Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anatasya Novritas Putri
Abstrak :
Aplikasi pengelasan dengan material yang berbeda mendapatkan keuntungan dari segi ekonomis. Pada penelitian ini digunakan material antara baja tahan karat austenitik dan baja karbon rendah SS 400 dengan jenis kawat las yang berbeda yaitu ER 309 dan ER 316 dengan metode GMAW. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari sifat mekanis material. Untuk mengidentifikasi fase penyusun pada sambungan las tak sejenis dilakukan melalui mikroskop optik (OM), dan untuk menguji kekerasan dilakukan menggunakan micro Vickers untuk mendapatkan sifat mekanik lasan yang terdiri dari logam dasar (BM), daerah terpengaruh panas (HAZ), dan logam las (WM). Dari hasil percobaan didapatkan bahwa nilai kekerasan tertinggi ada pada daerah WM dan HAZ sebab memiliki butir yang lebih halus dibandingkan dengan logam induk. Butir yang halus ini akan membuat semakin banyak batas butir sehingga memiliki kekerasan yang lebih tinggi. Struktur mikro yang didapat pada BM dan HAZ SS 316 memiliki fasa austenit sedangkan BM dan HAZ SS 400 memiliki fasa ferit dan perlit. Pada daerah logam las (WM) dengan kawat las ER 309 memiliki kekerasan tertinggi sebesar 258 Hv dibandingkan dengan nilai kekerasan logam las menggunakan kawat las ER 316, 253 Hv, hal ini disebabkan karena adanya kandungan Cr yang lebih tinggi pada ER 309 (23,5%), dibandingkan dengan menggunakan kawat las ER 316 (19,25%). ......Welding applications with different materials have an economic advantage. In this study, materials between austenitic stainless steel and SS 400 low carbon steel were used with different types of welding wire, namely ER 309 and ER 316 with the GTAW method. It aims to see the effect on the mechanical properties of the welded joints. To identify the constituent phases of dissimilar welded joints, an optical microscope (OM) was carried out, and the hardness testing, micro Vickers was used to obtaining the mechanical properties of the weldment, which consists of base metal (BM), heat affected zone (HAZ), and weld metal (WM). The experimental results show that the highest hardness values are in the WM and HAZ regions because they have finer grains than the parent metal. These fine grains will create more grain boundaries so that they have higher hardness. The microstructure obtained in BM and HAZ SS 316 has an austenite phase, while BM and HAZ SS 400 have ferrite and pearlite phases. In the weld metal (WM) area with ER 309, the highest hardness is 258 Hv compared to the hardness value of welding metal using ER 316, 253 Hv. This is due to the higher Cr content in ER 309 (23.5 %) than ER 316 (19.25%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toho Dustin Sutomo
Abstrak :
Komposit ramah lingkungan merupakan komposit dengan salah satu atau semua unsur penyusunnya merupakan bahan alam. Indonesia dengan keragaman hayati menghasilkan berbagai jenis serat alam sebagai penguat, salah satunya serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan serat daun nanas Subang pada ketahanan impak dan kekerasan dari komposit polipropilena/serat daun nanas Subang. Perlakuan alkali dilakukan pada serat daun nanas Subang dan komposit difabrikasi dengan metode hot press. Hasil pengukuran densitas, papan komposit dikelompokkan dalam kategori Papan Serat Kerapatan Tinggi (PSKT) berdasarkan SNI 01-4449-2006. Hasil uji bakar, impak, dan kekerasan menunjukkan komposit dengan fraksi berat serat daun nanas Subang 40 wt.% adalah komposit terbaik dengan nilai masing masing 14 mm/menit, (31,6 ± 4,5) J/cm2, dan (60,5 ± 2,01) HD. Hasil pengamatan menunjukkan adanya hasil bakar dan fiber pull out.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adil
Abstrak :
