Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardhea Angella Rahardja
Abstrak :
Urbanisasi mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk karena timbulnya keinginan untuk berimigrasi dari desa ke kota. Akibatnya, muncul permukiman yang disebut dengan kampung kota. Kampung dan kota memiliki bentuk permukiman yang berbeda, tetapi lifestyle antara keduanya dapat saling mempengaruhi. Lifestyle kota secara tidak langsung dapat mempengaruhi lifestyle kampung. Maraknya perbincangan mengenai generasi milenial juga menandai bahwa lifestyle generasi milenial sudah mulai mempengaruhi urban lifestyle, tidak terkecuali pada kampung. Banyaknya generasi milenial yang menempati kampung menimbulkan perubahan pada bentuk kampung. Bentuk kampung yang berubah dapat dilihat dari struktur, pola ruang, dan peruntukan ruang sehingga terbentuknya zonasi. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini berupa kajian literatur, observasi urban lifestyle di kampung dan wawancara warga. Pembahasan ini berdasarkan studi kasus di Kampung Kebon Kacang, Jakarta dan Kampung Kukusan, Depok. Pembahasan bertujuan untuk menemukan perubahan urban form kampung yang terjadi mengikuti kebutuhan dan lifestyle generasi milenial. ......Urbanization affects the increase of population growth because people desire to move from rural areas to urban areas. Therefore, this causes the appearance of a settlement called kampung kota. Kampung and kota have different forms of settlement, but the lifestyle between both of them can affect each other. The lifestyle in kota can indirectly affect the lifestyle in kampung. Currently, the millennial generation is often discussed, this also indicates that the Millennials lifestyle has begun to influence the urban lifestyle. The large number of Millennial generation that settles in kampung has caused a change in the forms of kampung. The change of kampung form can be seen from the structure, layout, and allotment of space which then zoning occurs. The method used in this study is literature review, observation of urban lifestyle in kampung and interview with neighborhood. This study is based on case studies in Kampung Kebon Kacang, Jakarta and Kampung Kukusan, Depok. This study aims to find the changes of kampung kota forms that following the needs and lifestyles of Millennial generation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Hakim
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang bagaimana sebuah minimart yang awalnya merupakan tempat berbelanja kemudian perlahan berubah menjadi sebuah tempat kegiatan baru bagi sekelompok masyarakat urban. Pada saat ini, munculnya minimart yang selain menjual barang kebutuhan sehari-hari tetapi juga menawarkan tempat untuk berkumpul dan berkegiatan bagi masyarakat sudah mulai umum. Masyarakat urban yang awalnya berkumpul di ruang publik perlahan bergeser menuju ke ruang yang bersifat lebih komersial dikarenakan adanya fasilitas yang ditawarkan. Oleh karena itu skripsi ini bertujuan bagaimana latar belakang perkembangan minimart yang mengalami penambahan makna kegiatan, sejauh mana minimart bermakna sebagai tempat berkegiatan masyarakat urban, disamping itu tulisan ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana tata letak ruang dalam minimart yang baik untuk mendorong penjualan dan terjadinya kegiatan lainnya. Hal yang akan dibahas adalah bagaimana perilaku berbelanja masyarakat urban untuk mengetahui perkembangan kegiatan belanja dan lainnya itu sendiri, lalu teori-teori makna ruang seperti space, place dan placemaking; ruang publik dan komersial, inklusif dan eksklusif; dan third space untuk mengetahui makna ruang yang timbul; pengertian minimart dan pada akhirnya tata letak yang baik untuk mendukung ruang menjadi lebih bermakna. Setelah itu dibahas tiga jenis minimart untuk dijadikan sebagai studi kasus, yaitu: 7-Eleven, Lawson dan Circle K. Dari studi kasus ini terlihat bahwa perkembangan minimart pada masa sekarang ini telah mengubah makna ruang berbelanja yang sebelumnya merupakan sebuah ruang komersial yang digunakan untuk tempat berbelanja menjadi ruang yang lebih kompleks yaitu ruang untuk berinteraksi, aktualisasi dan hiburan bagi masyarakat urban. Ruang tersebut telah menjadi ruang komunal dan third space. Fungsi dari pengaturan tata letak ini adalah untuk mendorong peningkatan penjualan dan! menyediakan tempat untuk berkegiatan. Namun pada kenyataannya makna ruang minimart sebagai ruang sosialisasi terkesan tidak gratis karena dengan adanya penambahan fasilitas sehingga diperlukan biaya untuk menggunakannya, dimana hal ini mempengaruhi third space yang memiliki karakter low profile menjadi mementingkan profit, on neutral ground menjadi dipengaruhi oleh pihak kapitalis, dan leveler menjadi lebih eksklusif. ......This thesis discusses how a minimart which was originally a place to shopand slowly turned into a place of new activities for a group of urban society. At present, it is quite common that minimarts sell daily necessities, but it also offers a place to hang out and do activities for the communities. Urban community that was originally gathered in public spaces slowly shifted towards into a more commercial space, due to the facilities that are offered. Therefore, this thesis aim is to determine how far the development of minimarts has meaning for the activities of urban not only as a place to sell, but also as a place to socialize; how minimart means to the urban activism, despite that to find out how the layout of the space has influenced the space for encouraging the sales and other activities. The very first thing to be discussed is how the shopping behavior of urban society to determine the development of the shopping activity itself, then the theories such as space, place and placemaking; public and commercial spaces, inclusive and exclusive; third space to find space that arises from the shopping activity; minimart understanding; and eventually a good layout to support the spaces become more meaningful. After that, will be discussed the three types minimart to serve as a case study, namely: 7-Eleven, Lawson, and Circle K. The case study shows that the development of today minimart has redefined shopping space that previously was a commercial space that used to be the place to shop into more complex spaces such as space to interact, actualization and entertainment for the urban community. The space has become a communal space and the third space. The function of the layout arrangement is to increase sales and provide a venue for activism. But in fact, the meaning of space as a space for socializing gives impression that minimart is not free space because with the addition of the facilities so it requires fee to use it, where it affects the third space that is characterized by low profile that is not concerned with profit; on neutral ground that is influenced by the capitalist; and a leveler becomes more exclusive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42014
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library