Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
Abstrak :
Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat. ......Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
Abstrak :
Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat. ......Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Nur Reiz M. N. Insaani
Abstrak :
Sungai Citarik menjadi salah satu percontohan nyata dari permasalahan pencemaran sungai. Selain karena perkembangan wilayah industri di kecamatan Rancaekek dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Citarik. Mayoritas penggunaan lahan sebagai wilayah pertanian yang sangat masif juga menjadi salah satu penyebab utamanya. Di antara berbagai jenis kandungan pada badan sungai, BOD dan TSS merupakan salah satu indikator utama yang patut untuk diberi perhatian lebih. Nilai BOD di 14 titik pemantauan sepanjang sungai Citarik berada pada kisaran 0,3 mg/L-14,7 mg/L untuk nilai rataan, dan 1 mg/L-31 mg/L untuk nilai maksimum. Adapun kandungan TSS berada pada kisaran 20 NTU-51,3 NTU untuk nilai rataan, serta 20 NTU-88 NTU untuk nilai maksimum Penelitian ini bertujuan untuk menyimulasikan hidrolika Sungai Citarik menggunakan HEC-RAS, mengidentifikasi dan mengkuantifikasi besaran pencemar BOD dan TSS yang masuk ke badan air Sungai Citarik, menyimulasikan kualitas air Sungai Citarik berupa BOD, dan TSS dengan menggunakan HEC-RAS, mengevaluasi kesesuaian dari program Citarum Harum dalam penanganan limbah BOD dan TSS di sungai Citarik. Pada penlitian ini, menggunakan metode HEC-RAS. Proporsi sumber pencemar pada Sungai Citarik yang terdiri dari limbah domestik, industri, dan tata guna lahan terhadap timbulan beban BOD ke Sungai Citarik yaitu: limbah domestik sebesar 78,12%, limbah tata guna lahan sebesar 21,77%, serta limbah industri sebesar 0,12%. Adapun untuk timbulan beban TSS yaitu: limbah domestik sebesar 98,86%, limbah tata guna lahan sebesar 1,05%, serta limbah industri sebesar 0,09%. Meski industri memiliki proporsi kontribusi beban pencemar yang sangat rendah dibandingkan dua jenis sumber lainnya, namun beban pencemar industri dapat meningkatkan konsentrasi BOD Sungai Citarik hingga sebesar 6 mg/L pada lokasi titik pembuangannya. Sumber limbah domestik ke Sungai Citarik berasal dari 3 wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Sumedang. Kondisi kualitas Sungai Citarik belum memenuhi Baku Mutu Kelas II sepanjang keseluruhan segmen. Keberadaan program pada Rencana Aksi Citarum belum mampu memperbaiki kualitas Sungai Citarik secara signifikan. ......The Citarik River is a real example of the problem of river pollution. Apart from the development of industrial areas in the Rancaekek sub-district and its surroundings, which are part of the Citarik River Basin. The majority of land use as a very massive agricultural area is also one of the main causes. Among the various types of content in river bodies, DO, BOD and TSS are one of the main indicators that deserve more attention. DO values ​​at 14 monitoring points along the Citarik river are in the range of 6.3 mg/L-12.2 mg/L for the average value, and 7.8 mg/L-13.43 mg/L for the maximum value. Then the BOD value is in the range of 0.3 mg/L-14.7 mg/L for the average value, and 1 mg/L-31 mg/L for the maximum value. The TSS content is in the range of 20 NTU-51.3 NTU for the average value, and 20 NTU-88 NTU for the maximum value. Citarik River water body, simulating the water quality of the Citarik River in the form of BOD, and TSS using HEC-RAS, evaluating the suitability of the Citarum Harum program in handling BOD and TSS waste in the Citarik river. In this study, using the HEC-RAS method. The proportion of pollutant sources in the Citarik River consisting of domestic, industrial, and land use waste to the generation of BOD loads to the Citarik River, namely: domestic waste of 78.12%, land use waste of 21.77%, and industrial waste of 0 .12%. As for the generation of TSS loads, namely: domestic waste of 98.86%, land use waste of 1.05%, and industrial waste of 0.09%. Although the industry has a very low proportion of the contribution of the pollutant load compared to the other two types of sources. However, the industrial pollutant load has a significant effect on the point of discharge to the Citarik River so that it can increase the BOD concentration by 6 mg/L. Sources of domestic waste to the Citarik River come from 3 regencies, namely Bandung Regency, Garut Regency, and Sumedang Regency. The quality condition of the Citarik River has not met the Class II Quality Standard throughout the entire segment. The existence of the program in the Citarum Action Plan has not been able to significantly improve the quality of the Citarik River.