Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okke Kusuma Sumantri Zaimar
Jakarta: The Intercultural Institute, 2009
400.1 OKK t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jumiatun
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai wacana Currywurst dalam Novel "Die Entdeckung der Currywurst", Artikel "Die Vorbild-Politiker: Die Wurst und die Wähler", dan Lagu "Currywurst". Skripsi ini menggunakan teori wacana Foucault dan konsep analisis wacana Sara Mills dalam menganalisis wacana-wacana yang dibentuk dari tema Currywurst. Penelitian ini membuktikan bahwa Currywurst telah dibentuk menjadi wacana feminis dan wacana politis. Wacana feminis dalam Currywurst terlihat dari representasi gender yang digambarkan dalam novel. Wacana feminis tersebut dipahami sebagai bentuk perlawanan terhadap sejarah resmi Jerman yang sebagian besar tidak menampilkan peranan perempuan sesudah perang dan mempermasalahkan "kepahlawanan" yang selalu dikaitkan dengan laki-laki. Sebagai wacana politis, Currywurst telah menjadi alat pencitraan politisi dan media kritik terkait kesejahteraan kaum buruh. Wacana Currywurst dan konteksnya memperlihatkan bahwa Currywurst telah menjadi media kritik terhadap suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Currywurst tidak hanya sebatas makanan khas Jerman, tetapi juga telah menjadi tema suatu wacana.
ABSTRACT
This thesis examines Currywurst discourse which is embedded in the "Die Entdeckung der Currywurst? novel, the "Die-Politiker Vorbild: Die Wurst und die Wähler" article, and the "Currywurst" song. This paper uses the discourse theory of Foucault and the concept of discourse analysis of Sara Mills to analyze discourses that are formed in Currywurst. This research proves that feminist discourse and political discourse could be formed in Currywurst. The feminist discourse in Currywurst is depicted by the gender representation described in the novel. Such feminist discourse is perceived as a form of protest against official German history most of which does not expose the role of women after war yet disputes men-related heroism. As a political discourse, Currywurst has become a tool of forming politician's image and as a critic related to the prosperity of worker. Currywurst discourse and its context sign the role of Currywurst as a media to convey critic regarding social phenomenon. Eventually, Currywurst is not only the symbol of German's culinary, but also becomes a theme of discourse.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1923
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Natalia
Abstrak :
Analisis Ideologi dalam Iklan Produk Pencoklat Kuiit dan Pemutih ICulit. (Di bawah bimbingan Dr, Lilawati Kurnia). Fakultas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Dalam skripsi ini saya menganalisis ideologi yang terdapat pada iklan produk pencoklat kulit dan pemutih kulit. Dalam menganalisis iklan-iklan tersebut, saya menggunakan pendekatan praktis dan teoretis. Pendekatan praktis saya lakukan dengan menganalisis tiga produk pencoklat kulit dan tiga produk pemutih kulit. Sebagai pendekatan teoretis, saya menggunakan teori semiotik Roland Barthes dan teori mitos kecantikan Naomi Wolf. Iklan merupakan sebuah wilayah simbolik yang dapat digunakan dengan baik dalam analisis ideologi. Penyaji iklan tidak sekedar menjual produknya, tetapi sekaligus menjual sistem pembentukan ide yang berlapis-lapis, terintegrasi dan terproyeksi ke dalam citra produknya. Ideologi yang tersirat dalam iklan-iklan tersebut adalah ideologi kapitalisme dan ideologi patriarki. Namun demikian, kedua ideologi ini tampil dengan cara yang indah, sehingga masyarakat nyaris tidak menyadari keberadaan mereka dalam sebuah iklan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S14789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indraswari Pangestu
Abstrak :
Penelitian ini membahas pandangan dan keberpihakan mahasiswa di Indonesia yang diutarakan dalam teks opini, terhadap pelegalan pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat. Teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough diterapkan sebagai alat analisis utama. Adapun teori argumentasi dari Toulmin dan teori metafungsional dari Halliday digunakan untuk menunjang analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis opini menggunakan elemen argumen yang dinyatakan oleh Toulmin, yakni klaim, data, landasan, dukungan, modalitas, dan sanggahan. Selain itu, penulis teks juga memilih diksi dan menyusun gramatika untuk menekankan kebenaran. Terdapat tiga data yang digunakan untuk analisis. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, dua mahasiswa dianggap cenderung berpihak kepada pelegalan pernikahan sesama jenis dan satu mahasiswa dianggap cenderung mendebat isu yang sama.
