Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirdah Yanti Nofalani
"Penelitian ini adalah bagian dari kajian penerjemahan yang berorientasi pada teks terjemahan sebagai produk. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan cara penerjemahan ungkapan tabu dan pergeseran graduation yang terjadi dalam proses penerjemahan. Data penelitian ini adalah satuan-satuan terjemah yang mengandung ungkapan tabu dalam novel berbahasa Inggris It Ends with Us karya Colleen Hoover sebagai teks sumber (TSu) dan terjemahan bahasa Indonesianya oleh Nur Anggraini sebagai teks sasaran (TSa). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TSu dan TSa mengandung ungkapan tabu, yang tergolong ke dalam lima jenis, yaitu cursing, profanity, obscenity, insults and slurs, dan scatology, serta diterjemahkan menggunakan strategi penerjemahan sensor, substitusi, tabu ke tabu, dan eufemisme. Penerjemahan ungkapan tabu ini berpengaruh pada pergeseran graduation dari TSu ke TSa dalam bentuk penghapusan dan penurunan ungkapan tabu. Penelitian ini juga menunjukkan upaya kompromi penerjemah dalam menjaga prinsip kesopanan berbahasa sekaligus mempertahankan kehadiran ungkapan tabu.

This research is part of product-oriented translation study. This paper seeks to identify how each type of taboo words was translated and how graduation shifts occurred during translation. Data consists of translation units which contain taboo words that were obtained from Colleen Hoover’s It Ends with Us as source text (ST) and its Indonesian translation by Nur Anggraini as target text (TT). This research used the descriptive qualitative approach. This research was carried out using two techniques: reading and note-taking. Results show that both ST and TT contain five types of taboo words: cursing, profanity, obscenity, insults and slurs, and scatology. The taboo words were translated using various translation strategies, such as censorship, substitution, taboo for taboo, and euphemism. Translation of the taboo words caused ST graduation shifts in which the words’ intensity tended to be neutralized and softened in TT. Results also show the translator’s attempt to compromise maintaining language politeness while preserving the presence of taboo words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Dihanurita Nursyahbani Kumuda
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai unsur-unsur pembangun humor dalam seni pertunjukan ludruk. Penelitian ini menggunakan sumber data tayangan ludruk Goro-goro Kartolo yang ditayangkan oleh stasiun televisi lokal Jawa Timur, Jawa Pos Media Televisi, Surabaya JTV . Kesenian ludruk adalah sebuah seni pertunjukan khas Jawa Timur yang menampilkan cerita mengenai kehidupan masyarakat sehari-hari dengan penggunaan bahasa Jawa dialek Surabaya. Sebuah pertunjukan ludruk memiliki ciri khas pada penampilannya, salah satunya adalah kemunculan humor. Pada ludruk terdapat humor dalam bentuk verbal maupun non verbal. Dalam bentuk verbal, humor dibangun dengan cara memanfaatkan percakapan antarpemain ludruk, sedangkan dalam bentuk non verbal, humor dibangun dengan adanya gerakan fisik yang dilakukan para pemainnya. Meskipun demikian, dalam penelitian ini, pembahasan dilakukan hanya sebatas pada humor dalam bentuk verbal saja, yaitu melalui percakapan antarpemain ludruk. Humor pada dasarnya dibuat dengan sengaja untuk menimbulkan kesan lucu. Terdapat teknik-teknik tertentu untuk membangun humor, antara lain teknik dengan cara mencemooh dan melakukan penindasan. Untuk menganalisis cara membangun humor, dalam penelitian ini digunakan analisis pelanggaran dan pematuhan prinsip kesantunan. Analisis mengenai pelanggaran dan pematuhan prinsip kesantunan pada percakapan ludruk memperlihatkan adanya dominasi pada percakapan yang melanggar dan mematuhi maksim penghargaan dan maksim kesederhanaan. Pelanggaran dan pematuhan kedua maksim tersebut pada umumnya berisi tentang cemoohan untuk diri sendiri maupun orang lain yang disertai dengan kemunculan ungkapan tabu.

ABSTRACT
This research is discuss about elements of humor construction in Ludruk performing art. This research is use a program in local television of East Java Jawa Pos Media Televisi JTV, Surabaya wich the tittle is Goro goro Kartolo. Ludruk is a typical performing arts of East Java featuring stories about the daily life of the people with the use of the Java dialect of Surabaya. A ludruk performing art has a characteristic, that characteristic is humor. In ludruk there are two form of humor, first is verbal and the second is nonverbal. In the verbal form, humor is construct by utilizing conversations between ludruk rsquo s artists, while in the form of nonverbal, humor is construct with the physical movement of the ludruk rsquo s artists. Nevertheless, in this research, the discussion was conducted only on the humor in the verbal form only, namely through conversations between ludruk rsquo s artists. Humor is basically made deliberately to create a funny impression. There are certain techniques to construct a humor, which aimed at joking by means of scorn and oppression. To analyze how to construct a humor, in this research used analysis of violation and compliance principles of politeness. The analysis of violation and compliance with the principle of politeness in ludruk conversation shows the dominance of conversations that violate and obey the approbation and modesty maxim in principles of politeness. The abuses and compliance of these two maxims generally consist of derision for themselves and others accompanied by appearance of taboo words."
2017
S69336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binar Candra Auni
"Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang membahas strategi penerjemahan Gottlieb (1992) dan tingkat graduation (Martin & White, 2005) pada drama Squid Game. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis strategi yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan ungkapan tabu dari bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia serta menganalisis tingkat graduation ungkapan tabu dalam terjemahan. Penelitian ini menggunakan teori strategi penerjemahan takarir dari Gottlieb (1992) dan teori tentang graduation (Martin & White, 2005) dalam teori appraisal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan tabu paling banyak diterjemahkan dengan strategi parafrasa (73,20%), lalu disusul oleh transfer (17,53%), penghapusan (8,25%), dan angkat tangan (1,03%). Hasil analisis terhadap tingkat graduation menunjukkan bahwa penerapan strategi penerjemahan mengakibatkan kenaikan, penurunan, dan persamaan tingkat graduation pada ungkapan tabu. Kenaikan graduation terjadi pada 8 ungkapan tabu (14,29%) yang diterjemahkan dengan strategi parafrasa. Persamaan tingkat graduation terjadi pada 3 ungkapan tabu (7,14%) yang diterjemahkan dengan strategi transfer. Sementara itu, penurunan tingkat graduation terjadi pada 86 ungkapan tabu (78,57%) yang diterjemahkan dengan parafrasa, transfer, penghapusan, dan angkat tangan.

This qualitative research examines Gottlieb's (1992) translation strategies and graduation rates (Martin & White, 2005) in the translation of taboo expressions in the subtitle of the drama Squid Game. This study aims to analyze the strategies used by translators in translating taboo expressions from Korean into Indonesian and to analyze the graduation rates of the taboo expressions found in the translated text. This study uses Gottlieb's (1992) theory of subtitle translation strategies and the theory of graduation (Martin & White, 2005) in appraisal theory. The result shows that most taboo expressions are translated using the paraphrasing strategy (73.20%), followed by transfer (17.53%), deletion (8.25%), and resignation (1.03%) strategies. The result of the analysis of the graduation rate reveals that there are raised, lowered, and neutral graduation levels due to the implementation of translation strategies. There are 8 taboo expressions (14.29%) with rising graduation rates translated using the paraphrasing strategy and 3 taboo expressions (7.14%) with maintained graduation rates translated using the transfer strategy. Also, it was found that there are 86 taboo expressions (78.57%) with lower graduation rates translated by paraphrasing, transferring, deleting, and resignation strategies."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library