Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doni Wibowo
Abstrak :
Investasi human capital melalui sektor pendidikan menjadi pilihan negara berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Kemampuan kognitif merupakan output penting dalam proses pendidikan. Berbagai studi empiris telah banyak dilakukan dalam mengkaji pengaruh kemampuan kognitif terhadap penghasilan. Tujuan dari studi ini adalah mengkaji tentang pengaruh kemampuan kognitif terhadap besarnya penghasilan yang didapatkan oleh seorang individu di Indonesia. Metode two step Heckman digunakan sebagai dasar analisis studi ini. Studi ini memberikan kesimpulan bahwa dampak kemampuan kognitif terhadap penghasilan bersifat ambigu. Penghasilan individu dalam penelitian ini lebih dipengaruhi tempat tinggal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan sektor pekerjaan.
Human capital investment through education sector becoming the choice of many developing countries to promote economic sector. Cognitive ability is an important ouput of eductional process. Various emperical studies have been caried out to examine the effect of cognitive ability on earning. The purpose of this study is to examine the effect of cognitive ability on the amount of individual income in Indonesia. Heckman two steps method is used as the basis of analysis of this study. This study concludes that the impact of cognitive ability on earning is ambiguous. Earning in this study are influenced by place of residence, educational level, occupation and sector of employment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiah Gadih Ranti
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengembalian investasi pendidikan menengah antara sekolah menengah umum (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan melakukan estimasi fungsi penghasilan Mincer menggunakan metode two step Heckman. Proses pengolahan data diawali dengan menganalisis probabilitas pilihan bersekolah anak dengan model Multinomial Logit. Dari data Susenas 2013, ditemukan bahwa probabilitas pilihan bersekolah di tingkat menengah meningkat jika individu mempunyai orang tua dengan pendidikan tinggi dan memiliki pengeluaran rumah tangga yang tinggi. Analisis return pendidikan antara lulusan SMA dan SMK menemukan bahwa tingkat pengembalian investasi sekolah menengah kejuruan (SMK) lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian investasi sekolah menengah umum (SMA).
ABSTRACT
This research aims to analyze rates of returns to secondary education between General Secondary Education and Vocational Secondary Education by estimating Mincerian Earnings Function using two step Heckman method. The data processing starts by analyzing the probability of student school choice with Multinomial Logit Models. From the data of Susenas in 2013, found that the probability of school choice at the secondary level increases if the individual has a parent with high education and high household expenditure. Analysis of educational return between General Secondary Education and Vocational Secondary Education graduates finds rates of returns to Vocational Secondary Education is higher than General Secondary Education, This research aims to analyze rates of returns to secondary education between General Secondary Education and Vocational Secondary Education by estimating Mincerian Earnings Function using two step Heckman method. The data processing starts by analyzing the probability of student school choice with Multinomial Logit Models. From the data of Susenas in 2013, found that the probability of school choice at the secondary level increases if the individual has a parent with high education and high household expenditure. Analysis of educational return between General Secondary Education and Vocational Secondary Education graduates finds rates of returns to Vocational Secondary Education is higher than General Secondary Education]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Devi Mariana
Abstrak :
Penyandang disabilitas (PD) mengalami lebih banyak tantangan dibandingkan nondisabilitas (ND). Tantangan yang dihadapi PD dalam ketenagakerjaan tidak hanya berasal dari hambatan yang dimilikinya, tetapi juga dari stereotip sosial yang mengarah pada diskriminasi. Diperlakukan diskriminatif dan ditolak bekerja berkali-kali mengakibatkan PD memiliki peluang lebih besar untuk berhenti mencari pekerjaan karena putus asa dibandingkan ND. Penelitian ini bertujuan melihat seberapa besar peluang terjadinya penganggur putus asa berdasarkan status dan banyaknya disabilitas individu serta jenis disabilitas apa yang memiliki peluang putus asa paling besar di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder Sakernas Agustus 2021 dengan pendekatan Two Step Heckman. Hasil menunjukkan