Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurjalila Hafita Budi Sari
"Sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Pancasila berasal dari gedung perkuliahan dan administrasi, kantin, dan halaman dari setiap fakultas. Karakteristik sampah dari kedua sumber tersebut berbeda sehingga proses pengumpulannya harus dipisah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah di lingkungan kampus Universitas Pancasila dengan studi kasus FEB dan FT. Pemilihan kedua fakultas tersebut didasarkan pada jumlah mahasiswa terbesar pada kedua fakultas tersebut diantara fakultas lainnya. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah didasarkan pada modifikasi dari SNI 19-3694-1994.
Berdasarkan data timbulan dan komposisi sampah yang telah didapat kemudian akan dibuat perencanaan pengelolaan sampah berupa analisa potensi nilai jual sampah dan perencanaan aspek teknik operasional. Sampah yang berpotensi memiliki nilai jual di lingkungan kampus sebesar 58,3% untuk sampah gedung, 73,51% untuk sampah kantin, dan 92,9% untuk sampah halaman. Kemudian untuk mencapai nilai jual sampah yang maksimal dibuat perencanaan aspek teknik operasional yang meliputi pemilahan dan pewadahan sampah di sumber, pengumpulan sampah, pemilahan dan pengolahan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah. Residu sampah yang sudah tidak memiliki nilai jual sebesar 207,51 kg yang selanjutnya akan dibawa menuju ke TPA.

Solid waste generation in Universitas Pancasila campus largely derived from the lecture and the administration buildings, canteen, and yard from each faculty. Solid waste characteristics from both sources are different so that the collecting process should be separated. This study aims to determine the solid waste generation and composition in Universitas Pancasila campus, with case study Faculty of Economic-Business (FEB) and Faculty of Engineering (FT). The selection of this faculties is based on the number of students which are the most among other faculties. Measurement of solid waste generation and composition based on a modification of the SNI 19-3694-1994.
Based on data of solid waste generation and composition that has been obtained then will be made a solid waste management planning includes analysis of the sale value potential of solid waste and planning of operational technique aspect. Solid waste that potentially have an sale value on the campus are 58,3% for building solid waste, 73,51% for canteen solid waste, and 92,9 % for yard solid waste. Then to achieve maximum sale value of solid waste then will be made the planning of operational technique aspect includes separation and storage at the source, collection, separation and processing, transport, and final disposal. Solid waste residue that had not economic value is 207,51 kg which would then be taken to a landfill.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Widyaputri Darmawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah pada Hotel Bumi Wiyata, Depok. Sampah-sampah yang dihasilkan sebagian besar berasal dari kamar tidur, ruang diklat, kolam renang, halaman, kantor, ballroom, dan dapur. Dimana aktivitas yang terjadi umumnya berada pada sumber-sumber tersebut. Metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengukuran timbulan sampah adalah metode pengukuran langsung dan SNI 19-3694-1994. Timbulan sampah Hotel Bumi Wiyata sebesar 5,10 liter/orang/hari atau 0,877 kg/orang/hari. Komposisi sampah Hotel Bumi Wiyata terdiri atas sampah organik 60,47%, plastik 6,98%, logam 0,54%, kertas 12,54%, pampers & diapers 0,94%, kaca 1,10%, sterofoam 0,09%, baterai 0,12%, karet 0,01%, kayu 0,33%, tekstil 0,67%, air 7,82%, bunga 4,31%, dan lain-lain 4,08%.
Hasil akhir penelitian ini adalah usulan penanganan sampah terkait aspek teknik operasional yang meliputi pemilahan dan pewadahan di sumber, pengumpulan, dan pembuangan sampah serta analisa upaya minimisasi sampah yang dapat dilakukan oleh pihak Hotel Bumi Wiyata. Berdasarkan hasil uji karakteristik sampah, potensi sampah Hotel Bumi Wiyata yang dapat dijadikan bahan baku kompos sebesar 6,17%, sampah yang dapat dijadikan bahan baku anaerobic digester sebesar 54,30%, dan sampah yang berpotensi di daur ulang sebesar 11,74%.

The focus of this study is to determine the waste generation and waste composition at Hotel Bumi Wiyata, Depok. The waste is generated mostly from the bedroom, meeting room, swimming pool, yard, office, ballroom, and kitchen. Where the activity that occurs in those resources. The method used in the collection and measurement of waste generation is a method of direct measurement and SNI 19-3694-1994. Solid waste generation Bumi Wiyata Hotel is equal to 5,10 liter/person/day atau 0,877 kg/person/day. Solid waste composition consist of 60,47% organic, 6,98% plastic, 0,54% metal, 12,54% paper, 0,94% diapers, 1,10% glass, 0,09% styrofoam, 0,12% battery, 0,01% rubber, 0,33% wood, 0,67% textile, 7,82% water, 4,31% flowers, and the other 4,08%.
