Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ortuzar, Juan de Dios
Chichester: John Wiley & Sons, 2001
388.01 ORT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Audrien Diego Aden
Abstrak :
Kepulauan Seribu memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) melalui PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010–2025, serta masuk dalam 10 daerah prioritas KSPN berdasarkan PERPRES Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Sektor pariwisata merupakan pilar ekonomi utama di Kepulauan Seribu, di mana mayoritas penduduk bekerja di sektor jasa, terutama pariwisata, yang menyerap 30% tenaga kerja, dan 24% lainnya bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang dipengaruhi oleh aktivitas pariwisata, sesuai dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2022). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perjalanan rekreasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan mengembangkan model persamaan bangkitan perjalanan dengan tujuan rekreasi di Kepulauan Seribu. Pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional digunakan dalam pengumpulan data, di mana data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Analisis regresi linear menunjukkan pendapatan keluarga kurang dari Rp1.500.000, antara Rp6.500.000 hingga Rp8.000.000, lebih dari Rp15.000.000, serta jumlah anggota keluarga yang bekerja memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah produksi perjalanan. Selain itu, luas wilayah wisata juga memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah atraksi perjalanan. Penelitian ini membantu perencana transportasi dan pembuat kebijakan dalam merencanakan dan mengembangkan transportasi penumpang di Kepulauan Seribu. ......Kepulauan Seribu has great potential in the tourism sector and has been designated as Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) through PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010–2025, as well as included in the 10 KSPN priority areas based on PERPRES Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. The tourism sector is the main economic pillar in Kepulauan Seribu, where the majority of the population works in the service sector, especially tourism, which absorbs 30% of the workforce, and another 24% work in the trade, hotel and restaurant sector which is influenced by tourism activities, according to Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2022). This study aims to analyze recreational travel patterns, the factors that influence them, and develop a travel generation equation model with recreational purposes in Kepulauan Seribu. A quantitative approach with a cross-sectional method was used in data collection, where primary data was collected through questionnaires and secondary data was obtained from relevant agencies. Linear regression analysis showed that family income of less than IDR1,500,000, between IDR6,500,000 to IDR8,000,000, more than IDR15,000,000, and the number of working family members have a significant influence on the amount of trip production. In addition, the size of the tourist area also has a significant influence on the number of travel attractions. This research helps transportation planners and policy makers in planning and developing passenger transportation in Administrative District of Kepulauan Seribu.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derrell Shaka Khairu
Abstrak :
Aktivitas logistik memiliki peran penting dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Populasi dan ekonomi terus berkembang begitu pula dengan aktivitas logistik karena permintaan barang bergantung pada pertumbuhan keduanya. Semakin banyaknya permintaan barang maka semakin banyak pula transportasi yang mengangkut dan akan menyebabkan kemacetan serta polusi. Kemacetan akan menunda pergerakan barang dan manusia yang nantinya mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menganalisis pola perjalanan dan freight trip generation yang berada di Pusat Perdagangan Tanah Abang. Dalam hal ini, penulis menganalisis karakteristik perjalanan angkutan barang Tanah Abang dan melakukan pemodelan bangkitan perjalanan angkutan barang yang diproduksi dan ditarik oleh tiap toko yang ada di Tanah Abang. Untuk melakukan analisis tersebut penulis melakukan survei wawancara langsung ke lapangan untuk mendapatkan data. Data tersebut didapatkan dari responden yang merupakan karyawan atau pemilik toko. Pemodelan dilakukan menggunakan analisis regresi linear dengan menentukan model terbaik dari seluruh model yang dibentuk. Hasil dari regresi linear menghasilkan 4 model yang dapat dinyatakan “fit” dengan variabel