Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Raven Press, 1987
613.26 WEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suraiyah
"[ABSTRAK
Latar belakang: Ventilasi mekanik (VM) adalah prosedur yang dipilih untuk
menyelamatkan bayi dalam kondisi kritis, tetapi merupakan tindakan invasif dan
perlu pemantauan ketat untuk menghindari barotrauma dan volutrauma.
Ekstubasi merupakan upaya untuk penyapihan VM.
Tujuan: Mengetahui berapa prevalens keberhasilan ekstubasi dan prediktor apa
yang berperan dalam keberhasilan ekstubasi pada bayi di NICU RSCM.
Metode: Rancangan penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan desain potong lintang. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif
dengan menggunakan data RM yang lengkap untuk melihat prediktor keberhasilan
ekstubasi.
Hasil: Dari 60 RM yang dikumpukan, diperoleh data bayi yang berhasil
diekstubasi dan data dicatat tanda vital 72 jam kemudian didapatkan 55 (91,7%)
bayi yang berhasil diekstubasi dan 5 (8,3%) bayi tidak berhasil. Karakteristik
subyek penelitian adalah semua bayi yang dirawat di NICU, dengan UG antara 22
- 41 minggu dan BL berkisar antara 820 g sd 4100 g. Pada bayi yang diekstubasi
dengan merujuk pada hasil AGD, tidak berbeda bermakna antara keberhasilan
ekstubasi dengan normal tidaknya nilai AGD. Lama pemakaian VM berkisar
antara 1- 30 hari. Prediktor ekstubasi yang diteliti adalah setting VM meliputi
FiO2, PIP, flow trigger, IT, napas spontan, dan hasil AGD. Pengolahan data
dengan regresi logistik terbukti diantara semua prediktor ekstubasi, hanya FiO2
saja yang bermakna dengan p value 0.057 dan OR 0.76.
Simpulan: Prevalens keberhasilan ekstubasi adalah 91.7%. Hasil penelitian
menunjukkaan bahwa hanya rendahnya setting FiO2 yang terbukti secara statistik
sebagai prediktor keberhasilan ekstubasi.

ABSTRACT
Background: Mechanical ventilation (VM) is a procedure which is chosen to
save the baby in critical condition, bu it is an invasive procedure and need close
monitoring to avoid barotrauma and volutrauma. Extubation was an attempt to
weaning VM.
Objective: To determine prevalence and predictors of successful extubation in
infants in the NICU RSCM.
Methods: The study was design observational analytic research with cross
sectional design. Data collected by retrospectively using complete medical record
(MR) data to decided prevalence and predictors of successful extubation.
Results: Of the 60 MR was collected, the data obtained were successfully
extubated infants and data recorded vital signs 72 hours later obtained 55 (91.7%)
infants were successfully extubated and 5 (8.3%) infants did not succees.
Characteristics of the study subjects were all babies admitted to the NICU,
with GA between 22-41 weeks and BW ranged from 820 g up to 4100 g. Refer
to the results of blood gas analysis (BGA) normal or not was not significantly
different between succesful extubated. Long of used MV ranging between 1 to
30 days. Predictors of extubation were studied were MV settings include FiO2,
PIP, flow trigger, IT, spontaneous breath, and the results of BGA. Processing of
data by logistic regresion among all predictors extubation, only setting FiO2 are
significant with p value 0.057 and OR 0.76.
Conclusion: Prevalence successful extubation is 91.7%. Research results that
only the low setting FiO2 statistically proven as a predictor of extubation, Background: Mechanical ventilation (VM) is a procedure which is chosen to
save the baby in critical condition, bu it is an invasive procedure and need close
monitoring to avoid barotrauma and volutrauma. Extubation was an attempt to
weaning VM.
Objective: To determine prevalence and predictors of successful extubation in
infants in the NICU RSCM.
Methods: The study was design observational analytic research with cross
sectional design. Data collected by retrospectively using complete medical record
(MR) data to decided prevalence and predictors of successful extubation.