The final result of this study is proposed waste management related aspects of operational technique that include separation and storage at the source, collection, and final disposal and analysis of waste minimization effort that can be done by the Hotel Bumi Wiyata. Waste characteristics based on test results, the potential treatment of waste from Hotel Bumi Wiyata that can be used as raw materials by 6,17% compost, waste that can be used as feedstock anaerobic digester 54,30%, and potentially waste in recycling of 11,74%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyono
"ABSTRAK
Dengan dipusatkannya industri di pulau Batam akan memberikan implikasi pada pertumbuhan penduduk dan ekonomi di kawasan tersebut. Akibat lain yang tidak bisa dihindari yaitu produksi sampah juga semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha-usaha di dalam pengelolaan sampah sehingga dampak negatif oleh adanya sampah dapat dihindarkan.
Untuk melihat kelayakan sistem pengelolaan sampah diperlukan data komposisi sampah dari masing-masing sumber sampah seperti rumah tangga, pasar, komersial, fasilitas umum dan kawasan industri. Data ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengelolaan sampah. Dari studi literatur menunjukkan data yang dimaksud belum ada. Mengingat pentingnya data dasar tersebut, maka dilakukan penelitian tentang analisis sampah padat perkotaan di Kotamadya Batam.
Hipotesis kerja yang diajukan adalah :
- Ada perbedaan karakteristik sampah berdasarkan lokasi sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri).
- Ada perbedaan komposisi sampah berdasarkan lokasi sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri),
- Ada perbedaan berat jenis sampah berdasarkan lokasi sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri).
Tujuan umum
Untuk mengetahui data persampahan di Pulau Batam yang akan dipergunakan untuk merencanakan sistem pengelolaan dan alternatif penanggulangannya.
Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui perbedaan karakteristik sampah di masing-masing sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan lndustri).
- Untuk mengetahui perbedaan komposisi sampah di masing- masing sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri)
- Untuk mengetahui perbedaan berat jenis sampah di masing- masing sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri).
- Membuat alternatif sistem pengelolaan sampah padat perkotaan.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kotamadya Batam untuk dapat dijadikan pedoman dalam penanganan pengelolaan kebersihan dan merupakan petunjuk di dalam penyediaan sarana dan prasarana (jumlah armada, alat yang dipakai, jumlah personil dan lahan ternpat pembuangan sampah) secara kualitatif ataupun kuantitatif, dan menjadi dasar dalam menentukan cara-cara pemusnahannya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kotamadya Batam (Pulau Batam) selama delapan hari berturut-turut yang meliputi sumber sampah Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas Umum, dan Kawasan Industri. Sedangkan metode yang digunakan adalah survai deskriptif analisis yang meliputi dalam Kecamatan Batam Barat dan Batam Timur,
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengelompokan data berdasarkan sumber sampah balk yang mengenai data komposisi maupun karakteristik sampah. Sedangkan data yang diperoleh ditabulasikan dengan menggunakan Sofsvare Excel dan sebagian lagi diproses dengan menggunakan SPSS,for Window tahun 1996, dan rancangan statistik yang digunakan adalah uji beda mean dengan uji i-Test Two Tails untuk mengetahui perbedaan pada masingmasing komposisi dan karakteristik sampah berdasarkan sumber sampah.
Dari survai analisis deskriptif di Kotamadya Batam dapat disimpulkan :
- Ada perbedaan berat jenis pada beberapa sumber sampah di antaranya pada pasar dengan rumah tangga (th<<-43,97 dan p<0,00I) , rumah tangga dengan fasilitas umum (th« 22,60 dan p<0,001), fasilitas umum dengan kawasan industri (th;1=2,76 dan p=0,031). Dengan demikian untuk mencapai kinerja yang optimal dari manjemen persampahan dari masing-masing sumber memerlukan sarana yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya sumber sampah rumah tangga dengan berat jenis yang besar memerlukan alat angkut yang lebih kokoh dibandingkan sumber sampah lainnya.
- Ada perbedaan komposisi sampah seperti pada komponen gelas/kaca, kertas, organik, plastik untuk beberapa sumber sampah.
Salah satu perbedaan tersebut seperti terjadi pada komponen organik di sumber sampah rumah tangga - fasilitas umum dengan thi,=20,90 dan p<0,OO1. Makna dari perbedaan komposisi menunjukkan bahwa sampah di Kotamadya .Batam bisa dilakukan beberapa cara pengolahan sampah seperti dengan sistem pengomposan, daur ulang dan pengolahan dengan menggunakan tungku pembakar (incinerator) sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.
Ada perbedaan karakteristik sampah (kadar abu, kadar air, dan nilai kalor) pada beberapa sumber sampah seperti pasar dengan kawasan industri (ti,;, untuk nilai kalor =-2,68 dan p=O,0458), pasar dengan fasilitas umum (t1,;, untuk kadar air =3,57 dan p=0,0169). Dengan perbedaan yang ada mengarahkan kita bila dalam melaksanakan pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator maka cara pemberian umpan pembakaran tersebut secara proposional sesuai dengan kriteria urnpan pembakaran denga incinerator untuk mencapai keadaan pembakaran yang optimal.
