Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Ivory B. T.
Abstrak :
Pasar yang terus berubah, kompetisi yang semakin ketat dengan jumlah pemain yang makin banyak Serta tuntutan pelanggan yang semakin beragam menyebabkan suatu perusahaan harus mampu bereaksi dengan cepat atas perubahan yang muncul. Hal tersebut juga berlaku bagi PT X-ABC yang bergerak dalam industri otomotif di segmen truk dan bus. Sifat produk sebagai barang industri berarti konsumen dari segmen ini merupakan industri Iain yang membutuhkan produk PT X-ABC sebagai penunjang proses operasionalnya. Hal ini memberikan karakteristik khusus dari pasar dan pelanggannya.

Pemain yang akan memenangkan kompetisi adalah pemain yang menawarkan value maksimal pada pelanggan narnun di saat yang sama mampu mempertahankan tingkat profitabilitas yang sesuai bagi pemilik modalnya. Kompetisi yang semakin ketat menyebabkan upaya memaksimalkan value yang ditawarkan kepada konsumen tidak bisa hanya melalui manfaat yang terlingkup dalam produk yang ditawarkan itu sendiri, melainkan juga strategi dan proses/aktivitas yang tepat sasaran (efektif) dan efisien, dimulai dari titik awal proses penciptaan produk, penyerahan kepada konsumen,hingga layanan purna jual.

Selain kesesuaian dengan strategi perusahaan, proses yang memenangkan perusahaan adalah proses yang mampu menawarkan value maksimal pada customer. Proses yang seperti ini adalah proses yang sejalan dengan konsep Value Based Management. Proses yang sesuai dengan strategi perusahaan dan sejalan dengan konsep Value Based Management diharapkan akan dapat menawarkan value maksimal pada pelanggan sehingga perusahaan mampu memenangkan pasar dan disaat yang sama tetap memberikan return value pada pemegang saham.

Economic Value Added (EVA) merupakan pengukuran standar yang digunakan dalam penerapan konsep Value Based Management. Namun EVA tetap hanyalah merupakan suatu pengukuran atas hasil dan bukan alat untuk melakukan perbaikan dan perubahan business process yang ada untuk menciptakan value. Unluk itu penelitian ini akan berfokus pada analisa proses/aktivitas yang terjadi di sepanjang value chain yang ada di perusahaan, kesesuaiannya dengan strategi yang sudah dijabarkan sebelumnya dalam penerapan konsep Value Based Management serta usulan perbaikan yang dapat diterapkan atas proses tersebut.

Dari hasil analisa atas proses strategic management yang ada dapat dilihat kesesuaian dan benang merah yang jelas dari identifikasi key succes factor di segmen industri otomotif ini, hingga perumusan tujuan dan strategi pemsahaan yang mengacu kepada pencapaian key succes factor tersebut. Strategi yang dirumuskan juga sudah dicoba untuk diterapkan dalam ketiga value chain yang ada di PT X-ABC yaitu Marketing, Distribution dan After Sales Service.

Analisa atas aktivitas-aktivitas yang terdapat di ketiga value chain tersebut menunjukkan masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki dan dikembangkan sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat menunjang secara optimal strategi yang dirumuskan, untuk akhirnya menghasilkan pencapaian tujuan perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ondo Untung Syahputra
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjay Lay Tardja
Abstrak :
ABSTRAK
Banyak pendekatan penilaian yang telah lama dikenal dan digunakan untuk kepentingan menilai perusahaan, ada yang berbasis pada cash flow, accounting profit, penjualan dan lain-lain. Masing-masing metode penilaian tersebut digunakan untuk menilai perusahaan dengan jenis usaha dan kondisi yang berbeda-beda, dan pada prakteknya terdapat suatu kesepakatan tidak tertulis dari para pelaku penilaian dalam menilai perusahaan tentang pendekatan apa yang harus digunakan dalam menilai suatu perusahaan dengan jenis bisnis ataupun kondisi tertentu.

Pendekatan discounted cash flow (DCF) dapat dikatakan merupakan pendekatan penilaian yang paling banyak digunakan dalam menilai suatu perusahaan dan paling darat dijelaskan secara logis baik secara matematis maupun bisnis, karena mengacu pada jumlah arus kas yang akan diterima dimasa akan datang, yang tentunya tingkat kepastian dari nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lainnya.

