun dan batang yaitu 635,28 mg/kg; 96,99 mg/kg dan 34,73 mg/kg. Kandungan mangan pada tanaman Phragmites australis di akhir penelitian pada daun, akar dan batang yaitu 26,30 mg/kg; 22,87 mg/kg dan 6,15 mg/kg. Kandungan manganese ore murni terbesar adalah komponen pirolusit (MnO2) yaitu sebesar 90,68% kemudian setelah penelitian berkurang menjadi 39,11%. Desain manganese ore constructed wetland skala lapangan berukuran 26,4x11,7x1 m3 dengan debit 80 m3/hari. Setelah pengolahan dari manganese ore constructed wetland, air backwash sand filter telah memenuhi standar baku mutu air bersih sehingga dapat dimanfaatkan kembali.
ABSTRACT
To reduce their fresh water consumption, IPA Karanggayam PDAM Tirtamarta Yogyakarta can reuse sand filter backwash water. The characteristic of sand filter backwash water contains exceeded Fe 8,205 mg/L and Mn 2,682 mg/L. Manganese ore constructed wetland was proposed in this research for the removal of iron and manganese.This research used subsurface horizontal flow manganese ore constructed wetland with dimension is 120x60x40 cm3, batch system, using Phragmites australis, and detention time from 1 day to 5 day. The result show that the removal of turbidity, iron, manganese and COD increased accordingly with the increase of detention time. With the detention time at 1 day, the turbidity, iron, manganese, and COD removal were up to 70,97%; 91,95%; 83,16%; dan 55,22% in this system. In the end of the research, Phragmites australis root, leaves, and stem contains 635,28 mg/kg; 96,99 mg/kg and 34,73 mg/kg of iron. Also Phragmites australis leaves, root, and stem contains 26,30 mg/kg; 22,87 mg/kg and 6,15 mg/kg of manganese. The biggest component in manganese ore is MnO2 (pyrolusit) up to 90,68% and decreased up to 39,11% in the end of the research. The design of manganese ore constructed wetland with dimension 26,4x11,7x1 m3 and rate of flow 80 m3/hari. After the treatment of manganese ore constructed wetland, sand filter backwash water fulfilled the quality standard so can be reuse.
2016
S63301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>