Hasil survai di lapangan menunjukkan bahwa pengelolaan persampahan di Kotamadya Batam dapat dilakukan dengan menggunakan kantong plastik terutama untuk sumber sampah rumah tangga dan pasar. Bila dimungkinkan pewadahan tersebut dengan cara pemisahan sehingga akan menjamin terkontaminasinya lingkungan dari pembusukan sampah dari komponen sampah organik, Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) bisa menggunakan jenis truk compactor dengan sistem bongkar/muat sampah yang lebih cepat.
Kecuali lebih estetis dan higienis truk compactor bisa mencapai kapasitas ritasi yang tinggi (3 ritasi per hari). Dengan demikian bisa ditekan penggunaan jumlah armada trek yang lebih besar untuk sumber sampah rumali tangga, pasar, komersial, fasilitas umum dan kawasan industri,
Penggunaan teknologi antara sistem pengomposan masih dimungkinkan untuk diterapkan. Dengan teknologi pengomposan dapat diterapkan pada sumber sampah yang banyak memproduksi komponen organik seperti sumber sampah rumah tangga (64,39%), dan sumber sampah pasar (77,99%) yang rnerupakan komponen utama dalam proses tersebut.
Proses teknologi daur ulang bisa diterapkan di Kotamadya Batam mengingat komponen sampah yang dapat didaur ulang cukup besar seperti komponen plastik (rata-rata 21,39%) dan kertas (rata-rata 25,45%) seperti yang terlihat di sumber sampah komersial, fasilitas umum dan kawasan industry.
Dari hasil survai karakteristik sampah di Kotamadya Batam yang meliputi kadar air (rata-rata 43,53%), kadar abu (rata-rata 12,51%)dan nilai kalor sampah (rata-rata 2.341,10 kCallkg.), maka perekayasaan teknologi sampah dengan menggunakan teknologi incinerator bisa digunakan di Kotamadya Batam. Kecuaii dapat mereduksi sampah padat perkotaan yang cukup berarti dan terlihat secara menyeluruh kota menjadi lebih estetika juga dapat menghindari polusi Iingkungan dari pengaruh negatif adanya sampah tersebut.
Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) merupakan tempat pemusnahan sampah dan amat menentukan di dalam proses penanganan pengelolaan sampah secara keseluruhan. Dari hasil survai di lapangan TPA yang ada di Bukit Sam Yong tidak layak lagi untuk menampung sampah dari daerah perkotaan karena menggunakan sistem open dumping.
Alternatif yang bisa dimungkinkan adalah penggunaan TPA dengan sistem sanitary landfill. Dengan penggunaan TPA dengan sistem sanitary landfill kemungkinan adanya resiko dampak negatif dari adanya sampah dapat dihindari, juga lebih higiens dan estetis.

ABSTRACT
Industrial Centralization in Batam Island would bring some implications on the population growth as well as the economic growth in that area. Consequently, the increasing of waste production is another thing which is not avoidable. Considering bad effects which may occur from increased waste amount, it needs some intensive efforts to control waste production.
Making a feasibility study of The Solid Waste Management Systems requires some data of waste composition from places in which solid waste is produced, such as from household, markets, commercial, public facilities, and industrial areas. The data is used in order to predict all facilities needed in the solid waste management Planning. Unfortunately, such kind of data was not available in literature's. Nevertheless, concerning the importance of such data, a research of municipal waste analysis was eventually conducted in Batam Island.
The research is based on a hypothesis as following :
a. There is the difference of waste characteristic subjected to the location of source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
b. There is the difference of waste composition subjected to the location of source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
c. There is the difference of waste density subjected to the location of source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
The General objective.
The General objective of the research is to obtain the data of solid waste in Batam Island which will be used in Planning Solid Waste Management.
The Specific Objective .
The Specific objective of the research includes :
- To know the difference of waste characteristic at each source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
- To know the difference of waste composition at each source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
- To know the difference of waste density at each source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
The benefit of the research.
This research will hopefully be a contribution for Batam City Government to make a sanitary management program for the whole city. Also, it is a qualitative and quantitative pointer in preparing the facilities (vehicles, equipment, The number of staff, waste disposal land), as well as in determining waste disposal site.
The Method of Research.
The research was entirely conducted in Batam City (Batam Island) in eight days consecutively covering the sources of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas). Meanwhile, the method used is descriptive analyzing survey which includes West Batam and East Batam.
The data of waste characteristic and the data of waste composition were collected by classifying them based on the source of waste. Some of obtained data were processed in MS Excel, while some were processed by SPSS for Windows. In order to identify the differences in each data of waste characteristic and data of waste composition, The Statistical method applied in this research is Mean Difference Test with t-Test Two Tails.
The result obtained from the descriptive analysis survey can be concluded as following :
- There is the difference of waste density among waste sources, e.g., between Markets and Household (th;,=43,97 dan p <0,001), between Household and Public Facilities (th<<=22,60 dan dan p <0,001), between Public Facilities and Industrial Areas (th;L=2,76 dan p<0,031). Therefore, to reach the best performance, The facilities has to refer to the needs of each waste source. For instance, waste source with larger density number should have more vigorous forklift.
