Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lailiyana
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini tentang analisis kandungan zat gizi dan uji hedonik cookies kaya gizi pada siswi SMPN 27 Pekanbaru. Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kandungan zat gizi cookies kaya gizi dan tingkat kesukaaan remaja terhadap cookies kaya gizi. Pengumpulan data tentang kandungan zat gizi cookies menggunakan data hasil pemeriksaan laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan laboratorium gizi FKM UI Depok. Data uji hedonik cookies diperoleh dari hasil penilaian panelis (siswi kelas VIII) dalam panel konsumen uji hedonik yang meliputi penilaian warna, rasa, aroma dan tekstur terhadap tiga jenis cookies yaitu cookies plain, cookies kaya gizi tuna dan cookies kaya gizi non tuna. Analisa data untuk kandungan zat gizi cookies menggunakan analisa deskriptif, dan untuk uji hedonik menggunakan uji anova dan bonferroni test. Kandungan energi cookies kaya gizi berkisar antara 497.79-501.61 kkal/100g. Takaran saji cookies kaya gizi sebagai makanan selingan/camilan bagi remaja anemia agar memenuhi 10% kebutuhan energi remaja (235 kkal) adalah 4 - 5 keping per saji. Kandungan zat gizi lain dari cookies kaya gizi yang telah diketahui adalah lemak (24.47-25.41g/100g), protein (7.50-7.70g/100g), karbohidrat (60.53-61.89g/100g), kadar air (4.96- 5.34g/100g), kadar abu (0.80-1.40g/100g), serat kasar (0.88-0.99g /100g), zat besi (4.07-8.67mg/100g), dan kandungan vitamin C (0.25-0.68mg/100g). Hasil penilaian hedonik dalam panel konsumen didapatkan bahwa rasa cookies kaya gizi tuna kurang disukai. Dan hasil penilaian aroma didapatkan bahwa aroma cookies kaya gizi tuna dan cookies kaya gizi non tuna kurang disukai. Namun secara keseluruhan baik dari segi warna, rasa, aroma, dan tekstur cookies secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan (p-value:0.330) kesukaan konsumen terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur dari cookies kaya gizi.
ABSTRACT
This study analyzes the content of nutrients and hedonic test of nutrient-rich cookies to the students of 27 Junior High School, Pekanbaru. The general purpose of this study is to describe the content of nutrients of nutrient-rich cookies and the level of preference of teenagers to the nutrient-rich cookies. The data collection over the nutrient content of cookies uses the data from the result of laboratory examination of Agricultural Technology Faculty Bogor Agricultural Institute and nutrition laboratory of Public Health Faculty University of Indonesia, Depok. The hedonic test data are obtained from the result of panelists? assessment (eight-grade students) in the consumer panel of hedonic test over the assessment of color, flavor, aroma, and texture to three kinds of cookies namely plain cookies, tuna nutrient-rich cookies, and nontuna nutrient-rich cookies. The data analysis for nutrient content of cookies uses descriptive analysis, and for the hedonic test uses anova test and bonferroni test. The energy content of nutritious cookies is around 497.79 ? 501.61 kkal/100 g. The serving portion of nutrient-rich cookies as snack for teenagers suffering from anemia should fulfill 10% of teenagers? needs of energy (235 kkal) is 4 ? 5 chips per serving. The other nutrients contained in the nutritious cookies are fat (24.47-25.41g/100g), protein (7.50-7.70g/100g), carbohydrate (60.53-61.89g/100g), water content (4.96- 5.34g/100g), ash content (0.80-1.40g/100g), crude fiber (0.88-0.99g /100g), iron (4.07- 8.67mg/100g), and vitamin C (0.25-0.68mg/100g). The result of hedonic test in consumer panel states that the flavor of tuna nutrient-rich cookies is less favored. And the result of aroma states that the aroma of tuna nutrient-rich cookies and non-tuna nutrient-rich cookies are less favored. However, the color, flavor, aroma, and texture of cookies statistically show no significant differences (p-value: 0.330) of the consumers? preference to the color, flavor, aroma, and texture of nutrient-rich cookies.
