Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pinesti Zanariasti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan mahasiswa di tiga universitas negeri dan mengidentifikasi hubungan antara variabel sosioekonomi dan demografi dengan tingkat literasi keuangan. Sampel terdiri dari 389 mahasiswa semester pertama yang terdaftar di Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Bandung. Tingkat literasi keuangan diukur berdasarkan sikap keuangan, perilaku keuangan, dan pengetahuan keuangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan survei tatap muka dengan data primer yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif, analisis Pearson chi-square, dan analisis regresi logistik. Model logit diterapkan pada variabel sosioekonomi dan demografi, yaitu bidang studi, usia, jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orang tua, dan tempat tinggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan yang rendah lebih banyak dibandingkan mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi. Variabel yang negatif dan signifikan adalah bidang studi; sedangkan jenis kelamin, pendidikan ibu, dan tempat tinggal positif dan signifikan terhadap tingkat literasi keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan semester pertama yang terdaftar di bidang studi Sosial dan Humaniora, tinggal di asrama atau kos, dan memiliki ibu dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi.
This study aims at determining the financial literacy level of students at three public universities and identifying the relationship between socioeconomic and demographic variables on the literacy level. The sample consists of 389 first semester students enrolled in Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, and Institut Teknologi Bandung. Financial literacy level is measured by financial attitude, financial behavior, and financial knowledge. This study uses quantitative approach and face to face survey with primary data is analyzed using descriptive statistics, Pearson chi square, and logistic regression analysis. The logit model is applied to socioeconomic and demographic variables, i.e. study subject, age, gender, father rsquo s education, mother rsquo s education, parent rsquo s income, and residential status. The result shows that students with low financial literacy outnumber those with high literacy level. Variable that is negative and statistically significant is study subject whereas gender, mother rsquo s education, and residence are positive and statistically significant to financial literacy level. This suggests that first semester female students enrolled in Social and Humanities, are living in dormitories and whose mothers had college education are more likely to have high level of financial literacy.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Febriana
Abstrak :
Masalah tingkat literasi keuangan yang paling sering disoroti adalah variabel sosial-ekonomi dan demografi. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan variabel sosial-ekonomi dan demografi dengan tingkat literasi keuangan perempuan usia 20-39 tahun di DKI Jakarta baik secara parsial maupun simultan. Selain itu, untuk menganalisis tingkat literasi keuangan perempuan usia 20-39 tahun di DKI Jakarta. Variabel independen penelitian ini adalah variabel dari status perkawinan, pekerjaan, anggota keluarga yang menjadi tanggungan (sosial-ekonomi) dan variabel demografi yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan. Variabel dependen literasi keuangan terdiri dari tiga dimensi yaitu sikap keuangan, perilaku keuangan, dan pengetahuan keuangan yang sesuai dengan penelitian oleh Potrich, Vieira, dan Kirch pada tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan instrument kuesioner yang diisi oleh 400 responden dengan teknik penarikan quota sampling. Uji Chi-Square dan Crosstabs digunakan untuk menganalisis hubungan pada data nominal dan ordinal pada variabel yang digunakan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel sosial-ekonomi dan demografi secara simultan memiliki hubungan positif signifikan dengan tingkat literasi keuangan. Sementara, variabel sosial-ekonomi (pekerjaan) dan variabel demografi (tingkat pendidikan, tingkat pendidikan orang tua, dan pendapatan) secara parsial memiliki hubungan positif signifikan dengan tingkat literasi keuangan perempuan usia 20-39 tahun di DKI Jakarta. ......The problem of the level of financial literacy that is most often highlighted is the socio-economic and demographic variables. Therefore, the aim of this study is to analyze