- There are the differences of waste composition of glass, papers, organic, plastics in some waste sources. One of them is the difference of waste composition of organic componenets between household and public facilities with th1(=20,90dan p
- These waste composition differences indicate that there are several ways that could be done to manage solid waste in Batam City. Among them are Fertilizer, Recycling, and using Incineration plant before final disposal.
- There are differences of characteristic waste (ash content, water content, calorie value) in some waste sources, such as between Markets and Industrial Areas (th;I- -2,68 dan p0,0458 for calorie value), between Markets and Public Facilities (th t=3,57 dan p = 0,0169 for water content). This indicates that if Incineration Plant is used, the best performance of burning process would be achieved by adjusting the proportion of waste put in the furnace to the burning capability of Incinerator itself.
The result from the survey conducted on the site indicates that, Regarding variety of waste composition at source, it would be better to provide plastic bag as a temporary bin at Markets and Household. Separation at source may also be made to avoid a contamination due to degradation of organic components. Waste Transportation using compactor with loading-unloading systems is probably the best way to convey trash from temporary dumping to final disposal site. Besides it is more esthetic and is more hygienic, it has also relatively high frequency per day (3 times per day). Thus, it can optimize the number of trucks operated at Household, Markets, Commercial, Public Facilities, and Industrial Areas.
The application of technology such as fertilizer and Recycling is still probably applied. At some sources which mainly produce organic component of waste, such as Household (64,39%) and Markets (77,99), Fertilizer is still an effective way to reduce the waste amount before disposing to landfill site.
In the other way, Recycling Systems could be operated at Commercial, Public Facilities, and Industrial Areas to process the materials which have a high value, like plastics (21,39%) and papers (25,45%). Waste characteristic survey covering water content (43,53%), ash content (12,51%), and calorie value (2341,10 kcatkg), indicates that Incineration Technology is another one recommended to be applied in Batam City.
Final Disposal Site, where the waste of the city to be finally dumped, has to be considered as one of the significant things in the waste management process.
Since it is still using Open Dumping System, existing location at Bukit Sam Yong seems to be improperly used to receive all wastes from the city. It strongly recommends to establish an alternative way using Sanitary Landfill System. Besides it is more hygienic and is more esthetic, Sanitary Landfill System has a minimum risk of effects from dumped wastes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramesti Andiani
"Limbah konstruksi adalah puing-puing bangunan, tanah, beton, baja, kayu dan bahan-bahan campuran lainnya yang timbul dari berbagai kegiatan konstruksi. Penelitian ini dilakukan terhadap dua proyek yaitu Proyek Pembangunan Gedung DPRD dan Balaikota DKI Jakarta dan Proyek Pembangunan Tower Tiffany Kemang Village. Limbah yang di identifikasi komposisinya adalah tiga jenis limbah yang mendominasi pembangunan tahap struktur yaitu besi, kayu dan beton. Pada Proyek Pembangunan Gedung DPRD dan Balaikota DKI Jakarta jumlah limbah besi sebanyak 1,25% limbah kayu sebanyak 11,67%, limbah beton sisa cor sebanyak 7,43% dan limbah bobokan beton sebanyak 7,72%. Sedangkan pada Proyek Pembangunan Tower Tiffany Kemang Village limbah besi sebanyak 4,76%, kayu sebanyak 4,89%, kayu phenol film sebanyak 1,73%, limbah beton sisa cor sebanyak 2,91% dan limbah beton bobokan sebanyak 0,8%. Faktor utama penyebab terjadinya limbah konstruksi pada Proyek Pembangunan Gedung DPRD dan Balaikota DKI Jakarta adalah karena sisa pemotongan material menjadi panjang tertentu, limbah proses pengaplikasian dan limbah kemasan. Faktor utama penyebab terjadinya limbah konstruksi pada Proyek Pembangunan Tower Tiffany Kemang Village adalah karena kesalahan pada pekerja atau buruh, limbah proses pengaplikasian dan limbah kemasan.Limbah suatu proyek konstruksi tidak dapat dibandingkan dengan limbah proyek konstruksi lainnya karena perbedaan metode yang digunakan, fungsi bangunan, dan lain-lain. Solusi untuk mengurangi jumlah timbulan limbah konstruksi adalah dengan transparasi antar pihak yang terlibat dalam proyek.

Construction waste are debris, dirt, concrete, steel, wood and others as a result of construction activities. This research was conducted on two projects, DPRD and Balaikota DKI Jakarta construction project and Tower Tiffany Kemang Village Construction Project. The waste which identified were three kind of waste which dominated the construction of the building structure, the waste are steel, wood and concrete. At the DPRD and Balaikota DKI Jakarta project the amount of steel waste is 1,25 %, wood waste is 11,67%, concrete remainder is 4,3% and concrete residue after casting is 7,72%. Whereas at the construction of Tower Tiffany Kemang Village the amount of steel waste is 4,76%, wood waste is 4,89%, phenol film wood is 1,73%, concrete remainder 2,91% and concrete residue after casting is 0,8%. The main cause of construction waste at DPRD and Balaikota DKI Jakarta construction project is because of residue of cutting material, application process and pacakaging. Whereas the main cause of construction waste at Tower Tiffany Kemang Village project are because of error from the workers, application process and packaging. Waste of a construction project cannot be compared to other construction project because of the usage of different method, building function, etc. The solution to reduce the amount of construction waste is transparancy between all the stakeholder which involve in the project."
