Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronica Desyariani
Abstrak :
Kelelahan merupakan suatu bentuk mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibasi (bersifat parasimpatis). Kondisi lelah biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, namun semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh seseorang. PT. X adalah perusahaan penghasil beton campuran pertama dan terbesar di Indonesia. PT. X menggunakan Truk Mixer dalam proses pengiriman beton campuran ke lokasi-lokasi yang melakukan pemesanan. Maka dari itu proses kerja lebih banyak dilakukan dalam perjalanan. Berdasarkan proses kerja yang terjadi pada di PT. X, dapat diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang terjadi lebih banyak di jalan. Itu artinya pekerja yang memiliki potensi kecelakaan lebih besar adalah pekerja yang mengendalikan alat transport/truk di jalan, yaitu pengemudi truk mixer. Hasil dari data sekunder yang diperoleh di dapatkan bahwa tingkat pengalaman, jumlah Over time dan jumlah waktu tempuh perjalanan pada pengemudi truk mixer di PT. X sangat bervariasi dan melampaui batas over time yang di izinkan menurut UU Tenaga Kerja Tahun 2003 Pasal 78 ayat 2. Dimana ketiga variabel tersebut termasuk salah satu faktor yang memberi kontribusi terjadinya kelelahan yang mengakibatkan suatu kecelakaan, yaitu dalam kelompok klasifikasi intensitas dan lamanya kerja fisik. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah relasi atau hubungan antara waktu tempuh dan Over Time pengemudi PT. X dengan frekuensi kelelahan pada tahun 2008 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Dari hasil analisis data dan wawancara mendalam pada pengemudi, Senior Driver, dan beberapa staff yang terkait dalam Departement Trasnportasi di PT. X, diperoleh hasil bahwa tingkat pengalaman pengemudi kurang dari 2 tahun yang mengalami kelelahan dengan frekuensi kadang-kadang sebesar 76,5 %, rata-rata waktu tempuh lebih dari atau sama dengan 2 jam yang mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadang-kadang 65,2 %, dan rata-rata waktu over time lebih dari atau sama dengan 3 jam mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadangkadang sebanyak 59, 1 %. Kesimpulan diperoleh bahwa rata-rata over time sudah melampaui batas yang ditentukan, namun memang kelelahan muncul dengan frekuensi kadang-kadang, artinya kelelahan itu muncul 1-2 hari dalam seminggu pada pengemudi truck mixer PT. X. Dalam rangka mengurangi frekuensi munculnya gejala kelelahan, sebaiknya perusahaan membatasi jumlah over time pada pengemudi, memberikan sosialisasi perlunya peregangan otot dilakukan saat pengemudi sedang proses kerja di Proyek konsumen, membuat shift kerja yang lebih teratur, dan menyediakan pompa yang dapat disewakan pada Proyek yang memindahkan campuran beton secara manual.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aldrian Hanif
Abstrak :
Kelelahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan yang melibatkan pengemudi kendaaraan bermotor, salah satunya supir truk. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan menganalisis adanya hubungan antara kelelahan dengan usia dan indeks massa tubuh sehingga dapat ditemukan langkah penanganan yang tepat. Variabel yang diteliti adalah usia dan indeks massa tubuh. Penelitian ini bersifat cross sectional dan kuantitatif. Identifikasi dilakukan melalui observasi langsung menggunakan kuesioner International Fatigue Research Committee (IFRC) dan analisis dengan metode chi square untuk melihat ada tidaknya hubungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa usia dan indeks massa tubuh tidak memiliki hubungan dengan kelelahan. ......Fatigue is one of the main cause of accident that involves vehicles, on of them are truck drivers. Thus, the purpose of this research is to analyze the relationship between age and body mass index (BMI) with work fatigue so that the appropriate control can be determined. Variables studied are age and body mass index. This research uses cross sectional method and quantitative approach. Identification of variables are done through observation using International Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire and the analysis of the relationship uses chi square method. Result of the analysis showed that there are no relations between age and BMI with work fatigue on truck drivers.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romauli
Abstrak :
