Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muinzer, Genevieve
London: Routledge and Kegan Paul, 1987
342.083 41 MUI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Septio Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Bangunan pusat perbelanjaan pada umumnya menempatkan fasilitas bioskop pada lantai atas bangunan. Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan serta keselamatan jiwa dari suatu keadaan darurat di bioskop diperlukan pemenuhan standar desain sarana penyelamatan jiwa. Skripsi ini membahas tentang Gambaran Persepsi Risiko Pengunjung Bioskop terhadap Sarana Penyelamat Jiwa di Bioskop sepanjang Jalan Margonda Raya Depok Tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif. Penelitian dilakukan terhadap 268 pengunjung bioskop yang berasal dari 3 bioskop sepanjang jalan Margonda Raya, Depok yang diantaranya Platinum Screen Margocity Depok, 21 Depok Town Square, dan 21 Plaza Ramayana Depok. Penelitian ditujukan untuk mengetahui gambaran variabel-variabel yang diduga dapat mempengaruhi persepsi risiko terhadap sarana penyelamat jiwa pada pengunjung bioskop. Hasil penelitian merupakan gambaran bahwa fakta yang ada dilapangan sesuai dengan teori yang ada mengenai pengalaman, pengaruh kerabat, pengaruh media massa, pengetahuan mengenai sarana penyelamat jiwa. Sehingga diperlukan intervensi mendalam terhadap variabel-variabel yang diduga dapat mempengaruhi persepsi risiko tersebut.
ABSTRACT
Building shopping centers in general, placing the facility on the top floor of the cinema building. To provide security, comfort, an salvation of the soul from a state of emergency in theaters required design standards complience means saving lives. This thesis discusses the description of risk perception Cinema Visitors to the Life Saving Facilities System at Cinema along Jalan Margonda Raya, Depok year 2011. This research is quantitative research design with descriptive analysis. Research carried out on 268 visitors who came from third cinema theaters all the way in Margonda Raya, Depok. Which include Platinum Screen Margocity Depok, Depok Town Square 21, and 21 Depok Plaza Ramayana. The research aimed to know the description oh the variables that might impact the perception of risk to emergency response preparedness in cinema visitors. The result is description that the fact is the field in accordance with existing theory regarding the experience, the ifluence of relatives, the influence of mass media, knowledge about the means of saving souls. So that intervention is needed depth to the variables that might impact the perception of risk.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Badrika
Abstrak :
Penelitian ini menemukan bahwa kegiatan pariwisata di Pura Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kederi, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali telah menimbulkan respons dari warga masyarakat atau krama desa adat Beraban dalam aspek kehidupan ekonomi, sosial dan budayanya. Keindahan Pura Tanah Lot dan alam sekitar lingkungannya dijadikan produk wisata oleh warga masyarakat desa Beraban untuk memperoleh penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (kuren). Hasil penelitian ini sekaligus mengungkapkan suatu pola perubahan kebudayaan melalui akulturasi. Prilaku orientasi pasar dari warga masyarakat desa Beraban pada bidang jasa kepariwisataan di obyek wisata Pura Tanah Lot menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan inipun dipengaruhi oleh semakin bertambahnya kunjungan para wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara ke Pura Tanah Lot. Pendapatan yang diperoleh oleh warga masyarakat desa Beraban diutamakan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Sedang pendapatan yang diperoleh oleh Pesa Adat Beraban sebagai pengelola obyek wisata melalui pemasukan dana dari kunjungan para wisatawan diutamakan untuk pelaksanaan upacara ritual atau piodalan di Pura Tanah Lot dan pura-pura lainnya yang ada di desa Beraban. Juga, pendapatan itu dapat digunakan untuk pembangunan Pura Tanah Lot maupun pura-pura yang ada di desa Beraban. Hal ini dapat mengurangi pemungutan iuran-iuran untuk kepentingan upacara ritual maupun pembangunan pura atau kebutuhan desa.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T1173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam naskah Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bab III huruf B, angka 3 dinyatakan bahwa sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Sedangkan titik berat dalam Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan bidang ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri, serta terpenuhinya kebutuhan Pokok Rakyat, yang berarti bahwa sebagian besar dari usaha pembangunan diarahkan kepada pembangunan ekonomi, sedangkan pembangunan di bidang-bidang lainnya bersifat menunjang dan melengkapi bidang ekonomi.

