Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Palupi, Atiq Amanah Retna
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tekanan panas terhadap fisiologis dan psikologis pekerja di PT XYZ Tahun 2016. Unit usaha utama PT XYZ yakni part otomotif dengan kegiatan press & welding. Respon fisiologis pekerja welding terhadap tekanan panas yakni peningkatan suhu, denyut nadi dan perubahan nilai berat jenis urine. Nilai Indeks tekanan panas dengan ISBB melebihi nilai ambang. Nilai Indeks Thermal Work Limit berada pada area tidak berbahaya. Analisis data dengan uji t dependent dan independent, didapatkan nilai p< 0,005. Keluhan subyektif pekerja welding sebagai respon psikologis. Yakni adanya rasa haus, kulit berkeringat/lembab, adanya biang keringat, kejang/kram otot selaras dengan hasil pengukuran yakni adanya peningkatan denyut nadi, suhu dan berat jenis urin
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of heat stress on the physiological and psychological workers at PT XYZ Year 2016. The business unit of PT XYZ namely automotive parts with the activities of the press and welding. Welding worker's physiological response to heat stress that an increase in temperature, pulse and urine specific gravity value changes. Heat stress index value with WBGT exceeds the threshold value. Thermal Work Limit Value Index is in the area is not dangerous. Data were analyzed by dependent and independent t test, p value <0.005. Subjective complaints of workers welding as a psychological response. Namely their thirst, skin sweat / moisture, their prickly heat, cramps / muscle cramps in tune with the measurement results to an increase in pulse rate, temperature and specific gravity of urine.
2016
T46341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhida Sarly Amalia
Abstrak :
Latar belakang: Air mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Asupan air yang tidak adekuat, dapat menimbulkan berbagai masalah pada manusia. Dehidrasi paling sering terjadi pada lanjut usia (lansia) yang menyebabkan kulit kering dan berbagai masalah kulit. Kulit memiliki peran penting dalam mencegah kekeringan pada tubuh manusia. Air mendominasi kulit sekitar 30% dan berkontribusi pada kekenyalan, elastisitas, dan ketahanan kulit. Saat ini belum terdapat cukup data untuk membuktikan hubungan antara asupan cairan dengan peningkatan hidrasi kulit. Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif analitik potong lintang yang dilakukan pada lansia berusia 65-80 tahun di panti Tresna Werdha Budi Mulia 3. Pengukuran dilakukan dengan menilai asupan cairan selama 7 hari. Pada hari ke-9 dilakukan penilaian status hidrasi melalui Urine Specific Gravity (USG), kekeringan kulit melalui Specified Symptom Sum Score (SRRC), dan karakteristik sawar kulit melalui Transepidermal Water Loss (TEWL) dan Skin Capacitance (SCap). Hasil: Sebanyak 67 SP mengikuti penelitian ini dengan median usia 70 tahun. Terdapat korelasi negatif lemah bermakna antara status hidrasi dengan asupan cairan (nilai p <0,0001). Terdapat korelasi negatif lemah bermakna antara asupan cairan pada lansia dengan SRRC (p<0,0001). Tidak terdapat korelasi antara asupan cairan pada lansia dengan TEWL dan SCap (p = 0.613 and p = 0.060). Kesimpulan: Asupan cairan yang adekuat dapat meningkatkan kelembapan kulit. Rekomendasi asupan cairan dari Kementerian Kesehatan Indonesia dapat dianjurkan pada lansia. ......Background: Water plays a crucial role in human life. Inadequate water intake can result in various issues in humans. Dehydration most commonly occurs in the geriatric, leading to dry skin and various skin problems. The skin plays a vital role in preventing bodily desiccation. Water constitutes around 30% of the skin and contributes to its resilience, elasticity, and durability. Currently, there is insufficient data to establish a definitive relationship between fluid intake and improved skin hydration. Methods: This study is a cross-sectional analytical descriptive study conducted on elderly individuals aged 65-80 years at the Tresna Werdha Budi Mulia 3 nursing home. Measurements were performed by assessing fluid intake over a 7-day period. On the 9th day, assessments were conducted for hydration status using Urine Specific Gravity (USG), skin dryness through the Specified Symptom Sum Score (SRRC), and skin barrier characteristics using Transepidermal Water Loss (TEWL) and Skin Capacitance (SCap). Results: Sixty-seven subjects participated in this study, with a median age 70 years. There was a statistically significant weak negative correlation between hydration status and fluid intake (p-value < 0.0001). Additionally, other parameters also showed significant weak negative correlations between hydration status and SRRC with p-values of <0.0001. Nevertheless, there was no significant difference observed in the correlation between fluid intake and both TEWL and SCap value (p = 0.613 and p = 0.060). Conclusion: Adequate fluid intake can enhance skin moisture. The recommendations of fluid intake from the Indonesian Ministry of Health can be advised for the geriatric population.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library