Dalam perkembangannya akhir-akhirnya pendekatan penilaian dengan menggunakan metode economic value added (EVA) menjadi salah satu metode penilaian yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di dunia, dimana keunggulan dari metode ini adalah dapat memberikan nilai atau penambahan nilai dari suatu perusahaan dan juga unit usaha pada suatu periode tertentu, dimana pada umumnya penilaian yang dapat diberikan oleh metode-metode lainnya yang ada adalah untuk suatu perusahaan saja dan tidak dapat dipisahkan penambahan nilai yang diperoleh untuk suatu jangka waktu periode tertentu.

PT Pyridam Farma Tbk yang menjadi bahan kajian untuk membandingkan antara pendekatan dengan menggunakan metode EVA dan DCF merupakan perusahaan Farmasi yang pada tahun 2001 mencatatkan sahamnya di papan pengembangan bursa efek Jakarta. Tentunya dalam rangka go public tersebut manajemen perusahaan berusaha untuk mempercantik laporan keuangannya agar harga jual yang diperolehnya tinggi. Hal ini sangat berpengaruh pada nilai perusahaan yang mana mengakibatkan harga dari saham perusahaan terlalu tinggi dan dikarenakan para investor mendapatkan harga fundamental yang jauh lebih rendah mengakibatkan saham perusahaan menjadi kurang menarik dan tidak aktif diperdagangkan di bursa.

Secara matematis, jika dibandingkan, kedua pendekatan ini pada seharusnya jika diterapkan secara konsisten dan untuk jangka waktu yang cukup lama mulai dari perusahaan berdiri hingga jangka waktu tertentu akan memberikan hasil penilaian yang kurang lebih adalah sama.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judi Sukandar
Abstrak :
Manajemen berbasis nilai atau Value-Based Management pada dasamya merupakan tujuan dari keputusan utama dalam organisasi sehingga semua proses kunci dan sistem dalam perusahaan diarahkan untuk penciptaan nilai (value creation) dan kesejahteraan tidak hanya bagi shareholder tetapi juga consumers dan stakeholders dalam industn konstruksi untuk memberikan keunggulan kompetitif. Kunci peningkatan kinerja organisasi oleh value dasar dan VBM adalah kemampuan untuk membuat nilai (value creation) sebagai bagian integrasi dart budaya organisasi. Jika faktor-faktor tersebut dapat dikelola dan diperhatikan dengan baik, maka besar kemungkinan perusahaan-perusahaan jasa konstruksi di Indonesia dapat mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing di dalam dan di luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor dalam Value-Based Management yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan jasa konstruksi Dengan analisis statistik diketahui faktor dari Value-Based Management yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil pengolahan data adalah faktor-faktor dari Value-Based Management yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ahmad Ginanjar Purnawibawa
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, pengelolaan cagar budaya di Indonesia memasuki babak baru. Cagar budaya kini tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga diharapkan dapat dikelola untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. Sebagai kawasan cagar budaya, Taman Arkeologi Onrust yang saat ini dikelola oleh UP Kebaharian mengalami permasalahan dalam pengelolaan. Bias dalam pengelolaan dan perencanaan yang dilakukan berpotensi mengancam hilangnya nilai penting yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Penelitian ini berusaha menyusun model konseptual pengelolaan berbasis nilai penting sebagai alternatif pengelolaan di Taman Arkeologi Onrust, dalam upaya memperoleh manfaat dengan tetap mempertahankan nilai pentingnya. Melalui penelitian kualitatif dan wawancara mendalam terhadap pemangku kepentingan yang terlibat di dalam pengelolaan, berhasil dilakukan identifikasi nilai penting dan penyusunan model konseptual yang sesuai dengan kawasan Taman Arkeologi Onrust.
ABSTRACT
With the enactment of Heritage Protection Act No.11 2010, the management of cultural heritage in Indonesia entered a new phase. Cultural heritage should not only be preserved but also expected to be managed to provide benefits to the community. As a cultural heritage area, Onrust Archeological Park currently managed by UP Kebaharian experiencing problems in the management. The bias in the management and planning have done potentially threatens the loss of important value owned by the region. This research attempts to develop a conceptual model of value-based management as an alternative to management in Onrust Archeological Park, in order to benefit by maintaining its importance value. Through qualitative research and in-depth interviews with stakeholders involved in the management, this research successfully identified values and the formulated conceptual models in accordance with Onrust Archeological Park area.
2018
T52092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujitriasih Prabandari
Abstrak :
ABSTRAK
PT Medco Energi Intemasional Tbk (MEl), sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di industri minyak dan gas bumi, juga terimbas krisis ekonomi tersebut. Sebelum krisis ekonomi, seperti umumnya perusahaan besar lainnya, MEl banyak melakukan investasi jangka panjang dengan pinjaman dalam mata uang dolar Amerika, yang berbiaya relatif lebih rendah tanpa dilengkapi fasilitas perlindungan yang memadai. Akibatnya pada saat krisis ekonomi melanda yang ditandai dengan turunnya nilai tukar Rupiah secara drastis, MEl tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya dalam mata uang asing yang jatuh tempo. Untuk dapat bertahan hidup, mau tidak mau dilakukan restrukturisasi hutang yang dimilikinya, baik dengan mengkonversi hutang menjadi penyertaan modal, penjadwalan kembali pembayaran hutang dan melakukan review atas kinerja bisnis masing-masing anak perusahaan.