This study discusses the views and alignments of the students in Indonesia. Their opinion is expressed inside their text about the legalized same-sex marriage in the United States. The theory of critical discourse analysis of Norman Fairclough is applied as the main analysis tool. Toulmin's theory of argumentation and Halliday?s metafunctional theory are also being used to support the analysis. The results showed that authors used the elements of argumentation expressed by Toulmin, such as claim, ground, warrant, backing, qualifier, and rebuttal. In addition, the author of the text also chose a unique diction and compiled-grammar to emphasize the truth. There are three data used for the analysis. Based on the analysis, two students considered likely to side with the legalization of same-sex marriage and one student is considered likely to debate the same issue.
2016
S61766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekana Priangga
Abstrak :
Analisis perbedaan dan kesamaan fitur_-fitur linguistik pada teks-teks bahasa Inggris dalam dua kategori genre yang berbeda, yaitu Deskripsi dan Sebab-Akibat. (Di bawah bimbingan Salindinah S. Soetarto.) Fakutas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Cara-cara membentuk makna yang dinilai dan disepakati secara kultural, yang bisa disebut sebagai genre, dipan_dang memiliki struktur bahasa masing-masing dan bersifat khas sehingga dapat dibedakan satu sama lain. Penulis mencoba melihat perbedaan-perbedaan tersebut dengan meng_gunakan teori tatabahasa sistemik fungsional Halliday, dengan membatasi data atas dua tipe genre, yaitu deskripsi dan sebab-akibat. Penulis menerapkan salah satu aspek tatabahasa sistemik -berupa sistem transitivitas -untuk menganalisis data. Tujuan analisis ini adalah untuk mene_mukan dan juga membuktikan adanya perbedaan pola-pola pemakaian transitivas di dalam kedua genre yang mungkin mencerminkan sifat genre-nya masing-masing. Sistem transitivitas, yang oleh Halliday dimaksud sebagai representasi komponen makna eksperensial (the representation of the experential components of meaning) di dalam sebuah klausa, dibentuk atas: proses, partisipan di dalam proses, dan sirkumstans yang berhubungan dengan proses. Di dalam bahasa Inggris dikenal beberapa tipe proses, yaitu: proses material, proses mental, proses relasional, proses verbal, proses behavioral, dan proses eksistensial. Masing-masing memiliki partisipannya sen_diri-sendiri. Elemen-elemen sirkumstansnya adalah: Jangka dan Lokasi (Extent and Location), Cara (Manner), Sebab (Cause), Kesertaan (Accompaniment), Hal (Matter), dan Peran (Role). Data analisis adalah berupa kutipan teks-teks yang efektif yang mewakili kedua tipe genre. Seluruhnya ber_jumlah 11 teks, yang diperoleh dari buku-buku antologi esai atau buku-buku ajar komposisi/retorika bahasa In_ggris. Berdasarkan basil analisis, penulis menyimpulkan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang khas di dalam sistem transi_tivitas pada teks-teks genre deskrispsi terhadap genre se_bab-akibat. Teks-teks deskripsi secara dominan menggunakan tipe proses Material. Akan tetapi, teks-teks sebab-akibat, secara general, tidak menunjukkan adanya dominasi sebuah tipe proses. Teks-teks genre ini menggunakan proses Mate_rial dan/atau Relasional sebagai proses mayoritasnya. Demikian pula, terdapat sedikit perbedaan dalam peng_gunaan elemen sirkumstans di antara teks-teks kedua tipe genre. Walaupun keduanya sama-sama menunjukkan adanya penggunaan elemen sirkumstasial Lokasi secara dominan, teks-teks genre deskripsi menggunakannya secara amat mencolok dibandingkan yang digunakan pada teks-teks sebab_-akibat. Kendati demikian, pola transitivitas di dalam teks_-teks kedua genre bukannya tidak menunjukkan adanya kesa_maan. Ditemukan bahwa proses Behavioral, proses Verbal, dan proses Eksistensial adalah tipe-tipe proses yang amat jarang digunakan pada teks-teks kedua genre. Begitu pula, Kesertaan, Hal, dan Peran adalah elemen-elemen sirkumstans yang terhitung minim digunakan baik di dalam teks-teks deskripsi maupun teks-teks sebab-akibat. Analisis genre seperti ini dapat memberikan tilikan yang cukup panting, dalam rangka lebih memahami sifat organisasi bahasa pada teks-teks bahasa Inggris yang efektif, yang disusun oleh penutur asli yang baik.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeane Meiske
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suraya
Abstrak :
ABSTRAK