Infeksi Menular Seksual (IMS) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Sifilis merupakan salah satu IMS yang beberapa tahun terakhir meningkat termasuk Indonesia khususnya pada kelompok berisiko. Sifilis juga merupakan faktor risiko infeksi HIV, demikian pula sebaliknya. Supir truk antar kota merupakan populasi jembatan tansmisi sifilis dari resiko tinggi ke populasi umum. Penyakit ini sering tanpa gejala sehingga tidak disadari penderita padahal dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti kerusakan jantung, otak bahkan kematian. Selain itu dapat ditularkan dari ibu kepada bayi yang kemudian dapat menyebabkan prematur, kecacatan dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan infeksi sifilis pada supir truk antar kota di 4 kabupaten/kota yaitu Deli Serdang, Lampung Selatan, Batang dan Denpasar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini menggunakan data STBP 2011 dengan jumlah responden 1492 orang. Pada penelitian ini diperoleh prevalensi sifilis 5,8%. Hasil multivariat menunjukkan umur ≥ 35 tahun dan usia pertama kali berhubungan seks < 18 tahun berhubungan bermakna dengan infeksi sifilis dengan POR secara berurutan 2,63 dan 1,79. Setelah dilakukan pemodelan dengan regresi logistik, variabel yang menjadi prediktor infeksi sifilis pada supir truk antar kota adalah variabel umur ≥ 35 tahun, usia pertama kali melakukan hubungan seks (< 18 tahun) dan status HIV. ......Sexually transmitted infections (STIs) are very common and still a public health problem worldwide. Syphilis is an STI caused by Treponema pallidum, which can be transmitted through sexual contact or from mother to child during pregnancy. Many studies have been revealed that syphilis promotes the transmission of HIV and both infections can stimulate and interact with each other. Recently there have been epidemics of syphilis in certain countries of the world especially in high risk groups. Long-distance truck drivers is a bridge transmission of syphilis from high risk to general population. Often the infected person does not realize that he has been infected and only can be detected by serological tests. If left untreated, may caused complications such cardiovascular and neurological. During pregnancy, syphilis may contribute to stillbirth, preterm delivery, and early fetal death. The objective of this study was to indentify factors associated with syphilis infection among long-distance truck drivers in 4 municipalities (Deli Serdang, Lampung Selatan, Batang and Denpasar). This study disign is a cross sectional study using IBBS 2011 data with 1492 participants. The prevalence of syphilis was 5,8%. In multivariate analysis, syphilis infection was associated with older age (≥ 35 years old) and age at first sex (< 18 years old) with POR respectively 2,63 and 1,79. After modelling with logistic regression, fit model of syphilis predictors include older age (≥ 35 years old), age at first sex (< 18 years old) dan HIV infection.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Zuvil Arganata
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan dan keselamatan yang utama di dunia. Sistem transportasi terbagi menjadi darat, laut, dan udara. Diantara tiga sistem tersebut, transportasi darat merupakan yang paling kompleks dan rawan terhadap kecelakaan. Pekerja yang bekerja pada bidang Transportasi dan Pekerjaan Pemindahan Bahan (khususnya pengemudi truk) memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada pekerja dalam kelompok pekerjaan lainnya. Menurut William Haddon kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu, faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan yang dibagi dalam 3 fase, yaitu: pre-crash, crash, dan postcrash. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor risiko kecelakaan pada truk car carrier di PT. XYZ pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan studi kuantitatif yang menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total populasi yaitu sebanyak 11 driver PT. XYZ yang bertugas untuk car carrier projcet rute Sunter-Indonesia Kendaraan Terminal (Pelabuhan Tanjung Priok). Hasil dari penelitian didapatkan bahwa mayoritas driver memiliki pengetahuan dan kondisi kesehatan yang baik. Driver dengan tingkat pendidikan SD semuanya mengalami kecelakaan. Usia dan masa kerja driver memiliki nilai OR masing-masing 1,5 dan 2 kali. Kecelakaan paling banyak dialami oleh driver dengan perilaku mengemudi kurang yaitu sebanyak 36,4% Hampir semua driver (72,7%) melakukan hal yang dapat mengganggu konsentrasi pada saat mengemudi. Tidak ada driver yang mengalami kelelahan tinggi dan sangat tinggi. PT. XYZ melakukan pengecekan kendaraan setiap hari. Hampir semua driver (81,8%) mengemudi dengan kecepatan diatas 60 km/jam. PT. XYZ telah membuat RHM untuk rute sunter-IKT. Kondisi jalan yang dilalui sepanjang rute dalam keadaan bagus. 3 dari 5 kecelakaan yang dialami oleh driver terjadi pada saat macet Kesimpulan penelitian ini adalah faktor risiko manusia terkait kecelakaan di PT. XYZ adalah usia, masa kerja, perilaku mengemudi, dan gangguan saat mengemudi. Kemudian faktor risiko kendaraan terkait kecelakaan adalah kecepatan saat mengemudi dan untuk faktor risiko lingkungan adalah kemacetan.
