Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Choirun Nikmah
Abstrak :
Demensia merupakan kondisi kemunduran fungsi neuron secara perlahan dan terus menerus sehingga kemampuan kognitif, emosional, dan psikomotorik semakin berkurang seiring bertambahnya usia dan keparahan fisiologis tubuh. Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan asupan vitamin A dan faktor lainnya dengan demensia pada lansia binaan CAS UI tahun 2014. Desain penelitian cross sectional melibatkan 146 lansia berusia ≥ 60 tahun dari seluruh Depok. Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai Mei 2014. Metode pengambilan data dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital merk Kris dan mikrotoa, serta wawancara menggunakan kuesioner SMMSE, PASE, GDS, dan SFFQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi demensia (SMMSE ≤ 24) sebesar 46,6%. Analisis bivariat menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, tingkat depresi, dan asupan asam folat dengan demensia. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan demensia adalah asupan vitamin A (OR = 8,4) setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat depresi, riwayat stroke, status gizi, asupan vitamin C, E, Fe, dan asam folat. Membiasakan diri dengan pola hidup sehat, seperti memperbanyak makanan sumber vitamin dan mineral, olahraga teratur, dan menghindari stres dapat menjadi langkah protektif demensia pada lansia ......Dementia is a condition related to neurodegenerative caused cognitive, emotional, and psychomotor decline increasingly with aged and bodies functional illness. The objective of this study is to investigate association between vitamin A intake and the others factors related to dementia in elderly. A cross sectional study was performed on 146 participants aged ≥ 60 years in Depok during April – May 2014. Data collected by measurement of weight using Kris digital scale, height using microtoise, and SMMSE, PASE, GDS, and SFFQ questionnaires. The result of this study showed that prevalence of dementia (SMMSE ≤ 24) was 46,6%. Dementia was significantly associated with level of education, depression, and folate acid intake. In multivariate model, vitamin A intake (OR = 8.4) was the dominant factor adjusted by age, sex, level of education, depression, history of stroke, nutritional status, and intake of micronutrients (vitamin C, E, Fe, and folate acid). Improving quality of live through healthy life style (consuming source of vitamins and minerals, doing exercise regulary, no stress) is alternative way to prevent dementia in elderly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurani Fauziah
Abstrak :
Latar Belakang: Akne vulgaris AV adalah peradangan kronis pilosebasea yang terutama dijumpai pada remaja dan dewasa muda. Peranan diet pada patogenesis AV terus menjadi perdebatan. Salah satu mikronutrien yang diduga berperan dalam patogenesis AV adalah vitamin A atau retinol. Tujuan: Mengetahui kadar retinol serum dan korelasinya dengan derajat keparahan AV, serta asupan vitamin A pasien AV. Metode: Studi potong lintang dengan 20 subjek penelitian SP yang direkrut secara consecutive sampling. Kadar retinol serum diukur menggunakan high performance liquid chromatography HPLC, sedangkan asupan vitamin A dinilai dengan metode food frequency questionnaire FFQ semikuantitatif. Hasil: Rerata kadar retinol serum kelompok AVR, AVS, dan AVB yaitu 0,962 SB 0,145 mol/L, 0,695 SB 0,054 mol/L, dan 0,613 SB 0,125 mol/L. Terdapat korelasi bermakna antara kadar retinol serum dengan derajat keparahan AV r = -0,798, p = 0,000. Rerata asupan vitamin A per hari pada kelompok AVR, AVS, dan AVB sebesar 476,21 SB 221,32 g, 823,71 SB 221,32 g, dan 780,99 SB 530,45 g. Simpulan: Kadar retinol serum ditemukan rendah pada kelompok AVS dan AVB. Hasil penelitian ini membuktikan semakin rendah kadar retinol serum, semakin berat derajat keparahan AV. Tidak terdapat perbedaan asupan vitamin A di antara ketiga kelompok. ...... Background: Acne vulgaris AV is a chronic inflammation of pilosebaceus that is primarily found in adolescents and young adults. The role of diet in the pathogenesis of AV continues to be a debate. One of micronutrients alleged in