Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paskaliana Hilpriska Danal
"Pneumonia balita merupakan salah satu masalah kesehatan anak global yang menyumbang angka morbiditas dan mortalitas tertinggi khususnya di negara berkembang. Di Indonesia Timur, pneumonia balita sebagian besar dipicu oleh faktor lingkungan yakni terpaparnya anak pada asap rumah tangga maupun asap rokok. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi dan kesadaran orang tua akan bahaya asap rokok pada balita pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi orang tua tentang bahaya asap rokok terhadap balita pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita pneumonia berjumlah 11 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kemudian dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Tema yang dihasilkan di dalam penelitian ini meliputi (1) pandangan orang tua mengenai bahaya asap rokok, (2) bahaya asap rokok bagi balita, dan (3) dampak asap rokok bagi keluarga. Tema tersebut mengidentifikasi persepsi orang tua dengan balita pneumonia di Kabupaten Manggarai bahwa balita pneumonia di Manggarai rentan terpapar asap rokok pada berbagai kesempatan. Asap rokok berbahaya bukan hanya bagi kesehatan balita tetapi juga memberi beban pada kesejahteraan sosial dan ekonomi keluarga. Peningkatan kesadaran orang tua akan bahaya asap rokok perlu terus difasilitasi oleh perawat dengan komunikasi edukasi yang efektif dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi keluarga.


Pneumonia on under-five children is define as one of the major pediatric health crisis, contribute to highest morbidity and mortality globally particularly in developing nations. In Eastern Indonesia, pneumonia on under-five children is mostly predicted by environmental factor such as children are exposed to household smoke and tobacco smoke. This is caused by the lack of information received and lack of awareness on the effect of secondhand smoke on under-five children with pneumonia. This study was aimed to explore the parents perception on the effect of tobacco smoke exposure on under-five children with pneumonia. This study was a qualitative study using fenomenology approach. The participants in this study were 11 parents of under-five children with pneumonia. The data collection conducted through in-depth interview then analyzed using Coalizzi method. The themes identified in this study were (1) parents views on the effect of tobacco smoke; (2) the effect of tobacco smoke on under-five children; and (3) the impact of tobacco smoke on family. These themes identified the perception of parents with under-five children with pneumonia in Manggarai that the under-five children in Manggarai were on high risk of tobacco smoke exposure on several occasions. Tobacco smoke would not only endangering childs health but also burdening familys social and economy well-being. The improvement of parental awareness on the effect of tobacco smoke needed to comprehensivelyfacilitated by nurses through effective educating communication that suited with familys needs and conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matdani Nurcik
"Masih tingginya angka kesakitan dan kematian pneumonia balita di Indonesia yaitu 10% dari populasi balita dan 6 per 1.000 balita, diikuti oleh masih rendahnya cakupan penemuan penderita pneumonia balita, khususnya di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000, yang tercatat hanya sebesar 31,1%. Meskipun program P2 ISPA telah dicanangkan sejak tahun 1984 dan difokuskan pada penanggulangan pneumonia sejak tahun 1990, namun cakupan penemuan penderita pneumonia balita baik secara nasional maupun di tingkat propinsi, khususnya di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000 masih tetap rendah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu petugas kesehatan (profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas), masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas dengan cakupan penemuan penderita pneumonia balita di Propinsi Sumatera Selatan tahun 2000. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional Study dan menggunakan analisis kasus kontrol yang tidak berpadanan. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh petugas P2 ISPA Puskesmas di wilyah Propinsi Sumatera Selatan yang bertugas sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2000. Data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan program Stata versi 6.0 dan SPSS for Window versi 10.0.
Dari hasil penelitian didapat, 92,51% petugas P2 ISPA Puskesmas mendapatkan cakupan penemuan penderita pneumonia balita <86% (kurang baik) dan 7,49% petugas saja yang mendapatkan cakupan pneumonia balita 86% (baik). Begitu juga dengan profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas, 71,37% petugas memiliki profesionalisme kurang baik dan 28,63% petugas saja yang memiliki profesionalisme baik. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada 7 variabel independen yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel dependen (cakupan penemuan penderita pneumonia balita).
Dari analisis regresi logistik multivariat, setelah dilakukan uji interaksi dan analisis faktor konfounding, maka didapat model yang paling sesuai dan sederhana (parsimonious) yang terdiri dari profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas, pelatihan program P2 ISPA dan supervisi pengelola program P2 ISPA Kabupaten/ Kota ke puskesmas. Dengan demikian, model akhir ini perlu menjadi bahan pertimbangan bagi peningkatan dan pengembangan manajemen program P2 ISPA di Propinsi Sumatera Selatan.

