Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isely, Duane
Iowa: Iowa State University Press, 1960
632.58 ISE w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Somani, L.L.
Udaipur: Agrotech Publishing Academy, 1992
R 632.503 SOM d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Pustaka, 1987
632.5 WEE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Pustaka, 1987
632.5 WEE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Priyaji Agung Pambudi
"Lahan pertanian menjadi salah satu sumberdaya alam potensial terutama lahan pertanian kering yang lebih mendominasi wilayah Indonesia, termasuk di kabupaten Pacitan. Namun, pemanfaatan lahan pertanian kering belum optimal dan dalam beberapa tahun terakhir justru menunjukkan penurunan produksi. Salah satu penyebab turunnya produksi pertanian adalah keberadaan tumbuhan pengganggu. Tumbuhan pengganggu memberikan dominasi dan kompetisi pemenuhan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pola pengendalian tumbuhan pengganggu di lahan kering yang tepat untuk mewujudkan pangan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah mixed method dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Pengendalian tumbuhan pengganggu di Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Sudimoro cukup beragam meliputi pengendalian kimia, mekanik, dan gabungan. Keanekaragaman tumbuhan pengganggu pertanian padi gogo termasuk kategori sedang dengan H = 2,99 (33 jenis dari 14 suku) dan keanekaragaman tumbuhan pengganggu tanaman kedelai termasuk kategori tinggi dengan H = 3,14 (37 jenis dari 15 suku). Tumbuhan pengganggu yang paling mendominasi adalah Alternanthera sessilis (L.) R.Br. Ex DC. Pola pertanian yang diterapkan petani di kawasan ini adalah padi gogo-palawija-palawija dan padi gogo-palawija-bera. Keberadaan tumbuhan pengganggu menurunkan produksi pertanian melalui mekanisme dominasi dan kompetisi dengan tanaman budidaya. Rancangan pengendalian yang tepat adalah berbasis siklus hidup.

Agricultural land is the potential of natural resources, especially dryland, including in Pacitan. However, dryland management is not optimal, and in recent years it showed a decline production. The growth of weeds among agricultural crops is a pest that can decrease agricultural production. Weed provide fulfillment of domination and competition for nutrients, water, sunlight, and space to grow. This research aims to design patterns for weed management in dryland to achieve sustainable food. The method used is a mixed method by observation, in-depth interview, and case study. Weed management in Ngadirojo and Sudimoro district include chemical control, mechanical, and mixed control. The diversity of weed in rice crop is H = 2,99 (33 species from 14 family) and in soybean crop is H = 3,14 (37 species from 15 family). Alternanthera sessilis (L.) R.Br. Ex DC. is the most dominating this area. Agricultural patterns are applied farmers in this area are upland rice-crops-crops and upland rice-crops-fallow. The existence of weed to decline the agricultural production through a domination and competition with crops. The design of appropriate controls is life cycle approach."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T52487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klassen, Julie
Minneapolis: Bethany House Publishers, 2007
813.6 Kla l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Asian-Pasific Weed Science Society, 1982
632.5 WEE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Urusan Perencanaan & Pengembangan Bank Bumi Daya, 1991?
632.58 BAN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zimdahl, Robert L.
"Weed scientists are confident of increasing production through agricultural technology, including herbicides, but do not must ask if the moral obligation to feed people is sufficient justification for the benefits and harms achieved. A continuing, rigorous examination of the science?s goals that leads to appropriate change is advocated. Weed scientists have a research consensus, a paradigm, weeds must be controlled. Herbicides are the best control technology. Agriculture's practitoners should discuss the necessity and risks of their technology. Discussion must include scientific evidence and value-laden arguments."
Dordrecht: Springer-Verlag, 2012
e20417905
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Marina
"The objectives of this study were to know growth response and tolerance level of corn on application of
extract weeds. The study was conducted in Green House and chemical laboratory of Department of Agronomy,
Center for Empowering Teachers and Education Personnel Cianjur, West Java in September to December 2012.
A split plot design consists of two factors of weeds extracts as main plot viz. no weed extract, and weeds extract of
Amaranthus sp, Ageratum conyzoides, Imperata cylindrica and, corn variety as sub plot viz. Sukmaraga, Bhima,
and Local. Variables observed were seed germination (%), germination rate (number of seedling/day), total root
lenght (cm), hypocotil lenght (cm), root number, leaf number, leaf area (cm2), seedling fresh and dry weights (g).
Imperata cylindrica and Amaranthus sp extracts mostly suppresed on the number of roots, number of leaves and
dry weight of corn. Weeds extract decreased seed germination by more than 25% on all corn varieties.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan tingkat toleransi jagung terhadap
aplikasi ekstrak gulma. Penelitian ini dilaksanakan di Green House dan laboratorium kimia Departemen Agronomi
Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Cianjur, Jawa Barat pada bulan
September-Desember 2012, menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot Design) terdiri atas dua factor, yaitu
petak utama ektrak gulma terdiri atas tanpa ekstrak gulma, ekstrak Amaranthus sp (bayam duri), ekstrak Ageratum
conyzoides (babandotan), dan ekstrak Imperata cylindrica (alang-alang) dan anak petak varietas jagung antara lain
Sukmaraga, Bhima, dan Lokal. Variabel yang diamati antara lain daya kecambah (%), laju perkecambahan (jumlah
kecambah/hari), total panjang akar (cm), panjang hipokotil (cm), jumlah akar, jumlah daun, luas daun (cm2), bobot
basah dan kering bibit (g). Ekstrak gulma Imperata cylindrica dan Amaranthus sp. menyebabkan hambatan paling
menekan pada jumlah akar, jumlah daun dan bobot kering bibit jagung. Pemberian ekstrak gulma menyebabkan
daya kecambah semua varietas jagung menurun lebih dari 25%."
Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga KependidikanUniversitas Jenderal Soedirman. Fakultas Pertanian ; , 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>