Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deni Irawan
Abstrak :
Tujuan penulisan ialah untuk mendapatkan masukan mengenai pengertian instrumen keuangan derivatif dan bagaimana seharusnya instrumen keuangan derivatif ini diungkapkan. Derivatif merupakan salah satu bentuk instrumen keuangan yang memiliki karakteristik tertentu. Nilai dari instrumen derivatif diturunkan dari aset yang mendasarinya karena itu nilainya lebih mudah berubah-ubah. Resiko pada derivatif tidak dapat disama ratakan dengan instrumen keuangan lainnya. Namun demikian bila derivatif digunakan dalam suatu kegiatan derivatif yang sehat maka instrumen ini dapat meminimalkan resiko perubahan harga / indeks / suku bunga yang dihadapi perusahaan. Sifat instrumen derivatif yang off-balance sheet menyulitkan pengguna laporan keuangan untuk dapat menelaah informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan / perbankan untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Untuk dapat memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan maka instrumen derivatif harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Selanjutnya Penelitian dilakukan berdasarkan studi literatur atas standar-standar pengungkapan yang dikeluarkan dalam pernyataanpernyataan Financial Accounting Standard Board, International Accounting Standard Committee maupun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Transaksi Derivatif. Dalam akhir skripsi penulis memberikan masukan mengenai poin-poin penting yang diperlukan dalam pengungkapan instrumen keuangan derivatif beserta pertimbangan-pertimbangan tertentu berkaitan dengan kondisi di Indonesia
Depok: [Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, ], [1996, 1996]
S19085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Puteri Naura
Abstrak :
Partikel PM2.5 dianggap sebagai salah satu polutan paling berbahaya sebab polutan ini dapat memicu berbagai permasalahan kesehatan, mulai dari peradangan saluran pernapasan hingga kematian dini. PM2.5 dihasilkan dari proses pembakaran pada kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batubara, hingga terbentuk di udara melalui reaksi kimia. Di Jakarta Selatan, sebagian besar polutan PM2.5 dihasilkan dari sektor transportasi akibat tingginya volume kendaraan yang bervariasi secara temporal. Disamping itu, vegetasi dianggap mampu mengurangi konsentrasi PM2.5 melalui penyebaran dan pengendapan partikelnya di daun. Dampak mengkhawatirkan dari PM2.5 menyebabkan pemantauan nilai PM2.5 di udara menjadi penting. Beberapa metode pemantauan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan inventarisasi sumber pencemar dan sensor pemantau. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola spasiotemporal nilai PM2.5 sektor transportasi di Jakara Selatan, dan kaitannya dengan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan untuk memetakan nilai PM2.5 adalah interpolasi kriging. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan vegetasi menyebabkan nilai PM2.5 inventarisasi semakin rendah, sedangkan pengukuran PM2.5 sensor cenderung tidak mengikuti pola kerapatan vegetasi tertentu. PM2.5 inventarisasi juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada hari kerja dibandingkan hari libur, sementara pengukuran PM2.5 sensor justru memberikan hasil yang berlawanan akibat pengaruh faktor meteorologis. ......PM2.5 particles are considered one of the most dangerous pollutants because they can trigger various health problems, ranging from inflammation of the respiratory tract to premature death. PM2.5 is produced from the combustion process in motorized vehicles, coal-fired power plants, and is formed by chemical reactions in the air. In South Jakarta, most PM2.5 pollutants are generated from the transportation sector due to the high volume of vehicles which varies temporally. Besides that, vegetation is considered capable of reducing PM2.5 concentrations through the dispersion and deposition of its particles on the leaves. The worrying impact of PM2.5 makes PM2.5 monitoring important. Several monitoring methods that can be done are by using pollutant sources inventory and monitoring sensors. Therefore, this study was conducted to analyze the spatiotemporal patterns of the transportation sector’s PM2.5 values in South Jakarta, and their relation to vegetation density. The method used in this research is kriging interpolation. The results show that the higher the vegetation density, the lower the inventory PM2.5 value, while the PM2.5 sensor measurements tend not to follow a particular pattern of vegetation density. Inventory PM2.5 also shows higher values on weekdays compared to weekends, while PM2.5 sensor measurements give opposite results due to meteorological factors’ influence. 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Apriyanti
