Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfi Dwi Wicaksono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kebijakan pengelolaan energi dengan beberapa tujuan yang saling bersaing pada sektor ekonomi, lingkungan, energi, sampah dan pengelolaannya. Untuk itu,  pada penelitian ini dikembangkan optimasi multi-tujuan yang biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang memiliki berbagai fungsi tujuan yang saling kontradiktif. Model weighted goal programming diusulkan untuk memformulasikan masalah tujuan dari berbagai sektor secara simultan. Verifikasi model dilakukan dengan mengikuti Peraturan Presiden tentang Rencana Umum Energi Nasional dan tentang target dan pengurangan sampah dan sejenis sampah rumah tangga. Pada skenario business as usual, dari 5 target yang ingin dicapai ada 1 target yang dapat mencapai targetnya sehingga diperlukan strategi yang tepat agar semua target dapat tercapai. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi analisis tambahan bagi pemangku kebijakan untuk membuat kebijakan pada sektor ekonomi, lingkungan, energi, sampah dan pengelolaannya. ......This study aims to develop energy management policy model model of several conflicting objectives in the economic, environmental, energy, waste, and waste management sectors. Therefore, in this study multi-objective optimization which commonly used to solve problems that have various conflicting objective functions develops. The weighted goal programming model is proposed to formulate the objectives problem of various sectors simultaneously. Model validation is carried out by following the Presidential Regulation on the National Energy General Planning and regarding the target of reduction of waste and waste management. In the business as usual scenario, of the 5 targets to be achieved there are 1 target that can achieve its target so that the right strategy is needed so that all targets can be achieved. The results of this study are expected be used as an additional analysis for policymakers to make policies in the economic, environmental, energy, waste, and waste management sectors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azelia Machsari Haqq
Abstrak :
Ketertarikan pemerintah pada Kemitraan Pemerintah-Swasta dipicu oleh iming-iming memperoleh fasilitas publik dengan beban yang lebih sedikit pada anggaran pemerintah. Namun, kegagalan demi kegagalan PPP di berbagai belahan dunia memperingatkan pemerintah bahwa PPP bukanlah sebuah silver bullet yang ampuh untuk semua kebutuhan infrastruktur publik. Studi tentang kegagalan PPP biasanya berfokus pada kegagalan setelah proyek telah beroperasi, padahal justru banyak proyek dibatalkan sebelum kontrak ditandatangani. Studi kasus tunggal ini mengeksplorasi lambatnya realisasi proyek PPP Waste to Energy (WTE) di Bandung Besar. Penelitian ini menunjukkan bahwa masalah biaya transaksi, baik politik dan ekonomi, menjadi hambatan utama dalam realisasi proyek. Empat masalah utama biaya transaksi dalam realisasi proyek ini yaitu masalah pengetahuan, koordinasi, risiko dan ketidakpastian, dan kepercayaan. Masalah pengetahuan terkait dengan kurangnya pengetahuan dan penalaman PPP pemerintah yang mengarah pada desain proyek yang tidak lengkap dan ketidakselarasan peraturan. Masalah koordinasi muncul karena banyak pemangku kepentingan yang terlibat yang memerlukan struktur tata kelola yang kompleks, terutama mengingat perubahan kepemimpinan politik. Masalah risiko dan ketidakpastian terkait dengan aset yang sangat spesifik dari WTE. Terakhir, kepercayaan publik pada pemerintah dan swasta rendah karena kurangnya transparansi dan dugaan konspirasi dalam proses penawaran, sedangkan fasilitas berbahaya ini terletak di dekat perumahan.