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widioseno Sumarah Adimukti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas limbah cair dari pabrik kelapa sawit dengan menggunakan proses perokson, yaitu suatu proses AOP (Proses Oksidasi Lanjut) yang menggabungkan ozon dan hidrogen peroksida sebagai oksidator. Reaktor yang digunakan pada penelitian ini adalah reaktor hibrida ozon-plasma (RHOP). Variasi yang digunakan untuk melakukan uji kinerja proses perokson ini adalah tegangan pada transformator tegangan tinggi dan rasio hidrogen peroksida terhadap ozon. Sebelum dilakukan proses perokson, terlebih dahulu dilakukan pengambilan data tentang kandungan COD, TSS dan fenol pada limbah cair tersebut. Setelah itu, diukur juga kandungan COD, TSS dan fenol setelah perlakuan untuk mengetahui efektifitas dari proses perokson yang digunakan. Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses perokson tidak berpengaruh untuk memperbaiki kandungan TSS dan kurang baik untuk memperbaiki kandungan fenol pada limbah cair dari pabrik kelapa sawit, namun cukup baik untuk memperbaiki kandungan COD yaitu dengan efektifitas sebesar 75,59% pada tegangan 11 kV dan rasio hidrogen peroksida ? ozon sebesar 0,4. ......The aim of this research is to improve the palm oil plant wastewater quality using peroxone, an AOP (Advanced Oxidation Process) which combines ozone and hydrogen peroxide as an oxidant. The reactor used in this research is Ozone-Plasma Hybrid Reactor (RHOP). In this research, voltage at the high voltage transformer and the ratio of hydrogen peroxide to ozone were varied. Prior to the peroxone process, first performed the data retrieval of COD, TSS and phenol content of the wastewater. Then, measurement on COD, TSS, and phenol content has been executed after doing a treatment to determine the effectiveness of the peroxone process. From this research, it was found that the peroxone process has no effect to degrade the TSS content and less well to degrade the content of phenol, but good enough to degrade COD content with the effectiveness of 75.59% at a voltage of 11 kV and the ratio of hydrogen peroxide - ozone at 0.4.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dotulung, Andre Mantiri
Abstrak :
Radar pengamatan Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) di Selat Sunda berfungsi untuk mempermudah pengawasan keamanan dan keselamatan maritim terhadap kapal-kapal yang melintas di ALKI I, baik pelayaran domestik maupun internasional. Selat Sunda merupakan pintu masuk dan keluar ALKI I dan menjadi salah satu selat strategis dilewati oleh ribuan kapal setiap tahunnya. Selat Sunda juga memiliki Traffic Separation Scheme (TSS) serta merupakan salah satu choke point di perairan Indonesia. Beberapa kecelakaan kapal terjadi di Selat Sunda menjadi masalah yang membutuhkan peralatan monitoring memanfaatkan fungsi radar surveillance IMSS untuk memantau kapal-kapal yang melewati ALKI I guna mengurangi atau menghindari terjadinya kecelakaan laut di Selat Sunda. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan sumber data berupa observasi, wawancara, dan studi literatur dengan penekanan pada pentingnya keberadaan radar surveillance IMSS untuk melaksanakan pengawasan terhadap ALKI I di Selat Sunda guna menjamin keamanan dan keselamatan, menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim, sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga keamanan dan keselamatan maritim serta mendukung terhadap kebijakan dari Pemerintah Indonesia.