berpengaruh yaitu, jumlah karyawan dan luas toko. Model tersebut tervalidasi dengan membanding data aktual dengan prediksi yang berarti nilai RMSE mendekati angka nol. Temuan statistik dari model ini menunjukkan bahwa bangkitan perjalanan angkutan barang lebih sensitif terhadap variabel jumlah karyawan. Model ini dibuat agar perencana dan pembuat kebijakan dapat memperoleh manfaat dari penelitian untuk membuat keputusan terkait angkutan barang. ...... Logistics activities have an important role in human life to meet daily needs. As populations and economies continue to expand, so do logistics activities because demand for goods depends on the growth of both. The more demand for goods, the more transportation that transports and will cause congestion and pollution. Congestion will delay the movement of goods and people which will result in slow economic growth. This study analyses travel patterns and freight trip generation in the Tanah Abang Trade Centre. In this case, the author analyses the characteristics of Tanah Abang freight transportation trips and models the rise of freight transportation trips produced and withdrawn by each store in Tanah Abang. To conduct the analysis, the authors conducted a survey of interviews directly to the field to obtain data. The data is obtained from respondents who are employees or store owners. Modelling is carried out using linear regression analysis by determining the best model from all models formed. The results of linear regression produce 4 models that can be declared "fit" with influential variables, namely, the number of employees and store area. The model is validated by comparing actual data with predictions which means the RMSE value is close to zero. The statistical findings of this model show that the rise of freight travel is more sensitive to the variable number of employees. This model was created so that planners and policymakers can benefit from research to make decisions regarding freight transportation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :
Pembangunan angkutan umum massal di Indonesia tepatnya di DKI Jakarta sedang berlangsung secara masif, hal ini dilakukan untuk menekan permasalahan kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta yang terus terjadi selama bertahun - tahun. Namun, pembangunan angkutan umum masal ini tidak serta-merta menyelesaikan kemacetan pada rute yang dilayani. Untuk memaksimalkan fungsi dari angkutan umum massal itu maka dibuat pembangunan berkonsep Transit-Oriented Development (TOD) pada stasiun ataupun simpul – simpul transitnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis potensi peningkatan ridership MRT Jakarta yang terjadi akibat adanya pengembangan kawasan TOD di stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati. Penelitian ini menggunakan dua metode perhitungan bangkitan perjalanan yaitu Trip per Luasan (TPL) dan Trip Rata – Rata (TPR) serta dua nilai modal split untuk mendapatkan besaran potensi peningkatan ridership MRT Jakarta. Nilai modal split yang digunakan yaitu modal split benchmark dan modal split eksisting Jakarta. Pada penelitian ini diketahui hasil potensi peningkatan ridership pada kawasan TOD Lebak Bulus dan Fatmawati meningkat lebih dari 50% dari rata – rata harian ridership eksisting MRT Jakarta Tahun 2019......The construction of mass public transportation in Indonesia, specifically in DKI Jakarta, is underway on a massive scale, this is done to suppress congestion problems that occur in DKI Jakarta which have continued for years. However, the construction of this mass public transportation does not immediately solve the congestion on the routes served. To maximize the function of mass public transportation, a Transit-Oriented Development (TOD) concept was developed at the station or its transit nodes. The purpose of this study is to analyze the potential increase in the MRT Jakarta ridership that occurs due to the development of the TOD area at the Lebak Bulus and Fatmawati stations. This study will use two methods of calculating trip generation, namely Trips per Area (TPL) and Average Trips (TPR) as well as two modal split values to get the amount of potential increase in MRT Jakarta ridership. The modal split value used is the modal split benchmark and the existing modal split in Jakarta. In this study, it is known that the results of the potential increase in ridership in the Lebak Bulus and Fatmawati TOD areas increased by more than 50% of the daily average ridership of the existing MRT Jakarta in 2019.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Frans Johanes Saut Sotarduga
Abstrak :
