Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembuatan kopolimer (Vinil asetat / Veova 10) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi monomer dan jenis surfaktan menggunakan teknik semikontinyu. Surfaktan yang digunakan adalah alkohol ethoxylate 30 EO dan alkil eter sulfat 7 EO. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat. Variasi monomer veova 10 yang dilakukan yaitu: 15%; 20%; 30%; 40%; dan 50%. Proses polimerisasi menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO tetap sebesar 29,10 g, sedangkan untuk alkil eter sulfat 7 EO sebesar 29,10 g; 43,65 g; dan 58,2 g. Kopolimer vinil asetat dengan veova 10 yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, pH, viskositas, Tg, FTIR, dan ukuran partikel. Hasil kopolimerisasi emulsi optimal pada variasi 15% veova 10 baik yang menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO atau alkil eter sulfat 7 EO. Pada 15% veova 10 menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO dihasilkan nilai kandungan padatan 51,58%, nilai Tg 25,82°C, dan nilai viskositas 22,1 cPs. Pada 15% veova 10 menggunakan alkil eter sulfat 7 EO pada konsentrasi 1,5 X dihasilkan nilai kandungan padatan 49,84%, nilai Tg 25,33°C, dan nilai viskositas 403,2 cPs, sedangkan untuk konsentrasi 2 X dihasilkan kandungan padatan 50,69%, nilai Tg 21,02°C, dan nilai viskositas 813,6 cPs. Penggunaan alkil eter sulfat 7 EO lebih stabil daripada alkohol ethoxylate 30 EO, terlihat dari grid yang dihasilkan berkurang. Ukuran partikel yang dihasilkan bimodal dengan ukuran partikel yang besar, ini terjadi karena terbentuknya secondary nucleation."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S30664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Yudhatama
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Hartono
"ABSTRAK
Dalam beberapa tahun belakangan ini, banyak dilakukan pembangunan
prasarana-prasarana fisik , dimana sebagian besar konstruksi-konstruksi ini
menggunakan material dari beton. Hal ini dilakukan karena beton memiliki
sifat-sifat tahan Iama, mudah dalam pengerjaan, perawatan serta mampu
memikul beban yang cukup besar.
Peningkatan jumlah pemakaian beton ini tentu saja berakibat
dituntutnya efisiensi dalam pemakaian beton itu sendiri. Efisiensi ini dapat
dilakukan dengan mengurangi dimensi dari beton dan meningkatkan mutu dari
beton.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dari beton mutu
sedang dengan jalan memberikan suatu bahan tambah dari jenis polimer
yakni : Poli Vinil Asetat. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan mutu
terjadi, maka dilakukan serangkaian uji coba terhadap Kuat Tekan, Kuat
Tarik Belah, Kuat Tarik Lentur dan pengujian terhadap hubungan Tegangan-
Regangan. Pemberian Poli Vinil Asetat ini dilakukan sebagai presentase dari
berat semen yaitu sebesar : 0 % ,1% , 2 % , 3 % , 4 % dan 5 %.

"
1996
S34636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Rachmat Arisandy
"Sari buah kelapa atau dikenal sebagai selulosa bakteri merupakan nama lain dari nata de coco. Selulosa bakteri sama seperti selulosa tanaman dengan catatan bahwa selulosa bakteri tidak mengandung bahan lignin, pektin dan hemiselulosa. Mengingat bahwa nata de coco akan digunakan sebagai wadah makanan sekali pakai maka lembaran nata de coco tersebut ditekan panas dengan suhu 120_C menjadi lembaran kering. Lembaran kering menjadi komposit serat nata de coco setelah dilapisi resin Vinil asetat (VL-2 dan EVA L-520) dengan metoda Hand lay up. Selanjutnya sebelum dan sesudah menjadi komposit dilakukan uji sifat mekanis (kuat tarik/ASTM-D638), sifat fisik (uji hidrofilik Contact Angle), morfologi (SEM 500-10000x), dan uji ketahanan air (variasi suhu 30,40,50,60,70,80,90,dan 100_C selama 30 menit).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi serat (uji SEM) dalam satu lembaran kering serat nata de coco tidak merata sehingga memiliki nilai kuat tarik yang berbeda-beda, nilai kuat tarik terbesar adalah sebesar 151.036 Mpa (non resin), 37.141 Mpa (komposit VL-2), dan 24.482 Mpa (komposit EVA L-520). Penambahan resin Vinil asetat dapat meningkatkan sifat hidrofobisitas selama 8 menit dari lembaran kering serat nata de coco dengan nilai sudut kontak terbesar sekitar 62_. Suhu maksimum wadah makanan komposit serat nata de coco yaitu sebaiknya lebih rendah dari suhu 50 _C.
Coconut juice is known as bacterial cellulose is another name of nata de coco. Bacterial cellulose same with cellulose plants with a note that the bacterial cellulose do not contain lignin, pectin and Hemicellulose. Because of nata de coco will be used as disposable food packaging so sheets of nata de coco are hot pressed at a temperature of 120_C into sheets dry. Dried sheets into nata de coco fibrous composite after Vinyl acetate resin coated (VL-2 and EVA L-520) with Hand lay-up method. Next before and after a composite conducted the mechanical testing (Tensile strength/ASTM-D638), the physical properties (hydrophilic test Contact Angle), morphology (SEM 500-10000x), and test the water resistance (temperature variation 30,40,50,60,70,80,90, and 100_C for 30 minutes).
The results showed that the distribution of fiber (test SEM) in a single sheet of dry fiber nata de coco is uneven, so have the tensile strength values are different, the largest tensile strength values amounted to 151,036 Mpa (non-resin), 37,141 Mpa (VL-2 composite ), and 24,482 Mpa (EVA composite L-520). Vinyl acetate resin additions can enhance hidrofobisitas for 8 minutes of the dry sheet nata de coco fiber with the largest value of the contact angle of about 62_. The maximum temperature of the composite food containers nata de coco fiber that is should be lower than the temperature of 50 _C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library