Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Sara Naomi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi perempuan korban KBGO berdasarkan wacana kritis feminis Sara Mills terhadap komentar pengguna Twitter. Studi terdahulu analisis wacana kritis Sara Mills dalam membahas berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan menunjukkan bias media dalam merepresentasikan sosok perempuan korban. Hasil studi penelitian terdahulu juga menunjukkan masih sedikit pembahasan mengenai isu penyebaran konten intim non-konsensual dalam media sosial Twitter yang menggunakan analisis wacana kritis Sara Mills. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan korban penyebaran video non-konsensual dalam hal ini adalah Gisell direpresentasikan sebagai perempuan yang tidak bermoral dan perempuan rendahan. Hal ini disebabkan oleh status Gisell yang dalam video tersebut masih menjadi seorang istri. Selain merepresentasikan bagaimana perempuan korban penyebaran konten intim non-konsensual tersebut, penelitian ini juga menghasilkan bahwa terdapat tiga kategori respon pengguna Twitter terhadap korban. Tiga kategori tersebut adalah kategori pro, kontra dan uncategorized. Adapun ketiga kategori tersebut diperoleh melalui analisis respon para pengguna Twitter dari akun CNN Indonesia, Tempodotco, Detikcom dan Area Julid. Fenomena ini juga ditopang dengan berbagai akun media informasi tersebut yang menggunakan diksi seksis.

This study aims to find out how the representation of female victims of OGBV is based on Sara Mills' feminist critical discourse on Twitter user comments. Previous studies of Sara Mills' critical discourse analysis in discussing various cases of violence against women show media bias in representing female victims. The results of previous research studies also show that there is still little discussion on the issue of spreading non-consensual intimate content on Twitter social media using Sara Mills' critical discourse analysis. The results of this study show that women victims of the spread of non-consensual videos in this case are Gisell represented as unscrupulous women and lowly women. This is due to Gisell's status that in the video is still a wife. In addition to representing how women victims of the spread of non-consensual intimate content, this study also resulted in three categories of Twitter users' responses to victims. The three categories are pro, con and uncategorized categories. The three categories were obtained through an analysis of the responses of Twitter users from CNN Indonesia, Tempodotco, Detikcom and Julid Area accounts. This phenomenon is also supported by various information media accounts that use sexist diction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Cinta Rimandya Marezi
"Film Ini Kisah Tiga Dara merupakan karya adaptasi dari film drama musikal klasik di tahun 1956, Tiga Dara karya Usmar Ismail. Dengan latar cerita yang serupa, produser dan sutradara Nia Dinata mengemas filmnya menyesuaikan dengan konteks zaman ini. Nia Dinata menggambarkan adanya ketegangan antara kehidupan perempuan muda abad 21 di Indonesia dan nilai-nilai tradisi, khususnya dalam soal perjodohan, pernikahan dan kebebasan perempuan untuk memilih hidupnya. Film ini dianggap cukup kontroversial bagi masyarakat Indonesia karena mengangkat soal seks pranikah. Dari kacamata feminis, Ini Kisah Tiga Dara menawarkan wacana/ diskursus positif bagi representasi perempuan. Penelitian ini melihat bagaimana film Ini Kisah Tiga Dara adalah sebuah karya yang mengandung nilai estetika dan film feminis. Estetika feminis mengdepankan konsep-konsep teori film feminis antara lain: kritik terhadap male gaze, menguatkan suara perempuan, dan teknologi gender. Selain aspek teknis film, tesis ini menggunakan metode analisis wacana kritis, feminist stylistics dari Sara Mills. Feminist stylistics, Mills membongkar wacana bias gender melalui enam tahap yaitu: genre dan teks, gender dan penulisan, gender dan teks, gender dan butir bahasa, gender dan level kalimat, gender dan wacana. Pembuktian bahwa film ini merupakan karya feminis juga dilengkapi dengan pembahasan teori feminisme tentang seksualitas, otonomi, dan subjektivitas perempuan. Film ini adalah karya estetika dan film feminis yang memiliki tujuan melakukan perubahan sosial menuju masyarakat yang berkeadilan gender.

Ini Kisah Tiga Dara Three Sassy Sisters is a musical drama film inspired by Usmar Ismail rsquo s classical movie, Tiga Dara Three Maidens in 1956. With a similiar setting and background story, producer and director, Nia Dinata made her film by adjusting the context of the film in this modern era. Nia Dinata confronts the tension between women rsquo s being in the 21th century in Indonesia and traditional values in particular issues in marriage, women rsquo s autonomy and women rsquo s rights to choose her own life. This film is controversial because it discusses premarital sex which is still a taboo in the Indonesian context. This research looks at Ini Kisah Tiga Dara Three Sassy Sisters from a feminist perspective. This film offers a positive and empowered representation of women. This research discusses in depth feminist aesthetics and film and discusses feminist concepts for example, male gaze, female voice, and gender technology. This research also uses feminist critical discourse analysis method, and Sara Mills rsquo s six steps feminist stylistics genre and text, gender and writing, gender and reading, gender and individual lexical items, gender and clause level sentence level, gender and discourse level. This research uses feminist theory to look at feminist issues such as sexuality, women rsquo s autonomy, and women rsquo s subjectivity. I conclude that this film Ini Kisah Tiga Dara Three Sassy Sisters is a feminist film with a feminist project for social change."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvira Azzahra
"Karya akhir ini disusun untuk menganalisis penyebarluasan anti-feminisme di media sosial sebagai bentuk gendered hate online dan kekerasan terhadap perempuan. Penulisan karya akhir ini menggunakan analisis wacana kritis feminis oleh Lazar terhadap 11 cuitan akun Twitter @txtdarifeminis. Dengan menggunakan konsep gendered hate online, kekerasan terhadap perempuan, dan teori analisis wacana kritis feminis, karya akhir ini membuktikan bahwa cuitan akun Twitter @txtdarifeminis melakukan gendered hate online dan kekerasan terhadap perempuan. Gendered hate online dalam unggahan akun ini mulai dari tindakan yang mengandung sifat misoginistik dan seksis (shaming, labeling, stereotip gender, rape culture, dan victim blaming) sampai pada penyebaran gagasan yang salah tentang feminisme. Sedangkan, kekerasan terhadap perempuan dalam karya akhir ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu kekerasan simbolik dan ancaman kekerasan fisik.

This paper discusses the analysis of the widespread of anti-feminism on social media as gendered hate online and violence against women. This paper uses feminist critical discourse analysis technique and data were collected from 11 tweets of Twitter account, @txtdarifeminis. This paper uses the concept of gendered hate online, violence against women, and the theory of feminist critical discourse analysis. This paper proves that tweets from account @txtdarifeminis did gendered hate online and violence against women. Gendered hate online on these tweets included actions that contained misogynistic and sexsism (such as shaming, labeling, gender stereotype, rape culture, and victim blaming) to disseminated false idea of feminism. Violence against women in this paper divided into symbolic violence and physical violence threat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library