Results: Of the 60 MR was collected, the data obtained were successfully
extubated infants and data recorded vital signs 72 hours later obtained 55 (91.7%)
infants were successfully extubated and 5 (8.3%) infants did not succees.
Characteristics of the study subjects were all babies admitted to the NICU,
with GA between 22-41 weeks and BW ranged from 820 g up to 4100 g. Refer
to the results of blood gas analysis (BGA) normal or not was not significantly
different between succesful extubated. Long of used MV ranging between 1 to
30 days. Predictors of extubation were studied were MV settings include FiO2,
PIP, flow trigger, IT, spontaneous breath, and the results of BGA. Processing of
data by logistic regresion among all predictors extubation, only setting FiO2 are
significant with p value 0.057 and OR 0.76.
Conclusion: Prevalence successful extubation is 91.7%. Research results that
only the low setting FiO2 statistically proven as a predictor of extubation]"
Lengkap +
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turiman
"Ventilasi mekanik merupakan alat yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan pada pasien dengan hipoksemia, hiperkapnia berat dan gagal napas untuk oksigenasi dan mengurangi beban kerja pernafasan. Penggunaan ventilasi mekanik yang lama akan menyebabkan komplikasi cedera paru, pneumonia terkait ventilator, dan kelemahan otot pernafasan. Penyapihan ventilasi mekanik harus segera dilakukan agar pasien tidak tergantung dengan ventilator dan mencegah terjadinya berbagai komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi proses penyapihan ventilasi mekanik. Metode penelitian menggunakan desain deskripsi korelasi / cross sectionaldengan 80 responden pasien yang terpasang ventilasi mekanik pada 4 Rumah Sakit di Jakarta. Analisis data menggunakan uji statistik rank spearman, C square dan regresi logistik ordinal. Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status nutrisi, Rapid Shallow Breathing Indeks (RSBI) terhadap penyapihan ventilasi mekanik. Terdapat hubungan yang signifikan antara komorbid (p 0.001 < α, r 0.378), lama rawat (p 0.001 < α, r 0.671) dan kecemasan (p 0.001< α, r 0.751) terhadap penyapihan tenaga mekanik. Hasil uji multivariat menunjukkan tidak ada yang lebih berpengaruh terhadap penyapihanventilasi mekanik (komorbdi p value 0,812 > α 0,05 lama rawat p value 0,709 > α 0,05 dan kecemasan p value 0,828 > α 0,05. Kesimpulan: komorbid, lama rawat dan kecemasan memiliki hubungan yang kuat dan dominan pengaruh yang tidak Jauh berbeda dengan penyapihan Perawat memiliki peran penting dalam keberhasilan penyapihan ventilasi mekanik dengan membedakan komorbid, lama perawatan dan tingkat kecemasan pasien Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya menggunakan satu tempat penelitian dengan populasi dan prosedur standar penyapihan yang sama

Mechanical ventilation is a device used to assist respiratory function in patients with hypoxemia, severe hypercapnia and respiratory failure to oxygenate and reduce the workload of breathing. Prolonged use of mechanical ventilation can lead to complications of lung injury, ventilator-associated pneumonia, and respiratory muscle weakness. Mechanical ventilation weaning must be done immediately so that the patient is not dependent on the ventilator and prevents various complications. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the mechanical ventilation weaning process. The research method uses a cross-sectional/correlation description design with 80 patient respondents who are mechanically ventilated at 4 hospitals in Jakarta. Data analysis used Spearman's rank statistical test, C square and ordinal logistic regression. The results showed that there was no relationship between age, gender, educational level, nutritional status, Rapid Shallow Breathing Index (RSBI) and mechanical ventilation weaning. There was a significant relationship between comorbid (p 0.001 < α, r 0.378), length of stay (p 0.001 < α, r 0.671) and anxiety (p 0.001 < α, r 0.751) on mechanical ventilation weaning. Multivariate test results showed that none had a more dominant effect on mechanical ventilation weaning (comorbidity p value 0.812 > α 0.05 length of stay p value 0.709 > α 0.05 and anxiety p value 0.828 > α 0.05. Conclusion: comorbid, duration hospitalization and anxiety have a strong and dominant relationship that is not much different on weaning.Nurses have an important role in the success of mechanical ventilation weaning by paying attention to comorbidities, length of stay and patient's level of anxiety.Recommendations for further research using one research location with a population and standard procedures the same weaning."