the relationship between socio-economic and demographic variables with the level of financial literacy of women aged 20-39 years in DKI Jakarta, either partially or simultaneously. In addition, to analyze the level of financial literacy of women aged 20-39 years in DKI Jakarta. The independent variables of this study were variables of marital status, occupation, dependent family members (socio-economic) and demographic variables consisting of age, education level, parental education level, income. The dependent variable of financial literacy consists of three dimensions, namely financial attitudes, financial behavior, and financial knowledge which are in accordance with research by Potrich, Vieira, and Kirch in 2015. This research is a quantitative study using a questionnaire instrument filled with 400 respondents using withdrawal techniques. quota sampling. Chi-Square and Crosstabs tests were used to analyze the relationship between nominal and ordinal data on the variables used. The results showed that the socio-economic and demographic variables simultaneously had a significant positive relationship with the level of financial literacy. Meanwhile, socio-economic variables (occupation) and demographic variables (education level, parental education level, and income) partially have a significant positive relationship with the level of financial literacy of women aged 20-39 years in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadiani
Abstrak :
Penelitian ini mengidentiiikasi ketepalan pengukuran yang biasa digunakan dalam mengulcur kcberhasilan sistem informasi, yaitu: Kepuasan Inforrnasi Pengguna. Karena bagaimanapun juga penilaian langsung dari pengguna akan sangat membanlu dalam menilai keberhasilan sistem informasi yang ditcrapkan dalam organisasi. Penelitian ini mengidentjtikasi variabel-variabel yang dapat mcmpcngaruhi kepuasan infomasi pungguna di Pcrpustakaan dan faktor-faktor indikator lainnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakau model diagram lintas (causal path models) kepuasan infonnasi pengguna, dengan melibatkan faktor-faktor KI? antara lain adalah : Perilaku Pustakawan, Kualilas Koleksi, Pengetahuan dan Keterlibatan Pcngguna serta Manfaat Jasa Layanan. Penclitian ini difokuskan di UPT. Pcrpustakan IPB, clengan sampcl yang terdiri alas mahasiswa IPB yang berasal dari bcrbagai latar belakang fakultas dan strata. Data survei dari 116 responden dari berbagai lata: belakaug ini kemudian dievaluasi dengan mengglmakan model analisis lintasan yang terdapat dalam LISREL. Dalam pcnelitian ini dinuktikan bahwa I - cl Terdapat indikator yang cukup signlikan antara perilaku Pustakawan terhadap kepuasan informasi pengguna (7 = 0.99 dan R?= 0.99). Cl Terdapat indikator yang cukup signiiikan antara kualitas koleksi terhadap kcpuasan informasi pengguna (y = 0.90, nilai t = 23.70 dan R?= 0.81 ). Cl Terdapat indikator yang cukup signiiikan antara pengetahuan dan keterlibatan pengguna terhadap kcpuasan informasi pengguna (y= 0.86, nilai t =28.58 dan R2=0.73). Cl Terdapat indikator yang cukup signiiikan antara manfaat jasa layanan terhadap kepuasan informasi pengguna ( y = 0.99, nilai t = 8.92 dan R? ==0.99)
Abstract
This study investigates the validity of commonly used measurement for the success of infonnation systems (IS): User Information Satisfaction (UIS). However, poor user evaluation of function remains a problem in many organizations. In this study we examine factors that may influence UIS and their relative influence or importance. This study evaluates some altemate causal path models of UIS involving traditional factors such as attitude towards Librarian, quality of collections, knowledge and involvement, and the use of information system. We focus this study in IPB Library : which serves students from many levels and faculties. Data from a cross-sectional survey involving 116 users is employed to evaluate the causal path models through path analysis in LISREL. The results of study indicated that: V cr There is significant indication between Librarian attitude toward user information satisfaction ty = 0.99 and n== 0.99). cr There is significant indication between quality of collections toward user information satisfaction (7 = 0.90, tvalue = 23.70 and R2= 0.81 ). ci There is significant indication between user? knowledge and involvement toward user information satisfaction (y = 0.86, tvalue = 28.58 and R? =O_73). ci There is significant indication between the use of information system toward user infomiation satisfaction (7 = 0.99, tvalue = 8.92 and R?=0.99).