2011
S99
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Gabroni Ade Arbi
"ABSTRAK
Komposisi sampah yang heterogen membuat kandungan air menjadi tinggi dan nilai kalor menjadi rendah. Penelitian ini melakukan variasi komposisi sampah terhadap optimasi nilai kalor dan penyisihan kandungan air pada teknologi Biodrying. Variasi komposisi sampah pada Reaktor 1 adalah 60 organik dan 40 anorganik sedangkan pada Reaktor 2 adalah 40 organik dan 60 anorganik. Hasil penelitian ini adalah pertama tidak adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara komposisi organik 40 dengan 60 dalam menurunkan kandungan air, penurunan volatil solid destruktif dan penurunan kandungan air setiap harinya, namun dapat menaikan rata-rata suhu, nilai kalor dan volatile solid yang signifikan dikedua reaktor tersebut. Selain itu, adanya hubungan antara parameter penurunan volatil solid destruktif terhadap penurunan kandungan air, dimana semakin besar penurunan kandungan volatil solid destruktif semakin besar pula penurunan kandungan airnya. Pada Reaktor 1 penurunan kandungan air mencapai 32,08 dan Reaktor 2 mencapai 32,21 . Sedangkan penurunan volatil solid mencapai 9,65 pada Reaktor 1 dan 9,33 pada Reaktor 2. Untuk nilai kalor Reaktor 1 mencapai 3296 kkal/kg sedangkan Reaktor 2 lebih besar dengan mencapai 3506 kkal/kg. Kedua, ada hubungannya semakin lamanya sampah kota didalam proses biodrying maka semakin banyaknya potensi nilai kalor yang hilang karena banyaknya volatil solid yang didekomposisi oleh mikroorganisme.Pada Reaktor 1 potensi kalor yang hilang adalah 33 kkal/kg dimana massa yang hilang sebesar 8,45 dari massa kering dan Reaktor 2 potensi kalor yang hilang 16,45 kkal/kg dimana massa yang hilang sebesar 1,60 dari massa kering.

ABSTRACT
The heterogeneous of municipal solid waste composition makes the moisture content becomes high and the calorific value becomes low. This research conducted a variation of waste composition on calorific value optimization and moisuter content elimination on Biodrying technology.Variation of waste composition at Reactor 1 is 60 organic and 40 inorganic while in Reactor 2 is 40 organic and 60 inorganic. The result of this research is firstly there is no significant difference mean between organic composition 40 with 60 in decreasing moisuter content, decrease of destructive solid volatile and optimum calorific value, but can raise mean temperature significant in both reactor. In addition, there is a relationship between destructive solid volatile degradation parameters to decreasing moisuter content, whereby the greater the decrease of destructive solid volatile content the greater the decrease of moisuter content. In Reactor 1 the decrease of moisuter content reached 32.08 and Reactor 2 reached 32.21 . While the solid volatile decline reached 9.65 at Reactor 1 and 9.33 at Reactor 2. For the Reactor 1 heat value reached 3296 kcal kg while Reactor 2 was larger by reaching 3506 kcal kg. Secondly, there is the increasingly duration of municipal waste in the biodrying process, the greater the potential value of heat loss due to the amount of volatile solid decomposed by microorganisms. In Reactor 1 the potential of heat loss is 33 kkal kg where the mass loss is 8.45 Dry mass and Reactor 2 of potential heat loss of 16.45 kcal kg in which the loss of mass is 1.60 of the dry mass."
2017
T48103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarna Sidik
"Limbah padat di banyak negara, baik negara yang sudah maju maupun di Negara berkembang selalu menimbulkan masalah yang rumit untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan limbah padat menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik dan diperlakukan sesuai dengan sifat-sifatnya, terutama terhadap limbah padat yang dihasilkan pada daerah perkotaan. Untuk dapat mengelola dan memanfaatkan limbah padat, perlu diketahui komposisi limbah padat yang dihasilkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi limbah padat domestik di wilayah Kecamatan Sukmajaya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2007 dan dilaksanakan selama 8 hari. Penelitian dilakukan terhadap seluruh sumber penghasil limbah padat, yaitu perumahan, perdagangan dan komersil, institusional, sekolah dan jalan. Prosedur penelitian mengikuti standar SNI M 36-1991-03. Untuk sampel wilayah perumahan diambil sampel 3 kelurahan yang mewakili menurut tingkat kepadatan di kelurahan tersebut. Kelurahan Mekarjaya dan Abadijaya mewakili kelurahan dengan tingkat kepadatan tinggi dan tingkat kepadatan rendah diwakili oleh Kelurahan Kalibaru. Metode pengukuran yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel menurut jumlah sampel yang telah diperkirakan, memilah sampel sesuai dengan komposisinya, mengukur berat sampel dengan timbangan sehingga didapat persentasi komposisi limbah padat.
