Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldila Rosalina
Abstrak :
Biaya pengobatan semakin meningkat akibat inflasi dan teknologi yang semakin maju, maka clinical pathway adalah alat yang tepat sebagai kendali mutu dan biaya. Adanya clinical pathway seksio sesarea di RS Awal Bros Tangerang tetap menimbulkan variasi terapi yang berakibat pada variasi tagihan, oleh karena itu clinical pathway yang ada perlu direvisi.Tesis ini membahas faktor - faktor yang mempengaruhi variasi tagihan seksio sesarea selama bulan Desember 2013 - Februari 2014 di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang yang hasilnya digunakan untuk merevisi isi clinical pathway seksio sesarea yang sudah ada. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan pengambilan data secara crosseksional dengan metode kuantitatif dilanjutkan kualitatif. Hasil penelitian mendapatkan clinical pathway baru yang sesuai dengan bukti praktek klinis terbaik dengan biaya paling efisien. Diperlukan dukungan semua pihak terutama dokter spesialis untuk mematuhi clinical pathway yang baru . Variasi tagihan seksio sesarea dipengaruhi jenis pembiayaan, kelas perawatan, tindakan tambahan selain seksio sesarea. ...... Increased cost of treatment due to inflation and increasingly advanced technology, the clinical pathways is an appropriate tool as a quality control and cost. The presence of clinical pathways Caesarean section in Awal Bros Hospital Tangerang still cause variations in treatment that result in variations in the bill, therefore existing clinical pathways need ti revised.Tesis discusses factors that affect variation in cesarean bill during December 2013-February 2014 in Awal Bros Hospital Tangerang the results are used to revise the content of clinical pathways existing Caesarean section. The design used in this study is observational data retrieval crossectional the continued qualitative quantitative methods. The results of the study to get a new clinical pathways according to the best evidence of clinical practice with the most efficient cost. Required the support of all multidisiciplin team, especially the obstetrician to comply with the new clinical pathway. Variation bill Caesarean section affected by types of patient financing, class of treatment, additional action other than section sesarea.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlia Fardhana
Abstrak :
Clinical pathway merupakan sebuah alat untuk menjaga kualitas pelayanan dan efisiensi biaya dengan cara menstandarkan pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari implementasi clinical pathway terhadap peningkatan kualitas pelayanan dan pengeluaran biaya yang lebih efisien. Analisis dampak dari implementasi clinical pathway dilakukan dengan cara membandingkan lama hari rawat, pelayanan, dan tagihan antara kelompok sebelum dan setelah implementasi clinical pathway dengan standar pelayanan. Tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara sebelum dan setelah clinical pathway pada lama hari rawat yaitu sebesar 5,9 hari, namun pada setelah clinical pathway terjadi penurunan variasi dan lebih mengikuti standar dalam clinical pathway. Variasi laboratorium dan radiologi mengalami penurunan pada kelompok setelah clinical pathway namun pada obat terjadi peningkatan jumlah variasi. Tagihan pasien mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 19,66%. Peningkatan tagihan disebabkan oleh lama hari rawat yang cenderung lebih panjang pada kelompok setelah clinical pathway sehingga meningkatkan biaya akomodasi dan tindakan. Rumah sakit perlu melibatkan seluruh tenaga kesehatan terkait mulai dari proses pembuatan clinical pathway hingga implementasinya agar proses implementasi menjadi lebih maksimal. Selain itu, diperlukan peninjauan dan sosialisasi perihal peraturan terkait Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan, Panduan Praktik Klinis, dan clinical pathway oleh Kementerian Kesehatan, serta diperlukan kerja sama antara rumah sakit, Kementerian Kesehatan, dan BPJS dalam penyusunan hospital base rate untuk perbaikan tarif INACBG.
Clinical pathway is a tool to maintain service quality and cost efficiency by standardizing services. This study aims to determine the variations of medical services and costs by comparing before and after clinical pathway implementation. Medical services that were compared with service standard were length of stay and medical services including laboratory, radiology, and drugs. In this study, costs were the calculation of patients bills. There was no significant difference between the average length of stay before and after the clinical pathway, which was 5.9 days, but after clinical pathway group followed standard more precise with a decrease in variation. Laboratory and radiological variations decreased in the group after clinical pathway but for the drugs, there was an increase in the number of variations. Patient bills experienced a significant increase of 19.66%. The increase of patient bills was caused by length of stay which tend to be longer in groups after clinical pathway, thereby increasing accommodation and medical service costs. Hospitals need to involve all related medical practitioner starting from clinical pathway planning process to the implementation, so then the implementation become better. In addition, it is necessary to review and socialize regulation regarding National Health Service Guidelines, Clinical Practice Guidelines, and clinical pathway by the Ministry of Health, and cooperation between hospitals, Ministry of Health, and Social Insurance Administration Organization is required in preparation of base rate hospitals to improve INA-CBG tariffs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library