Pokok permasalahan tesis ini dititik beratkan pada media yang diwakili oleh para pekerja medianya mengkonstruksi realitas sosial terutama mengenai kasus Aceh dilatarbelakangi oleh ideologi profesionalnya, yaitu menyajikan beritanya dengan tujuan untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan. Namun kita belum mengetahui bagaimana sebenarnya cara pandang yang dimiiiki oleh institusi medianya (KOMPAS, Republika dan Suara Karya) terutama para individu pengelolanya terhadap kasus Aceh itu sendiri dan citra ABRI yang diangkat ?

Aspek yang ditelaah dalam kerangka teori adalah seputar isi berita (teks) dengan teori ekonomi politik, yang diintertekstualitaskan dengan produksi dan konsumsi teksnya serta sosial budaya pers di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menemukan nilai-nilai (Ideologi) apa yang disebarkan oleh ketiga media tersebut melalui beritaberita kasus Aceh.

Hasil penelitian yang didapat, Republika dan Suara, Karya cenderung lebih banyak mengemukakan framing pelanggaran HAM. ABRI di citrakan sebagai pelariggar HAM. Pada Suara Karya eksemplar yang dikemukakan adalah kekejaman Polpot di Kamboja, Hitler dan Nazi-nya di Jerman dan kekejaman Serbia terhadap Bosnia.

Sedangkan KOMPAS mengemukakan ketiga framing secara merata, yaitu Stabilitas Keamanan, Jasa Rakyat Aceh dan Pelanggar HAM.

Namun pada elemen framing yang dikemukakan terdapat eksemplar, yaitu pemboman terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di Nairobi, Kenya dan Dar es Salaam, Tanzania oleh aksi teroris. Depiction yang muncul adalah Terorisme pada aksi-aksi kerusuhan sedangkan pelakunya adalah teroris. Hal ini_ biasanya dikemukakan oleh media non Islam dengan menyebarkan nilai-nilai (Katolik) yang dianutnya. Ideologi dominan pada ketiga media tersebut adalah ideologi kapitalis. KOMPAS memiliki oplah yang besar sehingga lebih banyak dibaca dibandingkan dengan Suara Karya yang hanya lebih banyak dibaca oleh pegawai negeri (afiliasi ke Golkar) dan Republika yang segmen pembacanya kebanyakan muslim. Dengan adanya pemberitaan kasus Aceh tersebut. ketiga suratkabar mengharapkan lebihbanyak dibaca pembacanya sehingga oplahnya menjadi naik dan para pengiklan lebih banyak masuk.

Pemberitaan dalam media pada masa orde baru sangat dibatasi terutama yang menyangkut masalah Pancasila, UUD 1945, Dwi Fungsi ABRI dan kegiatannya serta Keluarga Suharto beserta kroninya. Karena itu pemberitaan mengenai ABRI sangat jarang terekspos. Sedangkan pada masa reformasi, katup-katup pembatas tersebut mulai terbuka. Semua media menikmati ephoria kebebasan tersebut, sehingga kasus Aceh yang banyak menyangkut kegiatan ABRI mulai terekspos. Para pekerja media mengkonstruksi berita Kasus Aceh dipengaruhi oleh perekonomian media yang bersangkutan. Sehingga saat berita tersebut terjadi dikaitkan dengan krisis moneter yang melanda media massa serta peta politik yang sedang berubah ke arah era reformasi. Berita Kasus Aceh dikonstruksikan dengan tujuan agar oplah media tersebut menjadi naik sehingga tetap bertahan dalam situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia.