Persentase komposisi limbah padat keseluruhan perumahan Kecamatan Sukmajaya sebesar 63,29%(organik), 15,58%(plastik), 11,54%(kertas), 3,49%(tekstil), 2,76%(Kaca), 3,18%(logam), 0,11%(karet), 0,05%(limbah B3). Dari persentase komposisi limbah padat harian rata-rata di wilayah perumahan terlihat bahwa persentase komposisi limbah padat organik harian maksimum terjadi pada hari Sabtu dan persentase komposisi limbah padat non-organik masksimum terjadi di hari Minggu. Persentase komposisi limbah padat organic untuk perdagangan dan komersil, institusional/sekolah, pasar dan jalan berturutturut sebesar 46,07%, 19,42%, 84,36%, dan 6,49%.
Untuk kedepan diharapkan penelitian ini berguna bagi perencanaan system pengelolaan limbah padat terpadu di Kecamatan Sukmajaya.

Solid waste in many countries, to modern as well as developed countries always cause terrible problem which is hard to be solved. This is because solid waste can cause environmental pollution if not be taken properly according to its properties, mainly to solid waste that is generated from cities. To can manage and process solid waste, it is imperative that solid waste composition from selected area is to be known. The objective of this research was to measure municipal solid waste composition of Kecamatan Sukmajaya Depok.
This Research was performed on Mei 2007 and done in 8 consecutive days. The Research was applied to all source of solid waste generation, including residentials, trade and commerce, institutionals, schools and roadways. Research procedure follows SNI M-36-1991-03 standard. For residential sample taken 3 kelurahan sample that represented according to the level of population density. Kelurahan Mekarjaya and Abadijaya represented kelurahan with high population density level and low population density level was represented by Kelurahan Kalibaru accordingly. Measuring method done is the way which is from collecting samples according the number of sampels predicted, sorting sampels according to its composition, and measure their weight.
The overal percentage of residential solid waste composition were 63,29%(organic), 15,58%(plastic), 11,54%(paper), 3,49%(textile), 2,76%(glass), 3,18%(metal), 0,11%(rubber), 0,05%(B3 waste). From average daily solid waste composition in residential area is seen that maksimum daily organic solid waste composition was happened at Saturday and maksimum daily non-organic solid waste composition was happened at Sunday. Solid waste composition for trade and commerce, institutionals/schools, market and roadways were 46,07%, 19,42%, 84,36%, dan 6,49%.
In the future, hopefully this research can be useful for designing integrated solid waste management system in Kecamatan Sukmajaya."
2008
R.01.08.17 Sid k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarna Sidik
"Limbah padat di banyak negara, baik negara yang sudah maju maupun di Negara berkembang selalu menimbulkan masalah yang rumit untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan limbah padat menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik dan diperlakukan sesuai dengan sifat-sifatnya, terutama terhadap limbah padat yang dihasilkan pada daerah perkotaan. Untuk dapat mengelola dan memanfaatkan limbah padat, perlu diketahui komposisi limbah padat yang dihasilkan daerah yang bersangkutan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi limbah padat domestik di wilayah Kecamatan Sukmajaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2007 dan dilaksanakan selama 8 hari. Penelitian dilakukan terhadap seluruh sumber penghasil limbah padat, yaitu perumahan, perdagangan dan komersil, institusional, sekolah dan jalan. Prosedur penelitian mengikuti standar SNI M 36-1991-03. Untuk sampel wilayah perumahan diambil sampel 3 kelurahan yang mewakili menurut tingkat kepadatan di kelurahan tersebut. Kelurahan Mekarjaya dan Abadijaya mewakili kelurahan dengan tingkat kepadatan tinggi dan tingkat kepadatan rendah diwakili oleh Kelurahan Kalibaru.
Metode pengukuran yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel menurut jumlah sampel yang telah diperkirakan, memilah sampel sesuai dengan komposisinya, mengukur berat sampel dengan timbangan sehingga didapat persentasi komposisi limbah padat. Persentase komposisi limbah padat keseluruhan perumahan Kecamatan Sukmajaya sebesar 63,29%(organik), 15,58%(plastik), 11,54%(kertas), 3,49%(tekstil), 2,76%(Kaca), 3,18%(logam), 0,11%(karet), 0,05%(limbah B3). Dari persentase komposisi limbah padat harian rata-rata di wilayah perumahan terlihat bahwa persentase komposisi limbah padat organik harian maksimum terjadi pada hari Sabtu dan persentase komposisi limbah padat non-organik masksimum terjadi di hari Minggu. Persentase komposisi limbah padat organic untuk perdagangan dan komersil, institusional/sekolah, pasar dan jalan berturutturut sebesar 46,07%, 19,42%, 84,36%, dan 6,49%. Untuk kedepan diharapkan penelitian ini berguna bagi perencanaan system pengelolaan limbah padat terpadu di Kecamatan Sukmajaya.