2012
T30779
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riefyan Adhi
Abstrak :
Salah satu cara pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan serat perhari Bekatul merupakan bahan pangan lokal yang mengandung tinggi serat oleh karena itu bekatul digunakan untuk bahan substitusi dari tepung terigu dalam produk brownies kukus Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk menciptakan brownies dengan rasa yang enak dan mengandung tinggi serat Terdapat 4 perlakuan substitusi bekatul yaitu 100 70 30 dan 0 sebagai brownies kontrol Analisis zat gizi dilakukan di PT Saraswati Indo Genetech Bogor dan uji hedonik dilakukan di Perpustakaan Pusat UI dengan 40 orang panelis Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara rasa warna aroma dan keseluruhan brownies Brownies berbahan dasar bekatul mengandung memiliki serat tertinggi dengan 9 29 gr serat dalam satu kali penyajian 24 gr. ...... One way to prevent coronary heart disease can be done by increasing daily dietary fiber intake Rice bran is Indonesian rsquo s local food with high content of dietary fiber therefore rice bran used to substitute wheat flour in steamed brownies This experiment research purpose is to obtain delicious brownies with high fiber content There were 4 modification for rice bran substitution 100 70 30 and 0 as a control brownies Nutrition analysis took place in Saraswati Indo Genetech Laboratory and Hedonic test took place in University of Indonesia rsquo s library with 40 panelists Result for this experiment showed there is no significant difference in taste color flavor and the entirety of steamed brownies Brownies with 100 bekatul had the highest fiber with 9 29 gr dietary fiber per serving 24 gr
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Kosasih
Abstrak :
Penelitian ini merupakan pembuatan produk makanan inovasi, berupa penambahan sayuran sawi hijau dan wortel pada produk siomay, untuk menghasilkan produk jajanan yang rendah lemak, tetapi tinggi serat pangan. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sayuran terhadap kadar serat pangan dan kandungan gizi, serta hasil uji hedonik pada produk siomay. Terdapat 4 jenis siomay yang diteliti, yaitu siomay tanpa penambahan sayuran, sebagai variabel kontrol, dan tiga jenis siomay dengan perlakukan penambahan 20%, 30%, dan 40% sayuran. Perbandingan penambahan sayuran sawi hijau dan wortel adalah 50%:50%. Analisis kadar serat pangan dan kandungan gizi lainnya dilakukan di Laboratorium analisis pangan PT. Saraswati Indo Genetech, Bogor. Sedangkan, uji hedonik ketiga jenis siomay sayuran dilakukan pada 65 murid SMPN 200 Jakarta Utara pada bulan April 2013. Data dianalisis dengan menggunakan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni. Jenis siomay sayuran yang mempunyai kadar serat pangan tertinggi dan tingkat kesukaan tertinggi adalah siomay 40% sayuran. Kandungan dalam 100 gram siomay 40% sayuran adalah 5,24 g serat pangan; 62,94 g air; 1,72 g abu; 5,46 g protein; 1,02 g lemak; 28,86 g karbohidrat; dan 125,5 kkal energi. ...... This study was conducted by creating innovative food products, with the addition of chinese flowering cabbage and carrots on Siomay products, to produce snacks which are low fat, but having high content of dietary fiber. This experimental study was aimed to determine the effect of vegetables addition to dietary fiber content and nutritional values along with hedonic test result on siomay products. There were 4 types of siomay which were observed, the first one was siomay without the addition of vegetable, as control variable, and the other types were siomay with additional treatments containing 20%, 30%, 40% vegetables. The comparison of the addition of chinese flowering cabbage and carrots are 50%: 50%. The analysis of dietary fiber content and other nutritional values was carried in food analysis laboratories PT. Saraswati Indo Genetech, Bogor. Meanwhile, the hedonic test from three types of vegetable siomay conducted on 65 students of SMPN 200 Jakarta Utara in April 2013. These data had been analyzed by Anova test and continued by Bonferroni test. The vegetable siomay that had the higest dietary fiber content and highest preference level was siomay containing 40% vegetables. The content in 100 grams siomay containing 40% vegetables were 5,24 g dietary fiber; 62,94 g water; 1,72 g ash; 5,46 g protein; 1,02 g fat; 28,86 g carbohydrate; and 125,5 kkal energy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriyah
Abstrak :
