Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widowati
Abstrak :
Tanaman Calophyllum inophyllum Linn. atau lebih dikenal dengan nama daerah nyamplumg, termasuk suku Guttiferae (Clusiaceae). Tanaman ini berupa pohon besar yang tumbuh liar di tepi sungai, di daerah-daerah pantai dan ditempat-tempat lain yang berhawa panas. Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung secara tradisional digunakan di berbagai daerah untuk mengobati bermacam-macam penyakit seperti penyakit mata, wasir, rematik dan penyakit kulit. Selain itu juga berkhasiat sebagai pereda kejang, pembersih darah dan peluruh air seni. Uniuk mendapatkan senyawa kimia dari kulit batang tanaman nyamplung, serbuk kulit batang diekstraksi dengan petroleum eter dan selanjutnya difraksinasi dengan kromatograi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan sebagai fasa gerak digunakan pelarut landaian petroleum eter-etil asetat. Telah berhasil diisolasi tiga senyawa, yang setelah ditentukan strukturnya secara spektroskopi, diketahui bahwa dua senyawa termasuk triterpenoid pentasiklik yaitu friedelin dan taraksasterol, satu senyawa termasuk senyawa sterol yaitu B-sitosterol. Pada uji pendahuluan aktivitas antibakteri menggunakan metoda difusi dengan kertas cakram, tampak bahwa ekstrak petroleum eter pada konsentrasi 500 ug/ml memberikan hasil positif, sedangkan senyawa-senyawa hasil isolasi (senyawa A, B dan C) memberikan hasil negatif. ......This work was carried out to investigate some chemical constituents from the petroleum ether fraction of Calophyllum inophyllum's stem barks and their antibacterial activity. The compounds were separated and isolated by column chromatography. Petroleum ether-ethyl acetate were used as mobile phase and silica gel as stationary phase. The isolated compounds were purified by crystalization. The structure of the pure compounds were established by using infra red spectrophotometer, proton and carbon-13 nuclear magnetic resonances and also mas spec-trometer. The study showed that petroleum ether function contained three compounds- The two compounds were pentacyclic triterpenoids i.e., friedelin and taraxasterol and the other was B-sitosterol, a common constituen of higher plant. The antibacterial activity test showed that petroleum ether extract had effect on three bacteries, Salmonella typhi, Bacillus subtilis and Bacillus phumyllus, but the three isolated compounds had no effect.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji aktivitas anti agregasi trombosit dari andrografolid yang diisolasi dari daun sambiloto (Andrographis paniculata) serta produk transformasinya (oksidasi dan esterifikasi). Isolasi komponen utama dengan gabungan cara maserasi, perkolasi, dan sokietasi dengan pelarut metanol dan dilanjutkan dengan teknik kromatografi dan kristalisasi diperoleh suatu kristal putih dengan titik leleh 129,6- 131°C. Analisis dengan FT-IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan GC-MS menunjukkan bahwa kristal tersebut adalah senyawa Andrografolid. Rendemen isolasi andrografolid bergantung cara mengisolasinya, hasil yang diperoleh adalah sebanyak 0,56% (cara maserasi-perkolasi) dan 0,78% (sokletasi).

Transformasi dilakukan dengan cara mengoksidasi dengan pereaksi Jones - serta esterifikasi langsung andrografolid nya. Esterifikasi tidak dilakukan terhadap produk oksidasinya karena hasil transformasi pertama tersebut tidak cukup untuk ditransformasi kembali serta untuk uji yang harus dilakukan. oksidasi andrografolid dengan cara Jones menyebabkan gugus OH nya berubah menjadi keton untuk alkohol sekunder dan menjadi asam karboksilat untuk alkohol primer. namun tidak memecahkan cincin laktonnya.

Studi kestabilan andrografolid sebagai komponen aktif bahan obat dilakukan terhadap perubahan temperatur maupun kondisi pH. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga konstanta hidrolisis (k) meningkat dengan kenaikan temperatur dan pH > 9,0.

Uji toksdisitas menggunakan mencit dan Brine Shrimp (Artemia saliva) menunjukkan bahwa andrografolid termasuk senyawa yang tidak toksik. Berdasarkan uji larva tersebut diperoleh angka. LD50 sebesar 128,82 ppm (andrografolid), LD50 sebesar 165,96 ppm (hasil oksidasi). Sedangkan untuk senyawa hasil esterifikasi LD50 yang diperoleh sebesar 19,50 ppm. Batas toksis uji toksisitas menggunakan larva Artiva saliva adalah sebesar 30 ppm dengan demikian hanya senyawa hasil benzoilisasi yang dianggap toksis.

