Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Sari Sinta Dewi
"Timbulan sampah Provinsi DKI Jakarta diproyeksikan mencapai 8.770 ton/hari pada tahun 2025, apabila tidak dikelola secara efektif dan efisien akan berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta sebagai penyelenggara fungsi urusan persampahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada peraturan dan standar yang berlaku. Namun, pengelolaan sampah yang belum optimal masih menjadi isu prioritas yang harus ditangani. Fenomena permasalahan sampah dominan yang dikeluhkan masyarakat yaitu terkait penyelenggaraan sarana dan prasarana persampahan yang berada pada sub sistem dan pengangkutan sampah. Sub sistem ini merupakan pekerjaan yang kompleks dan berbiaya tinggi, sehingga untuk dapat menjamin penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan yang efektif dan efisien. Perencanaan Pengumpulan, dan Pengangkutan Sampah Perkotaan mengandung risiko pada setiap aktivitasnya, sehingga untuk mewujudkan perencanaan yang efektif dan efisien, perlu adanya standarisasi prosedur operasional perencanaan berbasis risiko. Metode pengumpulan data berupa analisis arsip, survey, studi kasus. Hasil penelitian ini yaitu Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) berbasis risiko yang dapat menjamin penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien pada pelaksanaan Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Perkotaan di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

The waste generation of DKI Jakarta Province is projected to reach 8,770 tons/day by 2025, if not managed effectively and efficiently it will have a negative impact on public health and environmental quality. The DKI Jakarta Provincial Environmental Office as the organizer of the waste affairs function in carrying out its duties and functions is guided by applicable regulations and standards. However, suboptimal waste management is still a priority issue that must be addressed. The phenomenon of the dominant waste problem complained by the community is related to the implementation of waste facilities and infrastructure in the sub-system and waste transportation. This sub-system is a complex and high-cost job, so to be able to ensure the effective and efficient use of resources requires effective and efficient planning. Planning for the Collection and Transport of Urban Waste contains risks in each of its activities, so to realize effective and efficient planning, it is necessary to standardize risk-based planning operational procedures. Data collection methods in the form of archive analysis, surveys, case studies. The result of this study is the Development of risk-based Standard Operating Procedures (SOPs) that can ensure the effective and efficient use of resources in the implementation of Urban Waste Collection and Transportation within the DKI Jakarta Provincial Government."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Triwibowo
"Abstract
Most cities in developing countries face inefficiency problem of waste collection service run by government. The purpose of this study is to estimate the efficiency of waste collection service and the capital cost requirement in 2019 to cover 100% waste collection service in Cilegon City. The efficiency is calculated by comparing the current costs with the optimization costs by the model of vehicle routing problem. The result shows that the obtained inefficiency reaches 37,48% which largely comes from the labor component. To cover all of resident in Cilegon City, the city needs to increase their budget allocation as much as IDR 33,884 billion in 2019.
Abstrak
Sebagian besar kota di negara berkembang menghadapi permasalahan inefisiensi pengangkutan sampah yang dikelola pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi inefisiensi pengangkutan sampah di Kota Cilegon. Inefisiensi dihitung dengan membandingkan biaya saat ini dengan biaya hasil optimasi rute dengan model vehicle routing problem. Penelitian ini juga mengestimasi kebutuhan biaya modal jika rasio pengangkutan sampah mencapai 100% pada tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inefisiensi sebesar 37,48%, yaitu porsi komponen tenaga kerja sebesar 94,48 dari total inefisiensi. Terkait kebutuhan modal, diperlukan kenaikan anggaran Rp33,884 miliar untuk meningkatkan rasio pengangkutan sampah menjadi 100% pada tahun 2019."
2016
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Sukarmawati
"Berbagai metode dan model terkait optimasi sistem pengumpulan sampah telah
banyak dikembangkan, mulai dari model matematis klasik hingga aplikasi
teknologi terkini yang terintegrasi dengan data aktual. Salah satu model untuk
menyelesaikan permasalahan operasional pengumpulan sampah yang banyak
dikaji adalah model berbasis Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini bertujuan
untuk memodelkan sistem pengumpulan sampah komunal dan mencari alternatif
rute pengumpulan sampah yang optimal menggunakan konsep analisis jaringan
pada model berbasis Sistem Informasi Geografis, dengan studi kasus adalah
wilayah Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model analisis spasial yang
mengkombinasikan pemetaan grid jangkauan pelayanan dengan sistem jaringan
jalan dapat digunakan untuk mencari jumlah dan lokasi kontainer komunal yang
optimal untuk diterapkan dalam sistem pengumpulan terpisah sampah plastik dan
kertas di Kelurahan Pondok Pinang. Optimasi rute kendaraan pengumpul sampah
dapat dimodelkan melalui modifikasi konsep analisis jaringan dengan cara
mengkombinasikan dan mengubah parameter persampahan dan transportasi ke
dalam dimensi waktu untuk dijadikan atribut hambatan. Di samping itu, metode
pembobotan parameter analisis juga dapat dijadikan sebagai suatu metode
alternatif penentuan impedansi dalam optimasi pencarian rute menuju TPS.

