Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irzanti Sutanto
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tanya Fitriyani
"ABSTRAK
Fenomena kepadatan yang tinggi di dalam commuter line pada jam-jam sibuk sudah
menjadi hal yang dirasakan warga Jabodetabek sehari-hari, khususnya yang
berangkat kerja atau kuliah dari arah Bogor ke Jakarta pada pagi hari. Studi ini
meneliti tentang dampak kepadatan dalam commuter line pada fluktuasi valensi dan
arousal menggunakan experience sampling method. Studi ini juga ingin melihat
bagaimana trait neuroticism memoderasi hubungan antara periode waktu dan
valensi. Sebanyak 27 orang mahasiswa Universitas Indonesia melaporkan valensi
dan arousal mereka saat berangkat kuliah empat kali sehari selama lima hari.
Responden terbagi menjadi dua kelompok, kelompok kepadatan tinggi (yang
berangkat dari stasiun Bogor ke UI) dan kelompok kepadatan rendah (berangkat
dari stasiun Manggarai ke UI). Studi ini menggunakan smartphone dan aplikasi
sebagai media pengambilan data. Secara keseluruhan responden mengisi sebanyak
461 kali. Hasil menemukan bahwa valensi dan arousal tidak berbeda antara
kelompok kepadatan tinggi dan kelompok kepadatan rendah. Trait neuroticism juga
tidak memoderasi hubungan antara periode waktu dan valensi.

ABSTRACT
High density phenomenon in commuter line rush hour has been felt by Jabodetabek
citizens everyday, specifically people who commute to work or campus from Bogor
to Jakarta every morning. This study examines the impact of density in commuter
line on valence and arousal fluctuations using experience sampling method. This
study also examines how neuroticism trait moderates the relation between time and
valence. 27 students of University of Indonesia who are commuter line passengers
report their valence and arousal during their commutes to campus four times a day
for five days. Respondents are divided into two groups, high density (who commute
from Bogor station to UI) and low density (who commute from Manggarai station
to UI). This study use smartphone and application as data collection method. A total
of 461 responses are obtained. The results found that there are no differences
between high density and low density group. And also neuroticism does not
moderate the relation between time and valence."
Lengkap +
2016
S65135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Aprian Waratorang.
"ABSTRAK
Travel impedance didefinisikan sebagai hambatan dari lingkungan yang menghalangi individu dalam melakukan perjalanan dan mencapai tujuan. Dengan tingkat kepadatan jalan di Jakarta saat ini, travel impedance dalam mengendarai suatu moda transportasi berpotensi menurunkan well-being. Studi ini meneliti tentang dampak paparan travel impedance ketika mengendarai sepeda motor dan fluktuasi valensi dan arousal yang dialami sebelum dan setelah berkendara. Valensi dan arousal merupakan dimensi-dimensi core affect, yaitu konstruk psikologi yang merupakan komponen afektif dari well-being. Studi ini juga ingin melihat bagaimana trait neuroticism memoderasi dampak travel impedance terhadap valensi. Metode yang digunakan adalah experience sampling method, dengan aplikasi smartphone sebagai alat pengambilan data. Sebanyak 29 orang responden diminta untuk melaporkan kondisi valensi dan arousal mereka dua kali sehari, selama 10 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan valensi dan arousal antara kelompok yang belum terpapar travel impedance (diukur sebelum berkendara) dengan kelompok yang telah terpapar travel impedance (diukur setelah berkendara). Trait neuroticism juga tidak memoderasi hubungan antara travel impedance dan valensi.

