Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umair Muhammad Nur
"Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang
bekerja sama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
akan membangun alur distribusi pipa penyediaan air baku untuk memenuhi
kebutuhan air minum disekitar lokasi tersebut. Lapangan – Z menjadi lokasi untuk
pemasangan pipa bawah tanah yang nantinya dipakai untuk mendistribusikan air.
karenanya perlu dilakukan identifikasi lapisan tanah untuk kemudian dapat
menggambarkan keadaan bawah permukaan sebagai bahan pertimbangan
pemasangan pipa bawah tanah. Identifikasi pada lapangan – Z menggunakan
metode tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan menggunakan
data 4 lintasan, 47 elektroda dan jarak spasi sebesar 5m. Daerah penelitian masuk
kedalam formasi gunung api, persebaran litologi batuan pada daerah penelitian
mencakup batuan lanau dan lempung yang memiliki kisaran nilai tahanan jenis 0 –
37,9 Ωm, batuan tuff dan breksi yang memiliki kisaran nilai tahanan jenis 38 – 228
Ωm, dan lava andesit yang memiliki nilai kisaran diatas 229 Ωm. Didapatkan hasil
interpretasi dari penampang 2D yang diolah menggunakan Res2dinv berturut-turut
yaitu pada lintasan A-A¹ pipa tidak menerus pada lintasan ini, pada lintasan B-B¹
pipa berada litologi lava andesit yang memiliki pendugaan sebagai andesit yang
rentan, pada lintasan C-C¹ pipa berada pada litologi batuan tuf yang memiliki rentan
nilai tahanan jenis 69 – 115 Ωm, pada lintasan D-D¹ pipa berada pada litologi
batuan tuf yang memiliki rentan nilai tahanan jenis 69 – 115 Ωm

The Directorate General of Water Resources at the Citarum River Basin, in
collaboration with the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR), will
build a distribution channel for raw water supply pipes to meet drinking water needs
around the location. Field-Z is the location for installing underground pipes, which
will later be used to distribute water. Therefore, it is necessary to identify the layers
of soil in order to be able to describe the subsurface conditions for consideration in
the installation of underground pipes. Identification in the Z field uses the Wenner-
Schlumberger configuration resistivity method using 4 paths, 47 electrodes, and 5
m spacing. The research area is included in volcanic formations. The distribution
of rock lithology in the study area includes silt and clay rocks, which have a
resistivity value range of 0–37.9 Ωm, tuff and breccia rocks, which have a resistivity
value range of 38–228 Ωm, and andesitic lava, which has values in the range above
229 Ωm. Interpretation results obtained from 2D sections processed successively
using Res2dinv are as follows: on the A-A1 line, the pipe is not continuous on this
track; on the B-B1 line, the pipe is andesitic lava lithology, which has an estimation
as a vulnerable andesite; on the C-C1 line, the pipe is located in tuff lithology, which
has a resistivity value of 69–115 Ωm; and on the D-D1 line, the pipe is located in
tuff lithology, which has a resistivity of 69–115 ohm
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasya Damadyakta
"Tuff Banten (Qpvb) merupakan endapan piroklastik yang cukup penting di Pulau Jawa dan berada pada bagian barat Pulau Jawa. Tuff Banten (Qpvb) endapan piroklastik yang cukup penting dikarenakan sebarannya sangat luas sampai meliputi seluruh wilayah Banten hingga ke daerah Jakarta. Sebelumnya pernah dilakukan penelitian yang serupa di daerah Pancanegara, tetapi hasil yang didapatkan belum representatif karena data yang diambil masih belum banyak. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil lebih banyak data pada daerah Cilegon dan sekitarnya dengan tujuan memaksimalkan data sehingga representatif. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa metode, yaitu pemetaan geologi, analisis distribusi ukuran butir, dan analisis komponen. Dan dari hasil analisis dapat menjelaskan proses erupsi dan mekanisme pengendapan erupsi yang telah terjadi di Banten.

Tuff Banten (Qpvb) is a pyrolastic deposit that is quite important in Java Island and it locates in the western part of Java Island. Tuff Banten (Qpvb) pyroclastic deposits are quite important because the distribution is so wide that it covers the entire Banten area to the Jakarta. Previously, similar studies have been conducted in the Pancanegara and surroundings area, but the results obtained have not been representative because the data taken is still not much. This research was conducted to take more data in the Cilegon and surroundings area with the aim of maximizing the data so that it is representative. Data retrieval is done by several methods, geological mapping, grain size distribution analysis, and component analysis. And from the results of the analysis can explain the eruption process and the mechanism of eruption deposition that has occurred in Banten."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfansyah Aswaly
"Pada daerah penelitian, longsor terjadi akibat aktivitas penambangan tuf menggunakan alat sederhana. Penelitian ini akan mengevaluasi stabilitas lereng di area tersebut karena penambangan tuf tradisional tersebut dapat membahayakan stabilitasnya. Metode yang digunakan meliputi scanline, pengujian sifat fisik dan mekanika batuan, analisis kinematik, pembobotan massa batuan, pembobotan massa lereng dan analisis terhadap faktor keamanan. Hasil analisis sifat fisik dan mekanik batuan pada 3 lereng menunjukkan perbedaan bervariasi dalam kekuatan batuan. Lereng 1 memiliki kekuatan rata-rata 24,18 MPa, lereng 2 memiliki kekuatan rata-rata 29,12 MPa, sementara lereng 3 memiliki kekuatan rata-rata 22,22 MPa. Hasil analisis Rock Mass Rating (RMR) pada 3 lereng menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Lereng 1, 2, dan 3 memiliki RMR masing- masing 68, 70, dan 68, yang semuanya termasuk dalam kelas II atau baik. Analisis kinematika ditemukan potensi longsoran baji dan potensi guling di 3 lereng penelitian. Nilai SMR pada lereng 1 adalah 44 untuk tipe longsoran baji dan 68 untuk tipe guling, pada lereng 2 sebesar 46 untuk tipe longsoran baji dan 70 untuk tipe guling, serta pada lereng 3 sebesar 44 untuk tipe longsoran baji dan 68 untuk tipe guling yang menandakan semuanya tergolong dalam kelas III dan II. Hasil analisis faktor keamanan menunjukkan variasi nilai pada 3 lereng. Faktor keamanan untuk lereng 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 4,9039, 4,9356, 2,3877 untuk tipe longsoran baji dan 4,853, 5,088, 4,758 untuk tipe longsoran guling. Rekomendasi perkuatan lereng untuk menjaga stabilitas lereng dengan bolting atau anchoring.