Tingkat keaktifan dan produktivitas masyarakat perkotaan menyebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang mudah dicapai dan nyaman. Salah satu hal yang menjawab kebutuhan masyarakat adalah minimarket yang berkonsep retail sekaligus restoran, yang mulai tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Minimarket restoran tersebut menghadirkan dampak bagi transportasi, oleh karena itu, sebagai langkah awal, analisis mengenai bangkitan perjalanan perlu dilakukan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis hal-hal apa saja yang mempengaruhi jumlah perjalanan yang dibangkitkan ke minimarket jenis restoran, dan memodelkannya menjadi sebuah persamaan yang menggambarkan pola bangkitan perjalanan tersebut, dengan batasan minimarket berlokasi di kawasan bisnis di Provinsi DKI Jakarta. Data yang diperoleh merupakan jumlah tarikan perjalanan orang, sepeda motor, dan mobil per jam yang diperoleh dari perekaman CCTV selama 12 jam pada tujuh minimarket studi kasus. Penyebaran kuesioner juga dilakukan pada pengungjung minimarket di tempat serta responden via internet untuk mengonfirmasi variabel-variabel yang mempengaruhi tarikan perjalanan ke minimarket jenis restoran. Data dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear berganda OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis menunjukkan bahwa tarikan perjalanan orang dipengaruhi oleh luas areal minimarket, luas areal parkir, dan jumlah ATM, sementara tarikan perjalanan sepeda motor dipengaruhi oleh jumlah kursi dan jumlah komoditas, dan tarikan perjalanan mobil dipengaruhi oleh luas areal parkir. ......The intensive activity and productivity of a city?s citizens make a necessity of a comfort and easy-to-reach stores in order to fulfill their daily needs. They are provided by retail and restaurant concepted mini market, which has been relatively wide scattered in most major cities in Indonesia. The resto-minimarkets cause impacts to the transportation du to the parking activities, so an analysis of their traffic generation is needed. This research is aimed to analyse the factors which affect the trips generated by the resto-minimarket, and to model them as an equation which bestly describes the pattern of the trip generation. The model is the limited to the minimarkets which are located in commercial district in DKI Jakarta. The tripsore was classified in people, motorcycle, and car trip, motorcycle, and car trip attraction, and they were obtained through 12 hours CCTV recording in 7 stores of study cases. Questionnaires were also carried out to the in-site costumers, as well as cyber respondents in order to confirm the variables which influence the trip attraction of resto-minimarket. The data were analyzed by OLS multiple regression method. The results show that people trip attraction of resto-minimarket is affected by the area of resto-minimarket, the size of parking area, and the number of ATM (Automatic Teller Machine), while motorcycles one is by by the number of chairs and commodity types the resto-minimarket sells. Moreover, the car trip attraction is affected by the size of parking area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Thimotius Sebastian
Abstrak :
Pengembangan kawasan TOD di Jakarta dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan moda transportasi umum, khususnya MRT Jakarta, untuk menekan angka kemacetan. Rencana pengembangan kawasan yang berbeda berpotensi menimbulkan jumlah perjalanan yang berbeda pula. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis potensi peningkatan ridership akibat rencana pengembangan kawasan TOD Dukuh Atas dan Blok M-Sisingamangaraja. Potensi peningkatan ridership dihitung dengan trip generation menggunakan metode estimasi trip per luasan dan estimasi trip rata-rata. Modal share dari TOD percontohan dan nilai eksisting berdasarkan karakteristik perjalanan di Jabodetabek digunakan untuk mengetahui potensi perjalanan yang menggunakan MRT Jakarta. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat potensi peningkatan ridership harian hingga 92.558 perjalanan di Stasiun Dukuh Atas dan 8.960 perjalanan di Stasiun Blok M dan Stasiun Sisingamangaraja. ...... The development of TOD areas in Jakarta is done in hopes to increase the usage of public transport, especially MRT Jakarta, to reduce traffic congestion. Different area development plans will generate different numbers of potential ridership increase. Thus, this study analyzes the potential increase of MRT Jakarta daily ridership based on TOD plans in Dukuh Atas and Blok M-Sisingamangaraja. The analysis is done using two methods of trip generation: estimation based on land areas and estimation based on trip rates. Modal share of benchmarked TODs and existing modal share of Jabodetabek are used to calculate potential increase of MRT Jakarta’s daily ridership. The number of daily ridership increase reaches 92.558 daily trips at Dukuh Atas Station and 8.960 daily trips at Blok M and Sisingamangaraja Stations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Aulia Puteri