Jakarta: Seskoal Press, 2020
023.1 JMI 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sari Kurniawati
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan wilayah Pantura Jakarta mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, salah satunya peningkatan konsentrasi TSS. Penelitian dilakukan pada perairan Teluk Jakarta dengan melakukan simulasi sebaran TSS dengan faktor oseanografi Teluk Jakar-ta menggunakan software MIKE 21 ECOLAB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran TSS di Teluk Jakarta pada kondisi pra dan pasca reklamasi disaat musim barat dan timur. Hasilnya adalah musim barat dan musim timur mem-berikan korelasi terhadap konsentrasi TSS. TSS saat pra reklamasi pada beberapa titik telah melebihi baku mutu dan terjadi peningkatan konsentrasi saat pasca reklamasi, dengan beban TSS dari sungai 283,553.52 ton/tahun dan kecepatan arus di perairan Teluk Jakarta sebesar 0.02 ndash; 0.08 m/det maka konsentrasi TSS 38.80 ndash; 67.12 mg/l, pada titik ke arah laut konsentrasi TSS akan semakin kecil. Pulau reklamasi menyebabkan perubahan arah arus dan kecepatan arus, kecepatan arus yang kecil akan meningkatkan sedimentasi disekitar pulau reklamasi dan muara sungai, hal ini terlihat di sekitar pulau reklamasi telah melebihi baku mutu Permen LH No. 51 Tahun 2004. Kondisi antara konsentrasi TSS dengan indeks diversitas fitoplankton tidak sejalan, karena adanya faktor kecepatan arus yang memberikan peluang kepada plankton terbawa ke tempat lain, untuk memastikan kondisi tersebut maka perlu dilihat parameter DO, hara, dan khlorofil-a. Beban TSS akan menurun jika dilakukan pembangunan IPAL pada 14 zona di seluruh wilayah DKI Jakarta hingga 59.6 114,515 ton/tahun , upaya lain yang harus dilakukan adalah melakukan pengelolaan DAS terpadu untuk mengurangi erosi juga membangun sistem sanitasi yang baik disekitar DAS, selain itu juga diperlukan peran serta masyarakat dan penegakan hukum yang baik.
ABSTRACT
The expansion of the Pantura Jakarta area has had an impact of decrease in environmen tal quality, one of which is the increasing of TSS concentration. The study was conduct ed in the waters of Jakarta Bay by simulating the distribution of TSS with oceanograph ic factor of Jakarta Bay using MIKE 21 ECOLAB software. This study aims to analyze of TSS concentration distribution in Jakarta Bay in pre and post reclamation conditions during west and east seasons. The result is the west and east seasons providing a corre lation to the TSS concentration. TSS at pre reclamation at some point has exceeded the quality standard and increased concentration after reclamation, with TSS load from river 283,553.52 ton year and current velocity in Teluk Jakarta is 0.02 0.08 m s, TSS con centration is 38.80 67.12 mg l, at the point of the sea the TSS concentration will de crease. The reclaimed island causes changes in the direction of current and current ve locity, the small current velocity will increase the sedimentation around the reclaimed islands and river estuaries, it is seen that around the reclaimed island has exceeded the quality standard of Permen LH No. 51 2004. The condition between TSS concentration and phytoplankton diversity index is not aligned, due to the current velocity factor which gives chance to plankton to be brought to another place, to ensure the condition it is necessary to see the parameters of DO, nutrient, and chlorophyll a. The TSS load will decrease if IPAL is built on 14 zones across Jakarta area up to 59.6 114,515 tons year , another effort must be done is to manage the integrated watershed to reduce ero sion as well as build a good sanitation system around the DAS, also required communi ty participation and good law enforcement.