The increasing government interest in Public-Private Partnerships is triggered by the lure of obtaining public facilities with a less burden on the government budget. However, many PPP failures in various parts of the world warn the government that PPP is not a silver bullet solution for all public infrastructure needs. Studies on PPP failures usually focus on failures after the project has been in operation, whereas many projects were canceled before the contract is signed. This single case study explores the slow pace of the PPP Waste to Energy WTE projects realization in Greater Bandung. It suggests that transaction costs issues, both political and economic, play a significant role, including knowledge, coordination, risk and uncertainty, and trust problems. The knowledge problems are related to the governments lack of PPP knowledge that leads to the incomplete project design and misalignment of regulations. The coordination problems arise because many stakeholders involved that required a complex governance structure, especially in the light of political leadership changes. The risk and uncertainty problems are related to highly specific assets of WTE increases the risks of private investment because the government support and guarantee to cover the assets and the waste quality was inadequate and regulation changes regarding fees and tariffs would risk the return of the investment. Lastly, public trust in government and private was low due to the lacked transparency and alleged conspiracy in the bidding process, whereas this hazardous facility is located near area residents.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu
Abstrak :
Pengelolaan sampah dari Kota Jakarta Barat adalah pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah di landfill TPST Bantar Gebang. Dengan hampir penuhnya kapasitas TPST Bantar Gebang, diperlukan fasilitas pengolahan sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke landfill. Fasilitas pengolahan sampah dapat memroses sampah kemudian dimanfaatkan sebagai energi listrik. Decision Matrix dan parameter tambahan digunakan untuk menilai teknologi pemroses sampah menjadi energi listrik yang sesuai dengan kondisi Jakarta Barat saat ini. Penerapan teknologi MBT di Jakarta Barat selain dapat mengurangi sampah yang dikirim ke landfill juga dapat memperbaiki pengelolaan sampah serta menghasilkan RDF dengan potensi energi listrik yang tinggi. Penerapan teknologi insinerasi dan anaerobic digestion dapat dilakukan setelah sistem pengelolaan sampahnya maju dan adanya insentif ekonomi. ......Jakarta Barat waste management is by collecting, transporting, and disposing of waste at the Bantar Gebang TPST landfill. The capacity of the Bantar Gebang TPST is almost full, waste processing facilities are needed to reduce the amount of waste sent to the landfill. Waste processing facilities can process waste and then convert it to electrical energy. The Decision Matrix and additional parameters are used to assess waste to energy technology that is suitable for the current conditions in Jakarta Barat. The application of MBT technology in Jakarta Barat, apart from being able to reduce waste sent to landfills, can also improve waste management, and produce RDF with high electrical energy potential. Incineration and anaerobic digestion technology can be applied after the waste management system is advanced and the implementation of economic incentives.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nibroosa Yumna Hajar
Abstrak :
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah perkotaan adalah dengan mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan yang dikenal dengan konsep waste to energy baik melalui pembakaran langsung maupun dalam bentuk bahan bakar seperti SRF (Solid Recovered Fuel). Namun tidak semua sampah mudah diproses menajdi SRF, salah satunya karena kadar airnya yang relatif tinggi. Di TPA Cipayung Depok kadar air sampah mencapai 51,18%. Diperlukan proses pre-treatment terhadap sampah tersebut untuk menurunkan kadar airnya yaitu melaluii proses bio-drying. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi sampah TPA Cipayung yang diolah menggunakan teknologi bio-drying sehingga dapat dimanfaatkan sebagai SRF. Perhitungan timbulan dan pengukuran komposisi sampah diukur menggunakan metode SNI 19-3964-1994, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini berupa variasi waktu tinggal dan variasi perlakuan bio-drying. Adapun variabel terikat yang diamati adalah perubahan pada treatment bio-drying yaitu volume reduction, suhu dan proximate analysis. Kemudian dengan menggunakan ultimate analysis dan uji nilai kalor maka dapat ditentukan potensi sampah yang bisa dijadikan SRF. Studi ini menemukan bahwa bio-drying bisa menurunkan kadar air dari 64% menjadi 28% dan fixed carbon 6,05% menjadi 5,92%. Sebaliknya menaikkan kadar abu dari 2,92% menjadi 9,30% dan volatile matter dari 26,17% menjadi 53%. Secara keseluruhan nilai kalor naik dari 1,670 MJ/kg menjadi 16,159 MJ/kg. Meskipun demikian hasil bio-drying ini belum