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat ditetapkan, Pemerintah Negara Republik Indonesia berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan aspirasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1445 Pemerintah Orde Baru telah melaksanakan Pembangunan Nasional yang berencana yaitu melalui Pembangunan Lima Tahunan yang berkesinambungan.

Kegiatan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan Pemerintah tersebut sesuai dengan Amanat Rakyat Indonesia melalui Garis-Garis Besar Haluan Negara.

Proses Pembangunan Nasional akan berlanjut dan efektif bila dapat terhindar dari segala macam tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu upaya untuk mensukseskan Pembangunan Nasional yang sejalan dengan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional di segala bidang perlu mendapatkan perhatian secara terus menerus.

Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa Pembangunan Jangka Panjang harus mampu membawa perubahan-perubahan fundamental dalam struktur ekonomi Indonesia, sehingga produk Nasional yang berasal dari sektor-sektor diluar pertanian akan merupakan bagian yang semakin besar dan industri akan menjadi tulang punggung ekonomi.

Dalam kaitan ini ditegaskan, bahwa pembangunan industri adalah bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak struktur ekonomi kearah yang seimbang yaitu antara pertanian dan industri. Pembangunan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi, yang lebih kokoh dan seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri, yang maju didukung oleh pertanian yang tangguh.

Untuk itu proses industrialisasi lebih dimantapkan guna mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak utarna peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja serta memperluas kesempatan berusaha. Untuk itu perlu mendayagunakan dengan sebaik-baiknya sumber daya manusia, sumber daya a1am, energi, sumber dana, termasuk devisa serta teknologi yang tepat dengan tetap memperhatikan kelestarian kemampuan lingkungan. Dalam melaksanakan pembangunan industri, perlu diusahakan agar struktur ekonomi dan struktur industri menjadi makin kokoh dengan mempererat keterkaitan antara sektor industri dengan sektor-sektor pembangunan lainnya.

Pembangunan industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menghemat devisa, menunjang pembangunan daerah dan memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya manusia.

Tujuan pembangunan industri ini sejalan dengan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan yaitu memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata, memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta mendorong pendayagunaan produksi nasional.

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa yang semakin penting. Seperti diketahui pariwisata memiliki keunggulan komparatif yang khas, dan sifat aktivitasnya yang banyak menyerap tenaga kerja sangat sesuai dengan strategi pembangunan nasional. Kemampuannya dalam menyesuaikan diri terhadap fluktuasi perekonomian dan moneter dunia, serta prospeknya yang sangat cerah, merupakan salah satu alasan mengapa pariwisata juga dapat dijadikan komoditas andalan.

Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Tri Yuliana
Abstrak :
Tebet Eco Park merupakan taman kota yang terletak di Jakarta Selatan dan diresmikan pada tahun 2022. Dibangunnya Tebet Eco Park dikarenakan tidak terurusnya Taman Honda yang kemudian di revitalisasi menjadi taman kota. Hal tersebut menyebabkan banyaknya masyarakat yang antusias dengan Tebet Eco Park dan berkunjung ke taman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi berdasarkan site dan situation serta hubungannya dengan aktivitas pengunjung. Metode yang digunakan yaitu analisis komparasi keruangan (spatial comparasion analysis) dan deskriptif dengan pendekatan keruangan (spatial approach) dan analisis korelasi tipologi menggunakan crosstab (crossing table). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan karakteristik lokasi terhadap aktivitas pengunjung berdasarkan fungsi ruang zona-zona yang ada. Karakteristik lokasi zona Tebet Eco Park dengan tipe site Strategis cenderung lebih banyak pengunjung, hal tersebut terlihat pada jumlah aktivitas yang dilakukan pada suatu zona. Aktivitas yang dilakukan paling dominan di Tebet Eco Park yaitu Bersantai, Rekreasi, dan Olahraga. Motivasi yang paling dominan dimiliki para pengunjung untuk berkunjung ke Tebet Eco Park yaitu Motivasi Sosial. ......Tebet Eco Park is a city park located in South Jakarta and was inaugurated in 2022. Tebet Eco Park was built due to the neglect of the Honda Park which was later revitalized into a city park. This has caused many people to be enthusiastic about the Tebet Eco Park and visit the park. This study aims to determine the characteristics of the location based on the site and situation and associated with visitor activity. The method used is spatial comparative analysis (spatial comparative analysis) and descriptive with a spatial approach (spatial approach) and typological correlation analysis using cross tabs (cross table). The results of the study show that there is a relationship towards the characteristics of the location and visitor activity based on the spatial function of the existing zones. The characteristics of the Tebet Eco Park zone location with the Strategy site type tend to have more visitors, this can be seen in the number of activities carried out in a zone. The most dominant activities carried out at Tebet Eco Park are Relaxing, Recreation, and Sports. The most dominant motivation for visitors to visit Tebet Eco Park is social motivation.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mochammad Chaerul Imam Puraatmadja
Abstrak :
Artikel ini membahas perbedaan sikap pengunjung terhadap dua jenis pameran yang berbeda di Museum Bank Indonesia: pameran koleksi dan Immersive Cinema. Saat ini, museum memainkan peran penting yang tidak hanya sebagai tempat penyimpanan artefak nyata tetapi juga sebagai penggabung antara hiburan dan pendidikan bagi pengunjung. Di era modern, kemajuan pesat dalam teknologi, khususnya teknologi imersif, telah secara signifikan mengubah pengalaman di museum. Teknologi imersif mengaburkan batas antara dunia fisik dan virtual yang memungkinkan pengalaman secara lebih mendalam dan menarik. Hipotesis penelitian ini adalah Immersive Cinema memberi pengaruh sikap pengunjung yang lebih tinggi dibandingkan pameran koleksi. Metode penelitian kuantitatif digunakan dengan pendekatan survei komparatif. Museum Bank Indonesia telah memperbarui tata letak pamerannya menjadi tiga klaster utama: Klaster Kelembagaan dan Kebijakan, Klaster Numismatik, dan Klaster Arsitektur Gedung. Hasil analisis mengungkapkan bahwa pengunjung menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap Immersive Cinema dibandingkan dengan pameran koleksi. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pengunjung lebih menyukai Immersive Cinema dalam unsur teknologi, penyampaian informasi, suasana dan dekorasi, serta pengalaman keseluruhan. Temuan ini menunjukkan bahwa teknologi interaktif dan imersif secara signifikan meningkatkan sikap pengunjung di lingkungan museum yang menyoroti potensi museum untuk memanfaatkan teknologi tersebut guna menarik dan melibatkan audiens modern. ......This paper investigates the differing attitudes of visitors towards two distinct exhibition types at Museum Bank Indonesia: the collection exhibition and the Immersive Cinema. Museums today play a crucial role not only as repositories of tangible artifacts but also as destinations that blend entertainment and education for their visitors. In the modern era, rapid advancements in technology, particularly immersive technology, have significantly transformed the museum experience. Immersive technology blurs the boundaries between the