Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faizatul Falah
Abstrak :
Pemanfaatan beton dan mortar sebagai bahan untuk konstruksi jalan semakin meningkat. Tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan waktu pengerasan yang lama sehingga menyebabkan timbulnya masalah diantaranya kemacetan jalan. Untuk itu perlu adanya aditif (bahan tambahan) yang dapat mempersingkat waktu pengerasan mortar. Bahan berlignoselulosa diantaranya tandan kosong kelapa sawit (tkks) semakin banyak diupayakan sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua. Pretreatment bahan berlignoselulosa untuk memisahkan lignin dari selulosa dan hemiselulosa dapat dilakukan dengan menggunakan basa, asam encer atau steam explosion. Lignin yang terkandung dalam bahan akan dibuang sebagai limbah cair setelah pretreatment. Upaya pemanfaatan lignin menjadi produk bernilai tambah perlu dilakukan untuk meminimalisasi limbah karena lignin sulit terdegradasi dalam kondisi anaerob dan mengurangi biaya produksi. Salah satu cara pemanfaatan lignin adalah sebagai additive (zat tambahan) yang berfungsi sebagai plasticizer dan water reducer pada pembuatan mortar dan beton. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah lignin dari pretreatment bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit (tkks) sebagai bahan tambahan (additive) pada adukan semen (mortar). Aditif dapat diperoleh dengan cara mengisolasi lignin tersebut pada berbagai konsentrasi dan suhu. Isolat lignin yang dihasilkan dari limbah bietanol digunakan sebagai admixture pada mortar sebagai pengurang air (water reducer). Adukan semen (mortar) yang dihasilkan diuji berdasarkan SNI 03-1972-1990 dan 03-1974-1990. Lignin dari tkks ternyata dapat digunakan sebagai water reducer pada adukan semen dengan peningkatan workability sebanyak 24,4% dibanding kontrol. Penambahan lignin dari tkks dapat meningkatkan kuat tekan dari mortar pada usia mortar 7 dan 28 hari dibandingkan mortar dengan lignosulfonat komersial dan kontrol pada berbagai faktor air semen. Waktu pengerasan mortar dengan aditif dari lignin meningkat secara cepat yaitu mencapai hingga 80% pada usia mortar 7 hari sehingga waktu curing yang dibutuhkan lebih singkat. Peningkatan kuat tekan tertinggi dengan nilai slump yang baik diperoleh pada penambahan 1% lignin dan faktor air semen 0,45 dengan nilai slump 112mm dan kuat tekan 7 hari 27,88 N/mm2 serta 38,81 N/mm2 pada umur mortar 28 hari, sehingga memenuhi standar beton mutu tinggi. ......The use of concrete and mortar as a material for road construction is increasing, but its implementation requires a long time of concrete hardening, causing problems such as traffic jams. An additive that can shorten the time of hardening of mortar is needed to reduce such problems. Utilization of lignocellulose as bioethanol raw materials has been increasing. Empty palm fruit bunch (epfb) are among of them. The lignocellulosic materials should undergo some pretreatment process to separate lignin from cellulose and hemicellulose, this could be done by using alkaline solution, acid solution or steam explosion Efforts to use lignin into value added products needs to be done to minimize waste due to lignin degradation in anaerobic conditions is difficult and to reduce production costs. One way to utilize lignin is as an additive that serves as a plasticizer and water reducer in the manufacture of mortar and concrete. This study aims to utilize the waste lignin from bioethanol pretreatment from oil palm empty fruit bunches (epfb) as a mortar additive. Additives can be obtained by isolating lignin at various concentrations and temperatures. Isolates produced from waste lignin were then used as an admixture in mortar as a water reducer. The mortars generated were then tested based on SNI 03-1972-1990 and 03-1974-1990. Lignin from epfb can be used as a water reducer in mortar with improved workability as much as 24.4% compared to controls. The addition of lignin from epfb could also increase the compressive strength of mortar at the age of 7 and 28 day mortar compared to commercial lignosulfonate and control on the various water cement ratio. Setting time of mortar with additives of lignin increased rapidly, reaching up to 80% at the age of 7 days so that mortar curing time required is shorter. The highest improvement of compressive strength with suitable workabiliy was reached by 1% lignin addition and 0,45 water cement ratio with 112mm of flow and compressive strength 27,88 N/mm2 at 7 days and 38,81 N/mm2 at 28 days, suitable for high quality concrete.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30498
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denisha Emmanuel
Abstrak :
Peningkatan produksi oleh industri logam menyebabkan kebutuhan akan material isolator sebagai pelapis bagian dalam tungku untuk peleburan. Bahan isolasi tersebut harus memiliki kekuatan mekanik, kerapatan, dan kestabilan ukuran yang tinggi. Sebagai jenis refraktori castable yang umumnya memiliki sifat mekanis lebih baik, dengan kebutuhan akan kadar airnya lebih sedikit, refraktori jenis ultra low cement castable (ULCC) sangatlah mendukung keadaan tersebut. Pada penelitian ini, ULCC diteliti untuk melihat pengaruh penambahan aditif water reducer yang berfungsi sebagai dispersan. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan jenis aditif dan kadar air yang dibutuhkan. Variasi aditif yang digunakan adalah asam poliakrilat (PAA) dan polikarboksilat (PCE). Variasi kadar air pada ULCC dengan penambahan aditif PAA yang digunakan adalah 5,0%wt, 5,3%wt, dan 5,6%wt. Sampel ULCC diuji dengan pengujian kuat tekan (CCS), susut kemudian (PLC), dan densitas. Selanjutnya, karakterisasi dilakukan dengan FTIR, STA, XRF, XRD, dan SEM. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada sifat mekanis yang lebih baik ditunjukkan pada ULCC tanpa penambahan aditif, sedangkan pada ULCC dengan penambahan PAA dengan kadar air 5,0% dan 5,3% memiliki sifat mekanis paling rendah dengan perbedaan antar satu sama lain yang kurang signifikan. Penggunaan aditif PAA yang masuk ke kategori dispersan tingkat medium dapat berpengaruh pada kebutuhan air dan sifat mekanis dari campuran ULCC. ......Increased production of the metal industry led to the need for insulator material as a coating for the inside of furnaces for smelting. Such insulating materials must have high mechanical strength, density and stability. As a type of castable refractory that generally has better mechanical properties, with the need for less water content, ultra low cement castable (ULCC) is very much needed and suitable for this situation. In this research, ULCC was studied to see the effect of adding water reducer additives that works as dispersants. This research was carried out by varying the type of additive and the required water content. The variety of additives used are polyacrylic acid (PAA) and polycarboxylate ether (PCE). Variations in water content in ULCC with the addition of PAA additives used were 5,0%wt, 5,3%wt, and 5,6%wt. ULCC samples were tested by cold crushing strength (CCS), permanent linear change (PLC), and bulk density testing. Furthermore, sample characterization is carried out with FTIR, STA, XRF, XRD, and SEM. The result of the studies carried out showed that better mechanical properties are shown in ULCC without the addition of additives, while for ULCC with the addition of PAA with a water content of 5,0% and 5,3%, had the lowest mechanical properties with less significant differences between one another. The use of PAA additive that fall into the category of medium-level dispersants can have an effect on water requirements and mechanical properties of ULCC mixtures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library