Traffic accidents are a major health and safety problem in the world. The transportation system is divided into land, sea and air. Among the three systems, land transportation is the most complex and prone to accidents. Workers working in the Transport and Material Transfer Works (especially truck drivers) have a much higher mortality rate than workers in other occupational groups. According to William Haddon, traffic accidents can be caused by three main factors, namely, human factors, vehicles, and the environment which are divided into 3 phases, namely: pre-crash, crash, and post-crash. The purpose of this study was to describe the risk factors for accidents in car carrier trucks at PT. XYZ in 2019. This research is an observational study with quantitative studies using a descriptive analysis approach. The sample of this study is the total population, which is 11 drivers PT. XYZ is in charge of the project carrier car for the Sunter-Indonesia Vehicle Terminal (Tanjung Priok Port) route. The results of the study found that the majority of drivers have good knowledge and health conditions. Drivers with elementary education all have accidents. Drivers age and working period have OR values of 1.5 and 2 times, respectively. The most accidents experienced by drivers with less driving behavior were as much as 36.4%. Almost all drivers (72.7%) did things that could interfere with concentration while driving. No driver experiences high and very high fatigue. PT. XYZ checks vehicles every day. Almost all drivers (81.8%) drive at speeds above 60 km/hour. PT. XYZ has made RHM for the sunter - IKT route. The road conditions along the route are in good condition. 3 out of 5 accidents experienced by drivers occurred during traffic jams Conclusions of this study are human risk factors related to accidents at PT. XYZ is age, years of service, driving behavior, and disruption while driving. Then the vehicle risk factors related to accidents are speed while driving and for environmental risk factors is congestion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vindry Yana Cappenberg
Abstrak :
ABSTRACT
Pengemudi adalah salah satu pekerjaan kompleks yang melibatkan persepsi, koordinasi sensorimotorik serta membutuhkan kewaspadaan dan pembuatan keputusan. Jam kerja yang tidak tentu akan berpengaruh terhadap kuantitas tidur dan kualitas tidur meeka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pengaruh sleep hygiene terhadap kuantitas tidur dan kualitas tidur pengemudi truk muatan. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI terhadap 45 pengemudi laki-laki. Ditemukan sebanyak 25 orang 55,6 mendapatkan penilaian sleep hygiene buruk, dengan jumlah pengemudi yang mengalami kuantitas tidur kurang sebanyak 13 orang 52 dan kualitas tidur buruk sebanyak 14 orang 56. Kesimpulannya sleep hygiene memberi pengaruh baik terhadap kuantitas tidur maupun kualitas tidur pengemudi truk di PT. X walaupun dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan.
ABSTRACT
The driver is one of the complex jobs involving perception, sensorimotoric coordination as well requires vigilance and decision making. Unnecessary working hours will affect the quantity of sleep and the quality of their sleep. The purpose of this study was to look at the effect of sleep hygiene on the quantity of sleep and the sleep quality of truckload drivers. A cross sectional study design was used in this study using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI questionnaire of 45 male drivers. It was found that 25 people 55,6 got poor sleep hygiene rating, with the number of drivers who experienced less sleeping quantity as many as 13 people 52 and poor sleep quality as many as 14 people 56. In conclusion sleep hygiene gives good influence on the quantity of sleep and sleep quality truck drivers at PT. X although in this study there is no significant relationship.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonia Asih Murniati
Abstrak :
Pengukuran fatigue dilakukan sebagai data dasar untuk melihat profil fatigue sopir di sebuah perusahaan jasa ekspedisi. Sebanyak 52 sopir diukur selama 10 menit menggunakan Psychomotor Vigilance Task-192 (PVT-192). Dari hasil rata-rata waktu reaksi, responden memiliki profil fatigue normal dan signifikan sebesar 0,046 terhadap jarak berkendara yang berpola negatif. Ada 1 sopir yang fatigue dan 18 sopir merasakan kantuk setelah mengantar muatan. Kegiatan promosi dan preventif tetap perlu dilakukan berkala seperti edukasi dan pemeriksaan kesehatan berkala. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan bagi sopir yang fatigue.
