Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hapsari Kusuma Nugrahani
Abstrak :
Perempuan usia dewasa muda dinyatakan rentan mengalami depresi berkaitan dengan tugas perkembangan yang dihadapinya. Mereka mengalami masa transisi dimana mereka dapat mengalami tekanan dalam memenuhi tuntutan dari lingkungan untuk hidup mandiri, membangun karier, menjalin hubungan percintaan, serta membangun keluarga. Selain itu, perempuan cenderung memiliki reaksi yang maladaptif terhadap tekanan kehidupan sehingga menyebabkan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah intervensi dengan pendekatan cognitive behavioral yang diadaptasi dari Roselló dan Bernal (2007), dapat menangani depresi pada perempuan usia dewasa muda. Intervensi ini dilakukan dalam enam sesi, dan melibatkan dua partisipan yang mengalami Major Depressive Disorder, Recurrent dengan tingkat depresi berat berdasarkan Beck Depression Inventory. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa intervensi dengan pendekatan cognitive behavioral dapat menangani depresi pada perempuan usia dewasa muda. ......Women, in young adulthood, are stated to be vulnerable to experience depression due to developmental tasks that need to be fulfilled. They experience a transition period in which they have to meet demands from the environment, to live independently, to build a career, to build a romantic relationship, and to build a family. In addition, women also stated to give maladaptive reactions to life pressures in which resulted in depression. The goal of this study is to see whether an intervention with cognitive behavioral approach which adapted from Roselló & Bernal (2007), could overcome depression in young adult women. The intervention was conducted in six sessions to two participants who experienced recurrent major depressive disorder with severe level of depression, which are concluded from the use of the Beck Depression Inventory. The result showed that the intervention with cognitive behavioral approach could overcome depression in young adult women.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Nurul Nawangwulan
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker merupakan salah satu penyakit yang membahayakan karena dapat merenggut nyawa seseorang yang terkenanya. Tidak ada jawaban sederhana menyangkut apa yang sesungguhnya menyebabkan kanker. Zat-zat kimia beracun dalam radiasi, kemoterapi dan pengkonsumsian zat-zat karsinogenik penyebab kanker yang di temui dalam makanan (Sheridan dan Radmacker, 1992; Teo 2003). Faktor lain seperti lingkungan dan gaya hidup seseorang juga dapat menimbulkan kanker sekitar 90 % (Greenwald dan Sondik, 1986 dalam Sheridan dan Radmacker, 1992). Terlebih lagi, stress dapat menurunkan kekebalan tubuh kita sehingga memperbesar kemungkinan munculnya kanker (Teo, 2003). Pengobatan kanker yang terbaik adalah pengobatan yang di lakukan pada stadium dini yaitu ketika kanker belum menjalar luas di tubuh penderitanya. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dengan kualitas baik menjadi sangat penting agar jenis pengobatan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi penderita. Proses pengambilan keputusan pengobatan pada penderita kanker usia dewasa ini dianalisa berdasarkan teori Model of Emergency Decision Making (Janis dan Mann, 1979) yang di kaitkan dengan faktor-faktor lain yang berperan, seperti kontrol diri, otonomi diri, keterlibatan diri, kesempatan untuk terlibat, perolehan informasi, peranan dan pengaruh orang tua penderita kanker yang terankum dalam bagan kerangka berpikir (Bergsma, 2002; Haes dan Koedoot, 2003; Dodd dan Ahmed, 1987; Davidson, dkk., 1999; Kem, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pengambilan keputusan pengobatan pada penderita kanker usia dewasa muda Mengingat masalah penelitian yang di bahas membutuhkan penghayatan individu dan tergolong sensitif, maka peneliti menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini subjek yang di gunakan sebanyak empat orang dan tidak di batasi oleh jenis kelamin penderita kanker, tingkat stadium kanker, dan jenis kanker dengan alasan perbedaan-perbedaan tersebut dapat memperkaya hasil penelitian. Dari data yang di peroleh, Bagan II yang menjelaskan Model of Emergency Decision Making yang di kaitkan dengan faktor-faktor lain yang berperan dapat sejalan dengan proses pengambilan keputusan pengobatan pada penderita kanker usia dewasa muda (subjek S dan R) meskipun mereka memiliki hambatan-hambatan yang berbeda. Pada akhirnya kedua subjek penelitian ini dapat mengatasi masalah proses pengambilan keputusan pengobatan secara efektif terlihat dari munculnya sikap kewaspadaan dalam menentukan keputusan pengobatan yang mereka jalani. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi penderita kanker dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul akibat kanker, khususnya dalam proses pengambilan suatu keputusan jenis pengobatan. Berikutnya, jjenelitian ini berguna bagi orang tua penderita kanker di harapkan memperoleh gambaran mengenai dukungan yang berdampak positif dan negatif pada penderita kanker. Terlebih lagi, di harapkan orang tua mengetahui hal-hal yang secara tidak sengaja dapat di katakan tidak mendukung penderita kanker dalam menjalani kesehariannya beijuang melawan kanker. Disamping itu, penelitian ini dapat di kembangkan lebih lanjut dengan menambah responden penelitian dan mengikutsertakan dokter beserta para medis untuk di wawancara, sehingga informasi di peroleh dari tiga sudut pandang yang berbeda.