physical and virtual worlds, allowing for deeper, more engaging experiences. The research hypothesis is that Immersive Cinema has a higher influence on visitors’ attitudes compared to collection exhibitions. A quantitative research method was used with a comparative survey approach. Museum Bank Indonesia has updated its exhibition layout into three main clusters: Klaster Kelembagaan dan Kebijakan, Klaster Numismatik, and Klaster Arsitektur Gedung. The analysis reveals that visitors exhibit a more positive attitude towards the Immersive Cinema compared to the collection exhibition. Further analysis indicated that visitors favored the Immersive Cinema in terms of technology, information delivery, ambiance and decor, and overall experience. These findings suggest that interactive and immersive technologies significantly enhance the visitors’ attitude in museum settings, highlighting the potential for museums to leverage such technologies to attract and engage modern audiences.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eryana Damayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena hanya dengan rahmatnya dan hidayahNya penyusunan tesis dengan judul: Optimalisasi Ruang Terbuka Museum dalam Pengembangan Strategi Pemasaran. Studi Kasus Ruang Terbuka Bagi Remaja di Museum R.A. Kartini Rembang ini dapat diselesaikan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan Museum R.A Kartini Rembang. Di dalam penulisan penelitian ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarmya kepada: Pertama-tama kepada Dr. Kresno Yulianto, M.Hum., selaku Ketua Program Magister Museologi Universitas Indonesia sekaliagus ketua pembimbing yang denagn penuh kesabaran telah memberikan bimbingan. Kedua kepada Prof. Dr. Noerhadi Magetsari dan Dr. Irmawati Marwoto Johar, yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula kepada Dr. Ali Akbar , M. Hum selaku pembimbing akademik yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan arahan. Ayahku H. Rusli dan Ibuku Hj. Aminarti yang dengan sabar mendoakan agar penulis dapat menyelesaikan kuliahnya. Suamiku Sugiharto, S.Pt, M.Sc. dan anakku Dhamar Ilham Adhitama, yang telah memberikan dorongan semangat dan moril dan doanya kepada penulis agar dapat segera menyelesaikan kuliahnya. Tidak lupa adikku, Indra Rosantiko, yang selalu memberikan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliahnya.
ABSTRACT
The title of this research is Optimization the Museum Open Space in Developing Marketing Strategy. A Studycase of Open Space for Teenagers at Museum R.A. Kartini Rembang. In accordance with the title then purpose of this study is to discuss about the problem about visitors amenity at museum especially for teenagers. Principal studies in this research is: Museum Marketing Strategy include: SWOT Analysis of Museum R.A. Kartini Rembang, museum management, developing program for visitors and improving more facilities at the open space. This study uses a qualitative approach to the inductive reasoning method. How to obtain data on the exhibition layout is through field surveys, literature review and interviews. From the results can be described as factual observation that the conditions of Museum R.A. Kartini Rembang is very worrying. The conclusion of this research is: there is a miss concept at museum management and, the lack of museum program arrangement for visitors , lack of supporting facilities and unfeasible, minimal human resources as the manager of the museum, and yet the organizational structure of the museum as the driving element museum organization running effectively and efficiently.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diinii Haniifah
Abstrak :
Kualitas udara dalam ruangan di rumah sakit harus menjadi perhatian khusus karena pasien salah satu sumber pencemar mikroorganisme patogen ke udara yang dapat memicu persebaran infeksi nosokomial, maka dilakukan penelitian terhadap kualitas udara di salah satu rumah sakit di Depok, yaitu Rumah Sakit Tugu Ibu, untuk mengetahui konsentrasi mikroorganisme di udara. Sampel udara diambil menggunakan EMS Bioaerosol Sampler Single Stage Sampler dengan debit aliran udara sebesar 28,3 L/menit. Bakteri di udara diambil selama dua menit pada media Tryptic Soy Agar dan diinkubasi pada temperatur 35-37oC selama 24 jam, sementara itu jamur pada media Malt Extract Agar selama dua menit dan diinkubasi pada temperatur 25-29oC selama 48-72 jam. Koloni yang tumbuh dihitung sebagai colony-forming Units CFU/m3 . Hasil penelitian menunjukkan hasil angka kuman, temperature dan kelembaban udara dalam ruangan pada rentang 1.385-2.930 CFU/m3, 25-28oC dan 72-91 yang mana melebihi batas baku mutu