memenuhi standar SRF untuk industri semen. Optimasi proses diperlukan agar sampah TPA CIpayung bisa diolah memenuhi standar SRF. ......One solution for dealing with the large amount of municipal waste is to convert waste into a renewable energy source, known as the waste to energy concept, either through direct combustion or in the form of fuel such as SRF (Solid Recovered Fuel). However, not all waste is easily processed into SRF, one of which is because its water content is relatively high. At the Cipayung Depok landfill, the moisture content of waste reached 51.18%. A pre-treatment process such as a bio-drying process is needed for the waste processing to reduce its moisture content. This research was conducted to determine the potential of Cipayung landfill waste which is processed using bio-drying technology to be used as SRF. Calculation of waste generation and measurement of waste composition were measured using the SNI 19-3964-1994 method, while the independent variables in this study were variations in residence time and variations in bio-drying treatment. The dependent variables observed were changes in the bio-drying treatment which are volume reduction, temperature and proximate analysis. Then, by using ultimate analysis and calorific value tests, the potential for waste that can be used as SRF can be determined. This research found that bio-drying can reduce water content from 64% to 28% and fixed carbon from 6.05% to 5.92%. Additionally, it increases the ash content from 2.92% to 9.30% and volatile matter from 26.17% to 53%. The calorific value of waste increased from 1,670 MJ/kg to 16,159 MJ/kg. However, the bio-drying results do not meet the SRF standards for the cement industry yet. Process optimization is needed so that Cipayung landfill waste can be recycled to meet SRF standards.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Ardiani Rachman
Abstrak :
Pemanfaatan sisa kapasitas pembangkit listrik di TPST Bantar Gebang sebesar 4,3 MW dilakukan dengan memproduksi listrik dari biogas hasil pemrosesan sampah pasar menggunakan teknologi Anaerobic Digester System. Analisis keekonomian yang dilakukan mencakup perhitungan beberapa parameter kelayakan ekonomi yang umum digunakan yaitu IRR, NPV, benefit cost ratio, dan payback period. Dari hasil analisis keekonomian, pembangunan fasilitas ini layak untuk dibangun dengan parameter keekonomian NPV sebesar 40,64 milyar rupiah, IRR 16,76%, benefit cost ratio 2,83, dan payback period selama 5 tahun 8 bulan. Analisis kebijakan pemerintah juga dilakukan mengingat proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar merupakan salah satu alternatif energi baru dan terbarukan yang saat ini sedang gencar program pengembangannya di Indonesia.
Utilization of 4.3 MW remaining capacity of of power generator in TPST Bantar Gebang was conducted to generate power from biogas. Economic evaluation was performed by calculating the economic parameters such as IRR, NPV, benefit cost ratio, and payback period. The result indicated the project is feasible with NPV of 40,64 billion rupiah, IRR of 16,76%, benefit cost ratio of 2,83 and payback period 5 years and 8 months after the project began. Furthermore, analysis of government policy was also undertaken in this study since waste-to-fuel treatment process is one of the new and renewable energy alternative which is being developed intensively in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhityo Aji Kusumo Bawono
Abstrak :
ABSTRAK
Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Masalah yang dapat ditimbulkan dari meningkatnya jumlah penduduk adalah meningkatnya jumlah sampah dan meningkatnya permintaan akan energi listrik. Untuk mengatasi kedua masalah tersebut, Pemerintah Indonesia melakukan program 3R ( Reduce, Reuse dan Recycle ) dan program WTE ( Waste to Energy ) yang memanfaatkan sampah dengan cara mengurangi jumlah sampah dan menghasilkan energi listrik dari sampah sebagai sumber energi listrik alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi optimal dari pengolahan sampah melalui program 3R dan program WTE menggunakan metode goal programming. Hasil penelitian menujukkan proporsi optimal untuk pengolahan sampah melalui program 3R sebesar 49,90%, proporsi optimal program WTE adalah 12,37% dan 37,73% sampah tidak terolah. Energi listrik yang dihasilkan dari program WTE mencapai 1.229,695 GWh, total emisi dari pengolahan sampah melalui program 3R dan program WTE sebesar 1.809.208,2 ton CO2equivalen dan total penggunaan lahan dari program 3R dan WTE adalah sebesar 4.036.239,1 m2. Dalam penelitian ini juga melakukan perhitungan beberapa skenario yaitu skenario perubahan alokasi anggaran program WTE, skenario perubahan batas total emisi dari pengolahan sampah dan skenario perubahan batasan penggunaan lahan untuk pengolahan sampah. Saat anggaran program WTE ditingkatkan menjadi empat kali lipat, proporsi pengolahan sampah program WTE meningkat menjadi 47,81%, proposi pengolahan sampah 3R menjadi 30,82% dan proporsi sampah tidak terolah menjadi 21,37%.