Fatigue measurement was performed as baseline to see fatigue profile on drivers at an expedition service company. A total of 52 drivers were measured for 10 minutes using Psychomotor Vigilance Task-192 (PVT-192). From the mean reaction time, respondents had normal and significant fatigue profiles of 0.046 on the driving distance with the negative pattern. There was one fatigue driver and 18 sleepiness drivers after dropping off the load. Promotion and preventive activities need periodically (education and medical checks up). Curative and rehabilitative programs for drivers had fatigue.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jhon Martua Malau
Abstrak :
Kelelahan pengemudi truk menjadi faktor risiko penting di sebagian besar kecelakaan lalu lintas. Statistik menunjukkan kelelahan pengemudi truk menyumbang sekitar 10-15% dari kecelakaan lalu lintas jalan. Kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengemudi truk yang kelelahan delapan kali lebih tinggi daripada pengemudi truk yang cukup istirahat. Menurut Badan Pusat Statistik (2019), dari tahun 2015- 2019, jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 4,87 persen per tahun. Korlantas POLRI mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2019 sebanyak 116.411. Jumlah tersebut naik 6,59 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan 109.215 kejadian. Kecelakaan mobil barang menempati posisi ketiga dengan jumlah kecelakaan 5,02 persen atau sekitar 5,822 kejadian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli – Oktober 2021 di PT.X sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 64 pengemudi truk. Data dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 89% responden mengalami fatigue sedang dan 11% responden mengalami fatigue tinggi. Dari penelitian ini diketahui ada hubungan antara kualitas tidur, durasi kerja dan beban lingkungan kerja dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p<0,05). Sedangkan faktor individu berupa usia dan kebiasaan merokok, kuantitas tidur, serta faktor beban mental berupa beban kerja, jadwal kerja diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p>0,05). ......Fatigue is a significant factor regarding safety issues such as transportation incident. Statistics show truck driver fatigue accounts for about 10 to 15% of serious road traffic accidents. The likelihood of a traffic accident occurring in an exhausted truck driver is eight times higher than for a well rested truck driver. According to the Badan Pusat Statistik (2019), During the 2015-2019 period, the number of traffic accidents in Indonesia increased by an average of 4.87 percent per year. Korlantas POLRI recorded the number of accidents throughout 2019 as many as 116,411. The number is up 6.59 percent compared to 2018 with 109,215 events. Accidents on truck cars occupy the third position based on the type of vehicle with the number of accidents 5.02 percent or about 5,822 incidents. Therefore, this study aims to describe the level of fatigue and the factors associated with complaints of fatigue on truck drivers. This research was conducted in July – October 2021 at PT. X as a company engaged in the transportation sector. This research is a quantitative research with a cross sectional study design. The sample in this study were 64 truck drivers. The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed that 89% of respondents experienced moderate fatigue and 11% of respondents experienced high fatigue. From this research, it is also known that there is a relationship between sleep quality, duration of work and work environment load with complaints of fatigue in machinists (p <0.05). While individual factors in the form of age and smoking habits, sleep quantity and mental burden factors in the form of workload, work schedules are known to have no relationship with fatigue complaints among drivers (p>0.05).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Raymond A.I.
Abstrak :
ABSTRAK
Penyebaran penyakit menular Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia telah bersifat eksponensial. Percepatan penularan penyakit ini sudah cukup mengkhawatirkan banyak pihak, terutama disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penularannya. Salah satu kelompok masyarakat yang sebagian besar di antara mereka bertingkah laku beresiko tinggi tertular HIV adalah pengemudi truk. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terlihat bahwa sebagian besar dari pengemudi truk sering berganti-ganti pasangan seksual, terutama dengan wanita pekerja seks.

Tujuan skripsi ini adalah menggambarkan nilai-niiai yang dimiliki pengemudi truk antar kota yang bertingkah Iaku beresiko tertular HIV rnaupun yang tidak beresiko. Tingkah Iaku beresiko tertular HIV yang dimaksud adalah berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. Sedangkan nilai dipandang sebagai variabel psikologis yang berpengaruh terhadap tingkah laku manusia, dalam hal ini tingkah Iaku yang berkaitan dengan kesehatan.

