Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Azzahra Abdul Kadir Said Alwini
""upcycling" dalam tren fesyen untuk mendukung kehidupan yang lebih berkelanjutan. Upcycling adalah kegiatan mengubah atau memodifikasi barang bekas menjadi barang baru dengan nilai tambah. Diharapkan upcycling dapat memperlambat produksi limbah fashion yang mencemari lingkungan dan mengurangi fast fashion. Dalam industri fesyen, upcycling dianggap sebagai tren yang revolusioner karena produk upcycling menawarkan nilai keunikan dan kreativitas. Meskipun gerakan upcycling dianggap bermanfaat bagi lingkungan dan industri fesyen, tetapi muncul isu hukum kekayaan intelektual ketika barang bekas merek terkenal digunakan untuk upcycling. Penggunaan barang bekas bermerek terkenal dianggap dapat merusak citra, reputasi, dan kredibilitas merek terkenal. The Agreement on Trade-Related of Intellectual Property Rights Pasal 6 mengatur bahwa negara anggota dapat menggunakan prinsip exhaustion untuk menyelesaikan sengketa kekayaan intelektual. Skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif untuk menganalisis apakah kegiatan upcycling terhadap barang bekas merek terkenal dapat berakibat pelanggaran merek terkenal dan apakah doktrin exhaustion dapat digunakan sebagai pembelaan oleh penjual produk upcycling untuk mempertahankan kedudukannya.Melemahnya kemampuan bumi untuk menampung pertumbuhan populasi dunia telah mendorong munculnya gerakan "upcycling" dalam tren fesyen untuk mendukung kehidupan yang lebih berkelanjutan. Upcycling adalah kegiatan mengubah atau memodifikasi barang bekas menjadi barang baru dengan nilai tambah. Diharapkan upcycling dapat memperlambat produksi limbah fashion yang mencemari lingkungan dan mengurangi fast fashion. Dalam industri fesyen, upcycling dianggap sebagai tren yang revolusioner karena produk upcycling menawarkan nilai keunikan dan kreativitas. Meskipun gerakan upcycling dianggap bermanfaat bagi lingkungan dan industri fesyen, tetapi muncul isu hukum kekayaan intelektual ketika barang bekas merek terkenal digunakan untuk upcycling. Penggunaan barang bekas bermerek terkenal dianggap dapat merusak citra, reputasi, dan kredibilitas merek terkenal. The Agreement on Trade-Related of Intellectual Property Rights Pasal 6 mengatur bahwa negara anggota dapat menggunakan prinsip exhaustion untuk menyelesaikan sengketa kekayaan intelektual. Skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif untuk menganalisis apakah kegiatan upcycling terhadap barang bekas merek terkenal dapat berakibat pelanggaran merek terkenal dan apakah doktrin exhaustion dapat digunakan sebagai pembelaan oleh penjual produk upcycling untuk mempertahankan kedudukannya.

The declining capability of the earth to support the world's population has led to the emergence of the sustainable fashion trend of "upcycling". Upcycling involves modifying used goods to create new ones with added value, with the goal of slowing down the fashion industry's disposal of waste and reducing the fast fashion movement. Although upcycling is considered revolutionary, there is a legal issue when using second-hand goods from well-known trademarks. Although the upcycler legally owns the product, the use of goods from well-known trademarks in their upcycling product could damage the well-known trademark reputation and cause consumer confusion when they sell it. The exhaustion principle is outlined in the Agreement on Trade-Related of Intellectual Property Rights Article 6 and said it may be used to settle intellectual property disputes. With juridical normative research method, this thesis will analyze whether there is a trademark infringement in the activity of upcycling using used goods from well-known trademarks. This thesis will also analyze whether the exhaustion doctrine can be used to solve the matter that arises. Moreover, can it be utilized as a defense argument for the upcycler in court."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Liani
"ABSTRAK
Dalam percetakan tekstil dengan teknik sublimasi, kertas memiliki peran penting yaitu sebagai media untuk mentransfer tinta ke kain sehingga menghasilkan grafis akhir. Kertas ini memiliki siklus hidup yang pendek karena tidak dapat digunakan untuk pencetakan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan tiga alternatif untuk meningkatkan nilai kertas bekas dari percetakan tekstil dengan pendekatan konservasi nilai material, pengelolaan siklus hidup, pemilihan bahan, dan pengelolaan limbah. Tiga alternatif yang diusulkan adalah menjual gulungan kertas bekas ke pengumpul limbah, menggunakan kembali kertas bekas sebagai kertas alas dalam pemotongan kain, menggunakan kembali kertas bekas sebagai bantalan paket, dan menggunakan kembali sisa kertas bekas sebagai bantalan paket setelah digunakan sebagai kertas alas pada pemotongan kain. Alternatif dengan nilai pakai tertinggi adalah alternatif ketiga dengan perpanjangan siklus hidup berupa penggunaan kembali sebanyak dua kali, yaitu sebagai kertas alas pemotongan kain dan sebagai bantalan paket. Alternatif dengan nilai ekonomi tertinggi adalah alternatif pertama, yaitu total manfaat ekonomi yang didapatkan senilai Rp322.234.000 berupa penghematan biaya pembelian kertas Kraft dan Styrofoam. Penerapan paradigma Konservasi Nilai Material pada material kertas dapat meningkatkan nilai dan siklus hidupnya.

ABSTRACT
In textile printing with sublimation techniques, paper has an important role; i.e as a medium for transferring inks to fabric so that final graphics can be produced. This paper has a short life cycle because it cannot be used for reprinting. This research aims to propose three alternatives to increase the value of paper waste from textile printing with approaches in material value conservation, life cycle management, material selection, and waste management. The three proposed alternatives are to sell paper waste rolls to the waste collector, to reuse paper waste as an underlay paper in fabric cutting, to reuse paper waste as package cushions, and to reuse the remaining paper waste as package cushions after it has become underlay paper in fabric cutting. The alternative with the highest usage value is the third alternative with an extended life cycle in the form of reuse for two times, which are for underlay paper and for package cushion. The alternative with the highest economic value is the first alternative that gained Rp322.234.000 in the form of cost savings for purchasing Kraft paper and Styrofoam. The application of the material value conservation paradigm to paper material can increase its value and life cycle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library