Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Arbi
"Latar Belakang: Disfungsi kognitif pascabedah merupakan komplikasi yang cukup sering pascabedah jantung terbuka. Salah satu faktor yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan otak adalah faktor oksigenasi jaringan yang terganggu. Selama periode pascabedah gangguan oksigenasi jaringan masih tidak dapat disingkirkan sebagai penyebab POCD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai Hb, PaO2, SaO2 dan ScvO2 pascabedah terhadap kejadian POCD pada bedah jantung terbuka di RSCM.
Metode: Penelitian ini adalah kohort prospektif dilakukan di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Indonesia. Sebanyak 44 pasien bedah jantung terbuka elektif dilakukan uji neurokognisi pada 1 hari sebelum pembedahan dan hari ke 5 pascabedah. Subjek dinyatakan mengalami disfungsi kognitif pascabedah jika terjadi penurunan >20% dibandingkan dengan nilai uji prabedah, pada 2 dari 3 area kognisi. Nilai Hb, PaO2, SaO2 dan ScvO2 diambil dari kateter arteri dan kateter vena sentral pada 6 jam dan 24 jam pascabedah. Analisis data bivariat variabel numerik menggunakan Independent T-test atau Mann-Whitney dengan SPSS 20.0. Variabel dengan nilai p<0.25 pada analisis bivariat selanjutnya dimasukkan kedalam regresi logistik.
Hasil: Terdapat 23 dari 44 subjek (52,3%) mengalami POCD. Nilai Hb 6 jam pascabedah lebih rendah secara signifikan pada kelompok subjek dengan POCD (9,13±1,15 vs 10,61±1,10 mg/dL, nilai p<0,001). Sama halnya dengan nilai Hb 24 jam pascabedah juga lebih rendah secara signifikan pada kelompok subjek dengan POCD (9,13±0,68 vs 10,45±0,75 mg/dL, nilai p<0,001). Nilai PaO2, SaO2, dan ScvO2 tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Analisis multivariat menunjukkan nilai Hb 6 jam dan 24 jam pascabedah sebagai variabel yang paling berpengaruh dengan kejadian POCD.
Simpulan: Nilai Hb 6 jam dan 24 jam pascabedah memiliki hubungan dengan angka kejadian POCD pascabedah jantung terbuka.

Introduction. Postoperative cognitive dysfunction is a compilaction in open heart surgery. Factor that may involve is associated with impaired brain tissue oxygenation. The aim of this study is to investigate the association between postoperative value of Hb, PaO2, SaO2, and ScvO2 with POCD in open heart surgery in RSCM.
Purpose: To evaluate association between postoperative value of Hb, PaO2,and ScvO2 with POCD in open heart surgery in RSCM.
Methods. This study was prospective cohort held in Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia. We included 44 elective open heart surgery patients tested forcognitive function on 1 day before surgery and postoperative day 5. Bloods were taken in 6 hours and 24 hours after surgery to measure postoperative value of Hb,PaO2, SaO2 and ScvO2. Subjects were categorized as POCD if there was decline >20% in postoperative neurocognitive test than preoperative. Data were comparedusing SPSS 20.0 software. Bivariate analysis with p-value above 0.25 were includedin logistic regression.
Results: There was 23 of 44 subjects (52.3%) became POCD. Hemoglobin value in 6 hours and 24 hours were significantly lower in POCD group [(9,13±1,15 vs10,61±1,10 mg/dL, p value<0,001) and (9,13±0,68 vs 10,45±0,75 mg/dL, p value<0,001)]. PaO2, SaO2, and ScvO2 were not significantly different between twogroups. From multivariate analysis, it was found that hemoglobin value in 6 hours and 24 hours after surgery affect POCD in open heart surgery.
Conclusion: There is an association between hemoglobin values in 6 hours and 24 hours after surgery with POCD in open heart surgery.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Sinto
"Background: lactate clearance and central venous oxygen saturation (ScvO2) are two methods for determining tissue oxygenation adequacy. There is a controversy regarding method better associates with and predicts sepsis and septic shock patients’ mortality. This study address the association of achieving one or two targets of microcirculatory resuscitation endpoints and early mortality in sepsis and septic shock.
Methods: a cohort study was conducted in adult sepsis and septic shock patients in Intensive Care Unit, Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia. Patients’ resuscitation endpoints data and outcome were observed during the first 120 hours of hospitalization. Cox’s proportional hazard regression analysis was used to analyse the early mortality risk in subject groups achieving lactate clearance target only, ScvO2 target only, both targets, and not achieving any target in 6 hours after onset of resuscitation adjusted for number of organ dysfunction.
Results: subjects consisted of 268 patients. There were significant differences in the mortality risk between subjects who achieved both targets with subjects who achieved ScvO2 target only (adjusted hazard ratio [aHR] 13.47; 95% confidence interval [CI] 5.17-35.08) and subjects who not achieve any target (aHR 16.12; 95%CI 7.43-34.95). There were insignificant difference the early mortality risk between subjects who achieved both targets with subjects achieved lactate clearance target only (aHR 2.29; 95%CI 0.83-6.32).
Conclusion: in patients with sepsis and septic shock, achievement of lactate clearance and ScvO2 targets associates with similar early mortality risk compared to achievement of lactate clearance target only. However, it associates with lower early mortality risk compared with ScvO2 target only

Latar belakang: bersihan laktat dan saturasi oksigen vena sentral (ScvO2) adalah dua metode untuk menentukan kecukupan oksigenasi jaringan. Di antara kedua metode tersebut, terdapat kontroversi metode yang lebih berhubungan dengan dan dapat memprediksi mortalitas pasien sepsis dan renjatan sepsis. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan pencapaian target parameter akhir resusitasi mikrosirkulasi dan mortalitas dini pasien sepsis dan renjatan sepsis.
Metode: penelitian ini merupakan studi kohort pada pasien sepsis dan renjatan sepsis dewasa di Unit Perawatan Intensif RS Cipto Mangunkusumo, Indonesia. Data parameter akhir resusitasi dan luaran pasien diamati dalam 120 jam pertama perawatan. Analisis Cox’s proportional hazard regression digunakan untuk menilai risiko mortalitas dini pada kelompok subjek yang mencapai target bersihan laktat saja, target ScvO2 saja, kedua target dan tidak mencapai target apapun dalam 6 jam pertama sesudah awitan resusitasi, dengan penyesuaian terhadap jumlah disfungsi organ.
Hasil: subjek terdiri atas 268 pasien. Terdapat perbedaan risiko mortalitas yang bermakna antara kelompok subjek yang mencapai kedua target dibandingkan kelompok subjek yang mencapai target ScvO2 saja (adjusted hazard ratio [aHR] 13,47; 95% interval kepercayaan [IK] 5,17-35,08) dan yang tidak mencapai target apapun (aHR 16,12; 95% CI 7,43-34,95). Tidak terdapat perbedaan risiko mortalitas yang bermakna antara kelompok subjek yang mencapai kedua target dibandingkan kelompok subjek yang mencapai target laktat saja (aHR 2,29; 95%CI 0,83-6,32).
Kesimpulan: pada pasien sepsis dan renjatan sepsis, pencapaian target bersihan laktat dan ScvO2 berhubungan dengan risiko mortalitas dini yang tidak berbeda dengan dengan pencapaian target bersihan laktat saja, namun berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas dini dibandingkan dengan pencapaian target bersihan ScvO2 saja
"
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2018
610 UI-IJIM 50:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library