Abstrak :
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 31 ayat (1) UUD 1945, pendidikan ialah hak setiap warga. Kendati demikian, rendahnya indeks aksesibilitas transportasi di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu masih terjadi dan berakibat pada disparitas hak-hak masyarakat, salah satunya hak atas pendidikan yang layak. Lebih lanjut, dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka partisipasi sekolah yang diukur dengan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kepulauan Seribu hanya 35 persen atau setara dengan kabupaten-kabupaten di Indonesia yang secara konstitusional ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Untuk itu, perlu dilakukan studi ini guna menganalisis pola perjalanan sekolah, faktor atau variabel yang memengaruhi perjalanan sekolah, serta model persamaan bangkitan perjalanan sebagai untuk memprediksi permintaan perjalanan. Adapun penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan metode cross-sectional dalam pengumpulan data. Terdapat data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian form kuesioner dan data sekunder yang dikumpukan dengan melakukan observasi dan permintaan data langsung kepada pihak sekolah terkait. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode regresi linear dengan jumlah trip production berbasis rumah tangga dan trip attraction berbasis sekolah sebagai variable dependen. Dalam pemodelan regresi, didapatkan bahwa variabel pendapatan dan jumlah anggota keluarga berusia sekolah memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah trip production, sementara variabel luas bangunan sekolah memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah trip attraction. Penelitian ini dapat digunakan oleh regulator, dalam hal ini Dinas Perhubungan DI Jakarta untuk bahan evaluasi dalam perencanaan dan pengembangan transportasi penumpang kepulauan. ......As stated in Pasal 31 ayat (1) UUD 1945, education is the right of every citizen. However, the low transportation accessibility index in the Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu still happens and results in disparities in community rights, one of which is the right to proper education. Furthermore, as reported by Badan Pusat Statistik (BPS), the school participation rate measured by the Angka Partisipasi Murni (APM) in Kepulauan Seribu is only 35 percent or equivalent to districts in Indonesia that are constitutionally designated as disadvantaged areas. For this reason, it is necessary to conduct this study to analyze school travel patterns, factors or variables that influence school travel, and travel generation equation models to predict travel demand. The research was conducted quantitatively with a cross- sectional method in data collection. There are primary data collected using questionnaire form research instruments and secondary data collected by conducting observations and direct data requests to the relevant schools. The analysis in this study was conducted using linear regression method with the number of trip production and trip attraction as the dependent variable. In the regression modelling, it was found that the variables of income and number of school-age family members have the most significant influence on the number of trip production, while the variable of school building area has the most significant influence on the number of trip attraction. This research can be used by regulators, in this case the Dinas Perhubungan DI Jakarta, for evaluation in planning and developing island passenger transportation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pameliantoro Dhani Grahutama
Abstrak :