Morbidity and mortality rate of the chidren under-five's pneumonia in Indonesia is high, which is 10% total population and 6 per 1.000. In South Sumatera pneumonia coverage is only 31,1%. Although P2 ISPA program established since 1984 and to be focused in pneumonia prevention since 1990, but the pneumonia coverage nationally or locally still low, especially in South Sumatera. This influenced by three major factors, which is, health providers professionalism, public and health facility.
This study objective is to find out correlation between professionalism of P2 ISPA providers with the children under-five's pneumonia coverage in South Sumatra Province year of 2000. This study is descriptive analytic with Cross Sectional Design and using unmatched case control analysis. Sample and population of this study is all of the providers of P2 ISPA of public health center in Province of South Sumatera which on duty since 1 January to 31 December 2000. Data collected by observation and structured interview and analyzed by Software Stata Version. 6.0. and SPSS for Window version 10.0.
From the results 92,51% P2 ISPA providers in public health center have got under-five's coverage of pneumonia less than 86% (low) and only 7,49% providers got under-five's coverage of pneumonia over 86% (good). Also there are 71,37% providers having low professionalism and 28,63% have good professionalism.
Bivariate analysis shows that there are seven independent variable, which have significant correlation with dependent variable (pneumonia coverage). From logistic regression multivariate analysis after interaction test and confounding factors analysis can determine the appropriate model and simple (parsimonious) that consist of professionalism of P2 ISPA providers, P2 ISPA Training Program, and Management Supervision of P2 ISPA Program from Districs Health Office to Public Health Center. This final model can be taken into consideration to improve and develop management of P2 ISPA program in South Sumatra Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T5165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Yuni Kartika
"Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia di Indonesia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian balita dan terus menempati posisi teratas penyebab kematian pada balita. Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia pada balita sebesar 4,8%. Provinsi Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua yang berada di wilayah Indonesia Timur memiliki prevalensi pneumonia pada balita melebihi angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor (faktor lingkungan rumah, karakteristik balita, dan karakteristik ibu balita) yang berhubungan dengan gejala pneumonia pada balita di Wilayah Indonesia Timur. Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan sampel sebanyak 191 balita. Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi gejala pneumonia pada balita di wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 14,1%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan rumah, karakteristik balita, dan karakteristik ibu balita dengan gejala pneumonia pada balita. Terdapat 4 variabel yang memiliki risiko lebih tingi bagi balita untuk memiliki gejala pneumonia, yaitu jenis dinding (OR=1,64), status imunisasi (OR=1,83), pemberian vitamin A (OR=1,83), dan pendidikan ibu (OR=1,96).

Pneumonia is an acute respiratory infection that affects the lung tissue (alveoli). Pneumonia in Indonesia is still one of the main causes of under-five deaths and continues to occupy the top position as the cause of under-five deaths. According to the 2018 Riskesdas, the prevalence of pneumonia in children under-five is 4.8%. The provinces of East Nusa Tenggara, West Papua and Papua, which are in the eastern part of Indonesia, have a prevalence of pneumonia in children under-five exceeding the national figure. This study aims to analyze the factors (home environment factors, characteristics of children under-five, and characteristics of mothers) that are associated with the symptoms of pneumonia in children under-five in Eastern Indonesia Region. The data used comes from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) with a sample of 191 children under-five. The design used is cross-sectional. The results showed that the proportion of pneumonia symptoms in children under-five in Eastern Indonesia was 14.1%. There is no significant relationship between home environmental factors, the characteristics of children under-five, and characteristics of mothers with pneumonia symptoms in children under-five. There are 4 variables that have a higher risk for children under-five to have pneumonia symptoms, namely the type of wall (OR=1.64), immunization status (OR=1.83), administration of vitamin A (OR=1.83), and mother's education (OR=1.96). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library