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Positioning yang optimal pada pasien akan berdampak pada airway manajemen dan ventilasi, menjaga keselarasan posisi tubuh, serta memberikan keamanan dan kenyamanan fisiologis. Tindakan positioning sudah dilakukan di ICU RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo dengan tujuan untuk mengurangi resiko luka dekubitus, tetapi belum dilihat efeknya pada kemampuan fisiologis paru pasien yang terpasang ventilator. Dari berbagai bentuk tindakan positioning yang dapat dilakukan terhadap pasien hingga saat ini belum ada protokol – protokol khusus yang menjelaskan terkait positioning mana yang paling efektif dan efisien terhadap pasien khususnya pada pasien dengan kejadian prolong ventilator diruang ICU. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh dan efektifitas positioning lateral kanan kiri 30 ° dan positioning lateral kanan kiri 90 ° terhadap keberhasilan weaning pada pasien dengan prolong ventilator mekanik di ruang ICU. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden yang dibagi menjadi 20 responden kelompok intervensi 1 ( positioning lateral kanan kiri 90 ° ) dan 20 responden kelompok intervensi 2 ( positioning lateral kanan kiri 30 ° ). Metode penelitan ini adalah quasy eksperiment dengan desain Pre test and post test pada kedua kelompok intervensi ( with control group ). Hasil penelitian menunjukan positioning lateral kanan kiri 30 ° berpengaruh secara sigifikan terhadap keberhasilan weaning pada pasien dengan prolong ventilator mekanik ( p value 0,000 ) dibandingkan positioning lateral kanan kiri 90 ° (p value 0,180). Pengaturan sudut kemiringan pada saat pemberian positioning lateral akan mengurangi tahanan otot - otot perut sehingga mengurangi tekanan ke diafragma dan meringankan kompresi dada. Hal ini akan berdampak pada masuknya udara lebih banyak ke dalam paru – paru serta meningkatnya oksigenasi dalam meningkatkan fungsi fisiologis paru. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi suatu gold standar baru berupa pemberian intervensi positioning lateral kanan kiri 30 ° khususnya pada pasien dengan penggunaan ventilator diruang ICU.

Optimal positioning of the patient will have an impact on airway management and ventilation, maintain body position alignment, and provide physiological safety and comfort. Positioning action has been carried out in the ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo with the aim of reducing the risk of pressure sores, but the effect has not been seen on the physiological abilities of the lungs of patients on ventilators. Of the various forms of positioning actions that can be performed on patients, there are currently no specific protocols that explain which positioning is most effective and efficient for patients, especially in patients with prolong ventilator events in the ICU. The purpose of this study was to determine the effect and effectiveness of right and left lateral positioning of 30 ° and right and left lateral positioning of 90 ° on the success of weaning in patients with mechanical ventilator prolong in the ICU. The sample in this study amounted to 40 respondents who were divided into 20 respondents in the intervention group 1 (right and left lateral positioning 90 °) and 20 respondents in the intervention group 2 (right and left lateral positioning 30 °). This research method is a quasi-experimental design with pre-test and post-test in both intervention groups (with control group). The results showed that right and left lateral positioning of 30 ° had a significant effect on the success of weaning in patients with mechanical ventilator prolong (p value 0.000) compared to right and left lateral positioning of 90 ° (p value 0.180). Adjusting the angle of inclination at the time of lateral positioning will reduce the resistance of the abdominal muscles thereby reducing pressure on the diaphragm and relieve chest compressions. This will have an impact on the entry of more air into the lungs and increased oxygenation in improving the physiological function of the lungs. The results of this study are expected to become a new gold standard in the form of giving an intervention of 30° right and left lateral positioning, especially in patients using ventilators in the ICU."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Agus Waluyo Jati
"Latar Belakang: Anemia atau kadar hemoglobin yang menurun dari nilai normalnya merupakan permasalahan yang biasa terjadi pada pasien kritis di Intensive Care Unit (ICU) dan 61% pasien anemia membutuhkan ventilasi mekanik. Anemia dapat mengganggu kemampuan ventilasi selama proses penyapihan dan ekstubasi. Namun pengaruh dari kadar hemoglobin yang menurun ini masih belum jelas dan diperdebatkan oleh karena itu telaah sistematis ini dibuat untuk mengambil kesimpulan apakah kadar hemoglobin berpengaruh terhadap proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien kritis dengan ventilasi mekanik berdasarkan penelitian-penelitian yang tersedia.
