Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Lestari
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui waktu optimum pemajanan sinar ultraviolet (UV) yang menyebabkan mutasi pada bakteri penghasil vitamin BU Pseudomonas denitrificans BIOMCC B12 F942/288. Pemajanan sinar UV untuk perlakuan mutasi menggunakan illuminator UV pada panjang gelombang 254 nm dengan intensitas sebesar 590 uW/cm2. Waktu pemajanan optimum untuk perlakuan mutasi dengan sinar UV adalah yang menyebabkan rasio kematian 90?95%. Pengambilan data mutasi dengan variasi waktu pemajanan selama 30, 60, 90, dan 120 detik. Waktu pemajanan sinar UV yang menghasilkan rasio kematian 90-95% adalah 90 detik.

Optimal time in ultraviolet illumination as mutagen for bacteria vitamin BU producer Pseudomonas denitrificans Schlegel BioMCC BI2 F942/288 had been researched. Ultraviolet was illuminated at wavelength 254 nm with intensity 590 uW/cm2. Optimal time of illumination will make 90?95% death rate. Illumination was done in several variation time (30,60,90, and 120 second). Optimal time for make 90?95% death rate of bacteria vitamin 812 producer Pseudomonas denitrificans Schlegel BioMCC B!2 F942/288 is 90 second."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2006
SAIN-11-1-2006-32
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Herlin Rachmasari
"

Pembangunan yang terus berkembang pesat menyebabkan luas permukaan sebagai resapan air berkurang sehingga infiltrasi alami ke dalam tanah berkurang. Muka air tanah terus menurun sehingga timbul masalah ketersediaan air dari segi kuantitas dan kualitas. Untuk menangani masalah tersebut, dapat diterapkan alternatif lain berupa pemanfaatan air hujan sebagai sumber air baku. Air hujan harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan karena kualitasnya belum memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010. Air hujan diolah dengan reaktor kombinasi dari media filter polypropylene dan lampu ultraviolet dengan variasi pada debit aliran (waktu kontak), yaitu debit 1400 L/jam (HRT pada unit filtrasi 0,62 s dan waktu kontak pada unit desinfeksi 6,43 s), 2250 L/jam (HRT pada unit filtrasi 0,39 s dan waktu kontak pada unit desinfeksi 4,00 s), dan 3000 L/jam (HRT pada unit filtrasi 0,29 s dan waktu kontak pada unit desinfeksi 3,00 s). Pengujian kontaminan berupa parameter zat organik (KMnO4), kekeruhan, TDS, pH, dan bakteri Escherichia coli. Dari hasil penelitian, variasi waktu kontak 1,2, dan 3 dapat menurunkan konsentrasi seluruh kontaminan hingga memenuhi baku mutu, dimana efisiensi penyisihan E. coli mencapai 100% pada seluruh variasi, TDS 9,30% pada variasi ke 1, kekeruhan 76% pada variasi ke 1, dan zat organik 95,56% pada variasi ke 1.


Development that continues to grow causes the surface area as water infiltration is reduced so that natural infiltration into the soil is reduced. The ground water level continues to decrease, causing water problems in terms of quantity and quality. To overcome this problem, an alternative can be used using rainwater as a source of raw water. Rainwater must be processed first before it can be used to improve the quality of the water, which does not meet the quality requirements according to Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Rainwater is treated with a combined reactor of polypropylene filter media and ultraviolet light with variations in flowrate (retention time), i.e. debit of 1400 L/h (HRT on the filtration unit is 0.62 s and contact time on the disinfection unit is 6.43 s), 2250 L/h (HRT on the filtration unit is 0.39 s and contact time on the disinfection unit is 4.00 s) and 3000 L/h (HRT on the filtration unit is 0.29 s and contact time on the disinfection unit is 3.00 s). Testing of contaminants in the form of parameters of organic matter (KMnO4), turbidity, TDS, pH, and Escherichia coli bacteria. From the results of the study, variations in retention time 1, 2, and 3 can reduce the concentration of contaminants to meet the qualifications, while the removal efficiency of E. coli reaches 100% in all variations, TDS 9.30% in variation 1, turbidity 76% in variation 1, and 95.56% organic matter in the variation 1.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library