ABSTRACT
2016
T45338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James Marisi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suatu model bisnis yang dapat digunakan untuk menjalankan bisnis PLTSa pembangkit listrik tenaga sampah dengan memperhatikan faktor donasi dari masyarakat khususnya bagi masyarakat Kota Depok yang merupakan wilayah proyek PLTSa dalam penelitian ini. Sistem pengolahan sampah yang dilakukan pada tesis ini menggunakan sistem Landfill Gas yang menggunakan membran bioreaktor yang dapat mengolah sampah organik untuk menghasilkan gas metana CH4 . Gas metana yang dihasilkan tersebut dapat digunakan sebagai penggerak turbin PLN untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu, pemanfaatan sampah sebagai energi waste to energy merupakan suatu pengolahan sampah yang sangat menguntungkan. Model pembiayaan dan operasional PLTSa tersebut menggunakan skema pendanaan dari masyarakat. Selanjutnya, bentuk organisasi atau bisnis entitas yang akan dibangun untuk menjalankan proyek ini yang akan dinilai dari sumber pendanaan, metode pengumpulan donasi, regulasi dan perundang-undangan mengenai TPA PLTSa, regulasi dan perundang-undangan mengenai badan organisasi bisnis entitas .
ABSTRACT
This research is intended to determine an business model that can be used to run the PLTSa business by taking into account the donation factor from the Public of Depok City which is the PLTSa project area in this research. Waste processing system conducted in this thesis using Landfill Gas system that uses Membrane Bioreactor which can be organic waste to produce methane gas CH4 . This produced methane gas can be used as a driving turbine for electricity. Therefore, the utilization of waste as energy waste to energy is a very profitable waste treatment. The PLTSa operational and operational cost model uses the scheme from public participation. Then, the form of organization or business of the entity to be built to undertake this project which is part of business activities, regulations and legislation on TPA PLTSa, regulations and legislation concerning to the organizational body.
2017
T48512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendrik Amrico
Abstrak :
Jakarta sebagai ibukota menjadi daya tarik terhadap sebagian besar masyarakat Indonesia, menjadikannya salah satu kota terpadat. Kepadatan penduduk tersebut berdampak pada tingginya aktivitas perekonomian. Hal ini meningkatkan kebutuhan akan energi listrik, sebagai salah satu penggerak perekonomian. Kepadatan penduduk juga berarti meningkatnya produksi sampah. produksi sampah yang besar tentunya akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Di sisi lain, ternyata sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Kemajuan teknologi memungkinkan sampah digunakan sebagai bahan baku menghasilkan listrik sekaligus mengurangi timbulan sampah. Manfaat demikian masih belum dimaksimalkan dikarenakan harga investasi yang besar. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi berbagai skema pembangkit listrik tenaga sampah. Penelitian ini menunjukkan bahwa investasi PLTSa memiliki nilai kelayakan optimal pada kapasitas 20MW, dengan LCoE sebesar Rp 19.29,96. Pada tipping fee minimum, menghasilkan NPV sebesar Rp 1.314.351.713.755, IRR sebesar 18,78%, dan waktu pengembalian modal selama 7 tahun. ......Jakarta, as the capital city, attracts a significant portion of the Indonesian population, making it one of the most populous cities. The population density has an impact on the high level of economic activity, which increases the demand for electricity as one of the drivers of the economy. The population density also means increased waste production, which can lead to various environmental problems. However, it turns out that waste can be utilized as an alternative source of energy. Technological advancements enable waste to be used as a raw material to generate electricity while reducing waste generation. Such benefits are still not fully maximized due to the high investment costs. This study aims to analyze the economic feasibility of various waste-to-energy power plant schemes. The research shows that the investment in Waste-to-Energy power plants has optimal feasibility at a capacity of 20 MW, with an LCoE (Levelized Cost of Electricity) of Rp 19.29.96. At the minimum tipping fee, it generates an NPV (Net Present Value) of Rp 1,314,351,713,755, an IRR (Internal Rate of Return) of 18.78%, and a payback period of 7 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andiasti Nada Alifah