pencari kerja dengan disabilitas kemungkinan menjadi putus asa 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan kemungkinan nondisabilitas menjadi putus asa. Pada kelompok PD, PD multidisabilitas 2,5 kali lebih mungkin menjadi putus asa dibandingkan PD tunggal. Sementara itu, berdasarkan jenis kesulitannya PD mental diketahui paling besar peluangnya menjadi penganggur putus asa dibandingkan PD lainnya. Rekomendasi penelitian terkait penghapusan stereotip disabilitas di lingkungan kerja maupun sosial, pengembangan pelatihan yang inklusif bagi PD, pengembangan keterampilan sesuai kemampuan personal dan kebutuhan pasar kerja, serta penyediaan layanan konsultasi dan konseling terkait ketersediaan dan kesiapan bekerja bagi PD. ......People with disabilities (PWD) face more barriers than those without disabilities (PWOD) when employed and even as they seek employment. The barriers not only come from their impairment or difference, but also by barriers in society which leads to discrimination. Being treated unfairly and rejected all the time makes PWD are more likely to become hopeless of job than PWOD. This study aims to examine how disability factors affect the probability of being discouraged for the job seeker based on status and number of disabilities and which type of disabilities has the greatest probability of being discouraged in Indonesia. Using Sakernas data on August 2021 and the two step Heckman method, we found that disability has significant impact on the decision of hopeless of job. Job seekers with disabilities are 2,6 times more likely to become discouraged than PWOD job seekers. By the number of disabilities, people with multiple disabilities are 2,5 times more likely to become discouraged than persons with a single disability. Meanwhile, based on the type of disability, people with mental disabilities are known to be the most likely to become discouraged among PWOD. Recommendations in this research related to the elimination of disability stereotypes in the work and social environment, the development of inclusive training for PWD, the development of skills according to personal abilities and the needs of the job market, and the provision of consulting and counselling services related to the availability and readiness of work for PWD.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sari Dewi
Abstrak :
Lama mencari kerja merupakan pendekatan yang digunakan dalam analisis pengangguran secara mikro. Job search theory menyebutkan bahwa upah (wage offer dan wage reservation) merupakan determinan utama pada job search model. Upah tersebut akan menentukan keputusan individu untuk bekerja dan selanjutnya berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Sementara itu, analisis pengaruh umur berdasarkan life course menjelaskan perbedaan perilaku labor outcome termasuk perilaku mencari kerja. Pemerintah memiliki urgensi untuk memanfaatkan momen bonus demografi, salah satunya dengan mengoptimalkan partisipasi kerja penduduk usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari upah reservasi dan pengaruh umur terhadap lama mencari kerja menggunakan metode OLS robust standard error. Estimasi upah reservasi dilakukan menggunakan regresi Two-Step Heckman terhadap angkatan kerja 15-64 tahun. Hasil menunjukkan bahwa upah reservasi dan pengaruh umur berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Setiap peningkatan 1 persen upah reservasi maka akan memperpanjang lama mencari kerja 0,97 bulan. Selain itu. terdapat indikasi bahwa penganggur memiliki upah reservasi yang lebih tinggi dan lama mencari kerja yang lebih panjang. Sementara itu, rata-rata lama mencari kerja paling panjang terjadi pada masa early adulthood (23-33 tahun) dimana individu masih terus mencari pekerjaan yang sesuai. Penelitian juga menemukan indikasi adanya diskriminasi pada pencari kerja umur muda (15-22 tahun) berdasarkan karakteristik human capital. Semakin tinggi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki individu muda justru rata-rata lama mencari kerjanya semakin pendek. Individu muda cenderung lebih mudah menerima pekerjaan apapun dan rentan mendapat upah yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. ......The job search duration is an approach used in micro analysis of unemployment. Job search theory states that wages (wage offer and wage reservation) are the main variable of the job search model. The wage will determine the individual's work participation and subsequently affect the job search duration. Meanwhile, the analysis of age effect based on life course explains the differences in labor outcome behavior, including job searching behavior. The government has an urgency to take advantage of the demographic bonus moment, by optimizing the labor force