Abstrak :
Permasalahan pencemaran udara dari sumber kendaraan bermotor di Indonesia sampai saat ini belum dapat diatasi dengan sempurna, disebabkan oleh upaya pengendalian pencemaran udara dari sumber tersebut memerlukan faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah belum adanya nilai faktor emisi dari kendaraan bermotor yang original dari kondisi transportasi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai faktor emisi dan menghitung beban pencemaran emisi dari kendaraan bermotor serta menganalisis kondisi udara ambien dengan volume kendaraan bermotor dan variasi perjalanan dalam sehari sehingga dapat dilakukan upaya pengendalian pencemaran udara secara maksimal. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan deskriptif. Lokasi penelitian untuk pengamatan volume kendaraan dilakukan di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Sumber data primer meliputi volume dan karakteristik kendaraan bermotor di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa komposisi kendaraan bermotor 97% didominasi oleh jenis sepeda motor dan mobil berpenumpang dengan kecepatan rata-rata kendaraan yang dihitung 25-40 km/jam pada pagi, siang dan sore hari. Nilai faktor emisi dan beban emisi terbesar adalah dari jenis mobil berpenumpang dengan polutan utama CO2. CO dan NOX. Emisi dari kendaraan bermotor dipengaruhi oleh faktor kondisi lalu lintas seperti idling, percepatan, jelajah dan perlambatan, yang akan mempengaruhi konsentrasi polutan di udara ambien. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa (1) Semakin besar kapasitas kendaraan bermotor maka nilai faktor emisinya semakin besar; (2) Semakin panjang jarak tempuh kendaraan bermotor maka nilai beban pencemaran emisinya semakin besar; (3) Konsentrasi polutan di udara ambien dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas, volume kendaraan dan kondisi meteorologi; (4) Rekomendasi upaya pengendalian (a) Penggunaan bahan bakar yang lebih bersih; (b) Pengaturan jam masuk keija dan sekolah yang dilaksanakan per wilayah sehingga tidak terjadi kesamaan aliran lalu lintas yang dapat membuat kemacetan lalu lintas.; (c) Pentaatan hukum dan peraturan dengan program rewards and punishmenl; (d) Peningkatan dan perbaikan penggunaan infrastruktur jalan raya. ......The problem of air pollution from motor vehicle sources in Indonesia have not maximal yet, caused by air pollution control efforts of these sources requires the factors that influence, one of them is the absence of emission factor values from the original vehicle of transport conditions in Indonesia. The purpose of this study is to assess the value of emission factors and calculate the load of pollution emission from motor vehicle and analize the ambient air conditions with the volume and variety of motor vehicle in one day trip so that air pollution control efforts can be done maximally. This is a quantitative and descriptive research. This research took place in Jenderal Sudirman Street as a place of observation of volume of motor vehicles. Primary data sources include the volume of vehicles and vehicle characteristics in Jakarta. The results showed that the composition of motor vehicles 97% dominated by the type of motorcycle and passenger car with an average speed of vehicles counted 25-40 km/hour in the moming, aftemoon and evening. Value of emission factors and the greatest load of pollution emission come from passenger car with the main pollutants CO2, CO and NOX. Emissions from motor vehicles is influenced by factors such as traffic conditions (idling, acceleration, cruising and deceleration), which will affect the concentration of pollutants in the ambient air. The research conclusion have shown that (1) The greater the capacity of the motor vehicle so the value of emissions factor is greater too; (2) The longer the distance of the motor vehicle so the value of pollution emission load is greater too; (3) The concentration of pollutants in the ambient air is affected by traffic conditions, the volume of vehicle and conditions of meteorology; (4) Recommendations control efforts (a) Use of fuel cleaner (a) Increasing and improving the use of infrastructure, roads, (b) setting an hour into work and school held a territory that does not occur in common traffic flow can create traffic congestion. (c), Improving the laws and regulations with the program rewards and punishment; (d) Increasing and improving the use of infrastructure, roads.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T26892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arfani Priyambodo
Abstrak :