Metronidazol merupakan salah satu obat yang mempunyai efek anti-inflamasi yang dipergunakan untuk pengobatan penyakit rosacea. Saat ini, di Indonesia belum tersedia metronidazol dalam bentuk krim sehingga pada pelaksanaan pelayanan kefarmasian, tenaga kesehatan mengalami keterbatasan dalam mengobati rosacea secara topikal. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formula krim metronidazol dengan karakterisasi fisik yang baik dan memperoleh data stabilitasnya. Formulasi krim menggunakan Glyceryl Stearate Citrate sebagai emulgator dengan variasi penggunaaan sebesar 2% (F1), 4% (F2), dan 6% (F3). Hasil formula krim dievaluasi berdasarkan pengamatan organoleptis, pengujian pH, pengujian viskositas dan sifat alir, pengujian daya sebar, uji hedonik, dan pegujian kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sementara untuk uji stabilitas, dilakukan uji stabilitas mekanik (sentrifugasi); uji stabilitas penyimpanan pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (25±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C) selama 12 minggu; dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula memiliki organoleptis sediaan yang baik selama penyimpanan. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa penggunaan Glyceryl Stearate Citrate sebesar 4% sebagai emulgator pada formula krim metronidazol mempunyai kestabilan secara fisik dan kimia terbaik dengan organoleptis, nilai viskositas, dan sifat alir yang stabil, serta memiliki pH yang stabil. ......Metronidazole is a drug that has an anti-inflammatory properties and is used to treat rosacea. Currently, metronidazole cream is unavailable in Indonesia, thus in pharmaceutical practice, health workers get limitations in treating rosacea. This study aims to develop formula for metronidazole cream with good physical characteristics and obtain stability data. The cream formulation used Glyceryl Stearate Citrate as an emulsifier with variations in usage of 2% (F1), 4% (F2) and 6% (F3). The results of the cream formula were evaluated based on organoleptic observations, pH value, viscosity and flow property, spreadability, hedonic test, and drug level determination by spectrophotometer UV-Vis. Meanwhile, the stability test was done by mechanical stability test (centrifugation); storage stability test at low temperature (4±2°C), room temperature (25±2°C), and high temperature (40±2°C) for 12 weeks; and cycling test. that were stable The results showed that all formulas had good organoleptic properties during storage. This study concluded that using 4% Glyceryl Stearate Citrate as an emulsifier for metronidazole cream formula demonstrated the best physical and chemical stability and a stable organoleptic appearance, viscosity, flow properties, and pH.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Mustika
Abstrak :
Periode pemberian makanan pendamping ASI merupakan waktu meningkatnya jumlah prevalensi gizi kurang yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang buruk pada anak. Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia sekitar 35-40% dan underweight 15-20% untuk anak usia bawah 5 tahun. Pada negara berkembang, praktik pemberian MP ASI masih bermasalah dalam ketidakcukupan jumlah zat gizi makro dan mikro, frekuensi makan yang sedikit, dan rendahnya kemampuan serta variasi bahan lokal yang digunakan untuk MP ASI. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alternatif MP ASI dan mengetahui kualitas organoleptik cookies panambahan tepung tulang ceker ayam dan tepung ampas tahu. Penelitian dengan desain eksperimental yang dilakukan dengan membuat enam formulasi yaitu satu kontrol dan lima cookies formulasi. Pembuatan tepung dengan ukuran partikel 100 mesh dan dilakukan analisis kandungan gizi tepung dan cookies. Uji hedonik dilakukan pada 50 panelis yaitu ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan di Depok untuk melihat pengaruh rasa, aroma, warna, tekstur, after taste, dan keseluruhan cookies. Penelitian membuktikan adanya perbedaan signifikan terkait penilaian warna, aroma, rasa, after taste, dan keseluruhan cookies (p < 0,05) namun tidak pada variabel tekstur (p > 0,05). Cookies formulasi yang paling disukai adalah cookies 849 dengan komposisi 12 gram tepung tulang ceker ayam dan 28 gram tepung ampas tahu. Penambahan tepung tersebut memberikan peningkatan kandungan protein, kalsium, air, abu, dan zat besi. ...... Infants complementary feeding period can determine undernutrition prevalence for children in the future which later can lead to poor growth and development. Based on data RISKESDAS 2013, Indonesia has 35 ? 40% occurrence in stunting and 15?20% in underweight among children aged under 5 years old. In developing countries, most of complementary feeding practice still lacks in micronutrients and macronutrients adequacy, eating frequencies, and the use of local food variations. This study aims to made an alternative complementary food and determine the organoleptic quality of the cookies by adding of chicken feet bone flour and tofu waste flour. Research with experimental design were done by making six formulations: one control and five formulations cookies. Manufacture of flour with a particle size of 100 mesh and analysis of the nutrient content of the flour and cookies is done. The hedonic test conducted on 50 panelists are mothers with babies aged 6-12 months in Depok to see the effect of flavor, aroma, color, texture, after-taste, and overall cookies. Research shows significant differences related to the assessment of color, aroma, taste, after-taste, and overall cookies (p<0.05) but not in the variable texture (p>0.05). Most-favored formulation is found in code 849 cookies which contains 12 grams of chicken feet bone flour and 28 grams of tofu waste flour. The addition of chicken feet bone flour and tofu waste flour can improve the content of protein, calcium, water, ash, and iron.;;;
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library