participation of the productive population. This study wants to determine the impact of reservation wages and age effect on job search duration using the OLS robust standard error method. Estimation of reservation wages used Two-Step Heckman to labor force aged 15-64 years. The results show that reservation wages and age effect have an effect on job search duration. Every 1 percent increase in reservation wages will extend the job search duration by 0.97 months. On the other hand. there are indications that the unemployed have higher reservation wages and longer job search. Meanwhile, the longest average of job search duration occurs in early adulthood (23-33) where individuals are still looking for suitable jobs. The study also found indications of discrimination against young job seekers (15-22) based on human capital characteristics. The higher education and skills, the shorter their job search duration. Young people tend to be more likely to accept any kind of work and are vulnerable to receiving wages that are not suitable with their education level and skills.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Hasnani
Abstrak :
Keputusan untuk bermigrasi dipandang sebagai sebuah jalan dalam memberdayakan sumber daya dan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi tenaga kerja di Indonesia dengan memberikan perhatian lebih pada kesenjangan penghasilan antara sebelum dan sesudah bermigrasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data longitudinal IFLS 1993 dan 2000 dengan mengamati individu panel di tahun 1993 dan diikut perkembangannya di tahun 2000. Diharapkan diperoleh informasi dan estimasi yang lebih akurat dengan menggunakan data yang bersifat longitudinal. Kesenjangan penghasilan diperoleh dengan mengestimasi fungsi penghasilan untuk tahun 1993 dan tahun 2000. Fungsi penghasilan tahun 1993 dan 2000 dikoreksi dari bias pemilihan sampel karena data upah yang tersedia hanya bagi mereka yang bekerja. Penentuan status migrasi pekerja dilakukan pada tahun 2000. Karena migran selektif maka untuk tahun 2000 kembali dilakukan estimasi fungsi penghasilan yang terkoreksi untuk pekerja migran. Kesenjangan penghasilan diperoleh dari perbedaan upah pekerja migran di tahun 2000 dengan estimasi upah di tahun 1993. Partisipasi bermigrasi tenaga kerja diestimasi dengan rnenggunakan model regresi probit. Hasil estimasi memperlihatkan bahwa kesenjangan penghasilan merupakan faktor penentu yang paling besar dalam pcngambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam bermigrasi. Positifnya variabei ini mernbuktikan bahwa dengan bermigrasi kesejahteraan individu membaik. Setiap kenaikan kesenjangan penghasilan rnaka akan meningkatkan peluang untuk berpartisipasi dalam bermigrasi. Ketika kenaikan kesenjangan penghasilan mencapai titik tertentu, justru akan mengurangi hasrat tenaga kerja untuk bermigrasi. Jika dikaitkan dengan kondisi sekarang yang bereferensi pada data, maka dapat dikatakan bahwa peluang bermigrasi sebagaj respon dan kesenjangan penghasilan masih tinggi. Dibutuhkan waktu sekitar 60 tahun lagi dari sekarang, atau tepatnya pada tahun 2060 dimana peluang bermigrasi akan perlahan mengalami penurunan, ceteris paribus. Studi ini juga menemukan bahwa status perkawinan, status pasangan yang bekelja, keberadaan anak sekolah, jumlah anggota rumahtangga, bentuk keluarga dan nilai aset mempengaruhi keputusan dalam partisipasi bermigrasi tenaga kerja. Keberadaan balita dan transfer di pihak lain tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam bermigrasi. Tanpa rnengaitkan dengan kebijakan pemerataan antarwilayah, maka dilihat dari sisi kepentingan individu, diperlukan kebijakan yang dapat mempermudah akses untuk bermigrasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21083
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia Nurteta
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat pengembalian investasi pendidikan tinggi dan melihat perkembangannya selama 2000-2014, menggunakan data Sakerti tahun 2000, 2007, 2014 dan metode two step Heckman. Hasil menunjukkan individu berpendidikan S1/S2/S3 mendapatkan penghasilan lebih besar daripada pendidikan Diploma. Selama periode 2000-2014, penghasilan pendidikan tinggi semakin meningkat namun tingkat pengembalian investasi pendidikan untuk Diploma lebih besar daripada S1/S2/S3. Namun demikian, dalam perkembangannya, seiring dengan bertambahnya pengalaman kerja pendidikan S1/S2/S3 mendapatkan tingkat pengembalian investasi pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan Diploma. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian pekerjaan pada individu berpendidikan Diploma maupun S1/S2/S3. Oleh karenanya penting untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan tinggi.