2005
S3514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Chandra Kirana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengelolaan privasi (privacy management) mengenai sexting (melalui aplikasi chat/obrolan) dalam hubungan percintaan pada individu berusia dewasa muda. Dalam menjelaskan pemahaman mengenai pengelolaan privasi, studi menggunakan sejumlah konsep dalam Teori Communication Privacy Management dari Sandro Petronio (2002). Penelitian menggunakan paradigma konstruksionisme dan pendekatan kualitatif. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam terhadap 13 informan yang tinggal di wilayah perkotaan (urban setting). Selain itu, peneliti melakukan observasi terhadap bentuk sexting yang dipertukarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu memiliki pengaturan privasi (privacy management) yang kompleks dan ketat. Selain itu, perilaku sexting dilakukan oleh individu terhadap pasangan, ketika semua pihak dalam hubungan bersepakat dan merasa nyaman terhadap satu sama lain. Terdapat penetapan batas privasi yang spesifik ketika melakukan sexting dengan pasangan. Dalam mengelola batas privasi ini terdapat seperangkat aturan dan guardianship (memastikan agar aturan sungguh-sungguh dilaksanakan). Penelitian ini menemukan sejumlah fungsi sexting, yaitu untuk memelihara hubungan (connection maintenance), untuk memenuhi kebutuhan seksual dan fantasi seksual, untuk mengembangkan rasa percaya (trust), dan untuk menjaga keintiman di khususnya saat kedua pihak tidak dapat bertemu dalam kurun waktu yang relatif lama. Di sisi lain terdapat aspek risiko dari sexting seperti adanya potensi yang dapat mengganggu hubungan tersebut (berupa risiko dalam hal-hal berikut yaitu reputasi yang buruk, informasi yang tersebar secara viral, mendapatkan sanksi dari keluarga atau lingkungan sosial, porn-revenge, terputusnya hubungan, dan lain-lain). ......This study aims to explain privacy management about sexting (via chat applications) in romantic relationships among young adults in Jakarta area. In explaining the understanding of privacy management, the study uses a number of concepts in the Communication Privacy Management Theory from Sandro Petronio (2002). This research uses a constructivist paradigm and a qualitative approach. To collect data, researcher used in-depth interviews with 13 informants who live in urban areas (Jakarta, Depok, Bekasi, and Bogor). In addition, the researcher observed the forms of sexting that were exchanged. The results of this research show that individuals have complex privacy management. In addition, sexting behavior is carried out by individuals towards partners, when all parties in the relationship agree and feel comfortable with each other. There are specific privacy limits when sexting with a partner. In managing this privacy boundary there is a set of rules and guardianship (ensuring that the rules are actually implemented). This study found a number of functions of sexting, namely to maintain a relationship (connection maintenance), to fulfill sexual needs and sexual fantasies, to develop trust, and to maintain intimacy, especially when the two parties cannot meet for a relatively long period of time. On the other hand, there are risk aspects of sexting, such as the potential to disrupt the relationship (namely bad reputation, information spreading virally, getting sanctions from family or social environment, porn-revenge, disconnection, and others).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alim
Abstrak :
ABSTRAK