Logam titanium merupakan salah satu biomaterial yang banyak digunakan untuk aplikasi implan. Sayangnya, material ini memiliki kemampuan osseointegrasi yang tidak baik. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pelapisan permukaan Titanium dengan CaCO3 untuk meningkatkan kekasaran permukaan. Pelapisan logam Ti menggunakan Kalsium Asetat Ca(C₂H₃OO)₂ dengan variasi konsentrasi 0,5 M dan 1 M, kemudian dilakukan pembakaran pada suhu 500 oC. Hasil SEM-EDS menunjukkan terbentuk lapisan yang menyerupai jarum pada permukaan Titanium dengan kandungan Ca yang semakin tinggi seiring konsentrasi Ca(C₂H₃OO)₂  yang meningkat. Analisis XRD mengkonfirmasi bahwa lapisan yang terbentuk adalah CaCO3. Pada pelapisan CaCO3 0,5 M pada Titanium kekasaran permukaan Ra 0,48 dan  konsentrasi 1 M memiliki kekerasan permukaan Ra 1,49. Nilai kekerasan setelah pelapisan dengan CaCO3 konsentrasi 0,5 Ma adalah  272,44 dan 1 M memiliki kekerasan 172,67. Uji sudut kontak untuk konsentrasi 0,5 M  memiliki sudut sebesar 34,24o dan untuk konsentrasi 1 M memiliki sudut 0o. Penelitian ini menunjukkan peningkatan kekasaran permukaan Titanium telah berhasil dilakukan menggunakan metode dekomposisi Ca(C₂H₃OO)₂ menjadi CaCO3. Permukaan implan yang kasar telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan sifat osseointegrasi implan dengan jaringan sekitar tulang. ...... Titanium is one of the most widely used biomaterials for implant applications. Unfortunately, this material has poor osseointegration ability. The purpose of this study was to coat the surface of Titanium with CaCO3 to increase the surface roughness. The coating procedure was done by using Calcium Acetate Ca(C2H3OO2)2 with varying concentrations of 0.5 M and 1 M, then burned at a temperature of 500 oC. The SEM-EDS results showed that a needle-like layer was formed on the surface of Titanium with a higher Ca content as the concentration of Ca(C2H3OO2)2 increased. XRD analysis confirmed that the layer formed was CaCO3. In the CaCO3 coating with a concentration of 0.5 M, Titanium has a surface roughness of Ra 0.48 and a concentration of 1 M has a surface hardness of Ra 1.49. The hardness value after coating with 0.5 Ma concentration of CaCO3 is 272.44 and 1 M has a hardness of 172.67. The contact angle test for a concentration of 0.5 M has an angle of 34.24o and for a concentration of 1 M it has an angle of 0o. This study shows that the increase in surface roughness of Titanium has been successfully carried out using the decomposition method of Ca(C₂H₃OO)₂ to CaCO3. A rough implant surface has been scientifically proven to improve the osseointegration property of the implant with the surrounding bone tissue.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Jazmi Hares Putra
Abstrak :
Logam titanium menjadi salah satu material yang kerap digunakan dalam bidang biomedis karena memiliki sifat biokompabilitas yang baik. Kelemahan yang dimiliki pada penggunaan logam titanium sebagai material biomedis seperti implant gigi adalah tidak adanya sifat antibakteri. Penambahan zat seperti perak (Ag) yang sudah dikenal sejak lama memiliki sifat antibakteri serta tidak menimbulkan resistensi terhadap bakteri. Pada penelitian ini, pelapisan logam Ti menggunakan metode hidrotermal pada suhu 1500 C dalam larutan AgNO3 dengan variasi konsentrasi 0.001 M, 0.01 M, dan 0.1 M. Pengujian untuk mengetahui morfologi permukaan dilakukan dengan SEM, EDS. Untuk mengetahui sifat-sifat sampel setelah diberikan perlakuan hidrotermal dilakukan dengan uji kekasaran permukaan, kekerasan untuk sifat fisik dan sudut kontak, serta uji antibakteri. Hasilnya menunjukkan peningkatan kandungan Ag yang melapisi logam titanium seiring dengan peningkatan konsentrasi AgNO3 pada proses hidrotermal, sifat fisik pada sampel yang tidak berubah secara signifikan dengan nilai kekasaran permukaan (Ra) pada untreated Ti dan sampel 0.001 M, 0.01 M, dan 0.1 M berturut-turut sebesar 0.44, 0.43, 0.44, dan 0.48, dan nilai kekerasan berturut-turut sebesar 267.9, 280.5, 288.3, dan 304 serta adanya penurunan sudut kontak yang menunjukkan peningkatan sifat hidrofilik sampel dengan perubahan nilai sudut kontak sebesar 75.840, 39.850, 35.100, dan 52.780. Namun pada pengujian antibakteri tidak terbentuk zona inhibisi yang mengindikasikan sampel kecil atau tidak memiliki sifat antibakteri. ......Titanium metal is one of the materials that is often used in the biomedical field because it has good biocompatibility properties. The weakness of using titanium metal as a biomedical material such as dental implants is the absence of antibacterial properties. The addition of substances such as silver (Ag) which has been known for a long time has antibacterial properties and does not cause resistance to bacteria. In this study, Ti metal was coated using the hydrothermal method at a temperature of 1500 C in AgNO3 solution with various