the pathogenesis of AV is vitamin A or retinol. Objective: This study aims to know the levels of serum retinol and its correlation with the degree of severity of the AV, as well as the patient 39 s intake of vitamin A. Method: This cross sectional study included 20 subjects divided into mild, moderate, and severe groups based on Lehman rsquo s classification. Serum retinol levels measured using high performance liquid chromatography, whereas the intake of vitamin A was assessed by semiquantitative food frequency questionnaire method. Results: The mean serum retinol levels of mild, moderate, and severe groups were respectively 0.962 SD 0.145 mol L, 0.695 SD 0.054 mol L, and 0.613 SD 0.125 mol L. There was significant correlation between serum retinol levels with the degree of severity of the AV r 0.798, p 0.000. The mean intake of vitamin A per day of mild, moderate, and severe groups were respectively 476.21 SD 221.32 g, 823.71 SD 221.32 g, and 780.99 SD 530.45 g. Conclusion: Levels of serum retinol found lower on the moderate and severe groups. The results has proven that the lower the levels of serum retinol, the more severe the degree of severity of the AV. There was no difference in vitamin A intake among the three groups.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Program jangka panjang dengan "Pendekatan berbasis pangan" untuk penanggulangan kekurangan vitamin A (KVA) semakin penting peranannya.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Sulchan
Abstrak :
Program jangka panjang, dengan "pendekatan berbasis pangan" untuk penanggangan kekurangan vitamin A (KVA) semakin penting peranannya. Telah dilakukan penelitian dalam rangka sistim pemantauan Vitamin A di Jawa Tengah yanig menghubungkan asupan vitamin A dengan kadar serum retinal pada ibu-ibu laktasi dengan Batita (anak bawah tiga tahun) selama krisis. Median asupan vitamin A 319 RE/d buta senja : 0,34%. Kadar serum retinal (rerata 1,23 jMnol/L} berhubungan dengan asupan vitamin A model multiple logistic regresi untuk memprediksikan peluang terjadinya pengaruh berbagai faktor determinant menunjukkan : Asupan vitamin A dari pangan nabati (OR/95% Cl] per quartile, 1 : LOO, 2': 1,63 fO.99-2.80/, 3rd: 1.99 11,58-2,991, dan 4'1': 2.62 [1,68-4,04], dari pangan hewani (V dan T1: 1,00. 3 : 137 [0,89-2,09] dan 4'h: 2,86 [1,59-3,98 j). Kebun gizi (tidak 1.00, ya 1.88 f1,08-2,68J ) dan pendidikan ibu ( sekolah lanjutan: 1,46 /1,00-2.16J ). Kontribusi asupanan vitamin A sumber nabati 16 kali lebih besar dibanding sumber hewani, sama pentingnya dalam mempengaruhi status vitamin A. Kebun gizi dan tingkat pendidikan ibu merefleksikan konsumsi pangan sumber nabati dan hewani dalam jangka panjang. (MedJ Inidones 2006; 15:259-66)
For the Longer term food-based approaches for controlling vitamin A deficiency and its consequences, become increasingly important. A nutrition survailance system in Central-Java, Indonesia assessed vitamin A intake and serum retinal concentration of lactating women with a child <36 mo old during crisis. Median vitamin A intake was 319 RE/d and night blindness 0,34%. Serum retina! concentration (mean : 1,23 jMnol/L] was related to vitamin A intake in a dose-concentration manner. The multiple logistic regression model for predicting the chance far a scrum retinal concentration > observed median of the population (27,27 funol/L) intended determinant factors, vitamin A intake from plant foods (OR/95% Cl) per quarttie, 1" : 1.00, 2"d: 1.63 [0.99-2,80], 3nl: 1.99 [1.58-2,99], and /'': 2,62 [1,68-4,04], from, animal foods (T and 2'"': 1,00. 3"': 1,37 [0,89-2,09] and 4th: 2,86 [1,59-3,98]). Home gardening (no 1,00, yes 1.88 f 1,08-2.68}) and woman's education level (< primary school : 1,00 >secondary school: 1,46 [1,00-2,16]). Tints, although contributing 16 times more to total vitamin A intake plant foods were as important for vitamin A status as animal foods. Home gardening and woman's education level seem to reflect longer-term consumption of plant and animal foods respectively. (Med J Indones 2006; J 5:259-66)
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-4-OctDec2006-259
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library