ABSTRACT
Travel impedance is defined as behavioral constraint on movement and goal attainment. With the level of congestion in Jakarta today, travel impedance in riding a transportation modes potentially reduce well-being. This study examined the impact of exposure to travel impedance related to riding motorcycle and fluctuations of valence and arousal before and after riding. Valence and arousal are dimensions of core affect, a psychological construct which is the affective component of well-being. This study also examined how neuroticism trait moderate the impact of travel impedance on valence. Method used in this research is the experience sampling method, with a smartphone application being used for data collecting. A total of 29 respondents were asked to report the condition of the valence and arousal them twice a day, for 10 days. The results indicated that there is no difference in valence and arousal between before travel impedance group (measured before riding) and after travel impedance group (measured after riding). Trait neuroticism also does not moderate the relationship between the travel impedance and valence."
Lengkap +
2016
S64860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricka Putri Suteja
"Penelitian ini menggunakan salah satu fitur semantik dari konsep emosi yang memengaruhi emosi, yaitu valensi. Penelitian ini berfokus pada dua kata emosi yang paling banyak digunakan oleh remaja, yaitu kata senang dan takut dalam bahasa Indonesia, dan terjemahannya dalam bahasa Inggris, yakni pleased dan scared. Penelitian ini melibatkan siswa-siswi SMA-sederajat bilingual di Jabodetabek yang berumur 14–19 tahun (N=433).  Instrumen utama penelitian ini adalah  kuesioner daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  para responden hampir seluruhnya mengetahui keempat kata yang diuji, namun menunjukkan perbedaan persepsi valensi. Kata-kata emosi dalam bahasa Indonesia mendapatkan nilai valensi lebih tinggi daripada bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan kesan yang lebih kuat terhadap kosakata emosi bahasa Indonesia akibat adanya keakraban dan kedekatan dengan mayoritas bahasa yang digunakan. 

This study used one of the semantic features of the emotion concept that affects emotions, namely valence. This study assessed two emotional words that usually address by adolescents, namely senang and takut in Indonesian/Bahasa Indonesia as well as pleased and scared in English. This study involved bilingual participants from senior high school students aged 14-19 years old (N=433). The main instrument of this research is an online questionnaire. The results showed that bilinguals students who entirely knew these four words showed different results. The results of this study show that an equivalent meaning of several emotions vocabulary word in Indonesian got higher scores than English, which means there was a tendency to have a stronger impression towards the emotional words in Indonesian due to the proximity and familiarity to the majority of languages."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winarti
"Tesis ini membahas konstruksi kausatif morfologis dan perifrastis dalam bahasa Indonesia. Konsep kausatif tersebut mengacu kepada konsep kausatif menurut Comrie (1989), Payne (2002), dan Whaley (1997), sedangkan konsep kausativisasi mengacu pada konsep yang dikemukakan Comrie (1989). Berdasarkan parameter morfosintaksis Comrie, kausativisasi atau pembentukan kausatif morfologis dan perifrastis dapat dilihat dari konstruksi nonkausatif yang menyusun dan pemarkah kausatifnya. Kausativisasi ini menyebabkan terjadinya perubahan valensi dalam konstruksi nonkausatif dan konstruksi kausatif. Perubahan valensi tersebut berpengaruh pada relasi gramatikal dari argumen¬argumen yang terdapat dalam konstruksi, yaitu fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat. Tidak semua situasi atau kejadian dapat diungkapkan dengan kausatif morfologis atau kausatif perifrastis. Ada faktor-faktor yang menjadi kendala pengungkapannya. Kendala tersebut berasal dari predikat verbal pada konstruksi nonkausatif yang membentuk konstruksi kausatif. Di samping itu, tidak semua situasi atau kejadian dalam suatu konstruksi kausatif dapat dengan mudah diuraikan menjadi situasi-situasi mikro, yaitu komponen sebab dan komponen akibat. Dalam kausatif perifrastis situasi-situasi mikronya lebih mudah diuraikan daripada situasi-situasi mikro yang terdapat pada kausatif morfologis.

This thesis discusses morphological causative and periphrastic constructions in Indonesian. The causative concepts refer to those of Comrie (1989), Payne (2002) and Whaley (1997), whereas causation concept refers to ComrieÂ?s concept (1989). Based on ComrieÂ?s morphosyntactic parameter, causation or the formation of morphological and periphrastic causatives can be observed from non-causative construction and the causative markers. This causation results in the change of valence in non-causative and causative constructions. Such change has some influences on the grammatical relations of the arguments in a construction, namely syntactical functions in a sentence. Not all situations or events can be expressed in morphological causative or periphrastic causative due to some obstacles. Those obstacles are derived from verbal predicate in a non-causative construction which forms causative construction. In addition, not all situations or occurrences in a causative construction can easily be broken down into micro-situations, namely cause and effect components. It is easier to break down micro-situations in periphrastic causative than in morphological causative."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25323
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library