Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Sagung Seto, 2017
616.076 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sopiyudin Dahlan
Jakarta: Sagung Seto, 2021
617.02 SOP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Agnes Susanto
Abstrak :
TUJUAN: Mengetahui efek metformin atau DLBS3233 terhadap kadar AMH. LATAR BELAKANG: SOPK merupakan sindrom yang diketahui berkaitan dengan resistensi insulin dalam patofisiologi dan peranan AMH dalam patogenesis. Maka salah satu bagian dari tatalaksana SOPK adalah dengan pemberian insulin sensitizing agent ISA. ISA yang telah banyak digunakan yaitu metformin yang terbukti dalam memperbaiki siklus haid, namun obat ini juga menimbulkan efek samping seperti keluhan gastrointestinal yang cukup berat. Sehingga perkembangan obat herbal seperti fraksi bioaktif DLBS3233 memberikan harapan akan ISA yang efektif, namun memiliki efek samping minimal. Peranan ISA dalam efek perubahan AMH masih kontroversial, dan hanya ditemui penelitian yang meneliti metformin. DESAIN DAN METODE: Penelitian ini menggunakan desain uji klinis acak tersamar ganda yang berlangsung pada bulan Maret 2013 hingga Juni 2015 di klinik Yasmin, RSCM Kencana dan RS Hasan Sadikin, Bandung. Subjek penelitian akan mendapatkan metformin sebanyak 2x750mg atau DLBS3233 1x100mg per hari selama enam bulan. Evaluasi kadar AMH akan dilakukan sebanyak dua kali, sebelum dan sesudah pengobatan. HASIL: Sebanyak 20 subjek mendapati metformin dan 18 subjek mendapati DLBS3233. Rerata kadar AMH sebelum pengobatan didapati 9,30 5,06 ng/mL dan 11,27 6,47 ng/mL. Pasca pengobatan, didapati penurunan kadar AMH yang signifikan sebesar 1,52 0,07 p < 0,001. Penurunan kadar AMH didapati lebih tinggi pada grup metformin bila dibandingkan dengan DLBS3233 ? AMH = 1,83 ng/mL vs 1,15 ng/mL. Namun, metformin menimbulkan efek samping yang lebih signifikan dibandingkan DLBS3233 p=0,01. Sebanyak 7 pasien 18,42 hamil selama penelitian ini. Namun efek samping pengobatan jauh dirasakan oleh subjek yang mendapatkan metformin dibandingkan DLBS3233 p=0,01. KESIMPULAN: Baik metformin atau fraksi bioaktif DLBS3233 dapat menurunkan kadar AMH, dan DLBS3233 merupakan pilihan terapi SOPK dengan efek samping yang minimal. ...... OBJECTIVE: To determine the effect of metformin and DLBS3233 on serum AMH level. BACKGROUND: PCOS is known to be associated with insulin resistance in the pathophysiology and Anti Mullerian Hormone AMH in the pathogenesis. Thus, one of management of PCOS is to give insulin sensitizing agent ISA. Type of ISA which has been widely used is metformin which proven to improve menstrual cycle, but this medication cause major side effect such as gastrointestinal problems. So, the development of herbal medicine such as Bioactive Fraction DLBS3233, offer effective medicine, with minimal side effects. To date, the role of ISA to effects the changes in AMH still controversial, and studies only examine the effect of metformin to the level of AMH. METHOD: Double blind randomized controlled trial was conducted in Yasmic Clinic, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Kencana and Hasan Sadikin hospital, Bandung within March 2013 until June 2015. PCOS patient diagnosed using Rotterdam All participant get daily dose of metformin 2x750mg or DLBS3233 1x100mg for six months. Evaluation of serum AMH level was conducted twice prior therapy and after the completion of the therapy. Protocol analysis was carried out upon differences of AMH using SPSS 20. RESULTS: 20 subjects received metformin, while 18 subject received DLBS3233. Level of AMH prior medication was known to be 9,30 5,06 ng mL and 11,27 6,47 ng mL. After six months of therapy, there is significant decrease of AMH level of 1,52 0,07 p 0,001. The decrease level of AMH was observed higher in metformin group compared to DLBS3233 AMH 1,83 ng mL vs 1,15 ng mL. However, metformin causing more side effects compared to DLBS3233 p 0,01. There are total of 7 subjects 18,42 pregnant during the studies. CONCLUSION: There rsquo s a significant decrease of AMH level after administration of either metformin or DLBS3233.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmina Diptasaadya
Abstrak :
Belakangan ini, telah ditemukan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru yang dinamakan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19). Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, demam, dan kelelahan pada orang yang terinfeksi. Sampai saat ini masih belum ada obat dan vaksin yang efektif untuk pengobatan dan pencegahan penyakit ini. Maka dari itu, WHO menyarankan agar orang – orang tetap berada di rumah dan menjaga jarak sosial (social distancing) untuk memutus rantai penularan penyakit. Dikarenakan diadakannya karantina dan social distancing ini, FDA menyatakan bahwa hal tersebut dapat menghambat protokol sampling pada uji klinis pengembangan obat dan produk medis. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibutuhkan alternatif metode sampling yang dapat diaplikasikan dengan mudah di rumah. Saat ini, Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) telah menjadi perhatian dalam penggunaannya di bidang klinis dan bioanalisis. Review artikel ini membahas mengenai keuntungan dan tantangan yang mungkin ditemukan dalam penggunaan VAMS sebagai alternatif sampling uji klinis pengembangan obat dan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) selama pandemi COVID-19. VAMS dinyatakan sebagai terobosan mikrosampling yang cerdas dikarenakan pengambilan sampel yang mudah, dapat dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, penyimpanan dan pengiriman pada suhu ruang, dan volume yang diambil sedikit serta sifat invasif minimal apabila dibandingkan dengan metode sampling konvensional. Pada aspek bioanalisis, VAMS diklaim dapat menyerap volume yang tepat sehingga dapat meningkatkan akurasi dan presisi metode analisis, serta dapat mengurangi efek hematokrit (HCT) yang terjadi