Tujuan: Mengetahui efek kadar hemoglobin terhadap proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien kritis dengan ventilasi mekanik.
Metode: Dengan menggunakan kata kunci spesifik, dilakukan pencarian artikel potensial secara komprehensif pada PubMed, EMBASE, Scopus dan Cochrane database dengan pembatasan waktu 2013 sampai dengan 2022. Protokol studi ini telah di registrasi di PROSPERO (CRD42022336646) pada tanggal 7 Agustus 2022.
Hasil: Total 7 penelitian dengan 2.054 pasien dengan ventilasi mekanik memenuhi kriteria untuk penelitian ini dan dimasukkan dalam tinjauan sistematis. Setelah pemeriksaan database menyeluruh, dilaposkan satu studi tidak menemukan korelasi antara hemoglobin dan keberhasilan proses penyapihan dan ekstubasi. Enam penelitian menyatakan bahwa kadar hemoglobin berhubungan dengan keberhasilan proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien sakit kritis dengan ventilasi mekanik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin mempengaruhi proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien sakit kritis dengan ventilasi mekanik. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi hasil tinjauan sistematis ini.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan kadar hemoglobin mempengaruhi proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien kritis dengan ventilasi mekanik. Namun dibutuhkan penelitian yang lebih banyak untuk mengkonfirmasi hasil telaah sistematis ini.

Background: Anemia or hemoglobin levels that decrease from average values ​​is a common problem in critical Intensive Care Unit (ICU) patients, and 61% of anemic patients require mechanical ventilation. Anemia can impair ventilation ability during weaning and extubation. However, the effect of decreased hemoglobin levels is still unclear and debated; therefore, this systematic review was made to conclude whether hemoglobin levels affect weaning and extubation processes in critically ill patients with mechanical ventilation based on available studies.
Objective: To determine the effect of hemoglobin levels on the process of weaning and extubation in critically ill patients with mechanical ventilation.
Methods: Using specific keywords, a comprehensive search of potential articles was carried out on PubMed, EMBASE, Scopus, and Cochrane databases with a time limit of 2013 to 2022. This study protocol was registered at PROSPERO (CRD42022336646) ) on August 7th, 2022.
Result: A total of 7 studies with 2,054 patients with mechanical ventilation met the criteria for this study and were included in a systematic review after a thorough database check. One study found no correlation between hemoglobin and the successful weaning and extubation process. Six studies stated that hemoglobin levels were associated with the success of the weaning and extubation process in critically ill patients with mechanical ventilation.
