Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Andre Raymond
"
ABSTRAKJumlah infeksi nosokomial yang terjadi di negara maju dengan teknologi yang baik masih sangat banyak. Hal ini menggambarkan sulitnya mengontrol pergerakan partikel di udara. Oleh karena itu, sistem tata udara di rumah sakit harus dapat melindungi dan memberikan kenyamanan untuk orang yang berada di dalam rumah sakit. Ruang isolasi tekanan negatif adalah ruang dimana partikel penular penyakit dengan jumlah banyak berada. Oleh karena itu, sistem tata udara harus mencegah keluarnya partikel ini dari ruangan. Analisa yang dilakukan untuk melihat kinerja ruangan adalah dengan melakukan simulasi di software FloVent 8.2. Pada hasil perhitungan dan simulasi, terlihat bahwa kebutuhan ACH yang tidak cukup, nilai PMV dan PPD, yang melebihi standar dan pola aliran udara yang masih turbulen.
ABSTRACTMany nosocomial incfections in developed country with better technologies happened. This fact describes the difficult of controlling particle in the air. Hence, ventilation system in hospital must have the capability to protects and provides thermal comfort for people in the hospital. Airborne Infection Isolation room is a room in which many airbornes occured. Therefore, ventilation system has to prevents these airbornes escaping the room. Analytical method to measure the room performance is doing simulation with software FloVent 8.2. Based on calculation and simulation, ACH needs is not enough, PMV and PPD not in the standard range, and turbulent airflow "
2017
S69467
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Reyna Faradila Setiawan
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi rokok tertinggi, yang berdampak pada kebutuhan akan ruang merokok yang memadai. Aktivitas merokok di ruang tertutup menghasilkan polutan berbahaya seperti PM2.5, karbon monoksida (CO), nikotin, dan senyawa organik volatil (VOC), yang dapat merusak kualitas udara dan membahayakan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruang merokok indoor dan mengevaluasi strategi desain ruang merokok berdasarkan standar kualitas udara yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian teori dan studi kasus untuk memahami penerapan sistem pengudaraan, termasuk ventilasi alami dan mekanis, serta solusi desain ruang yang dapat mengurangi polutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ventilasi mekanis dan alami, serta penerapan penghalang fisik dan segregasi ruang, dapat efektif mengurangi kadar polutan dan meningkatkan kualitas udara dalam ruang merokok. Desain yang optimal memerlukan perencanaan yang matang, termasuk pemilihan teknologi tepat dan pengaturan pola penggunaan ruang. Penerapan sistem ventilasi yang efisien dan desain ruang yang tepat sangat penting dalam menciptakan ruang merokok yang aman dan nyaman, serta mengurangi risiko kesehatan penghuni.
Indonesia is one of the countries with the highest smoking consumption rates, which impacts the demand for adequate smoking spaces. Smoking activities in enclosed spaces generate harmful pollutants such as PM2.5, carbon monoxide (CO), nicotine, and volatile organic compounds (VOCs), which can damage air quality and pose health risks. The aim of this study is to analyze the factors affecting indoor air quality in smoking areas and evaluate smoking room design strategies based on existing air quality standards. The research method involves a theoretical review and case studies to understand the application of ventilation systems, including natural and mechanical ventilation, as well as design solutions that can reduce pollutants. The results show that a combination of mechanical and natural ventilation, along with the implementation of physical barriers and space segregation, can effectively reduce pollutant levels and improve air quality in smoking rooms. Optimal design requires careful planning, including the selection of appropriate technologies and management of space usage patterns. The implementation of an efficient ventilation system and proper room design is crucial in creating a safe and comfortable smoking space, while reducing health risks for occupants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fandy Septian Arison
"Tantangan infeksi pascaoperasi, seperti Surgical Site Infections (SSI) masih menjadi persoalan pada layanan kesehatan. Infeksi ini sering kali disebabkan oleh kontaminasi bakteri yang menempel pada partikel udara di ruang operasi. Untuk mengurangi risiko SSI, salah satu upaya yang dilakukan adalah mendesain sistem venlitasi khusus. Beberapa sistem ventilasi yang biasanya digunakan diantaranya, sistem ventilasi Laminar Airflow (LAF) dan Temperature-Controlled Airflow (TcAF). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa LAF dan TcAF dalam menciptakan kebersihan area bedah di ruang operasi serta mengevaluasi pengaruh variasi input kecepatan dan temperatur terhadap efektivitas kebersihan dan konsumsi energi. Penelitian ini memodelkan aliran udara menggunakan model turbulensi RNG k-ε dan melacak pergerakan partikel dengan metode Lagrangian Particle Tracking (LPT). Analisis konsumsi energi pengoperasian ventilasi yang dikaji fokus pada daya kipas dan kebutuhan pendinginan udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan temperatur inlet secara signifikan meningkatkan konsumsi energi meskipun menghasilkan pengurangan konsentrasi BCP. Tingkat konsumsi energy pada sistem TcAF lebih tinggi dibandingkan sistem LAF, tetapi pengurangan konsentrasi BCP yang dihasilkan pada sistem TcAF lebih rendah. Optimalisasi parameter ventilasi diperlukan untuk menyeimbangkan kebersihan area bedah dengan efisiensi energi, guna mengurangi risiko infeksi tanpa meningkatkan beban energi secara berlebihan.
Postoperative infection challenges, such as Surgical Site Infections (SSIs), remain a significant concern in healthcare services. These infections are often caused by bacterial contamination carried by airborne particles in operating rooms. To mitigate the risk of SSIs, one key strategy involves the design of specialized ventilation systems. Commonly employed systems include Laminar Airflow (LAF) and Temperature-Controlled Airflow (TcAF). This study aims to analyze the performance of LAF and TcAF systems in maintaining surgical area cleanliness in operating rooms and to evaluate the influence of variations in inlet air velocity and temperature on cleanliness effectiveness and energy consumption. Airflow modeling in this research utilizes the RNG k-ε turbulence model, while particle movement is tracked using the Lagrangian Particle Tracking (LPT) method. Energy consumption analysis focuses on fan power and air cooling requirements. The results indicate that reducing inlet temperature significantly increases energy consumption despite achieving lower Bacterial Carrying Particle (BCP) concentrations. TcAF systems exhibit higher energy consumption compared to LAF systems, yet the reduction in BCP concentrations achieved by TcAF is less pronounced. Optimizing ventilation parameters is essential to balance surgical area cleanliness with energy efficiency, thereby reducing infection risks without disproportionately increasing energy demands."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library