In recent years, various optimization models related to waste collection system
have been proposed, ranging from the classical mathematical models up to the
latest technology applications that are integrated with real time data. Geographical
Information System is used in studies on waste collection optimization. This
thesis proposed the use of Geographical Information Systems (GIS) modelling
software to optimise the location of containers used for the paper and plastic
waste and describes a method to find the best waste collection route in Pondok
Pinang, Kebayoran Lama District, South Jakarta. The results of study showed that
the spatial analysis model which combines the range of influence grid mapping
with road network system can be used to find the optimum number and location of
containers for plastic and paper collection systems in Pondok Pinang. The
optimization of waste collection route can be modeled through a modified concept
of network analysis by combining and converting the parameters of the waste
characteristic and transportation system into the time dimension which is used as a
impedance factor. In addition, the weighting parameter analysis can be used as an
alternative method to determine the impedance in the routing model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Sukarmawati
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok diikuti dengan peningkatan jumlah timbulan sampah. Hal ini perlu diimbangi dengan penyediaan kendaraan pengumpulan sampah yang memadai agar sampah terkumpul secara keseluruhan. Kawasan perumahan Pesona Khayangan merupakan salah satu kawasan di Kota Depok yang mendapatkan pelayanan pengumpulan sampah secara door to door.
Keterbatasan jumlah kendaraan pengumpul sampah dan rute pengumpulan sampah yang kurang efisien menyebabkan adanya penumpukan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rute pengumpulan sampah yang optimal dari segi biaya dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode penyelesaian permasalahan arus jaringan, yaitu Travelling Salesman Problem yang akan menghasilkan rute pengumpulan sampah dengan cara meminimalkan waktu tempuh. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penghematan waktu dan jarak pada rute baru yang dihasilkan dari metode ini. Rute pada cluster pertama menghemat 67,4 menit dan 1,3 km; cluster kedua 50,2 menit dan 0,9 km; serta cluster ketiga 55,7 menit dan 1,9 km. Sementara itu, dalam hal penghematan biaya hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penghematan penggunaan bahan bakar sebesar Rp 1.192,- per hari untuk rute cluster 1; Rp 825,- per hari untuk rute cluster 2; dan Rp 1.742,- per hari untuk rute cluster 3.

ABSTRACT
The population in Depok is growing in line with the growth of garbage produced. This issue should be balanced with the availability of proper waste management facility to finally overcome the garbage problem, such as providing waste collection vehicle. Pesona Khayangan residence is one of the area in Depok which receives waste collection door-to-door service.
The limited number and the covering area of waste collection vehicle makes it inefficient to reduce the mounting garbage. This research was conducted to determine the most optimal route for waste collection that is efficient in time and cost. Method used in this project is the problem solving of Travelling Salesman Problem that will result the route for waste collection by minimize the time used in the process. The result of analysis shows that there is time and distance efficiency on the new route found. The route of the first cluster has saved 67.4 minutes and 1.3 km; the second cluster has successfully saved 50.2 minutes and 0.9 km; and the third cluster has saved 55.7 minutes and 1.9 km. Meanwhile, the analysis also shows the cost efficiency in using fuel has saved IDR 1,192 per day by using the first cluster; IDR 825 per day for the second cluster; and IDR 1,742 per day for the third cluster."
2012
S43097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Prastiwi
"Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah terjadi perubahan kebijakan pola pengangkutan sampah di kawasan berpengelola di DKI Jakarta. Pengangkutan sampah kawasan dari sumber sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir menjadi kewajiban penanggung jawab dan/atau pengelola kawasan dan dapat dikerjasamakan dengan badan usaha di bidang kebersihan dengan Pola Business to Business. Kawasan yang dimaksud adalah kawasan permukiman, komersial, industri dan khusus. Perubahan kebijakan tersebut diprediksi menimbulkan biaya dan manfaat bagi pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis perubahan kesejahteraan (welfare) yang diterima oleh masyarakat, pemerintah dan swasta akibat adanya perubahan kebijakan tersebut. Metode yang digunakan adalah Metode Analisis Biaya Manfaat.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perubahan net benefit positif diterima oleh masyarakat, pemerintah dan swasta penyedia jasa angkut sedangkan perubahan net benefit negatif diterima pihak swasta pengelola kawasan komersial dan industri. Perubahan net benefit keseluruhan bernilai positif yang berarti terjadi peningkatan kesejahteraan secara agregat.