2017
T49216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanyzia Fajrianas Kautsar
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan produksi lindi dari TPA banyak yang tidak diikuti dengan banyaknya instalasi pengolahan lindi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penyisihan COD, TN, dan TSS serta waktu detensi optimumnya menggunakan Anoxic-Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR merupakan suatu unit pengolahan biologis dengan mengkombinasikan sistem attached growth dengan suspended growth. Operasioanal MBBR dilakukan menggunakan sistem batch, yang terdiri atas tiga proses, yaitu seeding, aklimatisasi, dan feeding. HRT atau waktu detensi yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 dan 24 jam. Konsentrasi COD, TN, dan TSS pada influen lindi yang digunakan pada penelitian ini berturut-turut berada pada rentang 3345 mg/L ndash; 6000 mg/L, 2285 mg/L ndash; 2585 mg/L, dan 650 mg/L ndash; 2155 mg/L. Dari penelitian ini diketahui efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 12 jam berturut-turut berada pada rentang 59.47 - 66.58 , 58.87 - 70.50 , dan 51.72 - 54.79 . Sedangkan efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 24 jam berturut-turut berada pada rentang 62.48 - 69.99 , 70.23 - 83.56 , dan 53.33 ndash; 61.17 . Dari efisiensi penyisihan tersebut dapat diketahui bahwa waktu detensi optimum pada penelitian ini adalah 24 jam. Namun efisiensi penyisihan yang kurang maksimal menyebabkan efluen dari penelitian ini masih berada di atas baku mutu.
ABSTRACT
There are so many leachate produced by solid waste landfill which is not required by effective leachate treatment unit. The purpose of this study is to know the removal efficiency of COD, TN, and TSS, and also the optimum HRT using Anoxic Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR is a biological processing unit that combine attached growth system with suspended growth system. The MBBR 39 s operational system that used in this study is batch system. HRT that used in this study is 12 and 24 hours. COD, TN, and TSS concentrations of Cipayung landfill leachate is in range 3345 mg L ndash 6000 mg L, 2285 mg L ndash 2585 mg L, dan 650 mg L ndash 2155 mg L resepectively. The removal efficiency of COD, TN, and TSS with 12 hours HRT as result of this study is in range 59.47 66.58 , 58.87 70.50 , dan 51.72 54.79 respectively. And The removal efficiency rof COD, TN, and TSS with 24 hours HRT as result of this study is in range 62.48 69.99 , 70.23 83.56 , dan 53.33 ndash 61.17 respectively. The optimum time detention HRT of this study is 24 hours. The small value of removal efficiency causes the leachate concentrations still exceeds the quality standard.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Al Khaliq Herman
Abstrak :
Sejak tahun 2020, UI merencanakan Danau Kenaga sebagai salah satu sumber air baku air minum. Namun, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa konsentrasi BOD dan TSS pada pada Danau Kenanga telah melebih baku mutu. Oleh karena itu, sumber, transport dan fate pencemar pada badan air yang menyuplai air Danau Kenanga (Kali Baru) sangat penting untuk dianalisis. Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban pencemar signifikan yang kemudian akan dilakukan perancangan teknologi unit pengolahan untuk mengurangi konsentrasi sumber pencemar aliran. Penelitian ini akan dilakukan sepanjang aliran Kali Baru dengan jarak kurang lebih sekitar 5.94 km dari lokasi Danau Kenanga menggunakan permodelan kualitas air QUAL2kw serta penyusunan strategi intervensi dalam bentuk perancangan unit pengolahan pada sumber pencemar signifikan. Hasil dari permodelan dapat diketahui bahwa selisih peningkatan konsentrasi BOD dan TSS sepanjang Kali Baru sebesar 4.49 mg/L dan 9.09 mg/L. Konsentrasi BOD sepanjang aliran berada pada baku mutu kelas III PP No. 82 Tahun 2001 sedangkan konsentrasi TSS berada baku mutu kelas I. Setelah itu, penelitian mengukur beban pencemar setiap jenis sumber pencemar sepanjang aliran Kali baru, ditemukan bahwa Stasiun Depok Baru merupakan sumber beban pencemar terbesar, yaitu sebanyak 124.75 kgBOD/Hari dan 31.7 kgTSS/hari. Maka dari itu diperlukan intervensi didalam skema permodelan, yaitu perancangan unit pengolahan Biofilter Anaerobik dan Aerobik pada Stasiun Depok Baru. Setelah melakukan kalibrasi permodelan dengan memasukkan intervensi, didapatkan bahwa konsentrasi BOD dan TSS pada bagian hilir Kali Baru atau aliran inlet Danau Kenanga mengalami penurunan selisih peningkatan konsentrasi yaitu sebesar 1.55 mg/L dan 5 mg/L. Intervensi yang dilakukan untuk menimalisir terjadinya peningkatan kelas baku mutu aliran akibat aktifitas sepanjang aliran Kali Baru yang tidak dapat dikendalikan.
