Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patria Vittarina Sarisetyaningtyas
Abstrak :
Varisela atau cacar air merupakan penyakit menular yang biasanya mengenai anak, namun dapat pula terjadi pada dewasa muda yang rentan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Varisela merupakan penyakit yang bersifat universal, diperkirakan 60 juta kasus terjadi di dunia setiap tahunnya. Sebuah survai di jepang menunjukkan angka kejadian terbanyak terjadi pada anak usia kurang dari 6 tahun. Di Eropa dan Amerika, 90% kasus terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun, kurang dari 5% pada usia lebih dari 15 tahun, sedangkan sisanya terjadi pada orang dewasa. Di Indonesia, angka kejadian varisela di rumah sakit yang ada tidak mencernunkan keadaan sebenamya karena pada umumnya pasien berobat jalan ke Puskesmas, praktek swasta dokter umum, spesialis anak, atau spesialis kulit. Data rumah sakit menunjukkan kelompok umur terbesar yang menderita varisela adalah pada kelompok usia 5 sampai 14 tahun. Secara khas varisela ditandai dengan gejala demam, nyeri kepala, malaise, anoreksi, batuk pilek, radang tenggorok dan pruritus. Gejala sistemik tersebut menetap 2-3 hari dan pruritus 3-5 hari. Setelah awitan lesi kulit, papul baru berubah menjadi krusta, dalam 3-4 hari (rata-rata 1-7 hari). Rata-rata waktu untuk terjadinya krusta adalah 6 hari (2-12 hari) dan penyembuhan total 16 hari (7-34 hari). Anak sehat (imunokompeten), apabila menderita varisela secara konvensional hanya mendapat terapi simtomatik. Asildovir oral tidak direkomendasi secara rutin untuk pengobatan varisela tanpa komplikasi pada anak imunokompeten Keuntungan klinis dari pemberian terapi antivirus masih merupakan kontroversi. Pertimbangan lain, berkaitan dengan masalah biaya pengobatan, terbatasnya data efikasi terapi antivirus bila terapi dimulai setelah 24 jam timbulnya lesi kulit dan kemungkinan timbulnya resistensi virus. Pada umumnya infeksi virus menurunkan sistem kekebalan tubuh yang dapat bersifat sementara. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh misalnya dengan menggunakan obat imunomodulator. Obat imunomodulator dapat bersifat irnunostimulan atau imunosupresor 9 Pada umumnya imunostimulan digunakan sebagai obat tambahan atau ajuvan dalam upaya menyembuhkan infeksi sehingga apabila terdapat indikasi penggunaan antibiotik maka pemberian antibiotik tetap diberikan. Ajuvan yang dimaksud adalah substansi yang dapat membantu kerja substansi Iainnya, dalam hal ini substansi tersebut mempunyai kesanggupan untuk memodifikasi respons imun.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Nabilah Army Husna
Abstrak :
Cacar air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Penyakit ini menyebabkan ruam berisi cairan gatal di seluruh tubuh. Untuk mencegah infeksi cacar air, dapat dilakukan vaksinasi dengan vaksin varicella sebanyak dua dosis. Pada skripsi ini dikonstruksi model SVIuIvR yang membahas mengenai penyebaran penyakit cacar air dengan intervensi vaksinasi. Analisis secara analitik dan numerik mengenai titik keseimbangan bebas penyakit, titik keseimbangan endemik, dan basic reproduction number dilakukan untuk memahami dinamika populasi jangka panjang dari model yang dikonstruksi. Hasilnya menunjukkan laju vaksinasi yang tinggi dapat mereduksi jumlah individu yang terinfeksi cacar air dan mencegah terjadinya endemik. Lebih lanjut apabila vaksinasi diiringi dengan pengobatan, maka pengendalian penyebaran penyakit cacar air akan menjadi lebih optimal. ......Chickenpox is an infectious disease caused by varicella zoster virus. This disease causes rashs filled with itchy fluid all over the body. To prevent chickenpox infection, two doses of varicella vaccine can be vaccinated. In this undergraduate thesis, the SVIuIvR model is constructed which discusses the spread of chickenpox by vaccination intervention. Analytical and numerical analysis of disease-free equilibrium point, endemic equilibrium point, and basic reproduction number were carried out to understand the long-term population dynamics of the constructed model. The results show that high vaccination rates can reduce the number of individuals infected with chickenpox and prevent endemic occurance. Furthermore, if vaccination is accompanied by treatment, then control of the spread of chickenpox will be more optimal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicolas
Abstrak :
Pendahuluan Varicella merupakan penyakit dengan tingkat penularan tinggi yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerimaan orangtua terhadap vaksinasi varicella bagi anak berusia di bawah 12 tahun, yang belum pernah diteliti di Indonesia sebelumnya. Metode Sampel penelitian merupakan orangtua yang dipilih secara consecutive sampling. Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus sampel tunggal. Kriteria inklusi adalah orangtua yang memiliki anak berusia di bawah 12 tahun. Kriteria eksklusi adalah orangtua yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap atau mengundurkan diri dari penelitian. Data ditabulasi berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap varicella, serta sikap terhadap vaksinasi. Uji yang digunakan adalah metode uji Chi-square untuk mengetahui hubungan dari faktor tersebut dengan penerimaan terhadap vaksinasi varicella. Hasil Dari 113 responden, 12 (10,6%) menolak pemberian vaksinasi varicella bagi anak mereka. Terdapat 47% responden yang memiliki pengetahuan kurang, 22,1% memiliki sikap kurang, dan 4,4% memiliki perilaku kurang terhadap varicella. Terdapat pula 5,3% responden yang memiliki sikap kurang terhadap vaksinasi. Didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap orangtua terhadap vaksinasi dengan penerimaan orangtua terhadap vaksinasi varicella (p = 0,000). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,108), pendidikan (p = 0,627), pekerjaan (p = 0,138), penghasilan (p = 0,479), pengetahuan (p = 0,820), sikap (p = 0,460), dan perilaku terhadap varicella (p = 0,087) dengan penerimaan vaksinasi varicella. Kesimpulan Sikap orangtua terhadap vaksinasi memiliki hubungan yang signifikan dengan penerimaan vaksinasi varicella. ......Introduction Varicella is a highly contagious disease that could be prevented by vaccination. This study aims to evaluate the parents’ acceptance of vaccination for their children under 12 years old in Indonesia, which there’s no similar study performed before. Methods The samples of this study were parents who were chosen by consecutive sampling. The inclusion criterias were the parents who have children under 12 years. The exclusion criterias are parents who did not fill all the questions or those who resigned from the study. Data were tabulated based on age, education, occupation, income, knowledge, attitude, and behavior towards varicella, and attitude towards vaccination. Method used in this study to analyze the data was Chi-square test to find correlation between those factors with varicella vaccination acceptance. Results Of the 113 respondents, 12 (10,6%) rejected varicella vaccination for their children. There were 47% respondents with bad knowledge, 22,1% with bad attitude, and 4,4% with bad behavior toward varicella. There were also 5,3% respondents with bad attitude toward vaccination. There was a significant correlation between parental attitude toward vaccination with varicella vaccination acceptance (p = 0,000). There was no significant correlation between parental age (p = 0,108), education (p = 0,627), occupation (p = 0,138), income (p = 0,479), knowledge (p = 0,820), attitude (p = 0,460), and behavior (p = 0,087) toward varicella with varicella vaccination acceptance. Conclusion Parental attitude toward vaccination have a significant correlation with varicella vaccination acceptance.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library