ABSTRAK Kemacetan di Jakarta menjadi salah satu masalah utama yang belum terselesaikan hingga kini. Salah satu penyebab kemacetan adalah kegiatan pendidikan. Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan (2014) terdapat 16% penduduk jakarta yang terlibat dalam kegiatan pendidikan. Studi duku dinas perhubungan jakarta selatan pada tahun 2013 juga menunjukkan terdapat 10 sekolah penyebab terjadinya kemacetan. Untuk itu, diperlukan penelitian untuk mencari variabel-variabel yang paling berpengaruh dan membentuk model transportasi yang berkaitan dengan perjalanan siswa ke sekolah agar dapat memahami bangkitan perjalanan secara terukur. Model tersebut dibentuk dengan metode Regresi Linierdengan data yang diperoleh dari sampel kuesioner di enam sekolah di Jakarta selatan. Analisa dan validasi model dilakukan dengan membandingkan jumlah Person Trips yang terbentuk dengan hasil metode Category Analysis. Jumlah Trip Generation Rate kemudian dapat dihitung berdasarkan jenjang dan karakteristik lokasi sekolah. Hasil model menunjukkan kondisi sosial ekonomi siswa seperti ukuran keluarga, pendapatan, kepemilikan kendaraan dan komponen perjalanan siswa seperti waktu, biaya dan jarak merupakan variabel-variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah bangkitan perjalanan siswa ke sekolah. Adapun variabel sekolah yang berpengaruh adalah jumlah kelas. Hasil perbandingan menunjukkan jumlah Person Trips dan Trip Generation rate antara model regresi dan Category Analysis mendekati atau sama. Nilai Trip Generation Rate per m2 luas sekolah yang terdiri dari tarikan dan bangkitan perjalanan sekolah adalah sebagai berikut : Sekolah Dasar Negeri (0.23 dan 0.20), Sekolah Menengah Pertama Negeri (0.35 dan 0.32), Sekolah Menengah Atas Negeri (0.25 dan 0.24), sekolah di wilayah perbatasan (0.24 dan 0.22) dan sekolah di pusat kota (0.31 dan 0.29).
ABSTRACT Congestion in Jakarta became one of the major unresolved problem until now. One of causes is school acitivity. Jakarta Education Agency (2014) stated there is 16% of population which involved in school activity. Study of the South Jakarta Transportation Agency in 2013 indicates there are 10 schools that cause congestion. Therefore, it is necessary to study the most influential variables and create transportation models related to student traveling to school in order to understand measurable trip generation. The models are formed using Linear Regression Methode with data obtained from sample of Bangkitan perjalanan..., Pameliantoro Dhani Grahutama, FT UI, 2016 xii Universitas Indonesia questionnaires in six schools in South Jakarta. Analysis and validation models were conducted by compare the Person Trips values with the result of Category Analysis method. Then, amount of Trip Generation Rate was calculated based on school level and characteristic of location. The models show that students?s socio-economy such as family size, income, vehicle ownership and component of student travel such as time, cost and distance are the most influential variables on the number of trip generation of student travel to school. The number of class is also the influential variable. The results showed similarity of the number of Person Trips and Trip Generation Rate value are between the regression model and Category Analysis. The values of Trip Generation Rate per m2school area consisting attraction and generation school trip are as :State Elementary School (0.23 and 0.20), State Junior High School (0.35 and 0.32), State High School (0.25 and 0.24), Schools in Border Area (0.24 and 0.22) and Schools in Central City (0.31 and 0.29).
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T44846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Trimono
Abstrak :
ABSTRAK
Transportasi sebagai aspek vital bagi kehidupan di Provinsi Lampung adalah permintaan yang terus meningkat. Adanya pola pergerakan kendaraan yang terbentuk dari faktor-faktor bangkitan dan tarikan perjalanan dalam upaya pemenuhan kebutuhan menjadi fenomena yang penting untuk diteliti baik bagi dunia akademik maupun perencanaan wilayah. Mengetahui pola pergerakan kendaraan yang diukur dari indikator jumlah penduduk, sekolah, pasar, industri, hotel, dan kerapatan jaringan jalan di Provinsi Lampung serta hubungannya dengan topografi, jarak ke pusat administrasi, dan dominansi kegiatan ekonomi bukan pertanian adalah tujuan dari penelitian ini. Berdasarkan analisis keruangan dengan menggunakan metode overlay yang dilanjutkan dengan metode multinominal logistic regression, diperoleh hasil bahwa sebaran luas wilayah tingkat pergerakan kendaraan di Provinsi Lampung yaitu 33% rendah, 55% sedang, dan 12% tinggi. Pola pergerakan kendaraan berbentuk multiradial menuju pusat-pusat kegiatan yang tersebar mengikuti jaringan jalan primer. Pergerakan sedang hingga tinggi sebagian besar terjadi di wilayah yang relatif dekat dengan ibukota provinsi, dan dominannya sektor industri. Sedangkan faktor lereng tidak mempengaruhi pergerakan, kecuali dengan melibatkan fungsi wilayah. Wilayah pergerakan tinggi berlereng terjal berada pada daerah ibukota kabupaten atau kawasan industri. Adapun wilayah pergerakan rendah berlereng terjal umumnya berada pada kawasan hutan lindung atau taman nasional.