ABSTRACT
This study aimed to analyze return on investment of higher education and its development during 2000-2014, using IFLS data 2000, 2007, 2014 and two-step Heckman method. Results show individuals educated S1/S2/S3 earn more than diploma. During the 2000-2014 period, the earning of higher education is increasing but the rate of return on investments in education to Diploma greater than S1/S2/S3. However in its development, with increasing work experience, S1/S2/S3 is getting higher rate of return to education compared to Diploma. This indicates occupational mismatch among diploma and S1/S2/S3. Therefore it is important to improve the quality of graduates and postgraduates
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Gunadi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan imbal hasil investasi pendidikan pada pekerja sektor industri dibandingkan dengan sektor pertanian dan jasa menurut persfektif gender dengan menggunakan metode Two-Step Heckman dan data Sakernas Agustus Tahun 2014. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa imbal hasil investasi pendidikan pekerja sektor industri lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian dan jasa baik untuk pekerja perempuan maupun laki-laki, imbal hasil pekerja laki-laki berpendidikan tinggi di sektor industri laki-laki 20,99 sedangkan perempuan 30,70 dibandingkan karakteristik lainnya. Di sisi lain pekerja perempuan yang berpendidikan tinggi, puncak penghasilannya lebih lama menurunnya dibandingkan pekerja laki-laki. Karakteristik lain yang memengaruhi penghasilan adalah tempat tinggal, pengalaman pelatihan dan jabatan.
This study aimed to analyze earning based on gender perspective industrial workers compared agriculture and services sector using Two Step Heckman and Sakernas data August 2014. Research results can be seen that the rate of return of industrial sector workers is higher than with the agricultural sector and services both for famale and male worker, rate of return male high educated worker in industrial sector 20,99 whereas female worker 30,70 compared to other characteristic. Female worker who are highly educated workers, peak longer declining earning than male. Another characteristic that influences earnings are the residence, training experience and occuppation.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T46936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Monalisa
Abstrak :
Peran individu yang tinggal bersama lansia memiliki implikasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Hasil tinjauan literatur menyatakan hasil yang bervariasi antara tinggal bersama mendampingi lansia dengan partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia. Penelitian ini berkontribusi dengan melihat kaitan antara tinggal bersama lansia dilihat dari status dan tingkatan kesulitan/gangguan fungsional tubuh lansia dengan partisipasi bekerja individu usia kerja yang tinggal bersama lansia. Penelitian ini juga mempelajari seberapa besar kecenderungan individu yang tinggal bersama lansia menjadi pekerja informal. Dengan menggunakan data SUSENAS Maret 2021, pada model probit tahap pertama metode Two Step Heckman ditemukan bahwa tinggal bersama lansia yang mengalami kesulitan akan meningkatkan partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia. Namun, ketika lansia semakin memiliki kesulitan/gangguan fungsional tubuh yang berat sampai sama sekali tidak mampu (sudah dikatakan lansia disabilitas) maka partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia juga ikut berkurang. Pada tahap kedua model regresi logistik biner menunjukkan tinggal bersama lansia yang mengalami kesulitan berpengaruh terhadap peningkatan kecenderungan individu menjadi pekerja informal. Penelitian ini juga menemukan tinggal bersama lansia tua dapat menurunkan partisipasi bekerja dan meningkatkan kecenderungan individu yang tinggal bersama lansia untuk menjadi pekerja informal. Pemerintah perlu memikirkan langkah yang baik untuk membantu individu yang tinggal bersama lansia disabilitas atau tinggal bersama lansia tua terutama pada status ekonomi yang rendah agar mereka tidak keluar dari pasar kerja ketika tetap harus mendampingi lansia. ......The role of individuals living with the elderly has important implications for health and elderly’s welfare. The results of the literature review stated that the results varied between living with the elderly and work participation of individuals living with the elderly. This study aims to analyze the relationship between living with the elderly as seen from the status and level of functional impairment of the elderly and the work participation of working-age individuals living with the elderly. The study also studied how much the tendency of individuals living with the elderly become informal workers. Using SUSENAS 2021 data, in the first phase of the Probit model of the Two Step Heckman method, it was found that