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T6063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joice Erha Juliet Bakara
Abstrak :
ABSTRAK Karya akhir ini menggambarkan pengaruh ekonomi makro, return pasar dan lHPB yang mempengaruhi return saham perdagangan, yang dapat berguna bagi pihak yang ingin mengetahui informasi mengenai saham perdagangan yang ada di BEJ, oleh sebab itu dalam penelitian ini menggunakan data variabel makro, return pasar yang di wakili oleh IHSG dan IHPB yang mewakili karakteristik dari perdagangan. Variabel ekonomi makro yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi perubahan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah, tingkat SBI untuk satu bulan, Jumlah Uang Beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi, sedangkan variabel pasar di wakili oleh IHSG dan variabel lainnya yang di ikutkan adalah IHPB. Penelitian ini menggunakan 15 saham perdagangan, yaitu AKRA, EPMT, HEXA, INTA, INTO, LTLS, MORN, TGKA, TURI, UNTR, SOPC, TIRA, WICO, KONI, TMPI. Penelitian ini menggunakan regresi melalui empat tahapan. Pertama, regresi untuk melihat pengaruh pasar, yang di wakili oleh IHSG, Kedua regresi untuk melihat . pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan IHPB. Keempat, regresi untk melihat pengaruh bersama- sama variabel ekonomi makro, IHSG dan IHPB. Berdasarkan basil penelitian di peroleh bahwa variabel independent di atas mempunyai pengaruh beragam terhadap kinerja saham perdagangan, tidak semua variabel independent mempunyai pengaruh terhadap return saham perdagangan, sebagian tidak berpengaruh terhadap return saham perdagangan, di mana variabel tersebut yang bervariasi, ada yang berpengaruh negative dan ada juga yang berpengaruh positif. Akhirnya untuk lebih akuratnya penelitian ini penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan yang membedah lebih detail mengenai saham perdagangan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kus VIrgantari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variabel yang mempengaruhi Capital Flight di Indonesia dan mengkaji hubungan kausalitas serta dampak Capital Flight terhadap variabel makroekonomi Indonesia. Hasil analisis Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan bahwa variabel Lagged CFRatio, nilai tukar efektif riil, hutang luar negeri pemerintah, tingkat pertumbuhan ekonomi, peringkat kredit (rating) Indonesia dan kondisi ketidakstabilan ekonomi maupun sosial politik, signifikan secara statistik mampu menjelaskan perubahan Capital Flight Indonesia. Analisis VAR/VECM termasuk hasil estimasi IRF menggunakan data perekonomian Indonesia (1996:1 ? 2009:1) menunjukkan bahwa umumnya terdapat hubungan satu arah dari Capital Flight terhadap variabel makroekonomi Indonesia yang diteliti. Hasil penelitian ini didukung pula oleh analisis variance decomposition yang menunjukkan bahwa proporsi terpenting dan terbesar yang mempengaruhi keragaman (variasi) pada variabel Capital Flight adalah shock variabel Capital Flight itu sendiri (berkontribusi sebesar 63,47%-91,3%), diikuti variabel SBI (4,63%-15,9%), REER (2,51%-12,3%) dan Growth (1,13%-8,68%). Hasil ini menunjukkan bahwa fenomena Capital Flight di Indonesia dalam jangka panjang ternyata direspon atau berdampak terhadap perekonomian Indonesia dan variabel non ekonomi seperti rating serta kondisi ketidakstabilan ekonomi dan sosial politik secara empiris terbukti berpengaruh terhadap pelarian modal di Indonesia. Untuk itu, pengendalian aliran modal di Indonesia yang dapat berdampak negatif terhadap perekonomian dalam negeri perlu dilakukan melalui penerapan kebijakan yang efektif dari institusi terkait.
This study aims to identify the determinants of Capital Flight in Indonesia and its impact on the economy. Applying Ordinary Least Square (OLS) analysis, Capital Flight in Indonesia is influenced by Lagged CFRatio, real effective exchange rate (REER), foreign debt, economic growth, sovereign rating, and political/economic instability condition. Using a VAR/VECM analysis on quarterly Indonesia economic data during period of 1996.1 ? 2009.1., we find that there is Granger Casuality one-way relationship from Capital Flight to almost all macroeconomic variables used in this study. The result of impulse response function analysis also supports these findings. The result of variance decomposition shows that Capital Flight contributes 63.47%-91.3% on the variable itself and other variable contribute less percentage on Capital Flight fluctuation (SBI 4,63%-15,9%, REER 2,51%-12,31% and Growth 1,13%-8,68%). These findings assert that Capital Flight seems to have more influence on Indonesia economy than the economic fluctuation affecting the flow of capital from Indonesia. Also, non macroeconomic factor such as sovereign rating and instability economic, social and political condition have ability to explain capital flight phenomenon happened in Indonesia. Therefore, controlling the flow of capital in Indonesia, especially capital flow which could adversely affect the economy, must be done through effective implementation of policies from the government.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Papoulis, Athanasios