Conclusion: This study concludes that hemoglobin levels influence the weaning and extubation processes in critically ill patients with mechanical ventilation. However, more research is needed to confirm the results of this systematic review.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fitria Utami
"Baby-Led Weaning (BLW) menjadi salah satu metode pengenalan makanan yang baru-baru ini menjadi trend di kalangan ibu-ibu. Tujuan dari studi kualitatif ini adalah untuk menggali pegalaman ibu yang melakukan pengenalan makanan pendamping dengan metode BLW. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Partisipan yang didapat hingga mencapai saturasi adalah berjumlah 13.
Tema yang didapat sebanyak 10 antara lain membebaskan anak membuat keputusan, merasa khawatir dengan kondisi anak, anak tidak picky eater, menjaga kondisi yang kondusif selama anak makan, mencari tahu informasi sebelum dan selama menerapkan BLW, anak pernah tersumbat (gagging), anak mengalami tersedak (choking), merasa stress di awal BLW, anak lebih mandiri ketika proses makan, dan merasa senang walaupun sulit di awal saat melaksanakan BLW. Kendala dalam penelitian ini adalah susahnya perekrutan partisipan dan kurang variatifnya latar belakang partisipan.

Baby-Led Weaning (BLW) becoming one of the most happening methods in introducing complementary food among mothers nowadays. The aim of this qualitative study was to explore the mothers experience in introducing complementary food with a Baby-Led Weaning Method. The study design was descriptive phenomenology. In-depth structured interviews were conducted with 13 participants until we reached data saturation.
We identified 10 themes: letting the child make a decision, feeling worried about child condition, the children not being picky eater, the need to keep a conducive condition during the eating process, the need to looking for information before and after applying BLW, the child having gagged, the child having choked, stressful feeling at the beginning, the child becoming more independent at the eating process, and feeling happy about the achievement. The limitation of this study was the limited variety of the participants background.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Savitri Utami
"ABSTRAK
Selain metode konvensional, ada metode pemberian MPASI alternatif yang disebut Baby-Led Weaning BLW yang menjadi populer dikalangan ibu. Meski tak sedikit yang kontra karena menganggap metode ini dapat membuat bayi tersedak karena bayi makan dalam bentuk padat sejak awal, sebagian orang tua di Indonesia pro karena menganggap BLW dapa t melatih motorik dan sensorik bayi serta membuat bayi menjadi tidak susah makan sehingga memilih untuk menggunakan metode ini ketika memberikan MPASI pada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis perilaku pemberian MPASI pada bayi dengan metode BLW pada member aktif komunitas cerita BLW dan follower instagram @ceritablw tahun2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure, metode pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi terhadap informan ibu yang menggunakan metode BLW pada pemberian MPASI. Didapatkan hasil bahwa pengetahuan, sikap, ketersediaan informasi, dan dukungan keluarga baik sehingga informan dapat melakukan perilaku pemberian MPASI dengan metode BLW dengan sebaik-baiknya yaitu dengan memerhatikan zat gizi dan keamanan. Saran bagi bidang penelitian sekiranya dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang metode ini dengan melibatkan jumlah populasi yang lebih besar dan bagi penentu kebijakan di Kementerian Kesehatan sekira nya dapat mempertimbangkan metode ini.

ABSTRACT
In addition to konventionall methods, there is an alternative feeding method called Baby Led Weaning BLW which is popular among mothers. Although not a few people who cons because in this method babies eat in solid form since the beginning of complementary feeding that can make babies choking, some parents in Indonesia pro because think BLW can train motor and sensory skill of their baby and make the baby not become a picky eater. This study aims to conduct behavioral analysis of MPASI in infants by BLW method on active member of cerita BLW community and follower instagram ceritablw in 2018. This study used a qualitative approach with Rapid Assessment Procedure design, in depth interview data collection method and observation of maternal informant which uses the BLW method. It was found that knowledge, attitude, availability of information, and family support of informants were good so that informants could perform the behavior of giving complementary food with BLW method as best as they can by paying attention to nutrition and savety. Suggestions for Puslitbang should be able to conduct more in depth research on this method by involving larger populations and for policy makers in the Kementerian Kesehatan Indonesia should consider this method as a complementary feeding method."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Price Maya
"Latar belakang: Pneumonia berat yang membutuhkan tatalaksana ventilasi mekanik prevalensnya terus meningkat. Tindakan trakeostomi dilakukan untuk memfasilitasi penyapihan ventilasi mekanik. Studi sebelumnya dalam menilai faktor terkait kegagalan penyapihan ventilasi mekanik pasca trakeostomi masih sedikit dan menunjukkan hasil yang berbeda.