In the study area, landslides occur due to tuff mining activities using simple tools. This research aims to evaluate the slope stability in the area since traditional tuff mining may endanger its stability. The methods used include scanline, testing of physical and mechanical rock properties, kinematic analysis, rock mass rating, slope mass rating, and safety factor analysis. The analysis results of the physical and mechanical properties of the rocks on the three slopes show variations in rock strength. Slope 1 has an average strength of 24.18 MPa, slope 2 has an average strength of 29.12 MPa, while slope 3 has an average strength of 22.22 MPa. The Rock Mass Rating (RMR) analysis on the three slopes shows varying differences. Slopes 1, 2, and 3 have RMR values of 68, 70, and 68, respectively, all of which fall into class II or good. Kinematic analysis reveals potential wedge failures and toppling failures on the three study slopes. The SMR values for slope 1 are 44 for wedge failure and 68 for toppling failure; for slope 2, they are 46 for wedge failure and 70 for toppling failure; and for slope 3, they are 44 for wedge failure and 68 for toppling failure, indicating all slopes are within class III and II. The safety factor analysis results show varying values for the three slopes. The safety factors for slopes 1, 2, and 3 are 4.9039, 4.9356, and 2.3857 respectively for wedge-type failures, and 4.853, 5.088, 4.758 for rotational-type failures. The recommended slope stabilization method to ensure stability is involving the installation of bolting or anchoring."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Ihsan
"Pada bagian barat Pulau Jawa terdapat suatu formasi yaitu Tuff Banten yang didominasi oleh Endapan Piroklastik Tuff Banten. Dominasi Endapan Tuff Banten pada formasi ini diindikasikan berasal dari erupsi yang membentuk suatu Kaldera Rawa Danau yang berukuran 13,7 km x 6,5 km. Penelitian ini dilakukan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memberikan data yang lebih representatif dalam mencari karakteristik endapan piroklastik, mekanisme erupsi dan pengendapan, dan melakukan rekonstruksi sejarah erupsi daerah penelitian. Setelah melewati kegiatan lapangan, didapatkan 10 singkapan yang telah dideskripsikan di lapangan. Selain itu digunakan metode analisis kuantitatif yaitu distribusi ukuran butir dan komponen. Berdasarkan hasil deskripsi singkapan, dilakukan interpretasi untuk membentuk tephra statigraphy dalam menentukan fasies. Terdapat 4 fasies yaitu wavy crystal-rich ash, massive lithic-rich cobble conglomerate, massive pumiceous-rich lapilli, dan thinly bedded pumiceous-rich ash. Fasies yang ditemukan memiliki distribusi ukuran butir dan komponen yang berbeda satu sama lain. Erupsi magmatik merupakan tipe erupsi dari tiga fasies yang menghasilkan endapan piroklastik dan dibuktikan dengan data analisis komponen. Sedangkan data analisis distribusi ukuran butir menghasilkan mekanisme pengendapan fasies yang terdiri atas pyroclastic surge (ash-cloud surge) dan pyroclastic flow. Kemudian, terdapat interpretasi yang menjelaskan fase erupsi. Kemudian, dijelaskan juga mengenai sejarah erupsi daerah penelitian yang terbagi menjadi dua episode.

In the western part of Java Island there is a formation, namely the Banten Tuff which is dominated by the Banten Tuff Pyroclastic Deposits. The dominance of the Banten Tuff Deposits in this formation is indicated to have originated from the eruption which formed a Lake Swamp Caldera measuring 13.7 km x 6.5 km. This research was conducted to continue previous research with the aim of providing more representative data in searching for the characteristics of pyroclastic deposits, eruption and deposition mechanisms, and to reconstruct the eruption history of the study area. After going through the field activities, 10 outcrops were obtained which had been described in the field. In addition, quantitative analysis methods are used, namely grain size distribution and components. Based on the results of the outcrop description, interpretation is carried out to form tephra statigraphy in determining facies. There are 4 facies, namely wavy crystal-rich ash, massive lithic-rich cobble conglomerate, massive pumiceous-rich lapilli, and thinly bedded pumiceous-rich ash. The facies found have grain size distributions and components that are different from each other. Magmatic eruption is a type of eruption of three facies that produces pyroclastic deposits and is proven by component analysis data. While the data analysis of grain size distribution produces a facies deposition mechanism consisting of pyroclastic surge (ash- cloud surge) and flows. Then, there is an interpretation that explains the eruption phase. Then, it is also explained about the eruption history of the study area which is divided into two episodes."
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library