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992
519.2 PAP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sukarno
Abstrak :
Studi ini tentang penilaian harga saham berdasarkan analisa fundamental dengan pendekatan PER. Meskipun ada modifikasi, tapi model yang digunakan tetap mengacu pada multiple regression model yang dipergunakan para peneliti sebelumnya, baik dalam maupun luar negeri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui relevansi penentuan PER dalam keputusan investasi di BEJ. Kemudian dirinci, untuk mengetahui : apakah growth rate, dividen payout ratio dan financial leverage mempengaruhi besarnya PER; variabel manakah (earning growth atau dividen growth) yang paling berpengaruh dan lebih mampu menjelaskan perubahan PER; apakah pengaruh masing-masing variabel eksplanatori terhadap PER tetap konsisten dari tahun ke tahun dan apakah model empiris yang diajukan dapat dipakai sebagai security selection serta mengkaji apakah kebijaksanaan BAPEPAM tentang PER maksimal 15 kali memadai. Hasil analisa tahun 1989-1993 maupun keseluruhan menunjukkan bahwa semua persamaan regresi (kecuali 1989) memiliki F-test signifikan dan adjusted R2 minimal 75%. Berarti di samping secara serentak berpengaruh, perubahan variabel eksplanatori mampu menjelaskan perubahan variabel PER paling rendah 75%. Pengaruh secara parsial, berdasarkan t-test, umumnya variabel growth rate dan dividen payout ratio signifikan berpengaruh. Tapi variabel financial leverage tidak signifikan berpengaruh. Akan tetapi bila ditinjau koefisien regresi masing-masing variabel eksplanatori menunjukkan bahwa umumnya terdapat arah dan hubungan positif antara variabel growth rate dan dividen payout ratio terhadap PER. Sebaliknya terdapat arah dan hubungan negatif antara variabel financial leverage dengan PER . Jadi meskipun pengaruhnya kurang signifikan, dengan semakin meningkatnya financial leverage akan mendorong risiko financial makin tinggi dan PER menjadi makin menurun. Sementara itu variabel earning growth diketahui lebih berpengaruh dan lebih mampu menjelaskan perubahan PER daripada variabel dividen growth. Hanya pada 1990 saja variabel dividen growth memiliki adjusted R2 dan t-test lebih signifikan. Diketahui pula bahwa variabel growth rate dari tahun ke tahun tetap dominan berpengaruh terhadap besarnya PER. Namun demikian besar dan arah pengaruhnya berubah-ubah. Dan model empiris yang diajukan ternyata kurang cocok untuk security selection. Akhirnya, bertolak dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa anjuran BAPEPAM tentang batas PER tidak lebih dari 15 kali untuk perusahaan yang akan go public semua sektor industri adalah kurang tepat. Memang rata-rata PER empiris dibawah 15 kali bila variabel eksplanatori konstan (=0). Yaitu 6,1271 kali (1989); -0,0027 kali (1990); -35,6735 kali (1991); 0,1289 kali (1992); 12,2483 kali (1993) dan 0,099 kali(1989-93). Tapi jika salah satu variabel, misalnya growth rate, bernilai positif maka hasil P/NE menjadi diatas 15 kali. Tentunya setiap perusahaan memiliki prospek untuk tumbuh. Karenanya BAPEPAM disarankan meninjau kembali himbauan tentang batas PER.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi Lastriana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel makroekonomi yang digambarkan oleh indeks produksi indutri, jumlah uang beredar, dan tingkat bunga terhadap tingkat imbal hasil saham (return) pada saham sektor tersier periode 2015-2019. Sektor tersier sendiri terbagi lagi menjadi 4 sub-sektor, yaitu sektor keuangan, sektor infrastruktur, sektor properti dan real estate, serta sektor transportasi dan logistik. Penelitian ini menggunakan pengujian metode Johansen’s Cointegration. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan jangka panjang antara variabel makroekonomi dengan tingkat imbal hasil saham pada sektor tersier. Penelitian ini juga menemukan dalam jangka pendek variabel makroekonomi yaitu tingkat bunga yang memiliki hubungan dengan tingkat return saham sektor keuangan dan transportasi logistik, serta variabel jumlah uang beredar yang signifikan memiliki hubungan dengan imbal hasil saham sektor transportasi dan logistik. Variabel makroekonomi tidak memiliki hubungan dalam jangka pendek pada tingkat return saham gabungan, saham sektor infrastruktur, dan saham sektor properti dan real estate. ......This study aims to analyze the relationship between macroeconomic variables described by the industrial production index, money supply, interest rates on stock market return in the tertiary sector during the observation period 2015-2019. These sectors are classified into financial sector, infrastructure sector, property and real estate sector, and the last transportation and logistic sector. This study uses Johansen’s Cointegration methodology. The result of the study show that there is a long-term relationship between macroeconomic variables and the stock return in tertiary sector. This study also indicate that in the short term, interest rate has a relationship with the stock return in financial sector and transportation-logistic sector. Money supply has a significant relationship with the stock return in transportation-logistic sector. Macroeconomic variables do not have a short-term relationship at all with the stock return in infrastructure sector and property-real estate sector.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadari Nawawi