living with elderly people who have functional impairments will increase the work participation of individuals living with the elderly. However, when the elderly have functional impairments that are getting worse to the point of being unable (elderly with disabilities), the work participation of individuals who live with the elderly also decreases. In the second stage, the binary logistic regression model shows that living with the elderly who have functional impairments influences the increased tendency of individuals to become informal workers. The study also found living with elderly people aged 80 years over can reduce work participation and increase the tendency of individuals who live with the elderly to become informal workers. The government needs to help individuals who live with elderly people with disabilities or live with elderly people aged 80 years over, especially those with low economic status, so that they do not leave the job market when they still must accompany the elderly.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifra Warnita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status ketenagakerjaan suami yang terdampak pandemi covid-19 dengan status angkatan kerja istri yang baru masuk ke pasar kerja melalui mekanisme “added worker effect/AWE”. Hasil analisis deskriptif menggunakan data Sakernas Agustus 2020 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase AWE yang berasal dari istri bila dilihat berdasarkan pendapatan suaminya. Berdasarkan model probit tahap pertama two step heckman ditemukan bahwa istri suaminya mengalami penurunan pendapatan memiliki probabilitas 5,78 persen poin lebih rendah dan istri yang pendapatan suaminya tetap memiliki probabilitas 6,49 persen poin lebih rendah untuk masuk ke pasar kerja daripada tetap mengurus rumah tangga dibandingkan istri yang suaminya tidak ada pendapatan. Hasil regresi multinomial pada tahap kedua two step heckman menunjukkan bahwa istri yang suaminya mengalami penurunan pendapatan atau pendapatan suaminya tetap cenderung untuk menjadi pekerja informal daripada pekerja formal, dibandingkan dengan istri yang suaminya tidak memiliki pendapatan. ......This study aims to analyze the relationship between the employment status of husbands affected by the covid-19 pandemic and wife’s labor force status who have just entered the labor market through the "added worker effect/AWE" mechanism. The results of a descriptive analysis using Sakernas August 2020 data show that there is a difference in the percentage of AWE originating from the wife when viewed based on her husband's income. Based on probit model in the first stage of Two Step Heckman, it was found that the husband's wife experiencing a decrease in income has a 5.78 percentage point lower probability and a wife whose husband's income is fixed has a 6.49 percentage point lower probability of entering the labor market than continuing to take care of the household compared with wife whose husband has no income. The results of the multinomial regression in the second stage of Two Step Heckman show that wives whose husbands experience a decrease in their husband's income or income is fixed tend to become informal workers rather than formal workers, compared to wives whose husbands have no income.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajri Vidi Astuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan tingkat pengembalian investasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2020. Data yang digunakan adalah data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Agustus 2020. Estimasi tingkat pengembalian investasi pendidikan dilakukan dengan Metode Two-Step Heckman dan Fungsi Pendapatan Mincer. Hasilnya, pada tahun 2020, tingkat pengembalian investasi pendidikan SMK lebih tinggi 16,82% dibandingkan dengan tingkat pengembalian investasi pendidikan SMA. Namun, ketika dilihat berdasarkan kelompok umur, hasil memperlihatkan bahwa SMK hanya memberikan keuntungan upah di awal untuk laki-laki, yang kemudian menurun seiring bertambahnya usia. Meskipun laki-laki lulusan SMK mengalami hasil yang memburuk, namun kemunduran serupa tidak dialami oleh perempuan lulusan SMK. ......This study aims to determine the development of return on investment for Vocational High Schools (SMK) and Senior High Schools (SMA) in 2020. The data used is the August 2020 National Labor Force Survey (SAKERNAS) data. Step Heckman and the Mincer Revenue Function. As a result, in 2020, the return on investment in vocational education is 16.82% higher than the rate of return on investment in high school education. However, when viewed by age group, the results show that SMK only provides an initial wage advantage for men, which then declines with age. Although male SMK graduates experienced poorer results, the same decline was not experienced by female SMK graduates.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>