Since 2020, UI has planned Lake Kenanga as one source of raw water for drinking water. However, previous research stated that the concentration of BOD and TSS in Lake Kenanga had exceeded the quality standard. So that the source, transport, and fate of pollutants in water bodies that supply the water of Lake Kenanga water (Kali Baru) are very important to analyze. In general, this research to determine the significant pollutant load which will then be carried out design of processing unit technology to reduce the concentration of significant pollutant source. This research was conducted along the Kali Baru flow with approximately 5.94 km from the Lake Kenanga location using water quality modeling QUAL2Kw and the formulation of an intervention strategy in the form of planning a processing unit at a significant pollutant source. The results of the modeling can be seen that the difference in the increase in BOD and TSS concentrations along Kali Baru are 4.49 mg/L and 9.09 mg/L. BOD concentrations along the flow belong to class III quality standards while TSS concentrations are classified as class I quality standards according to Republic of Indonesia Government Regulation No. 82 of 2001. After that, the results of this study found that Depok Baru Station produces the largest pollutant load, which is 124.75 kg BOD / day and 31.7 kg TSS / day. Therefore, an intervention in the modeling scheme is needed, namely the design of an Anaerobic and Aerobic Biofilter treatment unit at Depok Baru Station. After calibration of the model by including interventions, it was found that the concentration of BOD and TSS in the downstream of Kali Baru or in the inlet flow of Lake Kenanga have a difference in the increase in concentration of 1.55 mg / L and 5 m / L. Although the interventions that have been carried out do not reduce the water quality standard; it will minimize the increase in the concentration of the quality standards of the flow due to activities along with the flow that cannot be controlled.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Caleb Patrick Sihar
Abstrak :
DAS Citarum Hulu DAS Citarum termasuk ke dalam wilayah Perencanaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai (PSDWS) sejak tahun 2016, yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air utama dari keseluruhan Sungai Citarum. Ditambah lagi DAS Citarum Hulu mengalami pengembangan secara pesat dan dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, pertanian, pertanian, dan industri. Penelitian ini bertujuan untuk menyimulasikan pencemaran paramater BOD, COD, dan TSS di keseleruhan DAS Citarum Hulu menganalisis sensitivitas parameter permodelan kualitas air sungai DAS Citarum Hulu dengan QUAL2KW. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode QUAL2KW. Kondisi eksisting pada Sungai Wangsisagara memiliki konsentrasi BOD yang memenuhi baku mutu, yaitu masih di bawah 12 mg/l, sementara pada lokasi pengujian lainnya mengandung konsentrasi BOD yang melebihi baku mutu. Sungai Wangisagara mengandung konsentrasi COD yang memenuhi baku mutu kelas 3, dan Jembatan Koyod, Sungai setelah IPAL Cisarung, dan Sungai Nanjung memenuhi baku mutu kelas 4. Untuk konsentrasi TSS, pada Sungai Wangisagara memenuhi baku mutu kelas 1, Sungai setelah IPAL Cisarung masih memenuhi baku mutu kelas 3, dan pada Jembatan Koyod dan Sungai Nanjung berada pada kelas 4. Jumlah beban pencemar yang berasal dari air limbah domestik memiliki total beban pencemar BOD sebesar 13,6 juta kg/tahun, COD sebesar 2,6 juta kg/tahun, dan TSS sebesar 40,9 kg/tahun. Hasil analisis sensitivitas terhadap simulasi BOD adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi BOD diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; COD adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi COD diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; TSS adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi TSS diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; DO pada DAS Citarum Hulu segmen Cirawa – Nanjung konsentrasi DO diffuse source, oxygen temperature correction, dan lebar dasar sungai. ......The Upper Citarum Watershed The Citarum River Basin is included in the River Basin Water Resources Planning (PSDWS) area since 2016, the Upper Citarum watershed functions as the main water catchment area of ​​the entire Citarum River. In addition, the Upper Citarum watershed is experiencing rapid development and is used as a residential, agricultural, agricultural and industrial area. This study aims to simulate the contamination of BOD, COD, and TSS parameters in the entire Upper Citarum watershed to analyze the sensitivity of the water quality modeling parameters of the Upper Citarum Watershed with QUAL2KW. This research was conducted using the QUAL2KW method. The existing condition on the Wangsisgara River has a BOD concentration that meets the quality standard, which is still below 12 mg/l, while at other test locations it contains a BOD concentration that exceeds the quality standard. The Wangisagara River contains COD concentrations that meet the class 3 quality standard, and the Koyod Bridge, the River after the Cisarung WWTP, and the Nanjung River meet the class 4 quality standard. class 3 quality, and on the Koyod Bridge and Nanjung River it is in class 4. The total pollutant load originating from domestic wastewater has a total pollutant load of 13.6 million kg/year BOD, 2.6 million kg/year COD, and TSS of 40.9 kg/year. The results of the sensitivity analysis on the BOD simulation are the DO diffuse source concentration, the diffuse source BOD concentration, and the diffuse source pollutant discharge; COD is a diffuse source DO concentration, a diffuse source COD concentration, and a diffuse source pollutant discharge; TSS is a diffuse source DO concentration, diffuse source TSS concentration, and diffuse source pollutant discharge; DO in the Upper Citarum watershed in the Cirawa – Nanjung segment, DO concentration is diffuse source, oxygen temperature correction, and riverbed width.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Iman Rahmadsyah
Abstrak :
ABSTRAK Convention On The International Regulation For Preventing Collisions At Sea 1972/COLREG 1972 diratifikasi oleh Indonesia melalui Kepres Nomor 50 Tahun 1979. Dengan terjadinya tubrukan kapal di ALKI maka COLREG 1972 dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran belum maksimal memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran di ALKI karena Indonesia belum menetapkan Traffic Separation Schemes (TSS)/ skema jalur pemisah pelayaran di ALKI. Dari penelitian hukum yuridis normatif dengan pertimbangan kepadatan trafik, bahaya navigasi, sudah saatnya Indonesia menetapkan Traffic Separation Scheme (TSS) pada Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Jawa Sebelah Barat, Selat Lombok, Selat Makassar, Selat Ombai dan Laut Flores Seblah Tenggara. Dengan terdapatnya kelemahan Pasal 330 UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, maka perlu direvisi dengan menambahkan perwira kapal dan awak kapal yang lain ikut bertanggung jawab secara pidana apabila lalai melakukan pencegahan kecelakaan kapal. Diperlukannya pengendalian Perairan Indonesia di ALKI melalui eksistensi kekuatan negara sepanjang ALKI. Untuk peningkatan pemahanan dan pengetahuan dalam penanganan Tindak Pidana Pelayaran perlu diadakan pelatihan bersama antara Penyidik dibidang pelayaran yaitu Polri, PPNS Perhubungan, Perwira TNI AL, Kejaksaan, Hakim Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Hakim Mahkamah Agung.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>