concentrations of 0,001 M; 0,01 M; and 0,1 M. Tests to determine the surface morphology were carried out by SEM, EDS. To determine the properties of the sample after being given hydrothermal treatment, a surface roughness test, hardness for physical properties and contact angles were carried out, as well as an antibacterial test. The results showed an increase in the content of Ag that coated the titanium metal along with the increase in the concentration of AgNO3 in the hydrothermal process, the physical properties of the samples did not change significantly with the surface roughness (Ra) values in untreated Ti and samples of 0.001 M, 0.01 M, and 0.1 M in a row. respectively 0.44, 0.43, 0.44, and 0.48, and the values are 267.9, 280.5, 288.3, and 304 as well as a decrease in the contact angle which shows an increase in the hydrophilic properties of the sample with changes in the contact angle values of 75.840, 39.850, 35.100, and 52,780. However, in antibacterial testing, an inhibition zone was not formed which had a small sample or did not have antibacterial properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Arsanti
Abstrak :
Latar belakang: Semen ionomer kaca merupakan bahan restoratif untuk merawat karies gigi. Salah satu kekurangan dari bahan ini ialah jika berkontak dengan asam sebelum maturasi, akan terjadi penurunan sifat mekanik yang ditandai oleh berkurangnya kekerasan permukaannya. Kekerasan permukaan bahan kedokteran gigi memiliki hubungan dengan estetika dan resistensi terhadap goresan yang dapat menyebabkan fraktur. Oleh karena itu, coating agent seperti varnish diperlukan oleh restorasi semen ionomer kaca untuk melindunginya dari asam seperti minuman berkarbonasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh aplikasi varnish coating agent terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca sesudah perendaman pada minuman berkarbonasi. Metode: Spesimen semen ionomer kaca yang dibuat berjumlah 24 buah dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan yakni kelompok yang tidak diaplikasikan varnish coating agent dan disimpan tanpa perendaman, kelompok yang diaplikasikan varnish coating agent dan disimpan dalam saliva buatan, kelompok yang diaplikasikan varnish coating agent dan direndam dalam minuman berkabornasi, serta kelompok yang tidak diaplikasikan varnish coating agent dan direndam dalam minuman berkarbonasi. Hasil: Kekerasan permukaan restorasi semen ionomer kaca pada seluruh kelompok perlakuan mengalami peningkatan. Kesimpulan: Kekerasan permukaan semen ionomer kaca yang diaplikasikan varnish coating agent sesudah perendaman pada minuman berkarbonasi lebih tinggi dari yang tidak diaplikasikan varnish coating agent. ......Background: Glass ionomer cement (GIC) is a material for treating dental caries. The disadvantage of GIC is that if it comes into contact with acids before maturation, there will be a decrease in mechanical properties which is indicated by a decrease in surface hardness. Surface hardness has a relationship with aesthetics and resistance to scratches that can cause fractures. Coating agents like varnishes are required for GIC to protect them from acids like carbonated drinks. Objective: Knowing the effect of varnish coating agent application on the surface hardness of glass ionomer cement after immersion in carbonated drinks. Methods: GIC specimens were divided into 4 treatment groups. The first group was not applied with varnish coating agent and stored without immersion, the second group was applied with varnish coating agent and stored in artificial saliva, the third group was applied with varnish coating agent and soaked in carbonated drinks, and the last group was not applied with varnish coating agent and was immersed in carbonated drinks. Results: The surface hardness of GIC in all treatment groups increased. Conclusion: The surface hardness of GIC which was applied with varnish coating agent after immersion in carbonated drinks was higher than that without application.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Fadhilah Dinandaka
Abstrak :