Act of Regional Government of DKI Jakarta Number 3 Year 2013 regarding Waste Management stated that the management of settlement area, commercial area, industrial area and specific area obligate to collect the waste from their area. Collection is in the form of picking-up and carrying out waste from the managed area to the final waste processing site. This task can be done by using Business to Business Scheme. This policy alternation will cause costs and benefits to related stakeholders. The objective of this research is to analyze welfare changes that accepted by society, government and private sector in consequence of policy alternation of waste collection in managed area. Data analysis was conducted using cost benefit analysis method.
We found that change of net benefit is positive. The change of net benefit for society, government and private sector which supply waste collection service are positive. Negative change net benefit is received by the management of commercial and industrial area."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhayati Siringo
"

Banyak rumah tangga di perkotaan menggunakan perangkat elektronik. Perangkat tersebut dapat membantu kegiatan mereka dan membuat hidup mereka lebih nyaman. Akibatnya jumlah sampah elektronik semakin meningkat.  Sampah elektronik tersebut mengandung material yang berharga dan bahan-bahan berbahaya, sehingga memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan sampah elektronik yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta memiliki program pengumpulan sampah elektronik rumah tangga tetapi hasil pengumpulannya masih sedikit. Keberhasilan program pengumpulan ini dipengaruhi oleh perilaku pembuangan sampah elektronik penduduk Jakarta. Studi ini dilakukan untuk mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program resmi pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengetahuan tentang sampah elektronik, aksesibilitas terhadap fasilitas, persepsi tentang sektor informal, serta sikap dan dukungan terhadap program pengumpulan sampah elektronik, berpengaruh pada intensi perilaku pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta.  Sebanyak 290 responden berpartisipsi dalam survey untuk pengambilan data.  Namun hanya 272 yang memberikan jawaban lengkap dalam kuesioner yang diajukan. Data dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang memiliki pengaruh positif pada intensi pengumpulan sampah elektronik. Pertama, pengetahuan tentang sampah elektronik memiliki pengaruh terbesar, yaitu dengan nilai koefisen sebesar 0,64. Selanjutnya, diikuti oleh sikap dan dukungan terhadap program, dan aksesibilitas terhadap fasilitas dengan koefisien masing-masing sebesar 0,318 dan 0,189. Sebaliknya, persepsi terhadap sektor informal memiliki pengaruh negatif pada intensi perilaku pengumpulan, dengan koefisien sebesar -0,370. Untuk meningkatkan kinerja program pengelolaan sampah elektronik, diperlukan suatu kebijakan khusus mengenai pengumpulan sampah elektronik dan menyebarluaskan informasi tentang program pengumpulan sampah elektronik ke masyarakat. Selain itu desain fasilitas pengumpulan sampah elektronik perlu diperhatikan agar dapat menampung jenis perangkat elektronik kecil rumah tangga, serta ditempatkan di lokasi yang dekat dengan masyarakat sehingga mereka dapat menjangkaunya dengan mudah. 

 