1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherita Rinanty W.W.
Abstrak :
Analisis ini bertujuan untuk melihat unsur-unsur penghubung bahasa yang terdapat dalam komik bail( narasi (bentuk bahasa yang digunakan komikus untuk menjelaskan situasi) maupun tuturan para tokoh (bentuk bahasa yang ditandai dengan penggunaan bacon kata). Selain itu juga bertujuan untuk meliat hubungan antara bahasa dan gambar yang membentuk komik sebagai satu kesatuan wacana yang utuh. Metode yang digunakan adalah deskriptit yaitu menjelaskan unsur-unsur penghubung yang muncul dalam bahasa dan gambar. Terlebih dahulu dijelaskan keunikan data komik Lagak Jakarta, yaitu adanya penggalan-penggalan cerita yang membentuk satu wacana yang utuh. Untuk member nudah penelitian, data dikclasifikasikan atas 12 teks kemudian dijelaskan unsur-unsur penghubung bahasa dan gambar yang muncul di setiap teks dan yang dominan muncul dalam satu wacana. Hasil analisis menunjukkan unsur penghubung bahasa yang dominan muncul dalam narasi adalah perkembangan lama dan dalam tuturan adalah pasangan berdampingan. Hal itu berarti narasi menentukan tema utama. Tema itu kemudian berkembang dalam tuturan para tokoh berupa pasangan berdampingan. Hasil analisis menunjukkan bahwa gambar dan bahasa (narasi dan tuturan) tidak dapat dipisahkan. Gambar diperlukan untuk mendukung bahasa dalam merangkai wacana. Sebaliknya, bahasa diperlukan untuk memberi makna pada gambar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S10773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam praktek berbahasa, yaitu dalam kegiatan komunikasi, kalimat ternyata bukanlah satuan bahasa yang terlengkap. Hal ini jelas terlihat apabila kita membaca sebuah artikel surat kabar, misalnya, di mana artikel tersebut merupakan salah satu perwujudan dari komunikasi, yaitu antara penulis artikel dan pembaca. Kita akan menjumpai bahwa jika salah satu kalimat dalam artikel tersebut kita pisahkan dari kalimat-kalimat di sekitarnya, kalimat itu akan menjadi satuan yang tidak mandiri. Tidak dapat dipahami dalam kesendiriannya. Kalimat tersebut baru memiliki makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada di sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa kalimat hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa lainnya yang lebih besar. Satuan bahasa yang lebih besar dari kalimat itu disebut dengan wacana, dan merupakan satuan bahasa yang terlengkap dalam tataran studi linguistik. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana harus memiliki konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar. Agar dalam sebuah wacana bisa terwujud gagasan yang utuh, setiap satuan yang menyusun sebuah wacana harus berhubungan atau memiliki pertalian satu sama lain. Satuan-satuan dalam wacana berhubungan satu sama lain oleh berbagai hubungan semantis. Skripsi ini menganalisis sebuah wacana tulis bahasa Jepang modern untuk mengetahui hubungan-hubungan semantis yang menyatukan kalimat-kalimat di dalamnya. Dari hasil analisis, diketahui bahwa wacana tersebut adalah sebuah wacana yang memiliki kesatuan gagasan di dalamnya. Kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf yang menyusunnya memperlihatkan hubungan semantisnya satu sama lain. Hasil analisis juga memperlihatkan bahwa hubungan yang paling sering dijumpai pada wacana tersebut adalah hubungan penjelasan dengan pengungkapan kembali. Hubungan jenis ini adalah hubungan yang salah satu bagiannya mengungkapkan kembali bagian sebelumnya dengan berbagai cara. Tujuannya adalah untuk lebih meyakinkan pembaca akan suatu hal yang disampaikan. Hal ini ada hubungannya dengan jenis wacana tersebut yang merupakan wacana argumentasi. Dalam wacana tersebut juga dijumpai berbagai alat dan cara untuk menandai setiap jenis hubungan yang terjadi. Seorang pembaca diharapkan dapat menangkap setiap makna dari alat penanda hubungan semantis untuk dapat memahami isi wacana dengan baik dan benar.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Nida`uljanah
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini membahas habitus kelas dominan dalam wacana buku Al-Arabiyah Bayna Yadaik jilid 2 dan habitus kelas terdominasi di dalamnya. Data utama yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kalimat dalam wacana yang digunakan dalam buku tersebut. Data tersebut dikumpulkan dengan metode simak teknik sadap terhadap buku Al-Arabiyah Bayna Yadaik jilid 2. Teknik sadap dilakukan dengan cara sadap bebas libat cakap, yaitu peneliti memerhatikan dengan cermat tanpa ikut berpartisipasi dalam penggunaan bahasa dalam buku Al-Arabiyah Bayna Yadaik jilid 2. Prnrlitian ini dilakukan pendekatan analisis wacana kritis yang dilakukan dengan menemukan kalimat dari wacana buku tersebut yang menunjukkan dan mengisyaratkan suatu habitus kelas sosial tertentu. Hasil penelitian yaitu sosialisasi habitus kelas atas lebih banyak dilakukan dalam buku Al-Arabiyah Bayna Yadaik jilid 2 daripada habitus kelas bawah. Banyak kalimat ditemukan dalam bacaan yang mengindikasikan bahwa pelaku cerita berasal dari kelas atas. Habitus kelas atas ditunjukkan dengan berbagai mekanisme sosialisasi berupa kebiasaan, simbolisasi maupun karakter kelas atas, sedangkan habitus kelas bawah hanya ditampakkan dalam pencitraan profil saja.
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>