KepMenKes No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Hasil pengukuran konsentrasi diuji secara statistik menggunakan uji non-parametrik untuk menunjukkan korelasi dengan jumlah orang dan hasil menunjukkan korelasi sig< 0,05 pada konsentrasi bakteri dengan jumlah orang dan tidak menunjukkan korelasi sig > 0,05 pada konsentrasi jamur dengan jumlah orang. Berdasarkan pengukuran dan perhitungan, sebagian besar Bilangan Reynold lebih besar dari 2.000 yang mengindikasikan bahwa jenis aliran udara didominasi oleh aliran turbulen. Jumlah pertukaran udara sebagian besar kurang dari 4 kali/jam sehingga tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh ASHRAE 1999 . Besarnya konsentrasi bakteri dan jamur dipengaruhi oleh temperature, kelembaban udara, kecepatan udara, jenis aliran udara, dan pertukaran udara per jam. Sementara itu, jumlah orang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi bakteri namun tidak berpengaruh terhadap konsentrasi jamur. ......Indoor air quality in hospital has to be considered because patients could be a source of pollutant and lead a nosocomial infection. Therefore, bioaerosol was measured in selected hospitals at city of Depok, which is Tugu Ibu Hospital. Air sampling was conducted by using EMS Bioaerosol Single Stage Sampler and worked at a flowrate of 28.3 l min. Airborne bacteria were collected for two min on Tryptic Soy Agar and then incubated at 35 37oC for 24 h, while fungi on Malt Extract Agar for two min and then incubated at 25 29oC for 48 72 h. The colonies were counted as colony forming units CFU m3 . The result showed that indoor air bacteria and fungi concentrations, air temperature and humidity with the range approximately between 1,385 2,930 CFU m3, 25 28oC and 72 91 , respectively. All the numbers have exceeded the quality of standards by Ministry of Health Decree No. 1204 MENKES SK X 2004. Spearman rank correlation showed strong correlation sig 0.05 between indoor air bacteria concentrations and number of visitors and no correlation sig 0.05 between indoor air fungi concentrations and number of visitors. Based on measurements and calculations, Reynold numbers were mostly over 2,000, which indicated the indoor airflow dominated by turbulent flow. Air change rates were mostly less than 4 times hour and did not meet quality standards by ASHRAE 1999 . Indoor air bacteria and fungi concentrations were influenced by temperature, air humidity and velocity, type of airflow and air change rates. Meanwhile, number of visitors affected the concentration of bacteria but did not on fungi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqshal Raihan Budiputra
Abstrak :
Dibalik modernisasi dan fenomena coffee shop, terdapat industri kopi yang hingga sekarang mempertahankan kesan tradisionalnya yaitu toko kopi bersejarah, yang keberadaannya memiliki sistem berbeda dengan kedai kopi; toko hanya menjual produk kopi dan tidak melayani penyeduhan di tempat (kecuali kondisi tertentu). Berdasarkan jumlahnya, terdapat empat toko kopi bersejarah yang dapat ditemukan di Kota Bandung. Penelitian ini membahas analisis hubungan karakteristik lokasi dengan karakteristik pengunjung toko kopi bersejarah di Kota Bandung menggunakan pendekatan geografi perilaku dan konsep urban heritage. Aspek keruangan ditinjau berdasarkan unsur psikologis manusia baik sebagai lingkungan obyektif ataupun lingkungan behavioral. Untuk mengidentifikasinya, digunakan aspek site dan situation dengan penekanan konsep urban heritage berelemen tangible dan intangible. Berdasarkan itu, unsur site mencakup keberadaan benda bersejarah, ragam arsitektur kolonial, penilaian sejarah produk, serta penerapan tradisi verbal kepada pengunjung. Di sisi lain, unsur situation mencakup keberadaan bangunan cagar budaya dan pusat perdagangan di wilayah sekitar. Analisis dalam penelitian ini mencakup analisis deskriptif dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan karakteristik lokasi akan membentuk karakteristik pengunjung yang berbeda. Toko kopi bersejarah dengan karakeristik lokasi otentik serta bersuasana urban heritage kuat membuat lebih banyak pengunjung mendatangi toko dengan motivasi intelektual atau status, memiliki frekuensi kunjungan rendah, serta memiliki lingkup demografi heterogen. Sebaliknya, toko yang memiliki karakeristik lokasi bukan otentik dan tidak bersuana urban heritage kuat membuat lebih banyak pengunjung mendatangi toko dengan motivasi fisik, memiliki frekuensi kunjungan tinggi, serta memiliki lingkup demografi homogen. Kemudian, toko kopi bersejarah yang memiliki urban heritage berelemen intangible membuat terdapatnya pengunjung yang mendatangi toko dengan motivasi