Kondisi pencemaran udara di perkotaan terus meningkat akibat volume kendaraan setiap tahunnya. Volume ini meningkatkan sumber polusi seperti kendaraan bermotor yang menyumbang 60-70% polusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi CO berdasarkan volume kendaraan di Kota Tangerang serta melihat hubungannya. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan distribusi volume kendaraan pagi hari berkisar <800-1600 kendaraan pada jalan kolektor primer, sedangkan sore hari terdapat 800 hingga >2000 kendaraan pada jalan arteri primer. Pola spasial CO yang terbentuk pada jalan arteri primer dan kolektor dengan penggunaan lahan pemukiman, kawasan industri, dan pergudangan, maka konsentrasi CO cenderung tinggi. Sementara itu, jalan kolektor primer lainnya memiliki konsentrasi CO rendah hingga sedang. Hasil pengujian Spearman dan regresi linier menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara volume kendaraan terhadap pola CO Kota Tangerang, dengan nilai kekuatan sebesar 0,689 dan diperoleh R Square sebesar 0,476. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara volume kendaraan terhadap pola CO dari dinas lingkungan hidup, dan diperoleh R Square sebesar 0,12. ......Air pollution conditions in urban areas continue to increase due to the volume of vehicles every year. This volume increases sources of pollution such as motor vehicles which account for 60-70% of pollution. This study aims to analyze the distribution of vehicle volume and spatial pattern of CO in Tangerang City and see the relationship. The analysis used is descriptive and statistical spatial analysis. The results showed the distribution of vehicle volume in the morning ranged from <800-1600 vehicles on primary collector roads, while in the afternoon, there were 800 to >2000 vehicles on primary arterial roads. The spatial pattern of CO that formed on primary and collector arterial roads with residential land uses, industrial areas, and warehouses, then the CO concentration tends to be high. Meanwhile, other primary collector roads have low to moderate CO concentrations. The Spearman test and linear regression results showed a significant effect between vehicle volume on the Tangerang City CO pattern, with a strength value of 0.689 and an R Square of 0.476. Meanwhile, there is no significant effect between the volume of vehicles on the CO pattern from the environmental service and an R Square of 0.12.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Tamara
Abstrak :
Kota Bekasi adalah kota dengan penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Di Bekasi, pergerakan utamanya menggunakan kendaraan. Salah satu polutan hasil pembakaran mesin kendaraan adalah PM10 yang dapat diperoleh dari data volume kendaraan, passive sampler, dan Landsat 8. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola spasial PM10 di Kota Bekasi serta menganalisis validitas model spasial PM10 dari volume kendaraan/Landsat 8 dengan PM10 dari passive sampler sebagai validator. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif spasial dan analisis statistik RMSE. Berdasarkan PM10 dari volume kendaraan, jalan arteri berkapasitas besar mencakup wilayah PM10 dengan indeks kualitas buruk. Berdasarkan PM10 dari Landsat 8, hal tersebut terjadi berlawanan. Berkaitan dengan kondisi kemacetan, di jalan arteri berkapasitas kecil terdapat beberapa titik pengukuran volume kendaraan yang mengalami macet sekaligus tidak macet. PM10 dengan indeks kualitas udara tidak sehat juga dapat bersumber dari wilayah pemukiman, perdagangan dan jasa, serta industri. RMSE model spasial PM10 dari volume kendaraan memiliki tingkat kesalahan lebih rendah daripada model spasial PM10 dari Landsat 8. Meskipun begitu, jika dilakukan analisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek keruangan (seperti penggunaan lahan) maka terdapat beberapa area dan titik model yang berlokasi di wilayah penggunaan lahan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kesalahan model dan hubungannya dengan karakteristik spasial dapat menjadi pendekatan baru untuk menilai kinerja model. ......Bekasi City is a city with the largest population in West Java Province. In Bekasi City, the movement mainly uses vehicles. This study aims to analyze PM10 spatial pattern in Bekasi City and analyze validity of PM10 spatial model from vehicle volume/Landsat 8 with PM10 from passive sampler as a validator. This research uses descriptive spatial analysis and Root Mean Square Error (RMSE) statistical analysis. Based on PM10 from vehicle volume, large capacity arterial roads cover PM10 with poorer quality index. Based on PM10 from Landsat 8, it happens in opposite phenomena. In relation to congestion traffic, on small capacity arterial roads some points of vehicle volume measurement are congested, and other points are not. PM10 with unhealthy air quality index also can be sourced from residential, trade & service, and industrial areas. Then, RMSE of PM10 spatial model from vehicle volume has lower error than PM10 spatial model from Landsat 8. However, if further analysis considers spatial characteristics (such as land use), there are several areas models that are in the same land use. This shows that combination of model errors and their relationship to spatial characteristics can be a new approach to assessing model performance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Wiyandari