ABSTRACT
Tranportation, as life’s vital aspect in Lampung Province, is a demand which keep increasing. Movement pattern of transportation formed from factors of trip attraction and trip generation in the process for fulfilling needs is important to be investigated either for academic purposes or regional planning. Understanding the movement pattern measured from indicators of population number, schools, markets, industries, hotels, and road networks density in Lampung Province and its correlation with topography, distance to administration’s center, and dominance of non agriculture economic activity is the objective of this research. Based on spatial analysis using overlay technique added with multinominal logistic regression method, results showed that the distribution area of vehicles movements in Lampung Province are 33% low, 55% moderate, and 12% high. This transport movement formed multiradial pattern over activity centers which spread following the primary road networks. Moderate to high movements mostly occur in regions which are relatively close with the provincial capital and dominated by industrial sector. While slope factor does not affect movement, except by involving the functional aspects of region. Regions with high movement but steep slope are located in the capital city of regencies or industrial area. As for regions with low movement and steep slope commonly occur in conservation area or national protected forests.
2015
S61074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Ari Fauzi A. Uskara
Abstrak :
Perkembangan pesat di kawasan Tanjung Bunga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pelayanan angkutan umum. Tanjung Bunga yang merupakan bagian dari daerah aglomerasi di Sulawesi Selatan, telah diberikan kewenangan untuk mengembangkan kawasan perkotaan yang terintegrasi. Terdapat sekitar 12.000 penduduk yang tinggal di kawasan ini, namun masih minim transportasi umum yang beroperasi serta minimnya akses menuju halte tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan angkutan umum atau layanan transit dengan menggunakan pendekatan Cross-classification method. Survei dilakukan dengan 2 cara, yang pertama menggunakan offline dari dan mengumpulkan data dengan metode door to door, dan yang kedua adalah menjalankan survei online. Kedua survei tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengumpulkan informasi Rumah Tangga, Perjalanan 7 hari terakhir, dan preferensi menggunakan transportasi umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 138.649 perjalanan yang dihasilkan oleh warga yang terbagi dalam 8 zona di dalam Tanjung Bunga, dan 3 keluar dari zona tersebut. Dengan melihat signifikansi tempat dan pergerakan masing-masing zona, maka dibuat 2 rekomendasi, pertama mempertahankan jalur BRT eksisting tetapi jalurnya membedakan antara jalur lalu lintas. yang kedua adalah menambahkan paratransit di jalur sekunder. ......A growing development in Tanjung Bunga area in line with the needs of public transport services. It is known that Tanjung Bunga, part of agglomeration in South Sulawesi, has given by the government to develop an integrated suburb in the coastal area. There are around 12.000 of residents living in this area, but unfortunately lack of public transport is served along with minimum access. This research aims to perceive the needs of public transport or transit services by using Cross-classification Method. The survey was run in 2 ways, the first one using offline form and collecting the data by door-to-door method, and the second one is by running the online survey. Both surveys consist of the same questions, which is to collect the Household information, Trips within the past 7-days, and the preference on using public transport. Using the trip generation from cross-classification method, the result shows that there are 138.649 trips generated by the residents which distributed in to 8 zones within Tanjung Bunga, and 3 areas that going out from Tanjung Bunga.By seeing the place and movement significants of each zone, there are 2 recommendations is created, first is to maintain the existing BRT route but the track is differentiated between the carriageway and the second one is to add paratransit service in secondary route.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library