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan penyapihan ventilasi mekanik pasca trakeostomi pada pasien pneumonia berat.
Metode: Studi ini menggunakan desain kohort retrospektif dari data rekam medik pasien yang dirawat di ICU/HCU RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo antara tahun 2018-bulan Juni 2022. Faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan penyapihan ventilasi mekanik pasca trakeostomi pada pasien pneumonia berat didapatkan dari hasil analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Dari total 328 subjek yang memenuhi kriteria didapatkan proporsi kegagalan penyapihan ventilasi mekanik adalah 70,73%. Faktor yang memengaruhi kegagalan penyapihan ventilasi mekanik adalah durasi ventilasi mekanik >14 hari dengan RR 2,079 (IK 95% 1,566-2,760, p<0,0001), obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥25 dengan RR 1,188 (IK 95% 1,016-1,389, p=0,031) dan Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pasca trakeostomi ≥11 dengan RR 1,244 (IK 95% 1,071-1,445, p=0,004).
Simpulan: Proporsi kegagalan penyapihan ventilasi mekanik pasca trakeostomi pada pasien pneumonia berat adalah 70,73%. Faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan penyapihan ventilasi mekanik adalah durasi ventilasi mekanik >14 hari, obesitas (IMT ≥25 kg/m2) dan NLR pasca Trakeostomi ≥11

Background: The prevalence of severe pneumonia requiring mechanical ventilation continues to increase. A tracheostomy was performed to facilitate weaning from mechanical ventilation. Previous studies assessing factors related to weaning failure from mechanical ventilation after tracheostomy are few and show varying result.
Objective: This study aims to determine proportion and factors that influence failure to wean from mechanical ventilation after tracheostomy in patients with severe pneumonia.
Methods: This study used a retrospective cohort design from medical record data of patients treated in the ICU/HCU of RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo between 2018-June 2022. Factors affecting failure to wean mechanical ventilation after tracheostomy in patients with severe pneumonia were obtained from the result of multivariate regression analysis.
Results: From a total 328 subjects who met the criteria, the proportion of weaning failure was 70,73%. Factors that influence failure to wean are duration of mechanical ventilation >14 days RR 2,079 (95% CI 1,566-2,760, p<0,0001), obesity (BMI ≥25 kg/m2) RR 1,188 (95% CI 1,016-1,389, p=0,031) and post-tracheostomy Neutrofil Lymphocyte Ratio (NLR) ≥11,RR 1,244 (95% CI 1,071-1,445, p=0,004).
Conclusion: The proportion of weaning failure from mechanical ventilation after tracheostomy in patients with severe pneumonia was 70,73%. Factors that influence weaning failure are duration of mechanical ventilation > 14 days, obesity (BMI ≥25 kg/m2) and post-tracheostomy NLR ≥11.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filemon Suryawan Handjaja
"Latar Belakang: Sistem pernapasan memiliki sistem yang panjang dan rumit sehingga banyak faktor yang dapat memengaruhi kemampuan bernapas. Beberapa elektrolit yang sering dianggap penting adalah natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+) dan klorida (Cl-). Selain itu, magnesium (Mg2+) dan fosfat (PO43-) juga penting dalam banyak proses, terutama pada tautan neuromuskular dan sel otot seperti adenosine triphosphate (ATP). Beberapa peneliti menemukan bahwa PO43- memengaruhi kondisi klinis pasien dan keberhasilan penyapihan ventilasi mekanis invasif, meskipun Mg2+ memberikan hasil yang tidak konsisten. Belum ada penelitian atau data mengenai Mg2+ dan PO43- dalam penyapihan ventilasi mekanis invasif di Indonesia hingga saat ini.