pada sampel Dried Blood Spots (DBS). Penggunaan VAMS diharapkan dapat segera diimplementasikan dalam uji klinis dan PKOD selama pandemi ini berlangsung mengingat kelebihan yang dimilikinya. ......An infectious disease, COVID-19, caused by a new type of coronavirus has been discovered recently. This disease can cause respiratory distress, fever, and fatigue in infected people. It still has no effective drug and vaccine for the treatment and prevention. Therefore, WHO recommends that people should stay at home and maintain social distancing to break the chain of the disease transmission. Due to the quarantine and social distancing, the FDA stated that this could hamper clinical trial protocols for the drug development and medical products. To overcome this problem, an alternative sampling method that can be applied easily at home is needed. Currently, Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) has become an attention in its use in clinical and bioanalytical fields. This review discusses the advantages and challenges that might be found in the use of VAMS as an alternative sampling tool for clinical trials in drug development and therapeutic drug monitoring (TDM) during the COVID-19 pandemic. VAMS is stated as a smart microsampling breakthrough due to the easy sampling, can be done at home, storage and delivery at room temperature, and the volume taken is small and minimally invasive compared with conventional sampling methods. In bioanalysis aspect, VAMS is able to absorb a fixed volume that can increase accuracy and precision of analytical methods, and to reduce the hematocrit effects (HCT) obtained in Dried Blood Spots (DBS) samples. The use of VAMS is expected to be implemented immediately in clinical trials and TDM during this pandemic considering the benefits it has.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Christina
Abstrak :
Latar belakang: Penggunaan USG dalam kanulasi vena jugular interna meningkatkan kemampuan operator dalam menentukan lokasi vena jugular interna dan meningkatkan angka keberhasilan kanulasi vena sentral baik pada pasien dewasa maupun pediatri. Terdapat beberapa teknik kanulasi dengan pendekatan orientasi probe USG dalam membantu kanulasi vena sentral. Penelitian ini bertujuan membandingkan orientasi Oblique dengan Transversal terhadap keberhasilan kanulasi vena jugular interna pada pasien pediatri. Metode: Penelitian ini adalah uji klinik acak tidak tersamar terhadap pasien yang menjalani bedah jantung pada bulan Februari-Mei 2021 di Ruang Operasi Pelayanan Jantung Terpadu di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Setelah mendapatkan persetujuan izin etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM, sebanyak 60 subjek dialokasikan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok Oblique dan Transversal. Proporsi keberhasilan kanulasi sesuai randomisasi, keberhasilan pada usaha pertama, dan jumlah usaha, pada kedua kelompok kemudian dinilai. Hasil: Dari 60 subjek, 30 subjek pada kelompok Oblique dan 30 subjek pada kelompok Transversal, yang berhasil menyelesaikan penelitian. Proporsi keberhasilan kanulasi pada usaha pertama pada kelompok Oblique 86.7% vs Transversal 73.3% (p>0.19). Pada kelompok Oblique didapatkan 1 subjek yang tidak berhasil dilakukan kanulasi sehingga keberhasilan kanulasi sesuai randomisasi sebesar 96.7%. vs Transversal 100% (p=1.00). Jumlah usaha pada kelompok Oblique maupun Transversal tidak berbeda bermakna (p>0.05), didapatkan proporsi pada kelompok Oblique : 86.7% masuk pada jumlah usaha 1 kali, 10% pada usaha 2-3 kali, dan 3.3% pada usaha lebih dari 3 kali. Sedangkan pada kelompok transversal 73.3% masuk pada jumlah usaha 1 kali, 23.3% pada usaha 2-3 kali, dan 3.3% pada usaha lebih dari 3 kali. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara orientasi Oblique dan Transversal dalam keberhasilan kanulasi vena jugular interna pada pasien pediatri. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara orientasi Oblique dan Transversal dalam keberhasilan pada usaha pertama, proporsi keberhasilan kanulasi antara kedua kelompok, maupun jumlah usaha kanulasi. ......Background: Ultrasound-guided internal jugular venous access increases the rate of successful cannulation of internal jugular vein in adult and paediatric patients. This study aimed to compare oblique versus transverse orientation approach in jugular venous cannulation in term of cannulation success in pediatric heart surgery patients. Methods: A prospective randomized clinical trial in paediatric patients (age 3 months to 12 years old) who undergo heart surgery in February-May 2021 in Operating Theatre Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. After obtained the approval from the Ethical Committee for Clinical Investigation FKUI-RSCM, 60 patients randomized into two groups, 30 patients in experimental group (oblique orientation) and 30 patients in control group (transverse orientation). The main outcome measure were the successful cannulation on first needle pass, successful cannulation with the designated approach, and the total number of attempt. Results: In total 60 subjects were analysed, 30 patients in experimental group (oblique orientation) and 30 patients in control group (transverse orientation). Cannulation was successful on first needle pass in Oblique is higher 86.7% vs Transversal 73.3% (p>0.19). One subject form Oblique group was failure so the successful rate in designed approach in Oblique was 96.7%. vs Transversal 100% (p=1.00). There is no different in total number of attempt in both group1.3 vs 1.43 (p>0.05). Conclusion: There is no different in Oblique vs Transverse orientation for internal jugular venous cannulation in paediatric heart surgery patients in term of successful cannulation on first needle pass, successful cannulation with the designated approach, and the total number of attempt in.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library