Uji aktivitas anti agregasi trombosit terhadap andrografolid dan senyawa hasil transformasinya menunjukkan adanya aktivitas yang meningkat dengan bertambahnya kadar yang ditambahkan, Uji secara in vivo menggunakan kelinci percobaan memberikan IC50 = 55,36 mg/kg bb. Sedangkan uji in vitro menggunakan serum darah manusia (PRP : Platelet Rich Plasma) memberikan IC50 = 626,7 .tM (andrografolid); 4968,7 p.M (hasil oksidasi) dan 5180.9 µM (hasil esterifikasi). Namun demikian hasil uji menunjukkan bahwa variasi hasil cukup tinggi baik antar pengulangan maupun antar sukarelawan (asal sampel darah) pada studi in-vitro. Demikian juga pengamatan studi in-vivo dengan kelinci, terutama karena kebutuhan darah uji yang cukup banyak. Dengan uji ini ditunjukkan bahwa penambahan ADP yang optimal adalah 10 p.M.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan masih banyak potensi lain dari tanaman obat yang banyak terdapat di Indonesia tidak hanya digunakan sebagai jamu tradisional saja. Dengan cara mengisolasi komponen aktif dan jika perlu mentransformasinya maka akan dapat diperoleh manfaat yang lebih baik sebagai sedian bahan obat alternatif atau bahkan obat modern.
ABSTRACT
Andrographolide is the mean compound of Andrographis paniculata Nees. It has a similar backbone structure to the pinusolide and pinusolidic acid isolated from Biota orientalis that reported has an antiplatelet aggregation activity. Adrographolide was isolated from the methanol fraction (0.78 % yield) and then identified spectrometrically by IR, NMR (H, '3C) and MS.

Antiaggregation thrombotic activity study was observed either in-vitro or in-vivo assays according to the Born method. !n-vivo observation by using male rabbit, gave the optimum addition of ADP (as an aggregator) at 10 µL with the inhibitor concentration (lC50 ) = 55.36 mg/kg body weight. While the in-vitro observation was carried out in human PRP (platelet rich plasma) induced by ADP, that was added by various andrographolide concentration, ranging from 60 to 700 µM in veronal buffer : dimetylsulphoxide (9:1, v:v).

The result showed that the increasing of andrographolide concentration induced significantly the increasing of the anti aggregating activity, by the IC50.626_7 µM; IC50 = 4968.7 p.M (oxidized product) and IC50 5180.9 µM. It is mean that andrographolide has a best capacity as an alternative antiaggregation thrombotic active compound. The toxicity of andrographolide was 4968,7 pM (oxidized product) dan 5180.9 pM (benzoilation product), observed according to the Meyer test.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
Abstrak :
Garcinia rigida dan Garcinia benthami termasuk famjlia Guttiferae yang terdapat di Indonesia. Beberapa spesies dari genus Garcinia mengandung senyawa bioaktif yang potensial dan digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menentukan Struktur senyawa kimia dari daun tanaman Garcinia rigida dan kulit batang Garcinia benthami serta uji aktivitas biologi, yang meliputi uji awal toksisitas terhadap udang Artemisia Salina Leach dan uji aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus dan Samonella typhosa dan senyawa-senyawa yang diperoleh. Isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan tehnik kromatografi kolom dan penentuan struktur molekulnya dengan menggunakan data spektroskopi: massa (MS), inframerah UV, resonansi magnetik inti proton ('H-NMR), resonansi magnetik inti karbon (13C-NMR) dan data spektroskopi NMR-2D, meliputi COSY, HMQC, ROESY dan HMBC. Pada penelitian ini ditemukan lima senyawa baru turunan xanton dan enam senyawa triterpenoid yang telah diketahui dari daun tanaman garcinia rigida. Lima senyawa xanton baru tersebut adalah 1,5,6-trimetoksi-6',6'-dimetilpirano-(2',3':3,4)-xanton (GRI,-I = sahlaxanton) , 6-hidroksi-1,2,5,8-tetrametoksi-6',6' dimetilpirano-(2',3';3,4)-xanton (GRI,-2 = salmaxanton), l-metoksi-5,6-metilendioksi-6',6'-dimetilpirano-(2',3?:3,4)-xanton (HR-5 = musa-xanton), 1-hidroksi-5,6,8-utrimetoksi 6',6'-dimerilpirano-(2',3':3,4)-xanton (HR-7 = asmaxanton) dan isomer dari salmaxanton yaitu l-hidroksi-2,5,6,8-tetrametoksi~6?,6?