sosial. ......Behind the modernization and coffee shop phenomenon, there is a coffee industry that until now has maintained its traditional impression, namely a historic coffee shop. The existence of historic coffee shops has a different system with coffee shops; the shop only sells coffee products and does not serve brewing on site (except for certain conditions). There are four historic coffee shops that can be found in the city of Bandung. This study discusses the analysis of the relationship between location characteristics and the visitors’ characteristics of historic coffee shops in Bandung using behavioral geography and urban heritage concepts. The spatial aspect is reviewed based on human psychological elements, either as an objective environment or a behavioral environment. Site and situation aspects are used from the tangible and intangible elements within the concepts of urban heritage. The elements of the site includes the presence of historical objects, colonial architectures, historical aspects of the products, as well as the application of verbal traditions. On the other hand, the situation element includes the existence of cultural heritage buildings and trade centers in the surrounding area. The analysis in this study includes descriptive and spatial analysis. The results of the study show that the difference in location characteristics will attract different visitors’ characteristics. A historic coffee shop with ‘authentic’ location characteristics and a strong urban heritage atmosphere makes more visitors come with intellectual or status motivation, lower frequency of visits, and has a heterogeneous demographic scope. On the other hand, shops that do not have the ‘authentic’ location characteristics nor a strong urban heritage atmosphere make more visitors come to the store with physical motivation, higher frequency of visits, and have a homogeneous demographic scope. On top of that, a historic coffee shop that has an intangible element of urban heritage makes visitors come to the store with social motivation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Putra Kurniawan
Abstrak :
Penghitungan jumlah pengunjung yang akurat dan cepat dibutuhkan untuk memudahkan pengelola pusat keramaian. Penghitungan secara manual rentan akan kesalahan manusia. Salah satu metode yang dikembangkan untuk memecahkan masalah ini adalah menghitung jumlah pengunjung dengan mengenali wajah pengunjung. Kesulitan yang didapatkan adalah tidak selamanya wajah pengunjung dapat ditangkap oleh kamera dalam sudut yang tepat maupun proporsi yang tepat. Dikembangkan prototipe sistem yang memperbaiki kekurangan sistem sebelumnya Sistem Penghitung Pengunjung (SiPP), sistem baru ini dinamakan Sistem Penghitung Pengunjung secara Vertikal (SiPPV). Pada SiPP data yang dijadikan objek adalah wajah pengunjung, sedangkan pada SiPPV data yang dijadikan objek adalah citra kepala pengunjung tampak atas. Sistem ini menggunakan haar-like features dan boosting dalam proses pelatihan datanya. Seperti pendahulunya, SiPPV juga menggunakan Metode Jarak Euclidian untuk penelusuran atau tracking pengunjung. Pengambilan data vertikal untuk memperbaiki kelemahan sistem penghitung dari depan yang tidak dapat mengenali jika ada dua pengunjung yang berjalan beriringan, atau pengunjung menoleh ke arah lain selain ke kamera. SiPPV terbukti lebih baik dari SiPP dalam toleransi pengenalan pengunjung. Sistem ini dapat dikembangkan dengan database yang lebih luas yaitu berbagai jenis bentuk kepala pengunjung tampak atas dan juga untuk objek lainnya.
The accuracy and speedy couting of visitors is needed at places of interest. Manual counting risks unverifiable human error. One of the methods developed to solve this problem is computer based face counting. The difficulity of this method lies at inability to capture visitor?s face at the appropriate angle and proportion. In this thesis a new system called SiPPV is developed to improve on the previous system called SiPP. The SiPP uses the front-view of visitor?s face as object while the SiPPV uses top-view of visitor?s head as object. The SiPPV uses haar-like features and boosting in its data training. Like SiPP, SiPPV also uses euclidian distance method to track visitors. SiPPV uses top-view method to eliminate the front-view weaness of not recognizing consecutive visitors or if visitors does not face the camera directly. SiPPV is proven to be better than SiPP as its higher error-tolerance in recognizing visitors. It ca also be developed with a larger database that contains various shapes of top-view of head and other objects.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library