Abstrak :
Kota Depok sebagai kota penyangga DKI Jakarta memiliki peningkatan volume kendaraan yang pesat. Di samping itu, NOx merupakan salah satu polutan utama yang lebih dari 80% berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola fluktuasi antara polutan NOx (NO dan NO2) yang diakibatkan volume kendaraan yang melintas. Penelitian dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2010 pada 4 hari pengamatan. Metode pengumpulan data menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan data dengan pengukuran parameter konsentrasi NO dan NO2, suhu, kelembaban, serta volume kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola fluktuasi konsentrasi polutan NO dan NO2 mengikuti waktu dilakukannya jam sampling. Pada waktu pagi hari kecenderungan yang terjadi yaitu konsentrasi polutan NO2 meningkat, sedangkan pada waktu sore hingga malam hari kecenderungan yang terjadi yaitu konsentrasi polutan NO meningkat. Konsentrasi polutan NO dan NO2 tertinggi yang terukur pada Jalan Raya Margonda Raya Depok yaitu 11,852 Eg/Nm3 dan 11,812 Eg/Nm3. Nilai konsentrasi ini masih memnuhi baku mutu udara ambien menurut PP No.41 Tahun 1999. Volume kendaraan maksimum terjadi pada pagi hari (06.00 - 09.00) dan sore hari (16.00 - 20.00). Dikarenakan peningkatan volume kendaraan akan terus terjadi, maka dilakukan alternatif pengendalian peningkatan konsentrasi polutan NOx.
Depok City as a buffer city of Jakarta has a rapidly increasing volume of vehicles. In addition, NOx is one of the main pollutants of more than 80% comes from motor vehicle exhaust gas. This study aims to determine the pattern of fluctuations between the pollutant NOx (NO and NO2), which caused the volume of vehicles pass. Research conducted in May and June 2010 on four days of observation. Methods of data collection using descriptive research method. Collect data by measuring the parameters NO and NO2 concentrations, temperature, humidity, and volume of vehicles. The results showed that the pattern of fluctuations in pollutant concentrations of NO and NO2 to follow when doing sampling clock.At the time of the morning trend occurred, concentration of NO2 pollutant increase, while during the afternoon till night trend occurred, concentration of NO pollutant decrease. Pollutant concentrations of NO and NO2 measured highest on Jalan Raya Raya Depok Margonda are 11,852 ?g/Nm3 and 11,812 ?g/Nm3. The value of this concentration still under ambient air quality standard by PP No.41 Year 1999. The maximum volume of vehicles going in the morning (6:00 to 09:00) and afternoon (16:00 to 20:00). Due to the increasing volume of vehicles will continue to happen, so the alternative to control increasing the concentration of NOx pollutants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50481;S50481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dasdo Yessa
Abstrak :
Transportasi merupakan suatu alat pendukung aktivitas manusia untuk melaksanakan kegiatan rutin, bisnis, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Sebagai prasarana pendukung, transportasi harus mendapatkan pelayanan yang baik sehingga diperoleh sistem pergerakan yang efektif dan efisien bagi pengguna transportasi. Peningkatan sistem transportasi memerlukan penanganan yang menyeluruh, mengingat bahwa transportasi timbul karena adanya perpindahan manusia dan barang. Meningkatnya perpindahan tersebut dituntut penyediaan fasilitas penunjang laju perpindahan manusia dan barang yang memenuhi ketentuan keselamatan bagi pejalan kaki dimana pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan Jalan Margonda Raya merupakan kawasan Central Business Distric, menyediakan cukup banyak fasilitas untuk pejalan kaki dikarenakan banyak masyarakat yang melakukan aktifitas-aktifitas kesehariannya di area tersebut seperti pekerja, mahasiswa, pelajar, pedagang dan lain sebagainya, karena pada kawasan ini merupakan akses dari pusat perbelanjaan, sekolah, bank, perkantoran dan kampus-kampus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan volume kendaraan dan volume penyeberang dalam penentuan fasilitas penyeberangan kasus di jalan Margonda Penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan mengenai fasilitas penyeberangan yang tersedia bagi pemerintah daerah Kota Depok untuk memperhatikan ketersediaan dari fasilitas pejalan kaki yang ada pada kawasan bisnis, yaitu jalan Margonda.