Yogyakarta: Gadjah Mada University , 1994
001.43 HAD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Harris
Abstrak :
Krisis moneter yang berlangsung saat ini sulit diperkirakan sebelumnya sehingga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap pelbagai aspek kehidupan bangsa. Untuk mengatasi dampak negatif dari krisis moneter ini, pemerintah cukup tanggap terhadap masalah kesehatan keluarga miskin, dengan program yang sangat strategis, yang bersifat upaya penyelamatan ( rescue ) yaitu program jaring perlindungan sosial bidang kesehatan (JPS-BK ). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan JPS-BK di Kabupaten DT II Tasikmalaya, yang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pengelola program, sebagai masukan dalam memperbaiki pelaksanaannya. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Tasikmalaya, mulai dari tingkat Kabupaten dan berjenjang sampai tingkat desa dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang yang terdiri dan 1 orang pengelola JPS-BK Kabupaten, 30 orang kepala puskesmas yaitu satu kecamatan diambil satu kepala puskesmas, sebagai pelaksana tingkat kecamatan, 30 bidan di desa yaitu satu bidan perkecamatan, sebagai pelaksana tingkat desa dan 16 orang petugas yang melakukan pendataan sasaran (tim desa ). Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indephi interview ), Focus group diskusi (FGD) dan kajian dokumen. Dari hasil penelitian terlihat bahwa data sasaran yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan program JPS-BK, ternyata tidak akurat karena kriteria Gakin yang kurang jelas, sebagian besar pendataan sasaran dilaksanakan oleh bidan desa dan kader, bukan oleh tim desa, tidak adanya alokasi dana untuk pendataan dan petunjuk pelaksanaan yang ada terlalu kaku sehingga diperlukan modifikasi yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Disamping itu hal lain yang penting adalah kurangnya kerja sama lintas sektoral sehingga penanganan Gakin tidak terpadu dan pada akhirnya, mengakibatkan kurang berhasilnya suatu program. Untuk meningkatkan keberhasilan program JPS-BK maka disarankan koordinasi lintas sektoral yang lebih balk, sehingga adanya keterpaduan antar sektor terkait, adanya kriteria Gakin yang mudah diimplementasikan di iapangan dan adanya kesepakatan pelaksanaan untuk melengkapi petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas.
The current monetary crisis, unpredictably causes negative impacts in many life aspects. The Indonesian government has given a good respond to overcome this situation, particularly concerning the health problems of poor families, by implementing a very strategic rescue program called the Social Protection Sector Development Program on Health sectors (SPSDP-HS). The research conducted is aimed to obtain detailed information regarding the program implementation and any obstacles found during the time of implementation in Tasikmalaya regency. The findings can be of benefits to improve the future program. Cross sectional design in used in this study, with qualitative approach, to analyze SPSDP-HS implementation from the regency level, stratified to the village level. Number of respondents are 77 individuals : one person as the manager of SPSDP-HS, 30 head of Puskesmas ( one representative is the person in charge for sub-district level ), 30 village midwives ( one representative as the person in charge for village level ), and ] 6 person as members of the data collection teamwork. Data is obtained by indepth-interview technique, Focus group Discussion, and document analysis. In conclusions, baseline data of the targeted population, one of the most important key for the success of all program implementations, is inaccurate due to unclear criteria for determining poor families; most of the baseline data of the targeted population-supposed to be collected by the village team-has been obtained by the midwives and cadres; no funds allocated for data collections and an inflexible guidance for the implementation. Such a guidance should be more understandable and practical, therefore there is a need for simplification. In addition, a minimum effort of inter sector collaborations with result of inadequate action to rescue poor families-seems to be the reason for unsuccessful program implementations. To increase the success of SPSDP-HS program a better inter sectors collaborations should be maintained to achieve an integrated action for rescuing poor families, and gaining a better understanding to clarify the implementation guidance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>