Many households in urban areas use electronic devices.  It helps them doing their cores and makes their life more comfortable.  As a result, the amount of electronic waste (e-waste) has increased significantly. E-waste contains valuable materials as well as hazardous substances therefore it needs a proper treatment. Handling e-waste improperly will cause environmental pollution and health problems. Since 2017, the Government of DKI Jakarta has a program to collect e-waste from the households but the collection rate is low. The result of the collection program depends on residents e-waste disposal behavior. This study aims to examine several underlying factors behind residents participation in the formal e-waste collection program. It analyses how knowledge of e-waste, accessibility to facilities, perceptions of informal sectors, and also attitude and support for the collection program will affect the recycling intention. This research was conducted in Bendungan Hilir sub-district of Central Jakarta. As many as 290 respondents participated in the survey for data collection. However, only 272 participants gave complete responses in the questionnaires. This study employed the Partial Least Square (PLS) to analyze the data. The results showed that three factors have positive relationship with e-waste collecting intention. First, knowledge has the greatest direct effect with a coefficient of 0.64. It then followed by attitude and support to the program, and accessibility to facility, with coefficients value of 0,318 and 0,189, respectively. On the contrary, perception of informal sectors negatively affects collecting intention, with a coefficient of -0,370. To improve the programs performance, the government needs to enact a particular regulation regarding e-waste collection and disseminate the e-waste collection program to the public. In addition, the design of e-waste drop box should be able to accommodate small electronic devices, and the facilities should be stationed near the community so they can access it easily.

 

"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kennard Jonathan Layman
"Total produksi sampah pada tahun 2020 di Indonesia mencapai 67,8 juta ton. Tercatat sebesar 69 persen dari sampah-sampah tersebut berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa adanya proses daur ulang. Implementasi dari reverse logistics dalam pengumpulan dan pembuangan sampah, khususnya di area perkotaan diperlukan dan masih memiliki kendala dalam sistem waste supply chain di Indonesia. Hal ini dikarenakan pengumpulan dan pembuangan sampah adalah aktivitas yang mahal karena biaya operasi yang tinggi (bahan bakar, pemeliharaan, daur ulang, tenaga kerja, dan sebagainya) dengan margin pendapatan yang rendah, dan peningkatan kecil di area ini dapat banyak menghemat biaya operasional. Penelitian ini membahas vehicle routing problem terutama yang terkait dengan pengumpulan sampah di area perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi total biaya operasional. Sampah perkotaan dikumpulkan di tempat-tempat yang menunjukkan node permintaan dan setiap node dihubungkan oleh branch, yang mewakili jalan raya yang menghubungkan kota-kota. The shortest route problem adalah teknik untuk menentukan jarak terpendek antara dua titik. Pengumpulan sampah perkotaan adalah salah satu pekerjaan yang paling mahal, dengan beberapa tantangan praktis dan margin keuntungan yang rendah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan rute menggunakan shortest route method dapat mempersingkat perjalanan sebesar 7,55%.

The total waste production in 2020 in Indonesia will reach 67.8 million tons. It was recorded that 69 percent of the waste ended up in a final disposal site without any recycling process. The implementation of reverse logistics in waste collection and disposal, especially in urban areas is needed and still has problems in the waste supply chain system in Indonesia. This is because waste collection and disposal is an expensive activity due to high operating costs (fuel, maintenance, recycling, labor, etc.) with low revenue margins, and small improvements in this area can save a lot in operating costs. This paper looks on a vehicle routing issue that is primarily related to waste collection in cities. The purpose of this research is to reduce the total operational costs. The urban waste is deposited at the places showing the demand nodes in this scenario. And each node is connected by a branch, which represents the roadways that connect cities. The shortest route problem is a technique for determining the shortest distance between two points. The results of this study indicate that determining the route using the shortest route method can shorten the trip by 7,55%"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Elita Anne
"Dalam segala aktifitasnya, manusia akan menghasilkan residu yang salah satunya berbentuk padat dan disebut sebagai sampah. KampusUniversitas Indonesia dengan segala aktifitasnya pun tidak lepas dari timbulnya sampah termasuk permasalahan yang ditimbulkannya. Penumpukan di tempat penampungan sampah selama berhari-hari, pembakaran sampah yang menyebabkan pencemaran udara merupakan permasalahan sampah yang diakibatkan tidak adanya system pengelolaan sampah yang terpadu. Hal ini diperburuk oleh kapasitas TPA Cipayung sebagai tempat pembuangan akhir sampah Kota Depok yang semakin berkurang. Kampus UI Depok memiliki potensi untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Cipayung, salah satunya dengan pengadaan UPS (Unit Pengolahan Sampah). Penelitian yang lalu telah menghasilkan besar luasan UPS yang akan digunakan untuk mengolah sampah UI, yakni sebesar 975 m. Penelitian ini diawali dengan studi timbulan dan komposisi sampah yang dilakukan terhadap 5 sampel antara lain FT, FE, Fasilkom, PAU dan Pusgiwa. Untuk itu, diperlukan adanya sistem pengumpulan sampah guna melengkapi rencana pengadaan UPS UI, yang diawali dengan melakukan studi terhadap jumlah timbulan dan karakteristik sampah sebagai dasar desain system pengumpulan sampah. Hasil studi timbulan dan komposisi menunjukkan bahwa di tahun 2011 timbulan sampah harian UI sebesar 12,75 ton/hari atau 75,96 m3/hari yang didominasi oleh sampah organik 90,55% dengan 87% diantaranya bersumber dari sampah taman dan jalan berupa daun kering. Data tersebut diproyeksi hingga tahun 2024 mengacu pada rencana pengembangan kampus UI hingga tahun 2025, dan diketahui kebutuhan armada pengumpul antara lain 2 buah gerobak motor berkapasitas 1 m3 untuk pengumpulan sampah organik gedung, 3 buah arm roll truck untuk pengumpulan sampah non-organik gedung, dan 9 buah truk dengan kapasitas 6 m3 untuk pengumpulan sampah kantin serta taman dan jalan.