Abstrak :
Komposisi sampah terbesar di Indonesia adalah sampah organik yang dapat dikonversi menjadi sumber energi melalui metode insinerasi. Namun, pembakaran limbah organik secara langsung tidak stabil dan tidak efisien karena kadar airnya yang tinggi. Biodrying adalah teknik penghilangan kadar air dari limbah biomassa dengan bio-heat mikroba dan menghasilkan luaran berupa solid recovered fuel. Permasalahan utama biodrying adalah terbatasnya tingkat penurunan kadar air pada feedstock yang dipengaruhi oleh panas bio-heat dari degradasi senyawa organik oleh mikroba, seperti karbon kompleks, selulosa, hemiselulosa, dan protein di dalam materi biodrying. Penghilangan kadar air pada biodrying dapat ditingkatkan dengan penambahan katalis berupa enzim selulase untuk membantu laju degradasi feedstock organik dan meningkatkan suhu feedstock. Pada penelitian ini, enzim selulase ditambahkan dengan dosis yang berbeda-beda pada reaktor 1, 2, dan 3 sejumlah 0; 0,30; dan 0,45 gram. Feedstock pada reaktor terbuat dari sampah organik dengan kadar air awal sebesar 62 dan C/N rasio 29,50. Biodrying dilakukan dengan reaktor skala laboratorium selama 21 hari dan 5 hari tambahan sebagai usaha untuk menstabilkan feedstock. Parameter fisik, kimia, dan biologis feedstock diamati selama proses biodrying berlangsung, yang menunjukan bahwa kadar enzim selulase pada feedstock memiliki korelasi negatif dengan kadar volatile soild dan rasio C/N feedstock. Pada reaktor yang ditambahkan enzim selulase, terjadi peningkatan profil suhu yang signifikan dan pada reaktor 3 terjadi fase termofilik yang stabil selama 11 hari. Reaktor 2 dan 3 juga menghasilkan penurunan kadar air yang lebih tinggi, yaitu sebesar 26 dibandingkan dengan reaktor 1 sebesar 20 . Penambahan enzim selulase pada biodrying sampah organik juga menunjukan hasil yang positif pada solid recovered fuel yang dihasilkan ditinjau dari nilai kalor SRF reaktor 3 sebesar 3320 kkal/kg dibandingkan dengan reaktor 1 dan 2 sebesar 3174 dan 2838 kkal/kg.
The largest waste composition in Indonesia is organic waste, which can be converted into alternative energy sources with various method, including incineration. However, direct combustion of organic waste is not efficient in terms of cost and energy due to the high moisture content in organic waste. Biodrying is a technique that optimizes moisture content removal of biomass waste with bio heat produced by microbes rsquo metabolism in feedstock. It also produces solid recovered fuel as an output. One of the main problems on biodrying is the limitation of moisture content removal on feedstock. The moisture content removal process is affected by bio heat that is produced from the degradation of organic compounds such as carbon complex, cellulose, hemi cellulose, and protein by microbes in biodrying material. Moisture content removal on biodrying could be enhanced by adding catalyst, such as cellulase enzyme, to help degrade the feedstock, thus simultaneously enhance the temperature of the feedstock. On this research, cellulase enzyme added with various dosages as much as 0 0,3 and 0,45 gram to the first, second, and third reactor. The feedstock was made from organic waste with moisture content and C N ratio adjsusted to 62 and 29,50. Biodrying was done in laboratory scaled reactors in 21 days and 5 days addition to stabilize the feedstock. Physical, chemical, and biological parameters were examined during biodrying process. The result showed that cellulase enzyme level during the process has negative correlation with volatile solid and C N ratio on the feedstock. Temperature profile increase was obtained in reactors with enzyme addition. Moreover, the third reactor exhibits more stable and longer thermophilic phase that lasted for 11 days. Enzyme addition also positively influenced moisture content removal, in which the reactors with enzyme addition successfully reached 26 moisture content removal while reactor without enzyme addition only reached 20 . Additionally, cellulase enzyme addition also resulted in higher calorific value of SRF produced from biodrying as shown in SRF produced from the third reactor that reached 3320 kkal kg. Meanwhile, calorific values of SRF from the first and second reactor are 3174 kkal kg and 2838 kkal kg.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>