-dimetilpirano-(2',3':3,4)-xanton (HR-8). Enam senyawa triterpenoid adalah lanosta-8,25-dien-313-ol (HR-1), Eiedelin (HR-2), lupeol (HR-3), stigmasterol (HR-4c), 3B-hidroksi-20(29)-en-lupan-30-al (HR-4d) dan 3B-hidroksi-20(29)-en-Iupan-30-ol (HR-6a). Dari kulit batang tanaman Garcinia benthami didapatkan tiga senyawa baru turunan benzofenon dan satu senyawa flavonoid serta empat senyawa tritelpenoid. Tiga senyawa bam tersebut adalah 2'-metoksi-4',6',3,5-tetrahidroksibenzofenon (GbA-5 = ismailbenzofenon), 2',6'-dimetoksi-4',3,5-nillidroksibenzofenon (GbA~6 = hilmibeuzofenon) dan 3?,5',6-trihidroksi-2,4-dimetoksi-6'(3-metilbut-2-enil) benzofenon (GbA-4' = salimbenzo-fenon). Satu Senyawa flavonoid, yaitu epikatekin (GbA-7) dan empat senyawa triterpenoid yaitu friedelin(GBH-3), asam-3B-hidroksi-Ianosta-9(11), 24-dien-26-oat (GbH-4), stigmasterol (GbA-2) dan asam-olean-5,12-dien-3B-ol-28-oat(GbA-4). Pada uji pendahuluan terhadap larva udang Artemia salina leach memperlihatkan bahwa senyawa-senyawa GRL-1, GRL-2, HR-5, HR-7 dan HR-8 memperlihatkan adanya hambatan pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100, 50 dan 25 ppm, sedangkan senyawa GbA-5, GbA-6 dan GbA-4' menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100 dan 50 ppm, tetapi tidak terhadap kuman salmonella typhosa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
D1248
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Hanan
Abstrak :
Asam oleat telah diketahui sebagai asam lemak yang memiliki aktivitas biologis. Pada penelitian ini disintesis turunan dari asam oleat, yaitu amida oleat terhidrasi-amilamina, serta diuji aktivitas antibakteri dan toksisitasnya. Sintesis amida oleat terhidrasi-amilamina terdiri atas tiga tahap reaksi, yaitu (1) esterifikasi asam oleat, (2) hidrasi metil oleat dengan katalis H2SO4 1%, dan (3) amidasi metil hidroksistearat dengan amilamina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk amida oleat terhidrasi-amilamina berhasil disintesis, yang dibuktikan dengan munculnya beberapa puncak serapan, yakni N-H amida pada rentang 3610 – 3156 cm-1, C=O amida pada 1647 cm-1, dan N-H amida pada 1432 cm-1. Senyawa amida oleat terhidrasi-amilamina diuji aktivitas antibakteri pada konsentrasi 500 ppm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil uji memperlihatkan aktivitas yang sangat lemah dengan diameter zona hambat sebesar 6,5 mm. Uji toksisitas juga dilakukan terhadap Daphnia magna, dengan hasil bahwa produk amida oleat terhidrasi-amilamina tergolong senyawa toksik lemah dengan nilai LC50 sebesar 21,02 ppm. ......Oleic acid has been known as a fatty acid that has biological activity. In this study, a derivative of oleic acid was synthesized, hydrated oleic amide-amylamine, and tested for its antibacterial activity and toxicity. The synthesis of hydrated oleic amide-amylamine consisted of three reaction steps, particularly (1) esterification of oleic acid, (2) hydration of methyl oleate with 1% H2SO4 catalyst, and (3) amidation of methyl hydroxystearate with amylamine. The results showed that the hydrated oleic amide-amylamine was successfully synthesized, as proved by the appearance of several absorption peaks, especially N-H amide in the range 3610 – 3156 cm-1, C=O amide at 1647 cm-1, and N-H amide at 1432 cm-1. Hydrated oleic amide compound-amylamine then was tested for antibacterial activity at a concentration of 500 ppm against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The test results showed very weak activity with an inhibition zone diameter of 6.5 mm. Toxicity test was also carried out against Daphnia magna, with the result that the hydrated oleic amide-amylamine was classified as a weak toxic compound with an LC50 value of 21.02 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Esmeralda Kimberi
Abstrak :
Tampoi (Baccaurea macrocarpa) merupakan buah lokal yang berasal dari hutan tropis Kalimantan Timur yang masih jarang dimanfaatkan. Penelitian terdahulu mengungkap bahwa ekstrak kulit buah tampoi positif mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid yang berkhasiat sebagai agen antibakteri. Senyawa flavonoid yang terdapat pada kulit buah tampoi diekstraksi menggunakan metode perkolasi. Proses ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan tingkat kekeringan bahan, jenis pelarut, dan rasio massa dengan pelarut selama 3 jam. Ketiga variasi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rendemen ekstraksi. Hasil dari proses ekstraksi kemudian dilakukan uji fitokimia menggunakan pereaksi Wilstater dan positif mengandung senyawa flavonoid. Analisis nilai TFC (Total Flavonoid Compound) diuji menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 434 nm. Hasil ekstraksi dari kulit buah