Penelitian yang dilaporkan daiam skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode utama pengumpulan datanya adalah dengan wawancara tidak berstruktur, selain dilengkapi pula dengan observasi. Partisipan penelitian adalah pengemudi truk antar kota yang melalui jalur utara Pulau jawa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis mengunakan teknik analisis secara kualitatif

Data bersumber dari 9 pengemudi truk, 4 di antaranya tergolong bertingkah laku tidak beresiko, dan 5 tergolong bertingkah laku beresiko. Dari hasil analisis, dapat diketahui nilai yang dominan muncul pada setiap kelornpok. Nilai dominan pada kelompok tidak beresiko adaiah keamanan keluarga, sedangkan pada kelompok beresiko adaiah menikmati hidup dan kehidupan yang bervariasi. Di samping itu didapatkan pula nilai-nilai yang secara khas ada pada masing-masing kelompok berdasarkan penyebaran nilai-nilai khusus dan tipe nilainya. Pada kelompok tidak beresiko, nilai-nilai yang hanya ada pada kelompok ini adaiah nilai menghormati orang tua, disiplin diri. patuh, ambisius dan nilai mampu. Sedangkan pada kelompok beresiko adalah nilai kenikmatan, menikmati hidup, berani, kehidupan yang bervariasi, kebebasan, pengakuan sosial, dan nilai kekuasaan sosial.

Nilai bersifat relatif menetap pada setiap individu, namun ia dapat berubah oleh perubahan budaya dan pengalaman yang berkesan. Selain itu, perubahan prioritas nilai juga dapat dilakukan secara sengaja dan sistematis. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan teknik value self-confrontation, yang telah teruji dapat mengubah nilai dalam berbagai bidang. Bila telah diketahui nilai-nilai apa saja yang berpengaruh, maka teknik ini dapat diterapkan terhadap pengemudi truk untuk mendukung usaha pencegahan penularan HIV.
1997
S2633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Raymond Yonathan
Abstrak :
ABSTRAK
Kecelakaan pada kendaraan sering terjadi karena adanya kegagalan pada sistem pengereman kendaraan tersebut. Investigasi penyebab kegagalan rem memberikan dugaan bahwa kegagalan pada sistem pengereman disebabkan oleh panas yang berlebihan karena gesekan antara elemen rem untuk menahan beban dan kecepatan kendaraan. Tidak berfungsinya sistem pengereman dengan baik seperti kaliper yang kurang menggenggam akan terlihat dari panas yang dihasilkan kampas rem. Jika salah satu unit rem tidak berfungsi, maka beban pengereman dari unit lain akan meningkat dan dapat menyebabkan panas yang berlebihan. Kejadian ini biasa terjadi pada truk tangki yang menyebabkan ledakan. Proyek ini bertujuan untuk menyelidiki penyebab kegagalan sistem pengereman pada truk tangki menggunakan sensor suhu rem. Sensor dapat menganalisis kinerja rem dengan menentukan suhu aman dari rem drum itu sendiri. Sensor akan ditempatkan di tromol pada sumbu 3 dan 4 untuk mendeteksi temperature pengereman. Jika satu rem tidak berfungsi pada suhu aman, sensor akan mengingatkan pengemudi. Dengan menerapkan metode ini, risiko kecelakaan akan berkurang. Penelitian ini selesai dengan mendapatkan hasil temperature maksimum pengereman sebesar 64,065 OC pada sumbu 3 dan 88,426 OC pada sumbu 4 berdasarkan perhitungan analitik dan simulasi. Sebagai kesimpulan, alat yang dikembangkan oleh PT Pertamina Patra Niaga tidak memberikan hasil yang sesuai dengan perhitungan analitik. Oleh karena itu, sensor harus diletakkan lebih dekat ke sepatu rem untuk meberikan hasil yang lebih akurat dalam mengukur temperature pengereman.
ABSTRACT
Vehicle accidents often occur because of a failure in the braking system of the vehicle. Investigating the causes of brake failure suggests that failure in the braking system is caused by excessive heat due to friction between brake elements to withstand the load and speed of the vehicle. Malfunction of braking system, for example a less gripping caliper will be seen from the heat produced by the brake lining. If one of the brake units does not work, the braking load from other units will increase and can cause excessive heat. This incident is common in tank trucks that cause explosions. This project is aimed to investigate the cause of braking system failure in tank truck using brake temperature sensor. The sensor could analyze the brake performance by determining the safe temperature of the drum brake itself. The sensors would be placed at axle 3 and four to detect the braking temperature. If one brake is not functioned on the safe temperature, the sensor would alert the driver. By applying this method, the risk of accident would be reduced. This research is then completed by obtaining maximum braking temperature at 64,065 OC on axle 3 and and 88,426 OC on axle 4 based on analytical calculation and simulation. In conclusion, the equipment developed by PT Pertamina Patra Niaga does not give the exact value of temperature recording if we compare to analytical calculation. Therefore, the sensors should be placed closer to the brake shoe to give more accurate result of temperature measurement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>