Proses restrukturisasi keuangan yang sudah dimulai sejak tahun 1999 ini dinilai berhasil menyelamatkan MEL Langkah selanjutnya, MEl mengkaji kinerja anak perusahaan yang belum merighasilkan laba, salah satu di antaranya adalah PT Meta Epsi Antareja (MEA), perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran darat, yang dalam beberapa tahun terakhir terns mengalami kerugian. Karena MEl memiliki anak perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama dengan kinerja yang baik, PT Apexindo Pratama Duta (Apexindo), dan setelah mempertimbangkan seluruh opsi yang ada, maka diputuskan kedua perusahaan tersebut dimerger. Yang dimerger adalah MEA (target company) yang masih mengalami kerugian, yang melebur dalam Apexindo (acquiring company) yang telah memiliki keuntungan yang memuaskan.

Merger yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta, menyatukan kompetensi untuk memperluas portofolio jasa yang ditawarkan sehingga menambah sumber pendapatan bagi perusahaan.

Pasca merger, penulis ingin melihat apakah tujuan merger semula dapat dicapai. Karena itu penulis melakukan analisis, baik analisis ekstemal - umum maupun industri - dan analisis internal, serta mencatat keunggulan bersaing (competitive advantages) dan kompentansi inti (core competition) yang dimiliki Apexindo. Penulis juga melakukan perhitungan Free Cash Flow untuk dapat mengukur shareholders value yang dihasilkan dari merger tersebut Perhitungan Free Cash Flow Valuation digunakan sebagai salah satu alat pengukuran dari Value Based Management (VBM). Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai per saham adalah Rp 542, lebih tinggi dari harga jual saham per 31 Desember 2002, yaitu Rp 385.

Agar keunggulan bersaing (competitive advantage) dan kompetensi inti (core compentecy) yang dimiliki Apexindo tetap memberikan pertambahan nilai kepada pemegang saham Apexindo, dan agar harga pasar Apexindo lebih mendekati nilai intrinsiknya, terdapat beberapa tindakan yang perlu diambil, sebagai berikut :

a. Melakukan kajian komprehensifterhadap efek-efek negative merger Menurut hemat penulis, proses identifikasi problem yang sehubungan dengan merger, belum dilakukan secara komprehensif Kajian ini akan membantu Apexindo membentuk langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kondisi tersebut.

b. Penerapan strategi pasca merger yang tepat Pada tingkat unit bisnis, strategi yang diperlukan Apexindo adalah mencari pasar barn agar rig-rig yang dimiliki terutilisasi penuh, salah satunya dengan melakukan analisis mendalam untuk menurunkan harga jual jasa pengeboran darat, mencari peluang pasar baru bagi rig lepas pantainya untuk menurunkan ketergantungan Apexindo terhadap satu pelanggan, dan meningkatkan efisiensi/produktivitas dari kegiatan operasional. Pada tingkat korporat, Apexindo perlu menguatkan kontrol, koordinasi dan transfer knowledge kepada anak perusahaanya, agar keberadaan anak perusahaan memperkuat market power Apexindo.

Setelah strategi-strategi tersebut ditetapkan, Apexindo perlu membuat kontrol agar kemajuan pencapaian dari strategi tersebut dapat diukur, dan tindakan koreksi dapat diambil sesegera mungkin. Kontrol ini dapat berupa financial control maupun pencapaian milestone dari strategi yang diterapkan.

Adalah penting bagi Apexindo untuk menerapkan good corporate governance dan ethics dalam manajemennya. Hal ini menjadi penting agar pencapaian strategi bukanlah merupakan usaha rekayasa di luar batas-batas kewajaran untuk mencapai hasil, namun benar-benar merupakan kumpulan tindakan produktif jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library