Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Ibnu Adam
"Penelitian ini ingin mengkaji peranan tagar dan akun dalam menggiring viral marketing pada media sosial. Apakah tagar yang digerakkan akun bisa menciptakan viralitas pada suatu kampanye pemasaran di platform digital. Untuk menguji itu, akan dibandingkan juga dengan perbincangan tanpa tagar atau melalui kata kunci organik terkait kampanye pemasaran yang sama. Teori yang dipergunakan adalah Keterikatan Preferensial atau Preferential Attachment (PA), yakni sebuah model untuk menjelaskan pola jaringan sosial dalam suatu perbincangan atau percakapan isu yang berjumlah besar serta melihat akun dominan dari perbincangan tersebut. Kasus yang diteliti adalah pemasaran digital ajang PON Papua dengan tagar #TorangBisa vs kata kunci organik terkait PON Papua. Metode yang dipakai adalah Analisis Jaringan Sosial (Social Network Analysis/SNA). Hasil penelitian ini ingin mengungkap jaringan perbincangan pada pemasaran digital #TorangBisa dibandingkan dengan jaringan perbincangan melalui kata kunci bebas organik terkait PON Papua serta mengungkap apakah ada akun utama (influencer) yang memiliki pengaruh terhadap akun lainnya dalam menggerakkan viralitas tersebut. Sehingga, penelitian ini memberikan gambaran lebih menyeluruh dalam keberhasilan dari pemasaran digital yang dilakukan PON Papua atau justru yang terjadi lebih didominasi percakapan di luar dari kampanye pemasaran yang dilakukan penyelenggara PON Papua.

This research wants to examine the role of hashtags and accounts in driving viral marketing on social media. Can account driven hashtags create virality in a marketing campaign on a digital platform. To test this, we will also compare conversations without hashtags or through organic keywords related to the same marketing campaign. The theory used is Preferential Attachment (PA), which is a model to explain social network patterns in a large number of conversations or issues and see the dominant account of the conversation. The case studied is digital marketing for the Papua PON event with the hashtag #Torang Bisa vs organic keywords related to the Papua PON. The method used is Social Network Analysis (SNA). The results of this study want to reveal the conversation network in digital marketing #Torang Bisa compared to the discussion network through organic free keywords related to PON Papua and reveal whether there are main accounts (influencers) that have influence on other accounts in driving this virality. Thus, this research provides a more comprehensive picture of the success of digital marketing carried out by PON Papua or precisely what is happening is more dominated by conversations outside of marketing campaigns carried out by PON Papua organizers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Graciela Naftali
"Media sosial telah memfasilitasi penggunanya dengan ruang untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mengungkapkan pendapat mereka kepada publik. Dengan media sosial, cancel culture semakin marak terjadi. Pasalnya, opini dari individu mudah tersebar menggunakan fitur status di media sosial. Pemanfaatan status untuk mempengaruhi orang lain itulah yang terjadi dalam peristiwa Dewa Kipas. Status Ali yang menjadi viral mengakibatkan aksi kolektif berupa cancelling dari netizen Indonesia terhadap Levy Rozman (@GothamChess). Menariknya, fenomena ini membawa dampak yang signifikan bagi pihak-pihak yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi terjadinya cancel culture yang dilakukan oleh netizen Indonesia di media sosial dan menganalisis implikasi dari tindakan dominasi netizen Indonesia dalam peristiwa Dewa Kipas. Metode kualitatif dengan analisis wacana digunakan untuk mengkaji studi kasus ini. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa konteks budaya Indonesia yang kuat berperan besar dalam tindakan cancel culture tersebut.
Social media has facilitated its users with a space to communicate with other people and express their opinion to the masses. With social media, cancel culture is being reinforced. The reason is because opinions from individuals are being spread easily using status features on social media. The utilization of status to influence other people is what happened with Dewa Kipas incident. Ali’s status that went viral led to collective action of canceling from Indonesian netizens towards Levy Rozman (@GothamChess). Interestingly, this phenomenon brought significant impact to the parties involved. This paper aims to Investigate the occurrence of Indonesian netizens’ cancel culture on social media and analyze the implication of Indonesian netizens’ predominance action in Dewa Kipas incident. Qualitative method with discourse analysis is being used to analyse the case. Through this research, it is found that Indonesians’ strong cultural context played a big role in the canceling act.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library