Ketergantungan terhadap alkohol atau alkoholisme merupakan salah satu bentuk penyimpangan konsumsi zat yang menimbulkan berbagai dampak negatif, baik secara tanda-tanda adanya alkoholisme adalah alcohol expectancy, yakni antisipasi akan efek-efek positif dan negatif yang akan diperoleh individu dari alkohol. Telah ditemukan bahwa alcohol expectancy sudah dimiliki oleh individu sejak sebelum pertama kali mengkonsumsi alkohol, sebagai hasil dari proses belajar sosial, dan dapat memprediksi pola konsumsi alkoholnya. Kurangnya perhatian yang diberikan kepada fenomena ketergantungan terhadap alkohol di Indonesia, mendorong dilakukannya penelitian untuk melihat keterkaitannya dengan alcohol expectancy. Melalui instrumen berupa kuesioner tertulis, diperoleh gambaran tingkat ketergantungan terhadap alkohol, alcohol expectancy dan data tambahan mengenai pola konsumsi alkohol dari 161 peminum alkohol usia dewasa muda yang menjadi responden penelitian. Tingkat ketergantungan terhadap alkohol ditentukan berdasarkan skor responden pada Michigan Alcoholism Screening Test (MAST), dan alcohol expectancy diukur menggunakan Alcohol Effects Questionnaire (AEQ), yang keduanya telah dialihbasakan oleh peneliti. Responden terbagi dalam tiga tingkat ketergantungan terhadap alkohol serta memiliki skor pada delapan skala alcohol expectancy, mewakili efek-efek positif dan negatif yang diantisipasi dari alkohol. fisik, psikologis maupun sosial. Variabel yang diketahui berkaitan dengan Hasil analisa menunjukkan bahwa skor responden tingkat alkoholik lebih tinggi dari kedua tingkat ketergantungan lain, pada skala-skala: Global Positive, Power and Aggression, Sexual Enhancement, Social Expressiveness, dan Careless Unconcern. Tiap tingkat ketergantungan mengantisipasi efek dari alkohol yang berbeda-beda urutannya. Efek utama yang diantisipasi oleh responden tingkat non alkoholik adalah Cognitive and Physical Impairment, tingkat cenderung akan menjadi alkoholik adalah Social and Physical Pleasure, dan tingkat alkoholik adalah Power and Aggression. Perhitungan menggunakan multiple reggression pada program SPSS 10.01 menunjukkan bahwa efek Power and Aggression dan Global Positive dapat memprediksi 15.9% variasi yang teijadi pada tingkat ketergantungan terhadap alkohol. Disimpulkan bahwa alcohol expectancy berkaitan dengan tingkat ketergantungan terhadap alkohol, serta dapat digunakan untuk memprediksi tingkat ketergantungan terhadap alkohol. Penemuan ini diharapkan memberikan masukan yang berarti bagi pengembangan program pencegahan ketergantungan terhadap alkohol di Indonesia. Disarankan agar dibuat alat ukur alcohol expectancy yang benar-benar mencakup kepercayaan-kepercayaan seputar efek dari alkohol pada masyarakat Indonesia.
2002
S2910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuniek Yuniati
2004
S3486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Yanti
Abstrak :
Prevalensi penyalahguna NAPZA meningkat setiap tahun dimana rentang usia penyalahguna NAPZA tertinggi yaitu 20-29 tahun. Dampak penyalahgunaan NAPZA dapat mempengaruhi individu usia dewasa muda dalam pencapaian intimasi. Keluarga dengan anggota keluarga penyalahguna NAPZA mengalami sejumlah masalah yaitu kekerasan, terganggunya kebiasaan keluarga, perpisahan, perceraian, panutan yang tidak baik dan kesulitan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali makna pendampingan yang dilakukan keluarga terhadap penyalahguna NAPZA usia dewasa muda dalam pencapaian intimasi. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan sebelas partisipan. Data dikumpulkan dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi dengan penambahan satu langkah yaitu mengembalikan hasil analisa kepada partisipan untuk dikonfirmasi. Hasil penelitian didapatkan empat tema yaitu tugas perkembangan dewasa muda yang universal, faktor internal dan eksternal yang menghambat tugas perkembangan dewasa muda penyalahguna NAPZA, keluarga adalah pendamping utama dewasa muda penyalahguna NAPZA, beban keluarga penyalahguna NAPZA yang kompleks. Hasil penelitian merekomendasikan pentingnya terapi psikoedukasi keluarga oleh perawat dalam mendampingi keluarga yang memiliki anggota keluarga penyalahguna NAPZA usia dewasa muda.