Transportation is a mean of supporting human activities to carry out routine activities, business, educational, social and others. As a supporting infrastructure, transportation should get good service so an effective and efficient system of movement for users of transport would be obtained Transportation systems improvement require a comprehensive measures considering that transport occurs due to the movement of people and goods. The increasing movement is in the need of provision of supporting facilities for the movement of people and goods that meet the requirements of safety for pedestrians, where the pedestrian is one of the very crucial traffic component especially in urban areas Jalan Margonda Raya is a Central Business district, provides ample facilities for pedestrians because many people do their daily activities in this area such as workers, students, merchants and others, because this area is main access to the shopping centers, schools, banks, offices and campuses. The purpose of this study was to determine the relationship between the vehicles and pedestrians volume in the determination of the road crossing facilities, case study Jalan Margonda This study was conducted to provide input on the pedestrian facilities available to local governments to pay attention about the availability of pedestrian facilities in Kota Depok that exist in the business district, Jalan Margonda.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1508
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jafar Waliyudin
Abstrak :
Sistem ganjil genap adalah kebijakan pembatasan kendaraan bermotor dengan plat ganjil atau genap sesuai dengan waktu dan ruas jalan yang berlaku. Sistem ganjil genap merupakan implementasi untuk menyelesaikan masalah akibat transportasi seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Dalam proses pengoperasiannya sistem ini dapat mengurangi eksternalitas akibat polusi kendaraan di ruas jalan Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dari sistem ganjil genap berdasarkan aspek eksternalitas. Analisa kecepatan dan volume kendaraan dilakukan dengan survei menggunakan video cctv pada ruas jalan. Kecepatan rata-rata kendaraan sebelum perluasan sistem ganjil genap pada ruas Jalan Gunung Sahari adalah 25,42 km/jam dan pada ruas Jalan Pramuka adalah 36,18 km/jam. Kecepatan rata-rata kendaraan setelah perluasan sistem ganjil genap dengan asumsi mengalami kenaikan dengan angka dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjadi 10,83 km/jam untuk ruas Jalan Gunung Sahari dan 15,42 km/jam untuk ruas Jalan Pramuka. Jumlah volume kendaraan sebelum perluasan sistem ganjil genap adalah 6613 kendaraan untuk ruas Jalan Gunung Sahari dan 12.663 kendaraan untuk ruas Jalan Pramuka. Volume kendaraan setelah perluasan sistem ganjil genap dengan asumsi mengalami penurunan dengan angka dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjadi 5066 kendaraan untuk ruas Jalan Gunung Sahari dan 9702 kendaraan untuk ruas Jalan Pramuka. Sistem ganjil genap telah menurunkan biaya eksternal sebanyak 37% pada ruas Jalan gunung Sahari dan 34% untuk ruas Jalan Pramuka. Hasil ini berdasarkan pada jenis kendaraan dan bahan bakar yang digunakan. Sistem ganjil genap dapat dengan efektif mengurangi biaya eksternal akibat CO2 dan juga mengurangi kemacetan dengan mengurangi volume kendaraan dan menambah kecepatan kendaraan. ......Even-odd system is a policy of limiting vehicles with odd or even license plates in accordance with the applicable time and road sections. Even odd system is an implementation to solve problems due to transportation such as traffic jams and air pollution. In the process of operating this system can reduce eksternalities due to vehicle pollution on Jakarta's roads. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of even odd systems based on eksternalities. Vehicle speed and volume analysis is done by survey counting using CCTV video on the road section. The average speed of the vehicle before the expansion of the even odd system on the Gunung Sahari Road section was 25.42 km / hr and on the Pramuka Road segment was 36.18 km / hr. The average speed of the vehicle after the expansion of the odd-even system with the assumption of an increase with the figures from the DKI Jakarta Transportation Department to 10.83 km / hour for the Gunung Sahari Road section and 15.42 km / hour for the Pramuka Road section. The total vehicles before the even-number system expansion was 6613 vehicles for the Gunung Sahari Road section and 12,663 vehicles for the Pramuka Road section. The total vehicles after the expansion of the odd even system is assumed to have decreased with the figure from the DKI Jakarta Transportation Department to 5066 vehicles for the Gunung Sahari Road section and 9702 vehicles for the Pramuka Road section. The odd even system has reduced eksternal costs by 37% on the Gunung Sahari road