tampoi teridentifikasi aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dari penelitian ini didapatkan yield tertinggi sebesar 26,14% pada optimasi pengeringan sampel selama 4 hari menggunakan pelarut metanol dan rasio perbandingan massa dengan pelarut 1:20 (g/ml) dan kandungan flavonoid tertinggi sebesar 4,83 mg QE/g ekstrak pada optimasi waktu pengeringan 4 hari dengan pelarut metanol dan rasio perbandingan massa dengan pelarut 1:15 (g/ml). ......Tampoi (Baccaurea macrocarpa) is a local fruit originating from the tropical forests of East Kalimantan which is still rarely used. Previous research revealed that the tampoi fruit peel extract contained secondary metabolites flavonoid that were efficacious as antibacterial agents. The flavonoid compounds contained in the This tampoi fruit peel were extracted using the percolation method. The extraction process is carried out by varying the dryness of the material, the type of solvent, and the mass to solvent ratio for 3 hours. The three variatios have a significant effect on the extraction yield. The results of the extraction process were then carried out with phytochemical tests using Wilstater reagent and were positive for the presence of flavonoid compounds. Analysis of the value of TFC (Total Flavonoid Compound) was tested using UV-Vis Spectrophotometer at a wavelength of 434 nm. The results of the extraction of the tampoi fruit peel were identified for its antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The highest yield of 26.14% was obtained in the optimization of drying samples for 4 days using methanol as a solvent and a ratio of mass to solvent ratio of 1:20 (g/ml) and the highest flavonoid content of 4.83 mg QE/g extract at an optimization of drying time of 4 days with methanol solvent and the ratio of mass to solvent ratio of 1:15 (g/ml).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesilia Anita R.
Abstrak :
Bakteri asam laktat (BAL) memproduksi banyak substansi yang berguna bagi manusia. Salah satu substansi tersebut adalah bakteriosin, protein yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri lain terutama yang memiliki kekerabatan erat secara filogenik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bakteri-bakteri asam laktat asal sumber lokal yang menghasilkan bakteriosin, dan untuk mengetahui bakteri-bakteri patogen yang dapat dihambat oleh bakteriosin tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji aktivitas antimikroba dengan metode difusi sumur agar menggunakan silinder logam. Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Leuconostoc mesenteroides adalah bakteri-bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini yang mewakili bakteri Gram positif, sementara Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa mewakili bakteri Gram negatif. Empat dari 28 isolat BAL dalam penelitian ini menunjukkan hambatan terhadap semua bakteri Gram positif, yaitu MBF 2-5, 7-5, 10-2, and PDG 15. Tidak ada satupun BAL yang menunjukkan hambatan terhadap bakteri Gram negatif. Inkubasi untuk aktivitas optimum adalah 24 jam pada suhu 32°C, yang menunjukkan zona hambat terbesar. Proteinase K digunakan dalam penelitian ini untuk mengkonfirmasi apakah aktivitas penghambatan merupakan hasil dari bakteriosin saja, atau bakteriosin dan substansi lain. Hasilnya menunjukkan bahwa hambatan dari BAL tidak hanya berasal dari bakteriosin.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nursita Rihhadatul Aisy
Abstrak :
ABSTRACT
Senyawa turunan dihidropiridin telah berhasil disintesis melalui reaksi Hantzsch multi komponen satu pot dengan mereaksikan aldehida aromatik, etil asetoatetat, dan ammonium asetat dengan menggunakan katalis guanidin. Pada penelitian ini dilakukan sintesis dua senyawa turunan dihidropiridin dengan memvariasikan aldehida aromatik yang digunakan yaitu sinamaldehid, dan benzaldehid. Berdasarkan hasil optimasi reaksi diperoleh kondisi optimum pada suhu ruang selama 180 menit waktu reaksi dengan 10 mol jumlah katalis. Persen yield yang didapat pada kondisi optimum tersebut pada produk senyawa 1 sebesar 78,6, terhadap produk senyawa 2 sebesar 56,2. Karakterisasi produk hasil sintesis telah dikonfirmasi dengan KLT, FTIR, Spektrofotometer UV-Vis, dan GC-MS. Pada senyawa turunan dihidropiridin hasil sintesis dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 untuk produk senyawa 1 sebesar 7980 ppm, untuk produk senyawa 2 sebesar 6344 ppm.