Program Tol Laut membuat produksi kapal di Indonesia semakin meningkat. Galangan yang memproduksi kapal di Indonesia seringkali menggunakan metode flame straightening untuk meluruskan kembali plat yang bengkok akibat sebaran panas yang tidak merata, maupun karena kurangnya perhatian dalam penaganan plat ataupun blok. Galangan di Indonesia secara umum menggunakan plat baja karbon rendah untuk membangun kapal. Perlakuan flame straightening yang dilakukan di galangan seringkali tidak memiliki standar yang jelas. Karenanya harus diketahui pengaruh yang terjadi pada bagian yang diberikan flame straightening dari perspektif struktur mikro dan sifat mekanik. Mereplikasi kegiatan flame straightening yang terjadi di galangan dengan variabel waktu pemanasan dan temperatur maksimum, penelitian ini memberikan hasil berupa gambaran pengaruh flame straightening tersebut. Pengujian hasil pemanasan dilakukan dengan observasi visual, uji tarik, uji kekerasan, dan observasi struktur mikro dengan SEM-EDX. Terbukti bahwa perlakuan panas flame straightening memberikan dampak pada plat spesimen. Observasi visual memberi keluaran bahwa terdapat corak warna yang terjadi setelah dilakukan perlakuan panas, corak tersebut terjadi secara acak. Begitu pula dengan uji kekerasan yang memberikan hasil acak namun terbukti terdapat penambahan nilai kekerasan dibanding material yang belum diberi perlakuan panas. Uji tarik memberi hasil bahwa semakin lama pemanasan, maka kekuatan tarik akan semakin baik, sampai dengan variabel waktu yang ditentukan. Pengujian SEM-EDX memberikan hasil yang sesuai dengan teori struktur mikro dan diagram fasa, yang mengatakan dengan variabel yang telah ditentukan seharusnya tidak ada perubahan struktur mikro yang terjadi.
Tol Laut Program is increasing the shipbuilding activities in Indonesia. Shipbuilding shipyards in Indonesia oftenly use flame straightening in order to realign deformed plates due to uneven heat spreading, as well as the lack of concern when handling plates or ship blocks. Indonesian shipyards commonly use low carbon steel for shipbuilding. Flame straightening that is done in shipyards, oftenly have no clear standards. That is why it is important to know the influence happened in the flame straightened part of the plates form the microstructural and mechanical properties perspectives. Replicating the flame straightening done in shipyards with heating time and maximum temperature as variables, this research gives an output of  the depiction of the influence of flame straightening. The examination of the heating results is done by visual observation, tensile test, hardness tes, and microstructural observation using SEM-EDX. It is proved that flame straightening affects the specimens. Visual observation shows a colored pattern that occurs after the heat treatment, and the pattern occurs randomly. Hardness test also gives a random output but proved the addition of hardness number compared to untreated materials. Tensile test gives the output of the increase of tensile strength correspondently with the length of heating time, with the specified time variable. SEM-EDX gives the corresponding output with the microstructure and phase diagram theory, that with the specified variables, there should not be any change.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Puar Indo
Abstrak :
Benda Rumah Transmisi pada penelitian sebelumnya tidak memenuhi standar FC 300 JIS G 5501. Sehingga penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan nilai yield casting dan memperbaiki kekuatan mekanis dari benda Rumah Transmisi agar dapat memenuhi standar. Proses desain ulang diambil dari desain penelitian sebelumnya. Kemudian dilakukan simulasi pengecoran menggunakan z-cast. Setelah hasil simulasi didapat, proses pengecoran pun bisa dilakukan. Untuk memperbaiki kekuatan mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) yaitu, menurunkan unsur Silikon (Si) serta menaikan unsur Mangan (Mn) dari target komposisi material FC 300 sebelumnya. Hasil penelitian desain ke-4 memiliki hasil terbaik, karena memiliki yield casting tinggi dan cacat shrinkage yang rendah saat simulasi pengecoran. Penambah yang digunakan Ø50 mm. Yield casting yang didapat setelah proses pengecoran yaitu 68.29% meningkat 9.29% dari yield casting sebelumnya. Penambahan unsur Mangan (Mn) 0.6%-1.0% dan menurunkan Silikon menjadi 1.8%-2.0% terlihat efektif meningkatkan kekuatan mekanis menjadi 271 N/mm2 untuk uji tarik dan uji kekerasan 286.5HB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library