Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Amalia Rakhmawati Rizki
"Fenomena urban heat island (UHI) telah menjadi masalah di kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kondisi ini telah menjadi isu global yang perlu diprioritaskan, karena semakin banyak kota di dunia yang mengalaminya, maka akan semakin pesat pula laju pemanasan global. Studi ini dilakukan di Jakarta Timur sebagai wilayah yang terdeteksi memiliki UHI tertinggi di Jakarta dengan jumlah RTH terluas, yang bertujuan untuk mengetahui sebaran UHI dan mitigasinya melalui perencanaan penggunaan lahan. Studi ini menggunakan metode analisis spasial, analisis statatistk, dan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah cakupan UHI tertinggi ada di wilayah Cakung, yang didukung dengan persepsi tingkat kenyamanan termal masyarakat yang menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan termal wilayah Cakung masuk ke dalam kategori tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut kemudian membentuk persepsi masyarakat yang sadar dengan sangat baik tentang kebutuhan masyarakat terhadap hutan kota. Namun, ketersediaan hutan kota di Jakarta Timur saat ini masih belum memenuhi standar 10%, yaitu hanya 1,02% dari luas total wilayahnya. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan penggunaan lahan yang lebih efisien untuk dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan hutan kota di Jakarta Timur, baik dari aspek teknis terkait ketersediaan lahan, aspek kebijakan terkait perumusan regulasi hijau, dan aspek ekonomi terkait alternatif pendanaan.
Urban heat island (UHI) has become a scourge in big cities worldwide, including Jakarta. This condition has become a global issue that needs to be prioritized because the more cities in the world that experience it, the faster the rate of global warming will be. This study was conducted in East Jakarta as an area detected to experience the highest UHI in Jakarta. It aims to determine the distribution of UHI and its mitigation through land use planning. This study used the method of spatial analysis, statistical analysis, and qualitative descriptive analysis. The results of the analysis show that the highest UHI coverage area is in Cakung, which is supported by the perception of the level of thermal comfort of the community, which indicates that the level of thermal comfort in the Cakung area falls into the 'warm' or uncomfortable category. This discomfort then forms the perception of the people who are very well aware of their need for urban forests. However, unfortunately, the availability of urban forests in East Jakarta still does not meet the standard of 10%, which is only 1.02% of the total area. Therefore, there is a need for more efficient land use planning to maximize the fulfillment of urban forest needs in East Jakarta, both from technical aspects related to land availability, policy aspects related to the formulation of green regulations, and economic aspects related to alternative funding."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Josephine Adeline
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara afek positif dengan frekuensi mengunjungi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tingkat individu, dan peran ketergantungan spasial pada hubungan kedua variabel tersebut pada tingkat kelurahan di DKI Jakarta. Data diperoleh dari 793 partisipan yang tersebar di 225 kelurahan di DKI Jakarta. Proses pengambilan data dilakukan secara daring dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner Positive And Negative Affect Schedule (PANAS) dan item frekuensi kunjungan ke RTH buatan Cameron dkk. (2017) yang telah diadaptasi. Analisis korelasi Pearson dilakukan menggunakan SPSS IBM 20, sedangkan analisis spasial menggunakan GeoDa 1.18. Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat korelasi positif yang signifikan antara afek positif dan frekuensi mengunjungi RTH di tingkat individu (r = .244, p < 0.01) dan kelurahan (slope = .224, p = .001). Sedangkan, hasil analisis regresi spasial tidak menemukan adanya peran ketergantungan spasial pada hubungan afek positif dengan RTH (Moran’s I = 1.08, p = .27). Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada peran ketergantungan spasial pada korelasi positif antara afek positif dan frekuensi mengunjungi RTH.
This current study analyzed the relationship between Positive Affect and frequency of visits to Urban Green Space (UGS) at the individual level, and the role of spatial dependence on the relationship between both variables at the subdistrics level in Jakarta. A total of 793 participants’ data from 225 subdistricts in Jakarta were obtained using an online questionnaire. The instruments used in this study were the adaptation of Positive And Negative Affect Schedule (PANAS) and frequency of visits to UGS items from Cameron et al. (2017). Pearson Correlation was conducted using SPSS IBM 20, while GeoDa 1.18 was used to do the spatial analysis. Results showed that there is a significant and weak positive correlation between Positive Affect and frequency of visits to UGS at the individual level (r = .224, p < 0.01) and subdistricts level (slope = .224, p = .001). On the other hand, spatial regression analysis revealed that spatial dependence doesn’t have a significant role in the relationship between Positive Affect and frequency of visits to UGS (Moran’s I = 1.08, p = .27)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library