Metode: Cross sectional dengan total sampling. Sampel darah vena diambil setelah masuk ICU / RICU di Rumah Sakit Umum Persahabatan. Sampel darah diambil hingga mencapai minimal 30 subjek (pilot study). Semua pasien yang ditemukan menggunakan ventilasi mekanis invasif dimasukkan ke dalam penelitian kecuali pasien dengan prosedur yang rumit (contoh: Avian influenza, tuberkulosis resisten obat). Sampel darah diperiksakan Mg2+, fosfat anorganik (Pi) dan tes tambahan lainnya. Kegagalan dalam penyapihan didefinisikan sebagai intubasi ulang dalam 48 jam setelah ekstubasi atau gagal uji pernapasan spontan (SBT).
Hasil: Dari 31 subjek yang dievaluasi, ada 3 pasien dengan kegagalan penyapihan. Nilai median Mg2+ 0,5 (0,5-2,6) pada pasien yang berhasil disapih dan 0,6 (0,6-2,7) pada pasien dengan gagal sapih. Nilai rerata Pi adalah 4,21±1,17 pada pasien yang berhasil disapih dan 5,43±0,47 pada pasien yang gagal sapih. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara keberhasilan penyapihan dan karakteristik pasien selain frekuensi nadi dan Ca2+, meskipun faktor perancu masih belum jelas. Nilai Mg2+ yang rendah ditemukan pada 23 subjek, tidak ada nilai Pi yang rendah pada semua subjek, nilai Mg2+ tinggi pada 1 subjek, nilai Pi tinggi pada 11 subjek dan lainnya dalam batas normal.
Kesimpulan: Nilai median Mg2+ pada kedua kelompok penyapihan (berhasil dan gagal) berada di bawah batas normal, yaitu 0,5 (0,5-2,6) dan 0,6 (0,6-2,7). Nilai rerata Pi pada kelompok penyapihan yang berhasil adalah 4,21±1,17 (dalam batas normal) dan kelompok penyapihan yang gagal adalah 5,43±0,47 (di atas nilai normal).

Background: History shows that respiratory system has a long and complicated arrangement so that many factors can affect human’s ability to breathe. Some electrolytes often considered as most important are sodium (Na+), potassium (K+), calcium (Ca2+) and chloride (Cl-). Other than that, magnesium (Mg2+) and phosphate (PO43-) are also important in all processes, especially on neuromuscular junction and muscle cells as adenosine triphosphate (ATP). Some researchers have found that PO43- affects patient’s clinical condition and ventilator weaning success, although Mg2+ gave inconsistent results. Until now, there has not been any studies or data about the significance of Mg2+ and PO43- in ventilator weaning in Indonesia.
Methods: This study is a cross sectional with total sampling. Vein blood sample is taken after ICU/RICU admittance at Persahabatan Hospital. Blood sample is taken consecutively until it reaches a minimum of 30 subjects (pilot study). All patients found with mechanical ventilation is included except for patients with complicated procedure (e.g. Avian influenza, Multidrug-resistant Tuberculosis). Blood sample is analyzed for Mg2+, inorganic phosphate (Pi) and other additional tests. Failure in weaning is defined as reintubation in 48 hours after extubation or failure in spontaneous breathing trial (SBT).
Results: Of 31 subjects evaluated, there are 3 patients with weaning failure. Median Mg2+ value is 0,5 (0,5-2,6) in successfully weaned patients and 0,6 (0,6-2,7) in patients with weaning failure, lower than its normal value. Mean Pi value is 4,21±1,17 (normal value) in successfully weaned patients and 5,43±0,47 (high value) in patients with weaning failure. Further analysis found that no significant relation is found between weaning and patient’s characteristics other than heart rate and Ca2+, although it is not clear if there are soma biases which can affect these results. Low Mg2+ value is found in 23 subjects, no low Pi value found in all subjects, high Mg2+ value in 1 subject, high Pi value in 11 subjects and the rest is in normal range.