Solid waste in many countries, to modern as well as developed countries always cause terrible problem which is hard to be solved. This is because solid waste can cause environmental pollution if not be taken properly according to its properties, mainly to solid waste that is generated from cities. To can manage and process solid waste, it is imperative that solid waste composition from selected area is to be known.
The objective of this research was to measure municipal solid waste composition of Kecamatan Sukmajaya Depok. This Research was performed on Mei 2007 and done in 8 consecutive days. The Research was applied to all source of solid waste generation, including residentials, trade and commerce, institutionals, schools and roadways. Research procedure follows SNI M-36-1991-03 standard. For residential sample taken 3 kelurahan sample that represented according to the level of population density. Kelurahan Mekarjaya and Abadijaya represented kelurahan with high population density level and low population density level was represented by Kelurahan Kalibaru accordingly.
Measuring method done is the way which is from collecting samples according the number of sampels predicted, sorting sampels according to its composition, and measure their weight. The overal percentage of residential solid waste composition were 63,29%(organic), 15,58%(plastic), 11,54%(paper), 3,49%(textile), 2,76%(glass), 3,18%(metal), 0,11%(rubber), 0,05%(B3 waste). From average daily solid waste composition in residential area is seen that maksimum daily organic solid waste composition was happened at Saturday and maksimum daily non-organic solid waste composition was happened at Sunday. Solid waste composition for trade and commerce, institutionals/schools, market and roadways were 46,07%, 19,42%, 84,36%, dan 6,49%. In the future, hopefully this research can be useful for designing integrated solid waste management system in Kecamatan Sukmajaya.
"
2008
S34714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Trilina
"Sampah merupakan permasalahan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Dimana paradigma pengelolaan sampah di Indonesia masih kumpul-angkut-buang. Sehingga tidak ada perubahan yang berarti dalam segi kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir. Depok merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.764 m3/hari pada tahun 2007. Termasuk didalamnya adalah timbulan sampah yang berasal dari Universitas Indonesia (UI). Salah satu upaya untuk mengurangi kuantitas sampah yang berasal dari UI, maka dibutuhkan sebuah Unit Pengolahan Sampah (UPS) di dalam kampus. Dimana perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung perkuliahan, kantin, jalan dan taman. Sampling dilakukan pada 5 titik yaitu FT, FE, Fasilkom, PAU (Rektorat), dan Pusgiwa selama 10 hari kerja. Hasil pengukuran dan pengolahan data menunjukan bahwa pada tahun 2010 timbulan sampah kampus UI Depok mencapai 9,61 ton/hari atau 367,05 m3/hari. Dengan komposisi sampah terdiri dari 85% organik, 6,5% plastik, 6,9% kertas, 0,3% kaca, 0,3% logam, 0,5% styrofoam dan 0,7% sampah lainnya. Untuk menentukan kebutuhan lahan UPS, dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang. Dimana proyeksi timbulan sampah pada tahun 2030 adalah 11,84 ton/hari atau 419,29 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan lahan UPS UI adalah 975 m2. Adapun proses pengolahan di UPS adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.

Solid waste is problem in Indonesia which have not finished yet. Where is the paradigm of solid waste management in Indonesia is the collect-transport-throw. So there is no significant change in the quantity of waste in the Landfill. Depok was one city that has a large garbage that is equal to 3.764 m3/day in 2007. This includes the solid waste generation from University of Indonesia (UI). One effort to reduce the quantity of solid waste that comes from UI, so needed a Solid Waste Handling Facilities (UPS) in campus. Where necessary study of solid waste generation and composition beforehand by doing the taking and measuring samples (sampling) at the lecture building waste, canteen, roads and parks. Sampling was conducted at five points of the FT, FE, Fasilkom, PAU (Rectorate), and Pusgiwa during 10 working days. Results of measurement and data processing in 2010 showed that the solid waste of University of Indonesia Depok reached 9,61 tons / day or 367,05 m3/day. With solid waste composition consisted of 85% organic, 6,5% plastics, 6,9 % paper, 0,3% glass, 0,3% metal, 0,5% styrofoam and 0,7% other. To determine the needs of land UPS, solid waste generation data needed in the next 20 years. Where projections of solid waste generation in 2030 is 11,84 ton/day or 419,29 m3/day. So the land was needed 975 m2 for UPS. The treatment process at UPS are segregation, recycling, and composting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tairas, Teddy Adrian
"Peneliltian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi sampah di dua Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, yaitu Kecamatan Ciputat Timur dan Pondok Aren yang merupakan area padat penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Pengukuran timbulan menngacu kepada metode SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Timbulan sampah pada kecamatan Ciputat Timur pada tahun 2012 adalah sebesar 123 ton/hari dan pada tahun 2032 mencapai 153 ton /hari. Sementara di kecamatan Pondok Aren timbulan sampah mencapai 206 ton/hari pada tahun 2012 dan pada tahun 2032 meningkat menjadi 307 ton/hari. Komposisi sampah pada kedua kecamatan masih didominasi oleh sampah jenis organik. Pada kecamatan Ciputat Timur sampah organik memiliki persentase sebesar 51%; sampah anorganik 49% dengan rata-rata sampah yang dapat didaur ulang sebesar 21%. Sementara kecamatan Pondok Aren memiliki persentase sampah organik sebesar 60%; sampah anorganik sebesar 40% dengan rata-rata sampah yang dapat didaur ulang sebesar 17,84%.