In all activities, human will produce a residual in a form of solid called solid waste. Universitas Indonesia (UI) with all of its activities is not hampered from solid waste production and the problems coming from it. The solid waste accumulation for long days, air pollution caused by waste burning is some of problems coming out from the lack of integrated solid waste management. And it?s getting worse by the decreasing capacity of TPA Cipayung as a final disposal of Depok City?s solid waste. UI Depok campus has a potential to cutting down the amount of waste disposed to the TPA Cipayung, one of the way is by making a Solid Waste Handling Facility (UPS). The previous research result the area needed for making the UPS, which was 975 m2. This research started with a study of waste generation and composition of 5 samples: FT, FE, Fasilkom, PAU and Pusgiwa. Therefore, in order to take the waste to the UPS to be processed, there should be a waste collection system to complement the UPS making plan, beginning with doing a study of waste generation and composition as well, as a basis of waste collection system design. The waste generation and composition study resulted that UI produces 12,75 ton/day or 75,96 m3/day in 2011, which is dominated by 90,55% organic waste contains of 87% yard waste comes from the fall leaves. Then, the data projected to year 2024 due to UI master plan for 2025. UI will need 2 motorcycle-containers with 1 m3 capacity for collecting organic building waste, 3 arm roll truck for the collection of building?s non-organic waste, and 9 trucks with 6 m3 capacity for the collection of canteen and yard waste."
2011
S611
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Julius Tomris
"Vehicle routing problem (VRP) merupakan aplikasi dari optimasi kombinatorial untuk menentukan sejumlah rute yang diawali dan diakhiri di suatu tempat. Permasalahan pengelolaan pengangkutan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam menjaga estetika dan kenyamanan suatu kota maupun wilayah. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan salah satu provinsi di Indonesia penghasil timbunan sampah, dimana wilayah pada provinsi tersebut yang memiliki rasio produksi sampah harian per penduduk tertinggi adalah di Kota Pematangsiantar sebanyak 0,83 kg/hari per penduduk yang tentunya akan mengakibatkan tingginya angka timbunan sampah harian. Tingginya angka timbunan sampah tentunya harus di imbangi dengan baiknya pelayanan pengangkutan keseluruhan sampah yang ada di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rute kendaraan untuk distribusi pengangkutan sampah dengan meminimalkan waktu tempuh yang optimal untuk distribusi tersebut. Dengan menggunakan vehicle routing problem diperoleh 43 rute untuk 34 unit kendaraan pengangkut sampah, dengan total timbunan sampah 183,1 m3/hari dan total waktu operasional 4608 menit

The Vehicle Routing Problem is an application of combinatorial optimization to determine a number of routes that start and end at one place. The problem of managing waste transportation is a very important part in maintaining the aesthetics and comfort of a city or region. North Sumatra Province itself is one of the provinces in Indonesia that produces waste piles, where the area in the province that has the highest daily waste production ratio per resident is Pematangsiantar City as much as 0.83 kg/day per resident which of course will result in high daily waste accumulation rates. The high number of landfills must of course be balanced with good transportation services for the entire waste in an area. This study aims to obtain vehicle routes for the distribution of waste transportation by minimizing the optimal travel time for the distribution. By using the Vehicle Routing Problem, 43 routes were obtained for 34 units of garbage transporting vehicles, with a total waste pile of 183.1 m3/day and a total operational time of 4608 minutes"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library