Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Bismo Dwi Putranto
"Karet alam merupakan salah satu komoditas terbesar yang ada di Indonesia. Kondisi tersebut mendorong perkembangan pesat industri karet. Namun rendahnya modulus kekakuan karet alam menjadi kelemahan dari produk karet alam contohnya ban kendaraan dimana akan menghasilkan sifat yang buruk sehingga berpengaruh kepada umur pakai ban tersebut. Untuk mengkompensasi modulus kekakuannya yang rendah, biasaya karet alam ditambahkan penguat yaitu silica atau carbon black. Tetapi kedua bahan tersebut memiliki kelemahan dimana harganya yang mahal. Alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan penguat berupa serat sorgum. Permasalah kompatibilitas antara karet alam dan sorgum yang memiliki sifat permukaan berbeda menjadi hambatan dalam modifikasi ini.
Permasalahan kompatibiltas tersebut dapat diatasi dengan penggunaan coupling agent yang dibuat dari hibrida lateks-pati. Coupling agent merupakan senyawa yang digunakan untuk meningkatkan adhesivitas antara dua material yang berbeda. Pengamatan terhadap perilaku alir vulkaniasi dan kompatibilitas karet alam berpenguat serat sorgum dengan penambahan coupling agent berbasis pati dilakukan untuk dapat mengamati kinetika vulkanisasi.
Hasil perilaku alir menunjukkan kenaikan torsi maksimum (MH) dan torsi minimum (ML) serta penurunan waktu pematangan optimum (t90) dan waktu scorch (ts2) dengan adanya penambahan coupling agent berbasis pati. Didapat pula optimasi vulkanisasi pada komposisi coupling agent sebesar 3 phr dan temperatur 150oC. Penambahan coupling agent berbasi pati juga berpengaruh kepada kenaikan nilai laju reaksi dan penurunan energi aktivasi dalam proses vulkanisasi.
Hasil karakterisasi menunjukan penambahan coupling agent meningkatkan absorpsi ikatan hidrogen O-H serta menurunkan fiber pull-out dan meningkatkan dispersi yang mengindikasikan kompatibilitas karet alam dengan sorgum meningkat.
Natural rubber is one of the largest commodities in Indonesia. This condition encouraged the rapid development of the rubber industry. However, the low modulus of natural rubber has become a weakness of natural rubber products, for example vehicle tires which will produce bad properties which affect the life of the tire. To compensate for the low modulus of stiffness, reinforcement is usually used, which are silica or carbon black. But both of these materials have weaknesses where the price is expensive. The alternative is to use sorghum fiber as a reinforced. Problems of compatibility between natural rubber and sorghum which have different surface properties are obstacles in binding. The compatibility problems can be overcome by using a coupling agent made from a hybrid of latex-starch. Coupling agent is a compound used to increase adhesivity between two different materials. Observations on the behavior of vulcanization and compatibility of natural rubber reinforced with sorghum fibers with the addition of starch-based coupling agents were carried out to be able to observe vulcanization kinetics. The results of the flow behavior show the increase in maximum torque (MH) and minimum torque (ML) and decrease in optimum ripening time (t90) and scorch time (ts2) with the addition of starch-based coupling agents. Optimization of vulcanization was also obtained on the composition of coupling agent by 3 phr and temperature of 150oC. Addition of starch-based coupling agent also influences the increase in reaction rate and decrease in activation energy in the vulcanization process. The characterization results show that the addition of coupling agents increases the absorption of O-H hydrogen bonds and decreases fiber pull-out and increases the dispersion which indicates the compatibility of natural rubber with sorghum increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dody Andi Winarto
"Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi karet alam yang mempunyai kekurangan dalam hal sifat ketahanan terhadap panas dan oksidasi, karena adanya kandungan ikatan rangkap C=C pada rantai polimer karet alam. Modifikasi dilakukan dengan mengeksplorasi pendekatan hidrogenasi dua fasa menggunakan karet alam padat yang dilarutkan dalam pelarut organik dan sumber hidrogen (hidrazin hidrat dan hidrogen peroksida) yang dicampur dalam air. Pilihan pelarut, katalis, dan rasio volume air terhadap pelarut diperiksa dampaknya terhadap hidrogenasi. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektroskopi Fourier Transform Inframerah (FTIR) sebagai indikator kualitatif hidrogenasi. Sementara itu, spektroskopi 1H-NMR digunakan untuk mengukur derajat hidrogenasi dari produk karet alam terhidrogenasi. Hasilnya menunjukkan bahwa hidrogenasi parsial berhasil dilakukan menggunakan toluena sebagai pelarut dan etilen diamina tetra asam asetat diammonium tembaga (Cu-EDTA) sebagai katalis, dimana variasi volume air mempengaruhi derajat hidrogenasi. Derajat hidrogenasi 7,69% dicapai dengan menggunakan 15 mL air. Pemrosesan karet alam melalui vulkanisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan keunggulan material karet alam terhidrogenasi dengan formula yang biasa dilakukan dengan mendapatkan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan menggunakan karet alam sebelum terhidrogenasi. Sementara itu, sifat termal karet alam terhidrogenasi tetap sebanding dengan bahan aslinya, dengan peningkatan ketahanan panas dan oksidasinya serta sifat mekanik. Metode hidrogenasi dua fasa ini menawarkan potensi untuk meningkatkan sifat ketahanan material karet alam untuk aplikasi pelampung tsunami buoy.
This research aims to modify natural rubber which has deficiencies in terms of resistance to heat and oxidation, due to the presence of C=C double bonds in the natural rubber polymer chain. The modification was carried out by exploring a two-phase hydrogenation approach using solid natural rubber dissolved in an organic solvent and a hydrogen source (hydrazine hydrate and hydrogen peroxide) mixed in water. The choice of solvent, catalyst, and water-to-solvent volume ratio were examined for their impact on hydrogenation. Characterization was carried out using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy as a qualitative indicator of hydrogenation. Meanwhile, 1H-NMR spectroscopy measures the degree of hydrogenation of hydrogenated natural rubber products. The results show that partial hydrogenation was successfully carried out using toluene as a solvent and ethylene diamine tetra copper diammonium acetic acid (Cu-EDTA) as a catalyst, with variations in water volume affecting the degree of hydrogenation. A degree of hydrogenation of 7.69% was achieved using 15 mL of water. Processing natural rubber through vulcanization can be done by utilizing the advantages of hydrogenated natural rubber material with a formula commonly used to obtain better mechanical properties than natural rubber before hydrogenation. Meanwhile, the thermal properties of hydrogenated natural rubber remain comparable to those of the original material, with improved heat, oxidation resistance, and mechanical properties. The biphasic hydrogenation method can potentially enhance natural rubber materials’ properties for tsunami buoy floater applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library