Penelitian ini menghasilkan alternatif pengelolaan sampah di kedua kecamatan. Alternatif 1 menekankan kepada reduksi timbulan sampah sebelum sampah dibuang ke TPA. Alternatif 2 menekankan kepada pemrosesan sampah di TPA sehingga seluruh timbulan sampah tidak direduksi sebelum masuk TPA. Luas lahan TPA yang dibutuhkan untuk menampung sampah dari kedua kecamatan dalam rentang tahun 20 tahun pada alternatif 1 adalah 17,5 Ha. Sementara, pada alternatif 2 dibutuhkan 24,22 Ha.

This study discusses the waste generation and composition in two sub-district of South Tangerang City, East Ciputat and Pondok Aren as a high populated areas. The measurements methods of waste generation and composition refer to SNI 19-3964-1994. The amount of waste generation in East Ciputat in the year of 2012 is about 107.82 tons/day or 2227.3 m3/day dan in the year of 2032 reaches the amount of 131.21 tons/day or 27108.8 m3/day, whereas the amount of waste generation in Pondok Aren reaches the amount of 178.9 tons/day or 3404.5 m3/day in the year of 2012 and 279.53 tons/day or 5328.4 m3/day in the year of 2032. The waste composition in these two sub-districts is still dominated by organic waste. In East Ciputat the waste composition consists of 51% organic, 49% inorganic with 21% recyclable-potential waste. On the other hand, Pondok Aren has 60% organic, 40% inorganic with 17.84% recyclable-potential waste.
The result of this study is the alternative of waste management concept that can be applied. The result also consist of waste management infrastructures such as collection vehicles, waste transport vehicles, waste -reducing facilities, and the area required to dump generated waste. The area required to accomodate the waste generation without the process of waste reducing is 24.22 Hectares. Whereas, the area required to accomodate the waste generation with the process of waste reducing is 17.5 Hectares.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42978
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Fuadhilah
"ABSTRAK
Sampah merupakan permasalahan yang tak kunjung selesai sampai hari ini di Indonesia, khususnya di kota-kota pendukung ibukota seperti pada Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu merupakan bagian dari Kota Tangerang Selatan yang memiliki karakteristik khusus yaitu sebagai daerah industri di Tangerang Selatan. Pelayanan persampahan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan baru mencapai 23% di tahun 2011. Sementara timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, dan komposisi sampah mengalami perubahan setiap tahun akibat adanya perubahan pada pola hidup dan tingkat ekonomi masyarakat. Paradigma pengelolaan sampah yang ada masih konvensional sehingga jumlah timbulan yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir masih cukup besar. Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.919 m3/hari pada tahun 2010.
Penelitian ini mengukur timbulan dan komposisi sampah di Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu meliputi perumahan, pertokoan, industri, pasar, perkantoran dan sekolah. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menjadi dasar usulan desain pengelolaan persampahan. Untuk memperoleh data kuantitatif tersebut perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada masing-masing sumber sampah. Untuk merencanakan sistem persampahan dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang maka dilakukan proyeksi timbulan sampah pada tahun 2031 di Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu adalah 305,11 ton/hari, 193,38 ton/hari dan 251,47 ton/hari atau 3597 m3/hari, 1747,22 m3/hari, dan 3623,74 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan sarana pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, serta pembuangan akhir. Adapun proses pengolahan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.

ABSTRACT
Solid waste is an unstoppable problem in Indonesia, especially in suburban city such as Kota Tangerang Selatan. Serpong, Serpong Utara and Setu Sub-District is part of South Tangerang city that has special characteristic as the industrial area in Tangerang Selatan. Waste services that was performed by the Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan has only reached 23% in 2011. While waste generation will increase by the increasing of population. Moreover, waste composition changes each year due to lifestyle and the change of economic levels in society. There is only conventional waste management paradigm so the amount of generation coming into the final disposal is still quite large. Tangerang Selatan is a city that has a pretty big waste that is equal to 3919 m3/day in 2010.
This study measures the generation and composition of waste in the Serpong, Serpong Utara and Setu Sub-District include housing, shops, industries, markets, offices and schools. This study is a quantitative and for basis design of the proposed solid waste management. To obtain quantitative data, it is necessary to study the generation and waste composition in advance by means of sample collection and measurement (sampling) on each source of waste. To plan for solid waste systems, requires data on the 20-year solid waste carried out projections of future waste generation in the year 2031 in Serpong, Serpong Utara and Setu Sub- District is 305,11 tons/day, 193,38 tons/day and 251,47 tons/day or 3597 m3/day, 1747,22 m3/day, and 3623,74 m3/day. So we get the means storage, collection, transportation, processing, and final disposal needs. The treatment process at the Integrated Waste Sites (TPST) is the sorting, recycling, and composting."
2012
S42148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>