The prevalence of drug abuse increases every year where the highest drug use age range is young adults aged 20 29 years. The impact of drug abuse can affect young adults in the achievement of intimacy. Families with drug users often experience problems such as violence, separation, divorce and economic difficulties. The purpose of this study is to explore the meaning of family accompaniment against young adult drug abuser in the achievement of the task of development of intimacy. The research design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving eleven participants. Data were collected through indepth interview and analyzed using Colaizzi approach method. The result of the research is got four themes that is the universal of young adult development task, internal and external factors that inhibit the development task of young adult drug abuser, the family is the main companion of young adult drug abuser and burden of drug abuser family is complex. The results of the study recommend the importance of family psychoeducation therapy by nurses in accompanying families who have family members of young adult drug abusers.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kalam Tauhid
Abstrak :
Latar Belakang: Rongga mulut manusia memiliki beragam mikroorganisme yang dapat membentuk suatu komunitas yang memengaruhi kesehatan rongga mulut. Menurut Riskesdas 2018, prevalensi karies di Indonesia mencapai 60-80%. Konsentrasi protein dan polipeptida yang ada dalam saliva penting dalam pemeliharaan kesehatan mulut dan homeostasis dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif dari proteome saliva. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan total konsentrasi protein dan profil protein saliva dengan status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan status karies dental (DMF-T dan def-t) pada subjek kelompok usia dewasa muda dan anak-anak. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif laboratorik dengan menggunakan Uji Bradford untuk menetapkan total konsentrasi protein dan Uji SDS-PAGE untuk menetapkan profil protein saliva. Sampel uji berupa sampel saliva berjumlah 18 sampel masing-masing kelompok usia (total 36 sampel), dengan diketahui status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan status karies dental (DMF-T dan def-t). Analisis statistik dijalankan dengan menggunakan uji normalitas, kemudian Uji T test-independent. Untuk menganalisis hubungan dilakukan uji korelasi spearman. Analisis data menggunakan SPSS iOS versi 22.0. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antara total konsentrasi protein saliva kelompok usia dewas muda dan anak-anak (p = 0.001 (p<0.05)), namun tidak terdapat korelasi signifikan antara total konsentrasi protein saliva kelompok usia terhadap OHI-S dan DMF-T atau def-t, serta terdapat perbedaan profil protein saliva berupa perbedaan frekuensi protein bands yang muncul pada masing-masing profil protein.  Kesimpulan: Total konsentrasi protein dan profil protein saliva tidak berhubungan dengan OHI-S dan DMF-T atau def-t pada kelompok usia dewasa muda dan anak-anak, namun tetap memiliki tendensi korelasi. ...... Human oral health contains various microorganisms that can form a community that affects oral health. According to Riskesdas 2018, the prevalence of caries in Indonesia ranges from 60-80%. The concentration of proteins and polypeptides in saliva is important in maintaining oral health and homeostasis through qualitative and quantitative changes in the salivary proteome.  Objective: This study aims to analyze the relationship between total protein concentration and saliva protein profile with oral hygiene status (OHI-S) and dental caries status (DMF-T and def-t) in adult and child age groups. Methode: This study is a deskriptive laboratory analysis using Bradford tests to determine total protein concentration and SDS-PAGE tests to determine saliva protein profiles. The sample consisted of 18 saliva samples from each age group (total 36 samples), with OHI-S and dental caries status (DMF-T and def-t) determined. Statistical analysis was performed using normality tests, followed by independent sample t-tests. To analyze the relationship, Spearman's correlation test was conducted. Data analysis used SPSS iOS version 22.0. Result: A significant difference was found in the total saliva protein concentration between the young adult and child groups (p = 0.001, p < 0.05), but no significant correlation was found between total saliva protein concentration and OHI-S and DMF-T or def-t status. There was a difference in saliva protein profiles, manifested as differences in the frequency of protein bands in each protein profile.  Conclusion: The total protein concentration and saliva protein profiles do not have a significant relationship with OHI-S and DMF-T or def-t status in young adult and child age groups, but they still show a tendency to correlate.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library