ABSTRACT
Abstract The dihydropyridine derivative compounds have been successfully synthesized through the multi component Hantzsch reaction of one pot by reacting the aromatic aldehyde, ethyl acetoatetate, and ammonium acetate using a guanidine catalyst. In this research, synthesis of two dihydropyridine derivative compounds by varying the aromatic aldehyde used is cinnamaldehyde, and benzaldehyde. Based on the optimization result, the optimum condition was obtained at room temperature for 180 min of reaction time with 10 mole of catalyst. The yield percentage obtained at the optimum condition was in product of compound 1 was 78.6, and product of compound 2 was 56.2 . Characterization of synthesis products have been confirmed with TLC, FTIR, UV Vis Spectrophotometer, and GC MS. In dihydropyridine derivative the result of synthesis was tested by antioxidant activity with IC50 value for product of compound 1 equal to 7980 ppm, for product of compound 2 equal to 6344 ppm.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Hanandi
Abstrak :
Di Indonesia, penyakit infeksius, seperti diare memiliki prevalensi yang cukup tinggi, yaitu berada pada rentang 8–12,3% yang jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kematian. Sabun cuci tangan cair antibakteri dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit infeksius. Bahan aktif yang umum digunakan dalam sabun antibakteri adalah triklosan, tetapi triklosan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dari sabun biasa serta dapat menyebabkan resistensi. Nanopartikel perak (AgNP) memiliki kemampuan antibakteri yang lebih baik karena dapat menghancurkan bakteri dengan merusak dinding sel. AgNP mudah beragregasi sehingga dibutuhkan penstabil, yaitu polivinil alkohol (PVA). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cuci tangan cair antibakteri dan membandingkan efektivitasnya dengan sabun yang telah beredar. AgNP dibuat dengan menggunakan metode reduksi kimia antara perak nitrat dengan natrium borohidrida. Karakterisasi AgNP dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, PS, TEM, dan AAS. Formulasi sabun dievaluasi, meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, kadar Ag, ketinggian busa, dan bobot jenis yang kemudian dilihat stabilitasnya selama 28 hari. Diperoleh nanopartikel perak berukuran 65,4 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,543, serapan UV pada panjang gelombang 404,2 nm, kadar Ag 39,405 mg/Kg, dan zeta potensial sebesar -22,25 mV. Formulasi sabun yang dibuat memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI) dan stabil selama 28 hari. Nilai koefisien fenol yang baik didapatkan pada F2, yaitu sebesar 0,1 pada S. typhi; 0,4 pada E. coli, dan 0,01 pada S. aureus dimana sabun ini memiliki efektivitas yang lebih tinggi pada E. coli dibandingkan dengan sabun yang telah beredar. Maka itu, F2 dapat dipertimbangkan sebagai alternatif sediaan sabun cuci tangan antibakteri. ......In Indonesia, infectious diseases, such as diarrhea have a fairly high prevalence, in the range of 8–12.3% which if not handled properly can cause death. Antibacterial liquid hand soap can be used to prevent the spread of infectious diseases. The active ingredient commonly used in antibacterial soap is triclosan, but triclosan has the same abilities as ordinary soap and can cause resistance. Silver nanoparticles (AgNP) have better antibacterial ability because they can destroy bacteria by damaging its cell walls. AgNP is easy to aggregate, so a stabilizer is needed, namely polyvinyl alcohol (PVA). This study aims to made antibacterial liquid hand wash and compared its effectiveness with other hand wash that can be found in stores. AgNP was prepared using the chemical reduction between silver nitrate and sodium borohydride. AgNP characterization was carried out using UV-Vis spectrophotometer, PSA, TEM, and AAS. The soap formulations were evaluated, including organoleptic, pH, viscosity, Ag content, foam height, and density tests which were then examined for stability for 28 days. Silver nanoparticles size were 65.4 nm with a polydispersity index value of 0.543, UV absorption at a wavelength of 404.2 nm, Ag content 39.405 mg/Kg, and zeta potential of -22.25 mV. The soap formulation met the Standar Nasional Indonesia (SNI) criteria and was stable for 28 days. A good phenol coefficient value was obtained at F2, which was 0.1 on S. typhi; 0.4 on E. coli, and 0.01 on S. aureus. This sample has a higher effectiveness on E. coli compared to hand wash from stores. Therefore, F2 can be considered as an alternative for antibacterial hand wash.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>