Conclusion: Median Mg2+ value in both weaning groups (successful and failed) are below the normal limit, 0,5 (0,5-2,6) and 0,6 (0,6-2,7). Mean Pi value in the successful weaning group is 4,21 ± 1,17 (within normal range) and the value in failed weaning group is 5,43 ± 0,47 (above normal range).
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisius Anung Darmawan
"Latar Belakang: Proses penyapihan dari ventilasi mekanis pada pasien sakit kritis dapat mengalami hambatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis dipengaruhi oleh keseimbangan cairan kumulatif yang positif, tekanan intraabdominal yang tinggi, ekskursi diafragma yang rendah, dan rasio netrofil limfosit yang tinggi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian kohort prospektif dengan subyek penelitian pasien dewasa yang memenuhi kriteria inklusi di ICU yang mendapat bantuan ventilasi mekanis. Dilakukan pemeriksan keseimbangan cairan kumulatif, tekanan intraabdominal, ekskursi diafragma dan rasio netrofil limfosit pada 24 jam pertama dan pada saat mode ventilasi mekanis PS £ 8 atau T-Piece sampai maksimal hari ke 7 atau pada hari ke 7 bila belum berhasil disapih.
Hasil: Hubungan antara keseimbangan cairan kumulatif dengan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis tidak bermakna (nilai p 0,243; OR 1,257; IK 95% 0,787-2,007). Hubungan antara tekanan intraabdominal dengan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis tidak bermakna (nilai p 0,550; OR 1,14; IK 95% 0,691-1,891). Hubungan antara ekskursi diafragma dan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis bermakna (nilai p 0,013; OR 1,4; IK 95% 0,321-6,109). Hubungan antara netrofil limfosit rasio dan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis tidak bermakna (nilai p 0,259; OR 1,33; IK 95% 0,586-3,03).
Kesimpulan: Ekskursi diafragma mempengaruhi kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis sedangkan keseimbangan cairan kumulatif, tekanan intraabdominal dan netrofil limfosit rasio tidak mempengaruhi kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis dalam penelitian ini.

Background: Weaning process of mechanical ventilation in critically ill patients could face resistance. The purpose of this study was to found whether weaning process of mechanical ventilation influenced by positive cumulative fluid balance, high intraabdominal pressure, low diaphragm excursion and high neutrophil lymphocyte ratio .
Method: This study is an analytic observational study with prospective cohort design. The subjects are adult mechanically ventilated ICU patients who are included in inclusion criteria. Cumulative fluid balance, intraabdominal pressure, diaphragm excursion and neutrophil lymphocyte ratio initially documented on the first 24 hours then when ventilator mode is Pressure Support £ 8 or using T-Piece until maximum day 7th or until day 7th if coud not be weaned.
Result: The relationship between Cumulative fluid balance and weaning process from mechanically ventilated patients were not significant (p value 0,243; OR 1,257; CI 95% 0,787-2,007). The relationship between intraabdominal pressure and weaning process from mechanically ventilated patients were not significant (p value 0,550; OR 1,14; CI 95% 0,691-1,891). The relationship between diaphragm excursion and weaning process from mechanically ventilated patients were significant (p value 0,013; OR 1,4; CI 95% 0,321-6,109). The relationship between neutrophil lymphocyte ratio and weaning process from mechanically ventilated patients were not significant (p value 0,259; OR 1,33; CI 95% 0,586-3,03).
Conclusion: Diaphragm excursion have an influence on easiness weaning from mechanical ventilation but cumulative fluid balance, intraabdominal pressure, neutrophil lymphocyte ratio are not influence easiness weaning from mechanical ventilation in critically ill patients in this study.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>