section and 34% on the Pramuka Road section. This result is based on the type of vehicle and fuel used. Even odd systems can effectively reduce eksternal costs due to CO2 and also reduce congestion by reducing vehicle and increasing vehicle speed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Dwi Septian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Jalan Pajajaran, Kota Bogor. Laporan Akhir Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2017 menunjukkan tingkat kebisingan di pinggir jalan di Kota Bogor berada pada tingkat yang tinggi dan melebihi ambang batas kebisingan salah satunya adalah Jalan Pajajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial tingkat kebisingan di Jalan Pajajaran Kota Bogor dan menjelaskan hubungan antara ruang terbuka hijau dan bangunan terhadap pola spasial tingkat kebisingan di Jalan Pajajaran Kota Bogor. Metode overlay digunakan untuk melihat pola spasial kebisingan dan uji product moment Pearson untuk melihat hubungan antara volume kendaraan, luas bangunan dan ruang terbuka hijau. Pada penelitian ini tingkat kebisingan rata-rata pada setiap segmen di Jalan Pajajaran tergolong sangat bising dan berada pada kawasan bising. Segmen dengan tingkat kebisingan tertinggi berada di segmen 1 dan segmen 4 Jalan Pajajaran. Secara spasial, tingkat kebisingan akan tinggi jika berada pada titik aktivitas yang akan menyebabkan volume kendaraan tinggi dan aktivitas tinggi, namun tidak selalu volume kendaraan tinggi menyebabkan kebisingan tinggi. Tidak ada hubungan antara volume kendaraan, luas bangunan dan ruang terbuka hijau dengan tingkat kebisingan di Jalan Pajajaran Kota Bogor. Ada faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kebisingan jalan yaitu kondisi jalan, perilaku pengemudi dan adanya titik-titik aktivitas lain seperti pembangunan proyek.
ABSTRACT
This research was conducted on Jalan Pajajaran, Bogor City. The Final Report of the Environmental Service for 2017 shows that roadside noise levels in Bogor City are at a high level and exceed the noise threshold, one of which is Jalan Pajajaran. This study aims to determine the spatial pattern of noise levels on Jalan Pajajaran, Bogor City and explain the relationship between green open space and buildings to the spatial pattern of noise levels on Jalan Pajajaran, Bogor City. The overlay method is used to see the spatial pattern of noise and the Pearson product moment test to see the relationship between vehicle volume, building area and green open space. In this study, the average noise level in each segment on Jalan Pajajaran is classified as very noisy and is in a noisy area. The segment with the highest noise level is in segment 1 and segment 4 of Jalan Pajajaran. Spatially, the noise level will be high if it is at the point of activity which will cause high vehicle volume and high activity, but not always high vehicle volume causes high noise. There is no relationship between vehicle volume, building area and green open space with noise levels on Jalan Pajajaran, Bogor City. There are other factors that can affect road noise levels, namely road conditions, driver behavior and the presence of other activity points such as project development.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Wahyuningtias
Abstrak :
Pesatnya pertumbuhan penduduk di Kota Bogor menyebabkan semakin tingginya permintaan transportasi dalam kota. Banyaknya angkot, pedagang kaki lima serta kendaraan tidak bermotor yang masih beroperasi bahkan di pusat kota Bogor sering dikatakan menjadi penyebab kemacetan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui benarkah faktor-faktor di atas menyebabkan kemacetan di Kota Bogor dan seberapa besar tingkat kemacetannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat jalan kolektor yang mengelilingi kebun raya Bogor jika dihitung dalam kondisi normal, hanya satu jalan saja yang mengalami kemacetan, namun berbagai kegiatan samping pada jalan-jalan ini menyebabkan kemaacetan pada dua jalan lain yang seharusnya tidak mengalami kemacetan dan ternyata angkot tidak menyebabkan kemacetan di pusat kota. Bogor.
Rapid growth of population in Bogor City causing the increase demands of transportation inside the city. Large amount of angkot, street vendors, and unmotorised cycle which is still allowed to operate even in the center of the city often said as the cause of congestion. This research purpose is to know are all of that factor really causing the congestion and how high is the congestion level. The research result showed that from four collector road around Bogor botanical garden, in normal condition, there is only one road had congestion, but so many side activities on those road causing congestion on another two road which supposed to not had the congestion, and actually angkot are not causing the congestion in the central of Bogor City.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>